Anda di halaman 1dari 4

Pada dasarnya suatu pengukuran dilakukan untuk memeriksa kondisi belitan

transformator dan koneksi terminal dan juga baik untuk digunakan sebagai referensi nilai beban
kerugian pada referensi. Menurut persamaan pada hukum OHM, nilai arus listrik berbanding terbalik
dengan nilai hambatannya apabila nilai hambatannya besar maka nilai arus yang dialirkan pada
rangkaian elektronika akan kecil begitu juga sebaliknya. Selain itu jika penyusunan rangkaian dilakukan
secara untuk pengukuran di masa yang akan datang serta bisa digunakan untuk seri maka nilai arus yang
mengalir pada rangkaian tersebut akan sama, namun jika hambatannya disusun secara paralel maka
nilai arus yang mengalir akan berbeda karena peranan resistor atau hambatan pada rangkaian banyak
digunakan maka perlu dilakukan adanya pemahaman pengukuran nilai hambatan. Pada bab berikut ini
akan membahas tentang prosedur pengukuran tahanan (resistan) dan tegangan listrik

MENGAMATI

Lakukan pengamatan dalam penggunaan alat untuk melakukan pengukuran tahanan resistan listrik
ditinjau dari jenis alatnya dan fungsi indikator atau tombol dari alat tersebut.

AYO PAHAMI

A. PROSEDUR PENGUKURAN TAHANAN (RESISTAN) LISTRIK

Suatu rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan. Sambungan adalah
dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor bertemu secara fisik sehingga arus/energi
listrik dapat disalurkan tanpa hambatan yang berarti. Pengukuran tahanan dapat diklasifikasi
berdasarkan besarnya tahanan yang akan diukur.

1. Jenis-Jenis Pengukuran Tahanan

Pengukuran tahanan dapat diklasifikasikan berdasarkan besarnya tahanan akan diukur. Klasifikasi besar
tahanan adalah sebagai berikut.

Tahanan Rendah

Tahanan rendah merupakan tahanan yang bernilai lebih kecil dari 1 ohm. Pengukuran ini harus
dilakukan dengan ketelitian yang cukup tinggi. Hal ini dilaksanakan karena nilai tahanan yang diukur
sangat kecil

Beberapa metode pengukuran tahanan rendah antara lain amperemeter-voltmeter method, kelvin
double bridge method, dan ohmmeter method

1) Pengukuran Tahanan Rendah dengan Metode Amperemeter - Voltmeter Pengukuran tahanan rendah
dilakukan dengan cara mengukur arus yang melewati tahanan tersebut dan mengukur drop tegangan di
antara tahanan tersebut dalam suatu rangkaian kemudian dihitung harga tahanannya sesuai dengan
rumus V = IR. Pengukuran dengan metode ini mempunyai tingkat ketelitian yang rendah. Hal itu
disebabkan oleh Voltmeter yang dipasang paralel sebelum Amperemeter, maka sesungguhnya tegangan
yang terukur oleh Voltmeter sesungguhnya adalah tegangan dari tahanan dalam amperemeter dan
beban, yang terhubung seri. Apabila Amperemeter dipasang seri sebelum Voltmeter maka
sesungguhnya arus yang terukur oleh Amperemeter adalah penjumlahan arus yang masuk ke tahanan
dalam Voltmeter dan beban,yang terhubung paralel.

2) Pengukuran Tahanan Rendah dengan Metode Jembatan Dobel Kelvin

Jembatan double Kelvin adalah modifikasi dari jembatan Wheatstone, di mana terpasang 2 pasang ratio
arm. Ditemukan oleh William Thomson. Jembatan Dobel Kelvin ini biasanya digunakan untuk mengukur
tahanan yang <1 ohm. Cara kerjanya sama dengan jembatan Wheatstone, hanya tahanan yang dipakai
bukan 4 tetapi 7. Pada saat mengukur tahanan yang rendah menggunakan jembatan Wheatstone maka
tahanan dari sebuah penghantar tidak dapat diabaikan dan biasanya dapat memengaruhi pengukuran,
untuk itu perlu digunakan beberapa modifikasi harus dilakukan. Jika rasio dari R3/R4 DAN R1/R2
seimbang dan senilai, maka Jembatan kelvin akan menjadi seimbang, maka akan didapat keadaan
seperti pada jembatan Wheatstone. Sebagai hasil modifikasi ini maka didapatkanlah alat ukur baru
Jembatan double Kelvin. Terdapat banyak alat-alat yang menggunakan prinsip ini mencapai keakuratan
2% dari tahanan dengan range 0.00170 ohm - 250. Bahkan banyak ohmmeter pun menggunakan prinsip
ini guna untuk memperbesar range ukur

3) Pengukuran Tahanan Rendah dengan Metode Ohmmeter

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan ohmmeter khusus untuk mengukur tahanan rendah, yaitu
Ducter Ohmmeter. Ducter ohmmeter khusus untuk mengukur tahanan rendah dengan ketelitian yang
cukup tinggi. Ketika mengukur tahanan menggunakan OHMmeter, kita harus memastikan:

a) Tidak ada sumber tegangan di rangkaian.

b) Tahanan tidak terhubung seri ataupun paralel dengan resistor lain.

b. Tahanan Sedang

Tahanan sedang, yaitu tahanan yang bernilai antara 1 sampai dengan 100.000 ohm. Berikut jenis yang
digunakan dalam pengukuran tahanan sedang yaitu:

1) Pengukuran Tahanan Medium

Tahanan medium, yaitu tahanan yang bernilai lebih antara 1 sampai 100.000 ohm. Beberapa metode
pengukuran tahanan medium antara lain dengan amperemeter-voltmeter method dan wheatstone
bridge

method.
a) Pengukuran Tahanan Medium dengan Metode Amperemeter-Voltmeter. Untuk cara ini, pemasangan
rangkaian dan prinsip kerjanya sama dengan pengukuran tahanan rendah menggunakan metode
Amperemeter-Voltmeter. Tingkat ketelitiannya juga paling rendah.

b) Pengukuran Tahanan Medium dengan Metode Jembatan Wheatstone

Jembatan Wheatstone ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada tahun 1833 kemudian diimprovisasi
dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Ini biasanya digunakan untuk
mengukur tahanan yang harganya tidak diketahui dengan menyeimbangkan 2 kaki dari sebuah
rangkaian jembatan, di mana

salah satu dari kaki tersebut terdapat tahanan yang harganya tidak diketahui. Di dalam sirkuit di bawah,
pada sisi kanan R x adalah tahanan yang tidak diketahui harganya, R1, R2, dan R 3 adalah tahanan yang
telah diketahui harganya, dan R 2 adalah sebuah potensiometer (Rvariabel). Jika rasio dari kedua
tahanan di dalam kaki yang diketahui harganya R2/R1 sama dengan rasio dari kaki yang tidak diketahui
harganya tidak diketahui harganya rx/R3, maka tegangan di 2 titik tengah (B dan D) akan menjadi 0 dan
tidak akan ada arus yang mengalir ke dalam galvanometer sama. R2 terus diatur hingga kondisi seperti
yang disebutkan di atas dapat terpenuhi. Arah galvanometer akan menunjukkan apakah R 2 terlalu
tinggi atau terlalu rendah

c. Tahanan Besar

Tahanan besar, yaitu tahanan yang bernilai lebih besar dari 100.000

ohm. Sering kali pada pengukuran tahanan rendah, tahanan dari penghantar-penghantar, gaya gerak
listrik termis adalah sumber kesalahan utama. Tetapi pada pengukuran tahanan tinggi yang jadi masalah
adalah arus-arus bocor. Sehingga cara-cara untuk memperoleh pengukuran yang akurat pun berbeda-
beda. Untuk mengukur tahanan tinggi digunakan alat yang disebut dengan mega ohm meter, pada
dasarnya prinsip kerja mega omh meter sama dengan ohm meter biasa tetapi memiliki sensitifitas yang
tinggi, dan ada sedikit perbedaan dalam rangkaian. Pengukuran tahanan tinggi sangat penting untuk
keperluan perlindungan peralatan listrik dan manusia, misalnya Tahanan isolasi (kabel, mesin listrik, dan
sebagainya), Tahanan dari elemen rangkaian tegangan tinggi pada tabung hampa Tahanan bocor
kapasitor, tahanan volume, dan tahanan permukaan. Pengukuran tahanan tinggi dengan direct
deflection method yaitu dengan memberikan tegangan pada bahan isolasi dan kemudian mengukur
arusnya dengan menggunakan galvanometer, harga tahannya dihitung

menggunakan hukum Ohm.

2. Pengukuran Tegangan

Seperti pada pengukuran arus, pengukuran tegangan listrik dengan kemampuan batas ukur tegangan.
Menaikkan batas ukur tegangan dilakukan dengan memasang tahanan ser Rs pada meter dasar.
Tahanan seri Rs akan dialiri arus sebesar Is, arus yang melalui meter Rm sebesar Im.
a. Pengukuran Tegangan dan Desain Voltmeter

Pada pembelajaran ini kalian akan memperdalam tentang pengukuran.

tegangan listrik dan desain voltmeter, yang terdiri dari sebuah meter dasar PPMC, sebuah voltmeter DC,
dan sebuah voltmeter DC dengan multi batas ukur. Dari ketiga jenis meter listrik tersebut kallian harus
menjawab

pertanyaan: apa? bagaimana? dan mengapa? terkait dengan kondisi pengukuran tegangan listrik dan
desain voltmeter. Untuk itu kalian harus mengumpulkan data melalui kegiatan studi literatur tentang
bahan alat diamatinya. Kemudian melakukan inferensi secara berkelompok untuk menemukan pola dan
hubungan serta prediksi. Dengan menjawab tiga pertanyaan mendasar, apa, bagaimana, dan ukur yang
mengapa terkait dengan kondisi operasi alat ukur yang kalian amati, dengan mengkaji berbagai sumber
informasi, baik dari buku, dan internet.

Kemudian mempresentasikan hasil di depan kelas untuk mendapat tanggapan dari teman sekelasnya.

Anda mungkin juga menyukai