Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nim : 2518020
1. - Kemajuan peradaban islam yang terjadi antara tahun 650-1250 M, dalam sejarah islam
dikenal sebagai periode islam klasik. Perkembangan masa awal dan akhir pemerintahan
Khulafaur Rasyidin sampai Khalifah dinasti Bani Abbasiyah. Perkembangan dan kemajuan
masa Khulafaur Rasyidin yang terpenting adalah pembukuan Al-Qur’an dan pembentukan
Baitul Mal.
Ekspansi wilayah masa Khulafaur Rasyidin maupun sesudahnya, menghasilkan sebuah proses
asimilasi dan akulturasi budaya, dan menghasilkan membentuk peradaban baru, yaitu
peradaban islam yang mengagumkan.
- Para Khalifah Dinasti Abbasiyah sejak yang pertama hingga Khalifah terakhir menerus
selalu mengandalkan kekuatan militer sebagai upaya untuk sebagai upaya untuk menegakkan
pemerintahan. Dengan dukungan bala tentara dan sistem kemiliteran yang kuat maka cita-cita
untuk menegakkan pemerintahan dan negara bisa terwujud. Khalifah Abu Abbas As-Safah
menggunakan kekuatan milter untuk menghancurkan sisa-sisa kekuatan Dinasti Umayyah.
Keberanian, ketegasan, dan kekejaman dalam setiap peperangan yang dilakukannya membuat
Abu Abbas mendapat julukan As-Safah yang artinya Si Haus Darah. Menurut saya Abu
Abas merupakan raja atau khalifah yang paling berperan dalam pembentukan Dinasti
Abbasiyah.
- Di antara temuan umat Islam pada masa Bani Abbasiyah dalam bidang ilmu agama dan ilmu
pengetahuan umum adalah ilmu kedokteran, kimia, matematika, astronomi, filsafat, dan lain-
lain, di antaranya Al-Kindi, Abu Nasr al-Faraby, yang menghasilkan karya dalam bentuk
buku berjudul fusus al-hi kam, al-mufarriqat, Ara’uahi al-Madinab al-Fadhilab. Ibnu sina,
ibnu Bajjah, diantara karyanya adalah risalatul wada, akhlak, kitab al-Nabat, risalah al-
ittishal al’Aql bil Insan, Tadbir al-Mutawahhid, kitab al-Nafs, risalah al-ghayah al-insaniyah,
Al-Ghazali, Ibnu Rusyd, dan lain sebagainya. Kemajuan dalam bidang ilmu kalam atau
teologi. Di antara tokohnya washil bin Atha, Baqiliani, Asyary, Gazali, Sajastani, dll.
Di antara ilmu agama dan umum ada juga pencapaian di bidang lain seperti , penataan ulang
sistem pemerintahan yang dilakukan pada masa Khalifah Al-Makmun, pembangunan gedung
dan fasilitas sosial pada masa Harun Ar-Rasyid, dan banyak lagi.
1. Penyerbuan pasukan Mongol yang dipimpin oleh Holago Khan pada tahun 1258 M
2. Tumbuhnya kerajaan-kerajaan kecil yang terpecah-pecah
3. Wilayah Abbasiyah yang terlalu luas.
4. Perang salib
5. Serangan tentara Mongol tahun 1258 M
6. Berdirinya Turki Usmani 1292 M.
2. Perkembangan Islam di Andalusia dapat dikelompokkan menjadi enam periode :
a. Masa perintisan, terjadi pada rentang waktu 711-755 M. Di bawah kekuasaan para
Gubernur/Wali yang ditunjuk oleh kekhalifahan Bani Umayyah. Pada masa ini stabilitas
politik belim tercapai. Masih terjadi kisruh akibat konflik dengan internal dan eksternal.
Setidaknya terjadi pergantian Gubernur sebanyak 20 kali dalam waktu yang singkat
akibat konflik politik antara Gubernur dengan pemerintah pusat (disintegrasi politik). Di
samping itu, terjadi konflk antar ras atau suku ( sesama Arab dan antara Arab dengan
Barbar). Stabilitas politik juga terganggu oleh sisa-sisa kekuasaan musuh islam yang
masih tersembunyi di pegunungan Andalusia. Mengingat keadaan yang demikian, maka
pada periode ini kekuasaan islam di Spanyol belum melakukan pembangunan secara fisik.
b. Masa pembangunan rentang waktu 755-912 M. Pada masa ini, Andalusia dibawah
Gubernur Bani Umayyah yang independen dari Daulah Abbasiyah . adapun penguasa
pada masa ini adalah Abdurrahman ad Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abdurakhman al
Ausath, Muhammad Abdurrahman, Munzir bin Muhammad, dan Abdullah bin
Muhammad. Pada masa ini didirikan pendidikan dan masjid di kota-kota besar Andalusia.
Diantaranya adalah masjid Cordova. Pada masa ini banyak ilmuan berkunjung ke
Cordova untuk menimba ilmu.
c. Masa keemasan, dengan rentang waktu 912-1013 M. Di bawah pemerintahan khalifah
Abdurahman III yang berjuluk an Nasir. Pada masa ini pemerintahan mendirikan
Universitas Cordova dan masyarakat pada masa ini dapat menikmati kesejahteraan dan
kemakmuran yang tinggi. Hal ini mengingat kebijakan yang diterapkan oleh an Nasir
yaitu membagi anggaran negara menjadi tiga : untuk administrasi, pembangunan, dan
kesejahteraan rakyat. Pada masa ini juga dinilai sebagai masa kemajuan di segala bidang.
d. Masa Dinasti kecil, dengan rentang waktu 1013-1070 M. Pada masa ini, Andalusia
memiliki kurang lebih tiga puluh dinasti kecil akibat lemahnya kekhalifahan yang saat itu
dipimpin oleh Hisyam II yang kala itu usianya masih kecil. Abdul Hazam mendirikan
dinasti bani Juhar . sekaligus menjadi presiden republic Cordova.
e. Masa kekuasaan Islam dari Afrika Utara, dengan rentang waktu 1086-1070 M. Pada masa
ini tetap terdapat kekuasaan dinasti kecil, namun, yang memiliki kekuatan dominan
adalah dinasti Murabbithun dan Muwahhid. Fokus pada dua dinasti tersebut adalah
mengatasi serangan-serangan Kristen dan memperbaiki kondisi politik akibat perpecahan
antara penguasa di Andalusia.
f. Masa dinasti bani Ahmar atau Nasar , dalam rentang waktu 1248-1492 M. Pada masa ini,
Islam hanya berkuasa di dinasti tersebut berkuasa cukup lama di Andalusia, sehingga
mampu mentrnsmisikan ilmu-ilmu ke Eropa, saat di sana masih dalam masa kegelapan.
Setidaknya, masa ini dipimpin oleh 12 penguasa.
Pemerintahan Dinasti Mamluk yang panjang, merupakan negara Islam yang paling lama
bertahan hidup diantara imperium Abbasiyah dan Umayyah, dapat dibagi menjadi dua
periode : pertama pemerintahan Mamluk Bahri, dimulai sejak berdirinya dinasi Mamluk pada
tahun 1250 sampai berakhirnya pemerintahan Hajji II 1390 M. Kedua, periode pemerintahan
Mamluk Burji (al-mamalik al-burjiyah) yang mulai memerintah pada tahun 1390 M. Ketika
Batquq berkuasa untuk kedua kalinya dan berakhir ketika pemerintahan dinasti mamluk
mulai saat ini berkembangilmu sosiologi dan fisafat sejarah, ilmu politik, ilmu tata usaha,
ilmu peperangan dan ilmu kritik sejarah. Dinasti mamluk juga banyak mengalami kemajuan
dibidang arsitektur. Banyak arsitek didatangkan kemesir untuk membangun sekolah-sekolah
dan masjid-masjid yang indah. Bangunan-bangunan lain yang didirikan pada masa ini
diantaranya adalah rumah sakit, museum, perpustakaan, villa, makam,kubah dan menara
masjid.
Perkembangan ekspansi Turku Usmani yang sangat luas diikuti dengan kemajuan-kemajuan
di berbagai bidang seperti :
Salah satu yang menentukan keberhasilan ekspansi Usmani adalah keberanian, keterampilan,
ketangguhan dan kekuatan militernya yang sanggup bertempur di mana saja dan kapan saja.
Hal ini karena tabiat bangsa Turki sendiri yang bersifat militer berdisiplin dan patuh terhadap
aturan. Selain itu, ekspansinya didukung oleh terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur.
Dalam struktur pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi dibantu oleh Shadr al-Azham
(Perdana Menteri) yang membawahi pasya (Gubernur) dan di bawah gubernur terdapat al-
Awaliyah (Bupati).
Untuk mengatur pemerintahan urusan Negara dibentuk undang-undang (qanun) pada masa
Sulaema I, yang disebut Multaqa al-abhur. Undang-undang ini menjadi pegangan hukum bagi
Turki Usmani sampai datangnya reformasi pada abad 19. Undang-undang ini memiliki arti
historis yang sangat penting karena merupakan undang-undang pertama di dunia.
Walaupun pengembangan ilmu pengetahuan tidak mendapat perhatian besar Usman, namun
mereka mengembangkan seni arsitektur berupa bangunan Masjid yang indah, misalnya masjid
Al-Muhammadi atau masjid Jami’Sultan Muhammad Al-Fatih, masjid-masjid yang semula
adalah gereja Aya Shopia. Kesemua masjid ini dihiasi dengan kaligrafi yang indah.
Kemajuan di bidang intelektual pada masa pemerintahan Turki Usmani tidak begitu
menonjol, adapun aspek-aspek intelektual yang dicapai yaitu :
a. Terdapat dua buah surat kabar yang muncul pada saat itu, yaitu berita harian terkini feka.
b. Terjadi transformasi pendidikan, dengan mendirikan sekolah-sekolah dasar dan
menengah ( 1881) dan perguruan tinggi (1869), juga mendirikan fakultas kedokteran dan
fakultas hukum. Disamping itu para pelajar yang berprestasi dikirim ke prancis untuk
melanjutkan studinya , yang sebelumnya itu tidak pernah terjadi.
Peradaban Islam di Persia berkembang sangat pesat. Hal ini ini ditandai dengan mulai
meluasnya daerah kekuasaan pada masa kepemerintahan Abbas I yang menjadi raja kelima
dari Dinasti Syafawi. Meskipun pada masa pemerintahannya sering terjadi perebutan daerah
kekuasaan dengan kerajaan Turki Utsmani yang notabennya sebagai kerajaan sama-sama
Islam, namun pada masa pemerintahannya inilah, perkembangan peradaban Islam mulai
berkembang pesat.
Terjadi perbedaan pendapat kapan kota ini masuk dalam wilayah Islam. Pendapat pertama
menyatakan bahwa penaklukan kota ini terjadi pada tahun 19 H atas perintah Khalifah Umar
bin Khattab. Sedangkan pendapat kedua yang beraliran Bashrah menyebutkan bahwa kota ini
ditaklukan pada tahun 23 H di bawah pimpinan abu Musa al-Asy’ari. Namun selepas dari dua
perbedaan di atas, al-Santawi menyatakan bahwa Isfahan menjadi kota penting sebagai pusat
industri dan perdagangan setelah penaklukan kedua terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah.
Dengan demikian, peradaban Islam di Persian mulai berkembang pesat setelah setelah kota
Isfahan berhasil ditaklukan oleh bala tentara Dinasti Abbasiyah untuk yang kedua kalinya.
Berangkat dari fakta ini, dapat disimpulkan bahwa proses perkembangan peradaban Islam di
Persia dilakukan dalam rangka perluasan daerah kekuasaan .
Kemenangan yang dicapai oleh Babur merupakan ancama bagi para raja Hindu anak benua
Hindia. Oleh karena itu, Babur di mana kepemimpinannya lebih banyak melakukan
konsolidasi ke dalam untuk memperkuat pasukannya dalam menghadapi berbagai
kemungkinan serangan dari mereka dan disamping itu juga berusaha memperluas wilayah
kekuasaannya.
Peradaban islam di india sempat menorehkan tinta emas kejayaannya, ketika kerajaan Mughal
berdiri dan bertumbuh dengan pesat. Pada era tersebut , Mughal mejdai negara adikuasa dan
tercatat sebagai salah satu kerajaan terbesar didunia.
Selama masa kejayaannya, kerajan Mughal menguasai wilayah yang amat luas, meliputi
Kabul, Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud, Allahabad, Ajmer, Gujarat, Melwa, Bihar, Bengal
dll.
Kerajaan Mughal letaknya di India dan Delhi sebagai Ibukotanya.Berdiri seperempat
abad sesudah berdirinya kerajaan safawi.Didirikan olehZahiruddin Babur (1482-1530
M), salahsatu dari cucu Timur Lenk.Ia bertekad ingin menguasai Samarkhan yang
menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Maka pada tahun 1494.Ia
berhasil menaklukkannya berkat bantuan raja Ismail I, raja safawi. Pada tahun 1504
M ia juga dapat menaklukkan Kabul, ibukota Afganistan. Kerajaan-kerajaan Hindu di
India juga dapat ditaklukkannya.Babur meningal pada tahun 1530 M. diagnti oleh
anaknya Humayun.(1530-1556 M) dapat menggabungkan Malwa dan Gujarat ke
daerah-daerah yang telah dikuasainya. Humayun meninggal karena terjatuh di tangga
perpustakaannya (1556 M), diganti oleh anaknya, Akbar.Akbar (1556-1606 M) dapat
menaklukkan raja-raja India yang masih ada pada waktu itu, dan juga Bengal.
Dalam soal agama, Akbar mempunyai pendapat yang libral dan ingin menyatukan semua
agama dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama Din Ilahi. Akbar juga menerapkan
politik Sulakhul (toleransi Universal) , sehingg semua rakyat dipandangnya sama, tidak
dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Sultan-sultan yang besar setelah Akbar antara
lain Jehangir (1605-1627 M) dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M)
dan Aurangzeb (1659-1707 M).
5. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama
hijriyah atau abad ke tujuh sampai abad ke delapan masehi. Ini mungkin di dasarkan
kepada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang bernama Fatimah binti
Maimun dileran dekat Surabaya bertahun 475 H atau 1082 M. Sedang menurut
laporan seorang musafir Maroko Ibnu Batutah yang mengunjungi Samudera Pasai
dalam perjalanannya ke negeri Cina pada tahun 1345 M. Agam Islam yang
bermahzab Syafi’i telah mantap disana selama se abad, oleh karena itu berdasarkan
bukti ini abad ke XIII di anggap sebagai awal masuknya agama Islam ke Indonesia.
Daerah yang pertama-tama dikunjungi ialah:
1. Pesisir Utara pulau Sumatera, yaitu di peureulak Aceh Timur, kemudian meluas
sampai bisa mendirikan kerajaan Islam pertama di Samudera Pasai, Aceh Utara.
2. Pesisir Utara pulau Jawa kemudian meluas ke Maluku yang selama beberapa abad
menjadi pusat kerajaan Hindu yaitu kerajaan Maja Pahit,
Pada permulaan abad ke XVII dengan masuk Islamnya penguasa kerajaan Mataram,yaitu
Sultan Agung maka kemenangan agam Islam hampir meliputi sebagai besar wilayah
Indonesia. Sejak pertengahan abad ke XIX, agama Islam di Indonesia secara bertahap
mulai meninggalkan sifat-sifatnya yang singkretik (mistik).
Sumber yang lainnya juga menyebutkan bahwa penduduk kepulauan Indonesia dikenal
sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad masehi
sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan
berbagai daerah dartan asia tenggara.wilayah barat nusantara dan sekitar malaka sejak
masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi
yang dijual disana menarik bagi para pedagang dan menjadi daerah lintasan penting
antara Cina dan India. Sementara pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku, dipasarkan
di Jawa dan Sumatera, untuk kemudian dijual kepada pedagang asing. Pelabuhan-
pelabuhan penting di Sumatera dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-1 M sering disinggahi
pedagang asing. Sperti lamuri (Aceh) Barus dan Palembang di Sumatera, (Sunda Kelapa
dan Gresik di Jawa).
Pedagang-pedagang muslim asal Arab, Persia, dan India juga ada yang sampai kepulauan
Indonesia untuk berdagang sejak abad ke-7 M (abad 1 H), islam pertama kali
berkembang diTimur Tengah. Malaka, jauh sebelum ditaklukkan Portugis (1511),
merupakan pusat utama lalu lintas perdagangan dan pelayaran. Melalui Malaka, hasil
hutan dan rempah-rempah dari seluruh plosok Nusantara dibawa ke Cina dan India,
terutama Gujarat yang melakukan hubungan dagang langsung dengan Malaka pada
waktu itu. Dengan demikian, Malaka menjadi mata rantai pelayaran yang penting. Lebih
ke Barat lagi dari Gujarat, perjalanan laut melintasi laut Arab. Dari sana perjalanan
bercabang dua. Jalanpertama di sebelah Utara menuju teluk Oman, melalui selat Ormuz
ke teluk Persia. Jalan keuda melalui teluk Aden dan laut merah, dan dari kota Suez jalan
perdagangan harus melalui daratan ke Kairo dan Iskandariah. Melalui jalan pelayaran
tersebut, kapal-kapal Arab, Persia dan India mondar mandir dari Barat ke Timur dan
terus ke negeri Cina dengan menggunakan angin musim untuk pelayaran pulang
perginya.
Ada indikasi bahwa kapal-kapal Cina pun mengikuti jalan tersebut sesudah abad ke-9 M
tetapi tidak lama kemudian kapal-kapal tersebut hanya sampai di pantai Barat India,
karena barang-barang yang diperlukan sudah dapat dibeli di sini. Kapal-kapal Indonesia
juga mengambil bagian dalam perjalanan niaga tersebut. Pada zaman Sriwijaya,
pedagang-pedagang Nusantara mengunjugi pelanuhan-pelabuhan Cina dan pantai Timur
Afrika.
Sampai berdirinya kerjaan-kerajaan islam itu, perkembangan agama Islam di Indonesia
dapat dibagi menjadi tiga fase. (1) singgahnya pedagang-pedagang Islam di pelabuhan-
pelabuhan Nusantara. Sumbernya adalah berita luar negeri, terutam Cina, (2) adanya
komunitas-komunitas islam dibeberapa daerah di kepulauan Indonesia.
Sumbernya,disamping berita-berita asing juga makanan-makanan Islam, dan (3)
berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.
Masuknya Islam kedaerah-daerah di Indonesia tidak dalam waktu yang bersamaan.
Disamping itu, keadaan politik dan sosial budaya daerah-daerah ketika datang islam juga
berlainan. Pada abad ke-7 sampai ke-10 M, kerajaan Sriwijaya meluaskan kekuasaannya
ke daerah semenanjung Malaka sampai Kedah. Hal itu erat hubungannya dengan usaha
penguasaan selat Malaka yang merupakan kunci bagi pelayaran dan perdagangan
internasional. Datangnya orang-orang muslim ke daerah itu sama sekalibelum
memperhatikan dampak-dampak politik, karena mereka datang hanya memang untuk
usaha pelayaran dan perdagangan. Keterlibatan orang-orang islam dalam bidang politik
terlihat pada abad ke-9 M, ketika mereka terlibat dalam pemberontakan petani Cina
terhadap kekuasaan T’ang pada masa pemerintahan kaisar Hi-Tsung (878-889 M).
Sejarah Peradaban Islam di Indonesia Masa Pra dan Pasca Kemerdekaan sampai
Era Modern
6. Ajaran Islam pada hakikatnya terlalu dinamis untuk dapat dijinakkan begitu saja.
Berdasarkan pengalaman melwan penjajahan yang tak mungkin tak dihadapi dengan
perlawan fisik, tetapi harus melalui pemikiran-pemikiran dan kekuatan organisasi,
seperti :
7. Budi Utomo (1980) – Taaman Siswa (1992)
8. Sarikat Islam (1911) – Nahdhatul Ulama (1926)
9. Muhammadiyah (1912) – Partai Nasional Indonesia (1927)
10. Partai Komunis Indonesia (1914)
11. Menurut Deliar Noer, selain yang tersebut diatas masih ada organisasi Islam lainnya
yang berdiri pada masa itu, diantaranya:
12. Jamiat Khair (1905)
13. Persyarikatan Ulama (1911)
14. Persatuan Islam (1920)
15. Partai Arab Indonesia (1934)
16. Organisasi perbaharu terpenting dikalangan organisasi tersebut diatas adalah
Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan, dan Nahdhatul Ulama yang
dipelopori oleh K.H Hasyim Asy’ari. Untuk mempersatukan pemikiran guna
menghadapi kaum penjajah, maka Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama bersama-
sama menjadi sponsor pembentukan suatu federasi islam yang baru yang disebut
Majelis Islan Ala Indonesia (Majelis Islam Tertinggi di Indonesia) yang disingkat
MIAI, yang didirikan di Surabaya pada tahun 1937.
Masa pemerintahan Jepang ada tiga pranata sosial yang dibentuk oleh pemerintahan
Jepang yang menguntungkan kaum muslimin di Indonesia, yaitu:
a) Shumbu, yaitu kantor urusan agama yang menggantikan kantor urusan pribumi
zaman Belanda, yang dipimpin oleh Hoesein Djayadiningrat pada 1 Oktober 1943.
b) Masyumi, (Majelis Syura Muslimin Indonesia) menganntikan MIAI yang dibubarkan
pada bulan Oktober 1943, tujuan didirikannya adalah selain untuk memperkokoh
persatuan umat islam di Indonesia, juga untuk meningkatkan bantuan kaum muslimin
kepada usaha peperangan Jepang.
c) Hizbullah, (Partai Allah atau Angkatan Allah) semacam organisasi militer untuk
pemuda-pemuda muslimin yang dipimpin oleh Zainul Arifin. Organisasi inilah yang
menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Organisasi-organisasi yang muncul pada masa sebelum kemerdekaan masih tetap
berkembang di masa kemerdekaan, seperti Muhammadiyah, Najdhatul Ulama, Masyumi
dan lain-lain. Namun ada gerakan-gerakan islamyang muncul sesudah tahun 1945
sampai akhir orde lama. Gerakan ini adalah DI/TII yang berusaha dengan keras untuk
merealisasikan cita-cita negara islam Indonesia. Namun gerakan pemberontakan atas
nama Islam itu bisa ditumpas dan saat ini berbagai organisasi keagamaan dapat
melaksanakan kegiatannya dengan mengakui dan berpedomanan bahwa pancasila
sebagai dasar Negara dan masyarakat bebas menjalankan kegiatan keagamaan sesuai
dengan agama yang dipeluknya.
Pengaruh Masuknya Islam terhadap Bangsa Indonesia
Jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia telah memeluk
agama hindu dan budha disamping kepercayaan nenek moyang mereka yang menganut
animisme dan dinamisme. Setelah Islam masuk ke Indonesia, Islam berpengaruh besar
baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi, maupun di bidang kebudayaan yang antara
lain seperti di bawah ini:
1. Pengaruh Bahasa dan Nama
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab.
Bahasa Arab sudah banyak menyatu dalam kosa kata bahasa Indonesia, contohnya kata
wajib, fardu, lahir, bathin, musyawarah, surat, kabar, koran, jual, kursi dan masker.
Dalam hal nama juga banyak dipakai nama-nama yang berciri Islam (Arab) seperti
Muhammad, Abdullah, Anwar, Ahmad, Abdul, Muthalib, Muhaimin, Junaidi, Aminah,
Khadijah, Maimunah, Rahmillah, Rohani dan Rahma.
2. Pengaruh Budaya, Adat Istiadat dan Seni
Kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa ucapan salam, acara
tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni
musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat. Kita juga melihat
pengaruh di bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang
banayak dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di wilayah Timur Tengah.
3. Pengaruh dalam Bidang Politik
Pengaruh inin dapat dilihat dalam sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia seperti konsep kekholifahan atau kesultanan yang sering kita jumpai pada
kerajaan-kerajaan seperti Aceh, Mataram. Demak, Banten dan Tidore dan diera modern
dengan dewan perwakilan dengan konsep musyawarah (syuro)
4. Pengaruh di bidang ekonomi
Daerah-daerah pesisir sering dikunjungi para pedagang Islam dari Arab, Parsi,dan
Gujarat yang menerapkan konsep jual beli secara Islam. Juga adanya kewajiban
membayar zakat atau amal jariyah yang lainnya, seperti sedekah, infak, waqaf,
menyantuni yatim, piatu, fakir dan miskin. Hal itu membuat perekonomian umat Islam
semakin berkembang.
Ref : Abdul Rahman Haji Abdullah, Pemikiran Umat Islam Di Nusantara: Sejarah dan
Perkembangannya Hingga Abad Ke-19, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1990), h. 24
Kenneth Perry Landon, Southeast Asia: Cross-roads of Religion, (Chicago: University of Chicago
Press, 1949), h. 149