KELAS : 3A
NIM : E0018016
MK : BIOKIMIA
DAFTAR PUSTAKA
2. ATP
Jawab :
Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi bahan makanan tidak dapat secara
langsung digunakan untuk proses kontraksi otot atau proses-proses yang lainnya.
Energi ini terlebih dahulu diubah menjadi senyawa kimia berenergi tinggi, yaitu
Adenosine Tri Phosphate (ATP). ATP yang terbentuk kemudian diangkut ke setiap
bagian sel yang memerlukan energi (Mayes, 1985; Fox, 1988). Adapun proses biologis
yang menggunakan ATP sebagai sumber enereginya antara lain: proses biosintesis,
transportasi ion-ion secara aktif melalui membran sel, kontraksi otot, konduksi saraf
dan sekresi kelenjar (Mayes, 1985; Fox, 1988).
Apabila ATP pecah menjadi Adenosine Diposphate (ADP) dan Phosphate
inorganic (Pi), maka sejumlah energi akan dilepaskan. Energi inilah yang akan gunakan
untuk kontraksi otot dan proses-proses biologi lainnya. Fox dan Mathews (1988)
menerangkan, bila satu senyawa fospat dilepaskan dari 1 grl. ATP, maka akan keluar
energi yang diperkirakan sebesar 7-12 Kcal. Selama kehidupan berjalan, maka fungsi
tubuh akan berjalan terus, sehingga proses penyediaan energi dari ATP-pun akan
berjalan terus (Amstrong, 1979; Mayes, 1985). Peranan ATP sebagai sumber energi
untuk proses-proses biologi tersebut berlangsung secara mendaur ulang (siklus). ATP
terbentuk dari ADP dan Pi melalui suatu proses fosforilasi yang dirangkaikan dengan
proses oksidasi molekul penghasil energi. Selanjutnya ATP yang terbentuk dialirkan ke
proses reaksi biologis yang membutuhkan energi untuk dihidrolisis menjadi ADP dan
Pi sekaligus melepaskan energi yang dibutuhkan oleh proses biologi tersebut. Demikian
seterusnya sehingga terjadi suatu daur ulang ATP - ADP secara terus menerus. Gugus
fospat paling ujung pada molekul ATP dipindahkan ke molekul penerima gugus fospat
dan selanjutnya digantikan oleh gugus fospat lainnya dari proses fosforilasi dan
oksidasi molekul penghasil energi (Mays, 1985).
Menurut Fox dan Bowers (1988) ATP paling banyak ditimbun dalam sel otot
dibandingkan dengan jaringan tubuh lainya, akan tetapi ATP yang tertimbun di dalam
sel otot jumlahnya sangat terbatas, yaitu sekitar 4 - 6 m M/kg otot. ATP yang tersedia
ini hanya cukup untuk aktivitas cepat dan berat selama 3 - 8 detik (Katch dan Mc Ardle,
1986). Oleh karena itu, untuk aktivitas yang relatif lama, perlu segera dibentuk ATP
kembali.
Proses pembentukan ATP dalam otot secara sederhana dapat diperoleh melalui
tiga cara, yaitu sebagai berikut:
a. Sistem ATP - PC (Phosphagen System);
• ATP ADP + Pi + Energi
ATP yang tersedia dapat digunakan untuk aktivitas fisik selama 1-2 detik.
• CP + ADP C + ATP.
ATP yang terbentuk dapat digunakan untuk aktivitas fisik selama 6-8 detik.
b. Sistem Glikolisis Anaerobik (Lactic Acid System);
• Glikogen/glukosa + ADP + Pi ATP + Asam laktat
ATP terbentuk dapat digunakan untuk aktivitas fisik selama 45 - 120 detik.
c. Sistem Erobic (Aerobic System) dimana sistem ini meliputi oksidasin karbohidrat
dan lemak.
• Glikogen + ADP + Pi + O2 CO2 + H2O + ATP
ATP yang terbentuk dapat digunakan untuk aktivitas fisik dalam waktu relatif
lama.
DAFTAR PUSTAKA
FOX, . 1988. The Physiological Bhasis of Physical Education and Atheletics. New
York : W.B Saunders Company.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia Harper. 25 ed. Jakarta:
EGC; 2003.
McArdle,W.D.,Katch,F.I.,And Katch, V.L.(1986). Exercise Physiology: Energy,
Nutrition, And Human Performance,2nd ed.,Lea & Febiger, Philadelphia,PA.
4. Sintesis Lipid
Jawab :
Sintesis lipid adalah bagian penting dari metabolisme sel, karena lipid
merupakan komponen penting dari membran sel . Yang paling penting dari
metabolisme lipid ini adalah sintesis asam lemak, karena asam lemak diperlukan dalam
trigliserida . Jalur biosintesis lainnya yang penting adalah sintesis kolesterol, sintesis
eicosanoid , dan sintesis sphingolipids . (Horton,2006:479)
Asam lemak disintesis dengan penambahan dua unit karbon ke ujung rantai
hidrokarbon . Sintesis asam lemak terdiri dari 2 tahap :
*Tahap Awal
Tahap pertama yaitu sintesis asetil ACP dan malonil ACP dari asetil KoA.Langkah
awal ini melibatkan kondensasi gugus asetil dan malonil untuk membentuk sebuah
percusor 4 karbon.
**Tahap Pemanjangan
Tahap kedua yaitu tahap pemanjangan, produk dari kondensasi awal dimodifikasi oleh
dua reaksi reduksi dan satu reaksi dehidrasi untuk menghasilkan asil ACP. Asil ACP
berfungsi sebagai substrat untuk reaksi kondensasi tambahan yang menggunakan
malonil ACP sebagai donor 2-carbon. (Horton,2006:480)
1.Sintesis Malonil ACP dan Asetil ACP
Malonil ACP merupakan substrat utama untuk biosintesis asam lemak . Sintesis malonil
ACP dilakukan dalam dua angkah , yang pertama adalah karboksilasi asetil KoA dalam
sitosol untuk membentuk malonil KoA. ( Horton,2006:480)
Reaksi karboksilasi ini dikatalisis oleh biotindependent enzim asetil KoA
karboksilase menggunakan mekanisme serupa dengan reaksi yang dikatalisis oleh
karboksilasi piruvat. Aktivasi HCO3- membentuk karboksibiotin bergantung pada ATP.
Reaksi ini diikuti dengan transfer CO2 ke asetil Koa membentuk Malonil KoA. (
Horton,2006:480-481)
5. Sintesis Karbohidrat
Jawab :
Proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik (CO2 dan H2O) pada
tumbuhan berpigmen dengan bantuan energi cahaya matahari disebut fotosintesis
dengan persamaan reaksi kimia berikut ini.
cahaya matahari 6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2 pigmen fotosintesis
Berdasarkan reaksi fotosintesis di atas, CO2 dan H2O merupakan substrat dalam reaksi
fotosintesis dan dengan bantuan cahaya matahari dan pigmen fotosintesis (berupa
klorofil dan pigemen-pigmen lainnya) akan menghasilkan karbohidrat dan melepaskan
oksigen. Cahaya matahari meliputi semua warna dari spektrum tampak dari merah
hingga ungu, tetapi tidak semua panjang gelombang dari spektrum tampak diserap
(diabsorpsi) oleh pigmen fotosintesis. Atom O pada karbohidrat berasal dari CO2 dan
atom H pada karbohidrat berasal dari H2O (Sasmitamihardja dan Siregar, 1996).
Klorofil merupakan komponen kloroplas yang utama dan kandungan klorofil
relatif berkorelasi positif dengan laju fotosintesis (Li et al., 2006). Klorofil disintesis di
daun dan berperan untuk menangkap cahaya matahari yang jumlahnya berbeda untuk
tiap spesies. Sintesis klorofil dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti cahaya, gula atau
karbohidrat, air, temperatur, faktor genetik, unsur-unsur hara seperti N, Mg, Fe, Mn,
Cu, Zn, S dan O). Karotenoid menunjukkan absorpsi kuat untuk panjang gelombang
biru dan ungu; memantulkan dan mentransmisikan panjang gelombang hijau, kuning,
lembayung, merah (kombinasi warna-warna tersebut tampak kuning) (Sasmitamihardja
dan Siregar, 1996).
Kompleks protein-klorofil merupakan komponen fotosintesis yang penting
(van der Mescht et al. 1999). Radiasi cahaya yang diterima oleh tanaman dalam
fotosintesis diabsorbsi oleh klorofil dan pigmen tambahan yang merupakan kompleks
protein-klorofil. Selanjutnya energi radiasi akan ditransfer ke pusat reaksi fotosistem I
dan II yang merupakan tempat terjadinya perubahan energi cahaya menjadi energi
kimia (Li et al., 2006). Dua mekanisme yang terlibat dalam pembentukan kompleks
protein-klorofil adalah distribusi klorofil yang baru disintesis dan redistribusi klorofil
yang sudah ada. Klorofil b adalah hasil biosintesis dari klorofil a dan berperan penting
dalam reorganisasi fotosistem selama adaptasi terhadap kualitas dan intensitas cahaya.
Oleh sebab itu hilangnya klorofil a dan b berpengaruh negatif terhadap efisiensi
fotosintesis (van der Mescht et al., 1999).
DAFTAR PUSTAKA
Li, R., P. Guo, M. Baum, S. Grando and S. Ceccarelli. 2006. Evaluation of chlorophyll
content and fluorescence parameters as indicators of drought tolerance in
barley. Agric. Sci. in China 5 (10):751-757.
Van der Mescht, A., J.A. de Ronde & F.T. Rossouw. 1999. Chlorophyll fluorescence
and chlorophyll content as a measure of drought tolerance in potato. South
African J. of Sci. 95:407- 412.