Jurnal Ta6 PDF
Jurnal Ta6 PDF
reyuni.lumbangaol@yahoo.com
ABSTRAK
ABSTRACT
Key words: probability, reliability, cost, ABC-VED classification, age replacement method
PENDAHULUAN
Sandal jepit merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita
sehari-hari. Sandal dapat didefinisikan sebagai pelindung telapak kaki dengan tali pengikat
yang melewati punggung kaki atau beberapa jenis melewatin pergelangan kaki. Seiring
dengan kebutuhan sandal yang meningkat maka semakin bertambah perusahaan sandal.
Pada perkembangannya kini perusahaan sandal harus bisa bersaing membuat produk
sandal yang berkualitas dan menarik agar dapat bertahan.
Salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang industri barang yaitu UD.
Rumpun mas. Perusahaan yang berlokasi di Kemlaten Gg. XII/5-10 Karangpilang kota
Surabaya ini awalnya hanya melayani jasa pembuatan moulding atau cetakan sepatu,
seiring dengan waktu, perusahaan ini semakin berkembang sehingga saat ini dapat
memproduksi sandal. Produk sandal terdiri atas berbagai macam yaitu sandal perempuan
dan sandal laki-laki. Untuk sandal perampuan sendiri dibagi lagi dalam beberapa model
antara lain: BL 008 pamela, BL 009 galaksi, BL 009 celmatris, kimono, slim brigita BL
008 mirna, BL 008 shera slim kumis, dan slim burberry. Sedangkan untuk sandal laki-laki
antara lain BL 051 anthena, BL 051 Flash, BL 051 ninja, BL 051 casual, BL bumper,
boloni giok, sandal gunung, 7 magic. UD. Rumpun Mas saat ini banyak mendapat
persaingan dari perusahaan sejenisnya. Oleh karena itu dari persaingan tersebut perusahaan
ini berusaha memproduksi sandal-sandal dengan kualitas yang baik sesuai dengan
permintaan dari konsumen.
Proses pembuatan alas sandal pertama-tama pekerja harus membuat cetakan alas
sandal dari besi dan dibentuk sesuai dengan model yang diinginkan pemesan. Kemudian
bahan baku dimasukan kedalam mesin mixer yang berfungsi untuk mencampurkan bahan
baku dengan warna yang diinginkan, kemudian dipindahkan ke cetakan besi yang telah
dibuat, tak perlu menunggu lama untuk melepaskan alas dari cetakan alas karena semakin
panas suhu nya maka semakin mudah dalam proses pelepasan alas sandal. Sedangkan
proses pembuatan tali sandal hampir sama dengan dengan proses pembuatan alas sandal,
hanya saja disini bahan baku yang sudah dicampur dimasukan kedalam mesin bole yang
didalamnya sudah ada cetakan tali sandal yang terbaut dari besi, setelah itu tali yang sudah
dicetak dipotong secara manual.
Untuk memenuhi proses produksi sangat diperlukan kesiapan mesin sebagai
penunjang, tetapi dalam memenuhi semua target yang diinginkan perusahaan sering
mengabaikan perawatan dari mesin-mesin yang digunakan. Perawatan yang dilakuan
diperusahaan ini sangat kurang sekali sehingga hal ini dapat membuat mesin mudah rusak
jika digunakan terus menerus tanpa diimbangi adanya perawatan yang baik. Pada mesin
injection molding plastic perawatan mesin juga kurang diperhatikan sehingga kerusakan
dapat terjadi sewaku-waktu. Perawatan mesin yang biasa dilakukan pada mesin injection
molding plastic oleh perusahaan hanya berupa corrective maintenance yaitu mengganti
komponen jika terjadi kerusakan saja tanpa adanya perawatan yang teratur. Disadarin
ataupun tidak tidakan tersebut justru mengakibatkan peningkatan biaya produksi karena
pergantian komponen yang mengalami kerusakaan pada saat proses produksi sedang
berjalan. Berbeda dengan preventive maintenance yang dapat memperkecil kemungkinan
terjadinya kerusakan mesin produksi sehingga proses dapat berjalan dengan lancar. Selain
itu umur dari mesin-mesin produksi akan lebih lama. Untuk itu perlu dibuat sistem
penjadwalan preventive maintenace yang diharapkan dapat menekan biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan. Diperusahaan ini juga kurang memperhatikan kesedian suku
cadang mesin tersebut, sehingga hal itu dapat menggangu proses produksi karena mesin
harus berhenti menuggu ketersediaan suku cadang, perusahaan tak menyadari bahwa hal
ini dilakukan terus menerus perusahaan akan mengalami kerugian dari segi biaya dan
waktu.
.
Klasifikasi ABC dilakukan untuk menekan nilai dan frekuensi dari permintaan suku
cadang mesin. Hal ini perlu dipertimbangkan apabila perusahaan menaruh perhatian pada
tingginya nilai yang tersimpan pada persediaan suku cadang. Pada klasifikasi ABC, suku
cadang dipisahkan berdasarkan jumlah penggunaan dan unit cost. Klasifikasi VED secara
umum merupakan metode yang dapat memberikan analisis yang mencakup faktor-faktor
yang dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan. Klasifikasi VED bertujuan untuk
memberikan penentuan akhir mengenai tingkat kepentingan suku cadang setelah
pertimbangan frekuensi penggunaan dan biaya. Pada klasifikasi ini terdapat beberapa
faktor yang digunakan yaitu dari sisi teknis yang berkaitan dengan operasional mesin, lead
time pengadaan suku cadang dan pengaruh ada tidaknya suku cadang. Tiga faktor ini
digunakan dalam pengambilan keputusan karena ketiga hal inilah yang selama ini menjadi
pertimbangan terbesar dalam melakukan pengadaan persediaan suku cadang. Berdasarkan
permasalahan di atas sangat penting untuk dicarikan solusi oleh karena itu dilakukan
penelitian ini yang berjudul “Perhitungan interval waktu perawtaan mesin injection
molding plastik dengan mempertimbangkan pengaruh persediaan suku cadang”
MATERI DAN METODE
Perawatan merupakan fungsi yang sama pentingnya dengan produksi dalam suatu
perusahaan atau pabrik. Hal ini karena peralatan atau fasilitas yang kita gunakan
memerlukan pemeliharaan atau perawatan agar peralatan atau fasilitas dapat digunakan
dengan baik dan agar kegiatan produksi dapat berjalan lancar.
Kegiatan perawatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan atau pabrik dapat
dibedahkan menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Corrective maintenance
Perawatan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan atau kelainan pada fasilitas
atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Tindakan perawatan
yang dilakukan biasanya berupa perbaikan atau reparasi Perawatan dengan
menggunakan system perawatan korektif kelihatanya membutuhkan biaya
operasional lebih murah dibandingkan menggunakan system preventive
maintenance.
b. Preventive maintenance
Pemeliharaan pencegahan adalah kegiatan pemeliharaan atau perawatan yang
dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang ridak terduga dan
menentukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami
kerusakan pada waktu yang digunakan dalam proses produksi.
Analisis ABC atau dikenal dengan klasifikasi Pareto merupakan salah satu metode
yang digunakan untuk memecahkan masalah penentuan titik optimum, baik jumlah
pemesanan maupun order point, serta berguna dalam menentukan barang-barang yang
harus diprioritaskan. Analisis ABC sangat berguna dalam memfokuskan perhatian
manajemen terhadap penentuan jenis barang yang paling penting dalam sebagian besar
investasi. ABC Analisis mengklasifikasikan persediaan dalam tiga kategori, yaitu: A, B,
dan C dengan basis volume penggunaan biaya persediaan dalam setahun.
Secara umum kekritisan dari spare part dapat ditentuak dari kerugian downtime,
karena secara umum untuk suku cadang yang tidak tersedia pada saat diperlukan.
Berdasarkan kekritisan, suku cadang secara konvesional diklasifikasikn menjadi tiga kelas
yaitu vital, essential, dan desirable (Vaisakh, 2013):
1. Vital (V): Item kategori penting adalah suku cadang yang tidak ada ketika
dibutuhkan akan membuat kegiatan produksi terhenti, atau setidaknya menjadi
sangat berpengaruh. Dalam proses produksi, sebagian besar suku cadang untuk
bottleneck atau proses adalah item vital.
2. Essential (E): Sebuah suku cadang akan dianggap penting jika tidak ada
kesediannya, maka kerugian akan terjadi
3. Desirable (D): Sebuah suku cadang akan diinginkan (desirable) jika kehilangan
produksi tidak terlalu signifikan karena ketidaksediaanya. Sebagian besar bagian
akan jatuh dibawah kategori ini.
1. Distribusi Normal
1 𝑡−𝜇 2
1 ⌊ ( ) ⌋
𝑓(𝑡) = 𝜎 𝑒 2 𝜎 ............................................................... (2.1)
√2𝜋
Keterangan :
µ= rata-rata
σ= simpang baku
Pada klasifikasi ABC faktor kekritisan yang digunakan adalah jumlah penggunaan
suku cadang dan harga perunit setiap komponennya, sehingga didapat komponen kritis
adalah kelas A yaitu komponen screw dan heater bands yang mempunyai tingkat
pemakaian sebesar 53,78 %. kelas B yaitu komponen barrel, cavity, dan rear platten
dengan tingkat pemakaian sebesar 39,13 % dan kelas C yaitu komponen clamping unit,
hopper, hydrauline screw drive, stationary platten, dan moving platten dengan tingkat
pemakaian sebesar 7,09 %.
2. Klasifikasi VED
Faktor-faktor yang digunakan dalam klasifikasi VED :
a. Umur pakai
b. Lead time
c. Pengaruh stock
POINT KLASIFIKASI
270-350 VITAL
200-270 ESSENTIAL
100-200 DESIRABLE
7. Hopper 60 60 60 180
Hydraulie screw
8. 60 60 60 180
drive
D
9. Statonary platten 60 60 60 180
tingkat keandalan komponen screw dapat dilihat bahwa tingkat keandalan komponen
mesin semakin menurun sesuai dengan bertambahnya waktu. Dan interval ke 10 dengan
nilai fungsi keandalan sebesar 0,3612 (36,12%).
Pada tabel tingkat keandalan komponen heater bands dapat dilihat bahwa tingkat
keandalan komponen mesin semakin menurun sesuai dengan bertambahnya waktu. Dan
interval ke-11 dengan nilai fungsi keandalan sebesar 0,7910 (79,10%) merupakan batas
keandalan minimal yang telah ditetapkan yaitu 70 %.
3. Biaya Perbaikan
Tabel Hasil biaya perawatan
Biaya perawatan
Komponen Biaya tidak melakukan perawatan
penjadwalan
Rp 294.186.000,00 Rp 149.258.713,68
Komponen screw
KESIMPULAN
1. Hasil penentuan komponen kritis dengan menggunakan klasifikasi ABC-VED,
komponen yang kritis adalah komponen screw dan heater bands.
2. Penjadwalan perawatan mesin injection molding pada komponen screw dan heater
bands di UD Rumpun Mas agar tercapai minimalisasi biaya yaitu pada komponen
screw setiap 10 hari dengan tingkat keandalan 0,3612 (36,12%).biaya yang optimal
setiap kali melakukan kegiatan perawatan pencegahan adalah sebesar Rp 7788.25,38
pada interval hari ke-10, sedangkan komponen heater bands setiap 11 hari dengan
tingkat keandalan 0,7910 (79,10%). Biaya optimal setiap kali melakukan kegiatan
perawatan pencegahan dalah sebesar Rp 253.638,24 pada interval hari yang ke-11.
3. Waktu yang optimal untuk melakukan perawatan adalah dalam kurun waktu satu
tahun pada komponen screw yaitu sebanyak 36 kali perawatan atau dalam setiap
interval 10 hari, dan komponen heater bands yaitu sebanyak 33 kali perawatan atau
dalam setiap interval 11 hari.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diatas, maka penulis berusaha
memberikan saran untuk menjadikan masukan yang bermamfaat bagi perusahaan.
Saran yang dapat diberikan yaitu : perawatan komponen screw dan heater bands
sebaiknya dilakukan perawatan dengan interval perawatan yaitu 10 dan 11 hari sekali
untuk menghindari kerugian yang besar karena terjadinya kerusakan yang cukup yang
besar.
DAFTAR ISI