Anda di halaman 1dari 9

"DIALOG IMAJINER" RAHIB DIONISIUS EXIGUUS

DAN KYAI TUNGGUL WULUNG: KONTROVERSI


PERAYAAN TAHUN BARU
 2019.01.11  2019-05-02  Text to Speech

(Tulisan Pertama)

DIALOG IMAJINER

ET'FATAH ISCS, 11 Januari 2019

1. KILAS BALIK

Pada tahun 533 M St. DIonysius Exiguus Sang Rahib dari Roma (470-544), seorang teolog,
matematikawan dan ahli astonomi, menciptakan Kalender Masehi yang kini menjadi kalender
internasional. Tahun ini dikenal sebagai ANNO DOMINI/AD (Tahun Tuhan), karena dihitung setelah
kelahiran Yesus, sedangkan tahun-tahun sebelumnya lebih dikenal "BEFORE CHRIST/BC (Sebelum
Kristus).

Kyai Ibrahim Tunggal Wulung (1800-1885) diilahirkan dengan nama muda Raden Tandakusuma.
Sebagai "trahing kusuma" (keturunan priyayi) sang Kyai yang ternyata cicit KGPAA. Mangkunegara
I ini, pernah menjabat demang di wilayah Kediri dengan nama Demang Padmadirdja. Pada tahun
1855 dalam pengejaran Belanda karena keterlibatannya dalam Perang Diponegoro (1825-1830),
sang demang memutuskan menjadi pengikut Kristus berdasarkan wangsit yang diterimanya
ketika bertapa di gunung Kelud. Karena itu, Kyai yang diduga penulis Serat Darmogandul ini,
dikenal oleh para pengikutnya sebagai Ki Ajar Kelud.
2. PRA-SEJARAH KALENDER MASEHI

† "Rahayu. Apa kabar, Rahib?", sapa Kyai Tunggul Wulung takzim.

‡ "Shalom, kabar baik, Kyai. Apa panjenengan juga sehat?", balas rahib Dionysius.

† "Syukur kepada Gusti Allah, Rahib", kata Sang Kyai, "Cuma ada kontroversi soal Tahun Baru. Kata
seorang ustadz, Perayaan 1 Januari itu perayaan dewa Janus. Apa benar begitu?".

‡ "Ah, sok tau saja... Hmm...", Sang Rahib tersenyum.

† "Maaf, Rahib. Mumpung ketemu dengan yang bikin Kalender Masehi, makanya saya tanyakan
kepada ahlinya langsung", pinta sang Kyai.

‡ "Sejujurnya saya katakan", jelas St. Dionysius, "saya cuma mereformasi sistem kalender yang
sudah ada ratusan tahun sebelum saya, meneruskan kalender Julian yang ditetapkan Kaisar Julius
(46 SM), yang juga merombak kalender sebelumnya".

† "Ooo...itu kalender yang dihitung sejak 21 April 753 SM, yaitu berdirinya sejak kota (Roma,), Ya
Sayid?".

‡ "Betul, betul sekali, Kyai. Kita lazim menyebut AB URBE CONDITA (AUC), "sejak berdirinya Kota" ,
jelasnya dalam bahasa Latin.

† " Bisa dijelaskan lebih rinci sejarahnya, Rahib".

‡ "Mula-mula", Sang Rahib mulai berkisah. "Kalender pertama Roma kuno yang dibuat oleh
penguasa Roma pertama, yaitu Romulus, hanya terdiri dari 10 bulan, diawali bulan Martius
(Maret), bulan pertama setiap tahunnya".

† "Ooh... jadi sama dengan Nisanu, bulan pertama menurut kalender Babel yang juga jatuh
sekitar? Maret?", tanya Kyai Tunggul Wulung.

‡ "Tepat sekali, Kyai. Karena pengaruh kelender Babel, Israel selain merayakan ‫" רֹאשׁ ַה ָשּׁנָ ה‬Rosh
HaSanah" (Tahun Baru) 1 Tishri, juga mengenal 1 Nisan sebagai Tahun Baru khusus untuk
perayaan liturgis mereka".

† "Kalau nama-nama dari ke-10 bulan Roma purba itu apa saja? Benarkah nama-nama itu
mengabadikan dewa-dewa mereka, wahai Rahib?".

‡ "Tadi sudah saya jelaskan, pertama Martius, lalu Aparailis, Maius, Junius, Quintilis, Sextilis,
September, October, November, dan December. Tidak semua merujuk nama dewa-dewa... Lagian,
kenapa takut sekali dengan dewa-dewa?", tanya Sang Rahib lalu sejenak diam.

†" Ada yang kurang berkenan, Rahib?", tanya Sang Kyai.


‡ "No, No problem", jawabnya. "Di sini terlalu ramai saja Kyai!".

Suara Rahib Dionysius kadang lirih terdengar, karena gemuruh sembah puja beribu-ribu malaikat
dan jemaat ‫ﻴﻦ‬َ ‫ار ُﻣﻜَﻤ ِﻠ‬
ٍ ‫" ا ْر َواح اﺑ َْﺮ‬Arwah Abrar Mukammalin" (Ibrani 12:22-23, "roh-roh orang-orang
benar yang telah menjadi sempurna"), sedang bersyafaat bagi saudara-saudari seiman mereka di
Indonesia, khususnya memasuki tahun politik 2019.

Di sebuah pendopo Rumah Joglo gaya Jawa di ܳ ܰ ܳ ܳ ‫݁ ܰܕܐ‬ ܳ ݁ ݈ ܺ ݂ "Mdinta d'Alaha Haya" (Kota
Allah yang hidup), keduanya melanjutkan diskusinya, cukup gayeng sembari ngopi ditemani ubi
rebus dari gunung Kawi:

‡ "Ada nama-nama dewa, ada juga yang tidak. Martius, dari nama Mars, dewa perang Roma. Mei
dari Maia, dewi Yunani, putri Atlas, dewa penyangga bumi. Maia adalah ibu Hermes, dewa
pembawa pesan langit. Dari "Hermes" muncul istilah "Hermeunetika". Tidak berarti ketika
menafsir Alkitab kita memuja "Hermes", bukan?", jelas Sang Rahib.

† "Lalu bulan Juni, Ya Rahib?".

‡ "Juni berasal dari nama dewa Yuno, ayahnya Mars, Kyai. Selebihnya netral aja, Kyai. April
(Aparailis) asalnya dari" aperiri", artinya cuaca nyaman di musim semi. Bulan lainnya hanya
hitungan angka 5 sampai 10", jawab St. Dionysius.

† "Bisa diuraikan lagi! Maaf, maaf...", pinta Kyai Tunggul Wulung.

‡ "Enam sisanya merujuk urutan bulan aslinya dalam sistem Romulus", lanjut sang rahib.
'Quintilis, dari kata "quinque", bulan kelima. Nama bulan ini di kemudian hari diganti Juli, untuk
mengabadikan nama Julius Caesar. Sextilis, dari kata "sex", bulan keenam, nantinya disebut
Agustus untuk mengabadikan nama Kaisar Augustus. Lalu September dari kata "septem", bulan ke
tujuh, October dari "octo", bulan ke delapan, November dari "novem", bulan kesembilan, dan
terakhir December dari "decem", bulan kesepuluh".

3. MEMAKNAI TAHUN BARU


3.1. AB URBE CONDITA (AUC): SETELAH BERDIRINYA KOTA ROMA

† "Ooo... Lalu kapan mulai ditambahkan menjadi 12 bulan, Rahib? Dan bagaimana dengan dewa
Janus, "danyang"-nya bulan Januari yang akhir-akhir ini dicurigai kaum bumi datar itu? ", lagi tanya
Kyai Tunggul Wulung.

‡ "Sejak tahun 717 SM, penguasa Roma Pompillus yang menambahkan 2 bulan awal di kalender
Roma, yaitu Januarius dan Februarius, sehingga Martius geser menjadi bulan ketiga", jawab St.
Dionisyus. "Selanjutnya pada tahun 46 SM, Julius Caesar menyempurnakannya lagi. Sehingga
akhirnya populer dengan kalender Julian", tambahnya.

† "Jadi benar?".

‡ "Benar, Kyai. Januari itu berasal dari nama Janus, dewa yang wajahnya menatap ke belakang dan
ke depan, simbol tentang masa lalu dan masa depan".
† "Lha kalau Februari itu mengenang dewa siapa, Rahib?".

‡ "Tidak ada dewa Februari, kabeh-kabeh kok Dewa... Heeee.. Lho, lha kok aku melu ketularan
bahasamu, Kyai....?"

‡ & † "Haaa... Haaa...", keduanya terkekeh.

‡ "Februari dari kata "Februar", itu semacam syukuran untuk menyambut akan datangnya musim
semi pada bulan Maret", kata Sang Rahib.

† "Ehm... Lalu bagaimana 1 Januari mulai menjadi perayaan Tahun Baru dan apa maknanya?".

‡ "1 Januari zaman siapa dulu, Kyai? Tak bisa dipukul rata begitu. Tak setiap Januari ada Janus, bisa
saja lakonnya ganti Janaka kalau tetanggamu menyambut Tahun Baru nanggap wayang lakonnya
"Parta Krama" (Janaka Menikah), Heeee..." St. Dionysius tertawa lepas.

†" Ya, ya betul, Rahib. Ternyata Rahib ngerti wayang juga ya? Heee.... ", sang Kyai terbahak.

‡ " Nah, kita lanjutkan. Kalau 21 April hari penting apa, Kyai?".

† "AB URBE CONDITA (Sejak berdirinya Kota Roma), tanggal 21 April 753 SM", jawab Kyai Tunggul
Wulung.

‡ "Siapa bilang? Itu kan orang Roma. Lha kalau di negerimu sekarang, 21 April itu Hari Kartini to
Kyai.... Haa..", gurau Rahib Dionysius.

‡ & † "Haaaa... Haaa...", keduanya lalu terpingkal.

‡ "Sekali lagi, harus lihat konteksnya dulu, Kyai. Pada zaman Julius Caesar tanggal 1 Januari
dirayakan oleh rakyat karena pergantian konsul Roma, tiap-tiap konsul masa baktinya 12 bulan",
tambah Sang Rahib.

† "Ya, ya, saya mengerti, Rahib. Tak setiap Januari yang jadi bintang adalah Janus. Bisa saja Janaka,
Jan Pieter Coen, Jan Ethes cucunya Pak Jokowi... tergantung lakonnya", kelakar Sang Kyai tak kalah
jenaka.

3.2. ANNO DOMINI (AD): ASAL-USUL TAHUN MASEHI

‡ "Berbeda latarbelakangnya, Kyai. Makna perayaan 1 Januari zaman Julius Caesar tentu berbeda
dengan perayaan di zaman Kekristenan".

† "Matur sembah nuwun infonya yang penting. Kalau Tahun Masehi, nyuwun pirsa, bagaimana
sejarahnya?".

‡ "Pada tahun 525 St. Yohanes I, Paus Roma, menugaskan saya untuk membuat kalender baru
yang nama dan hitungannya sejak inkarnasi Gusti kita Yesus Kristus (AB INCARNATIONE DOMINI
NOSTRI JESU CHRISTI ANNORUM TEMPORA). Nah, berdasarkan dokumen-dokumen kuno, Kristus
dilahirkan 25 Desember. Tinggal menghitung tahunnya, lalu saya temukan 753 AUC atau Tahun 1
SM", jelas Rahib Dionysius.

† "Lho kok tahun 1 SM, Rahib. Katanya tahun Masehi dihitung sejak kelahiran Yesus?".

‡ "Ya, tetapi awal Tahun Baru dihitung dari delapan hari setelah kelahiran-Nya, Kyai. Kalau Yesus
lahir 25 Desember 753 AUC, delapan hari setelah Natal adalah 1 Januari 754 AUC", ungkapnya.

† "La ilaha illallah, Sun angandel Allah sawiji, Kang nglangkungi kuwasa-Ne, La ilaha illallah, Yesus
Kristus Ya Rohullah..." (Tiada ilah selain Allah, Yang Kuasa-Nya tanpa batas. Tiada ilah selain Allah,
Yesus Kristus dan Roh Allah)", Sang Kyai berdecak kagum mengulang "credo trinitaris" Eyang
Coelen yang pernah didengarnya di Ngoro. "Ini angka yang bagus, Rahib. 1-1-1, tanggal satu, bulan
satu, tahun satu. Ini angkanya Gusti, Tahunnya Gusti. ANNO DOMINI" , tambah Kyai Tunggul
Wulung.

‡ "Itulah makna Tahun Baru kita, Kyai. Tanggal 1 Januari adalah ‫ﺑﺎﻟﺠﺴﺪ‬  ‫" ﻋﻴﺪ ﺧﺘﺎﻧﺔ اﻟﻤﺴﻴﺢ‬Ied Khitanat
Al-Masih bi al-Jasad" (Perayaan Khitan Kristus secara sik), "Praepitim Iesu", atau Holy Prepuce,
sekaligus pemberian nama suci bagi-Nya: "Ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia
diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya" (Lukas
2 :21), jelas St. Dionysius Exiguus.

† "Ooo... Itu sebabnya selain dokumen kuno membuktikan Natal telah dirayakan tanggal 25
Desember jauh sebelum kultus Dewa
Matahari di Roma tahun 274 M, Sextus Julius Africanus (160-240 M) dan Hypolitus (170-235 M)
sudah menyebut tanggal kelahiran Yesus πρὸ  ὀκτὼ  καλανδῶν ἰανουαρίων "pro okto kalandon
Ianouarion" (delapan hari sebelum kalender Januari). Benarkah begitu, Domine?".

‡ "Mantul (mantap betul) jawabanmu, Kyai. Sejak tahun 126 Paus Telesporus di Roma sudah
merayakan misa Natal 24 Desember malam. Karena itu kita bisa menghitungnya mulai tanggal 25,
26, 27, 28, 29, 30, 31 dan hari ke delapan jatuh tanggal 1 Januari. Itulah Tahun Baru, yang tepat
terjadi pada upacara ‫ילה‬ ָ ‫" ְבּ ִרית ִמ‬B'rit Milah", Perayaan Khitan Yesus, untuk menggenapi Taurat
Musa".

† "Jelas, jelas sekarang, Rahib. Tapi dengar-dengar, ada kesalahan dalam kalkulasi beberapa
tahun?".

‡ "Betul, saya lupa menghitung 4 tahun masa pemerintahan Herodes, lalu hilangnya 1 tahun lagi.
Jadi, sebenarnya Yesus lahir 5 atau 4 tahun sebelum tahun 1 AD. Maaf, Kyai...", kata St. Dionysius
yang terkenal dengan julukan "Exiguus", Sang Rendah hati itu.

4. REFLEKSI MULTIKULTURAL

† "Mengkritik memang mudah, Rahib. "Mereka pikir membuat sistem kalender dengan hitungan
cermat bulan, hari dan jam peredaran matahari itu semudah menghitung bunga kredit KPR apa?",
gerutu Ki Ageng Kelud sembari nyruput kopi panasnya.
† "Harus diakui, Tahun Masehi adalah persembahan St. Dionysius Exiguus yang terbaik bagi
sejarah peradaban dunia", lanjutnya.

‡ "Terima kasih, Kyai", ucapnya datar tak mabuk pujian.

Di tengah-tengah gayengnya diskusi, sesekali keduanya melihat ke bawah matahari, Bumi


Ngarcapada. Kontroversi Natal sudah lewat, kini Tahun Baru mereka debat: "Pokoknya Januari itu
penyembahan dewa Janus!", suara itu lantang, diulang-ulang.

† "Dengar, dengarlah, Rahib. Kaum kampret itu masih ngotot!", kata Kyai Tunggul Wulung.
Sang Rahib senyum-senyum mendengarnya, sambil ngicipi ketela rebus yang paling enak di planet
bumi.

‡ "Pernah dengar bulan Suro, Kyai?", tanya Sang Rahib.

† "Tentu saja, Rahib. Suro adalah tanggal kesepuluh Muharam, bulan pertama dalam kalender
Islam. Tetapi di negeri kami, Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645) telah menjadikannya
sebagai nama bulan pertama kalender Jawa", jawab Ki Ageng Kelud.

‡ "Terus?".

† "Istilah Jawa "Suro" berasal dari bahasa Arab ‫اء‬ ُ َ‫' ﻋ‬Āshûrā', meskipun asalnya dari kaum
َ ‫ﺎﺷﻮ َر‬
Yahudi, namun umat Islam disunnahkan untuk puasa: ‫ﺎﺿ َﻴ َﺔ‬ ِ ‫ﺎل ﻳُ ﻜَﻔ ُﺮ اﻟﺴﻨ ََﺔ ْاﻟ َﻤ‬
َ ‫اء َﻓ َﻘ‬ ُ َ‫َو ُﺳ ِﺌ َﻞ ﻋَ ْﻦ َﺻ ْﻮ ِم ﻳَ ْﻮ ِم ﻋ‬
َ ‫ﺎﺷﻮ َر‬
"Wa su'ila 'an shaum 'āshûrā'a faqāla yaka ru al-ssanat al-mādhiyah". Artinya: Dan ditanyakan
tentang puasa 'Asyura, Nabi saw. menjawab: “Puasa itu bisa menghapus dosa kecil pada tahun
sebelumnya" (H.R. Muslim)", jelas Kyai Tunggul Wulung.

‡ "Ehm", Sang Rahib menganggukkan kepalanya.

† "Hanya saja, umat Islam diperintahkan agar menyelisihi puasa Yahudi: ‫ﻮﻣﻮا َﻗ ْﺒﻠَﻪُ ا ْو ﺑَﻌْ ﺪَ ُه ﻳَ ْﻮ ًﻣﺎ‬
ُ ‫ﻮﻣﻮ ُه َو ُﺻ‬
ُ ‫ُﺻ‬
‫" َو ﻻَ ُﺗ َﺸﺒﻬُ َﻮا ِﺑ ْﺎﻟ َﻴﻬُ ْﻮ ِد‬Shûmûhu wa shûmû qablahu aw ba'dahu yauman wa lā tusyabbihû bi al-Yahudi"
(Puasalah Asyura dan berpuasalah sehari sebelum dan setelahnya, dan janganlah kamu
menyerupai kaum Yahudi)", tambahnya.

‡ "Nah, dalam hal ini ada upaya reinterpretasi kan, Kyai? Maksud saya, kalau umat Islam berpuasa
sebelum atau sesudahnya, itu artinya tidak persis tanggal 10? Padahal kata ‫اء‬ ُ َ‫' ﻋ‬Āshura, seasal
َ ‫ﺎﺷﻮ َر‬
dengan kata Ibrani ‫' ָ'עשׂוֹר‬ashor, artinya "sepuluh", jelas Sang Rahib.

† "Ya, ya. Betul, lebih gamblang sekarang, Rahib. Apakah tentang 'Ashura ini ada dalilnya dalam
Taurat?".

‡ "Ada. Itu yang dikenal Yom Kippur, tertulis dalam Imamat 23:27, bunyinya: ‫יעי‬ ִ ‫ַא ֶבּ ָעשׂוֹר ַלח ֶֹדשׁ ַה ְשּׁ ִב‬
‫" ַהזֶּ ה יוֹם ַה ִכּ ֻפּ ִרים‬Ak be 'ashor lakhodesh hashevi'it hazzeh yom hakippurim" (Tetapi pada tanggal
sepuluh bulan yang ketujuh itu Hari Penebusan)", tambah sang Rahib.

† "Jadi, meskipun kata Suro itu akar katanya sama, tetapi dalam perjalanan sejarah yang panjang,
Yahudi, Islam dan Kejawen memaknainya berbeda-beda. Maknanya semula ‫" יום כיפור‬Yom Kippur"
(Hari Penebusan). Unsur "penebusan" (ka arah) ini masih ada dalam Islam Sunni, meskipun tidak
menjadi titik sentral ajarannya... ", Sang Kyai berhenti sejenak.

‡ "Bagi kaum Muslim Syiah bulan Ashura adalah bulan dukacita, itulah tanggal gugurnya Husein,
cucu Rasulullah", Sang Rahib menambahkan.

† "Bulan Suro", giliran kata Sang Kyai, "bagi Kejawen adalah eru-eru akeh bilahi kang teko" (bulan
hura-hara banyak bencana yang datang)".

Sementara keduanya asyik berdiskusi, di bumi perdebatan tak kunjung selesai. "Mau diputer-
puter kemanapun, namanya Januari itu kan asalnya dari Janus, dewa pagan Roma", kata seorang
pengkhotbah melalui pengeras suara.

† "Gimana meluruskan logika seperti ini, Rahib?".

‡ "Itu sama saja kalau kita berkata, terlepas dari beragam pemaknaan Ashura, sebagai hari
penebusan dosa atau dukacita, bulan tirakat atau bulan bencana. Tak soal apakah puasa Muslim
dibedakan sebelum atau sesudah Ashura Yahudi, tetapi "the origin of Ashura" tetap berkaitan
dengan kata ‫" שׂוֹר‬asor", ‫" ﻋﺸﺮة‬asyrah", artinya sepuluh", tandas sang rahib.

† "Tetapi tidak berarti setiap Muslim yang puasa Ashura harus kita simpulkan mereka murtad jadi
Yahudi to, Rahib?", tambah Kyai Tunggul Wulung.

‡ "Lagi pula, tak semua yang memakai kalender AD menyebut bulan pertama selalu Januari, Kyai".

† "Oh iya?".

‡ "Beda dengan orang Mesir menyebut ‫" ﻳﻨﺎﻳﺮ‬Yanair" (Januari), di Irak, Lebanon dan Syria mereka
menyebut  ‫اﻟﺜﺎن‬
ٍ ‫" ﻛﺎﻧﻮن‬Kanun al- Tsani" (Kanon kedua), sebab Desember mereka namakan ‫اﻷول‬ّ ‫ﻛﺎﻧﻮن‬
"Kanun al-Awwal" (Kanun pertama)", tambah sang Rahib.

Di bumi teriakan mengutuk Januari serba sayup mulai tak terdengar lagi, mungkin kalah
energiknya dengan lagu "EGP"-nya Maia Estianty:

"...Apa yang kau kata, apa yang dia kata,


ku tak pernah ambil pusing. Kau mau bilang apa, semua mau bilang apa, ku hanya bisa berkata:
EMANG GUA PIKIRIN!".

Berbareng dengan usainya diskusi di "Yerusalem Kaswargan" , di bawah langit sana, yaitu di bumi
Ngarcapada, sayap-sayap fajar merekah mengusir gelap malam, dan pagi terus merangkak pasti
menuju rembang siang.

"Bhumi Bung Karno", 7 Januari 2019

Oleh : Dr. Bambang Noorsena


2019 © ISCS All Rights Reserved
Category:  Teologi (/index/blog/teologi/)

 @denipark_

         

Categories

Kebangsaan (/index/blog/kebangsaan/)

Kebudayaan (/index/blog/kebudayaan/)

Premium Artikel (/index/blog/premium-artikel/)

Teologi (/index/blog/teologi/)

2020
January (/index/blog/2020/01/)
2019
November (/index/blog/2019/11/)
October (/index/blog/2019/10/)
September (/index/blog/2019/09/)
August (/index/blog/2019/08/)
July (/index/blog/2019/07/)
June (/index/blog/2019/06/)
May (/index/blog/2019/05/)
April (/index/blog/2019/04/)
March (/index/blog/2019/03/)
February (/index/blog/2019/02/)
January (/index/blog/2019/01/)
2018
December (/index/blog/2018/12/)

CONNECT WITH US

Instagram (https://www.instagram.com/voiceofpancasila/)

Facebook (https://www.facebook.com/pro le.php?id=100008861776812)

Fanspage (https://www.facebook.com/pro le.php?id=100008861776812)

Twitter (https://www.facebook.com/pro le.php?id=100008861776812)

YouTube Channel (https://www.youtube.com/channel/UCsdZ5oe_YgEJFAy_6tCBG-g)

POPULAR POSTS
4.Feb.2019
IMAN YANG MEMINDAHKAN GUNUNG: ALQIDIS SAM'AN AL-KHARAJ DAN MUKJIZAT BUKIT MUQATAM
CAIRO (/index/blog/teologi/iman-yang-memindahkan-gunung-alqidis-sam-an-al-kharaj-dan-mukjizat-
bukit-muqatam-cairo.html)

24.Aug.2019
SALIB, KA'BAH DAN BUTA LOCAYA (Catatan Kecil untuk Ustadz Abdul Somad) (/index/blog/teologi/salib-
ka-bah-dan-buta-locaya-catatan-kecil-untuk-ustadz-abdul-somad.html)

31.Dec.2018
Sekilas Mengenal Dr. Bambang Noorsena (/index/blog/kebudayaan/sekilas-mengenal-bambang-
noorsena.html)

Ziarah ke Tanah Suci bersama Dr. Bambang Noorsena

Bagi Anda yang berminat untuk tour ziarah ke Tanah Suci Israel bersama Bapak Dr. Bambang Noorsena
dapat menghubungi Contact Person di bawah ini :
087771659955 (Bu Dini - WA/Call)

085859042229 (Bu Shafa - WA/Call)

Info yer untuk jadwal ziarah berikutnya dapat dilihat di link berikut ini : INFO ZIARAH
(/index/html/ziarah-ke-tanah-suci.html)

Pemesanan Buku Dr. Bambang Noorsena

Bagi Anda yang berminat untuk membeli Buku-Buku Karya Bapak Dr. Bambang Noorsena dapat
menghubungi Contact Person di bawah ini :
085859042229 (Bu Shafa Erna Noorsena) 

Judul Buku yang Tersedia : ORDER BOOK (/index/html/pemesanan-buku.html)

© 2020 Bambang Noorsena Center (contacts). All Rights Reserved. | Design By Deni Park
(https://instagram.com/denipark_/)

Anda mungkin juga menyukai