Anda di halaman 1dari 8

SEMINAR ARSITEKTUR

PREFERENSI PERMUKIMAN VERTIKAL HOUSE DENGAN


PEMANFAATAN SERTA POLA TATA RUANG TERBUKA
(Studi Kasus: Rusunawa Gebang Raya, Tangerang)

Disusun Oleh:

GITA FEBRYANTI

( NIM: 41217010015)

URUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCU BUANA

TAHUN AJARAN 2020/2021

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana |


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pertumbuhan penduduk dan permukiman menjadi hal yang tidak asing untuk saat
ini. Tingkat kelahiran tinggi dan urbanisasi penduduk menjadikan lahan di perkotaan
menjadi terbatas dan nilai lahan yang tiap tahun menjadi semakin meningkat. Pada lahan
perkotaan saat ini, mayoritas penduduknya merupakan masyarakat dari tingkat ekonomi
rendah, sehingga menyebabkan permukiman-permukiman padat di kawasan yang
dianggap strategis yaitu kawasan pusat kota, industri dan perguruan tinggi. Terkait
dengan kebijakan Pemerintah pada UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman, maka pembangunan rumah susun merupakan suatu respon serta solusi
terhadap kebutuhan hunian bagi masyarakat pada kondisi saat ini. Rumah susun bisa
menjadi alternatif pilihan untuk penyediaan tempat tinggal yang ideal bagi negara-negara
berkembang (Prasetyo, 2012). Menurut UU Nomor 20 Tahun 2011 menyatakan bahwa
rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan
yang terbagi dalam bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah
horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan yang dapat dimiliki dan digunakan
secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama,
benda bersama, dan tanah bersama. Pembangunan rumah susun ini merupakan salah satu
alternatif untuk di kota-kota besar terutama di kawasan yang berfungsi sebagai pusat
kegiatan ekonomi seperti Kota Tangerang.
Dalam mendirikan sebuah rusun terdapat beberapa latar belakang yang berbeda
antar penghuni, kegiatan berbudaya, cerminan dalam perwujudan nilai-nilai sosial yang
dianut oleh penghuninya. Penghuni yang menempatinya pun tidak serta merta langsung
dapat menyesuaikan diri dengan pola yang telah ditetapkan di rusun tersebut. Beragam
persepsi yang pro dan kontra dapat muncul baik sebelum menghuni dan setelah
menghuni vertikal house tersebut. Akan tetapi, pemerintah selalu mencoba menanamkan
mindset yang positif agar tinggal di rumah susun dapat diterima kalangan masyarakat.
Pembangunan rususn tersebut di fungsikan agar mengubah pemukiman kumuh menjadi
pemukiman yang layak untuk dijadikan tempat tinggal bagi masyarakat. Kondisi yang
saat ini terjadi adalah penghuni yang berusaha untuk memindahkan perilaku atau masih
dalam tahap beradaptasi dari landed house (rumah horizontal) ke Rusunawa (rumah

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 2


vertical). Sesuai dengan pernyataan bahwa manusia juga ikut berkembang mengikuti
perubahan didalam dirinya sendiri (Heimsath, 1988). Perkembangan pola perilaku ini
termasuk dalam adaptasi sifat maupun perilaku mereka terhadap lingkungan barunya.
Perilaku tiap manusia di dalam lingkungan merupakan suatu proses interaksi antara
dirinya dan juga lingkungan yang melibatkan motivasi dan kebutuhan-kebutuhan
individual maupun sosial yang telah berkembang sesuai dengan fenomena yang terjadi
saat ini.
Terdapat beberapa anggapan jika setelah menempati rusun tersebut akan
mengalami keterbatasan baik dalam ruang publik maupun pada ruang pivasi. Sehingga
membuat penghuni memanfaatkan ruang publik menjadi ruang pribadi salah satunya
yang sering terjadi kumpul-kumpul pada teras atau balkon rumah, selasar, hall, ruang
tangga dan lain-lain. Dengan adanya kegiatan tersebut mengakibatkan berubahnya fungsi
tatanan ruang publik menjadi ruang pribadi. Pada ruang-ruang publik diatas juga sering
dimanfaatkan untuk berkumpul sesama warga rumah susun, sehingga timbul kendala-
kendala seperti kebisingan, kurang tertib, bahkan ruang bersama tersebut menjadi sulit
untuk diakses publik dikarenakan aktifitas tersebut. Banyak terjadi perubahan fungsi
ruang publik menjadi ruang pribadi sehingga menyebabkan penurunan kualitas ruang dan
kualitas fisik penghuni.
Dengan adanya upaya percepatan dan peningkatan pembangunan rumah susun di kota
Tangerang, maka harus juga diimbangi juga dengan peningkatan kualitas hidup
penghuninya. Maka faktor persepsi, karakteristik budaya dan perilaku penghuni juga
dijadikan sebagai pertimbangan utama. Untuk menghindari segala bentuk akses tatanan
rumah susun, maka diperlukan adanya pendekatan asas keterjangkauan, diperlukan juga
pendekatan dari segi sosial budaya dan psikologi. Dalam hubungannya dengan tempat
tinggal, sebuah hunian dapat membatasi ruang gerak manusianya yang bertujuan untuk
memenuhi segala kebutuhan manusia baik dalam segi primer, sekunder dan tersier.
Dalam mendapatkan kelayakan dalam sebuah hunian maka penghuni tersebut maka rusun
tersebut harus sesuai standar kenyamanan dan standar bangunan dalam mendirikan
Rumah Susun Gebang Raya, Tangerang.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan penelitian ini, dapat di rumuskan beberapa masalah sebagai


berikut:

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 3


1. Bagaimana pengaruh keterbatasan ruang gerak penghuni rumah susun?

2. Bagaimana penghuni rusun mampu beradaptasi dengan lingkungan yang


sebelumnya berada di horizontal house kemudian menjadi vertical house?

3. Bagaimana pengelolaan pemanfaatan ruang terbuka dalam aspek fungsi


dari ruang publik tersebut?

4. Bagaimana sususanan pola tata ruang terbuka pada rusun tersebut?

1.3 Maksud, Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk menganalisa permukiman vertikal house


yang berada di Rusun Gebang Raya dengan mengidentifikasi pemanfaatan serta
pola tata ruang terbuka yang berada di rusun tersebut.
1.3.2 Tujuan dari Praktik Profesi
Adapun tujuan dari praktik profesi sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perubahan fungsi ruang publik yang telah
dibentuk oleh penghuni tersebut sehingga menjadi ruang pribadi
dalam Rusun Gebang Raya.
2. Untuk menentukan tingkat kenyamanan hunian serta memenuhi
standarisasi kebutuhan penghuni dalam Rusun Gebang Raya.
3. Untuk mengetahui pengaruh latar belakang penghuni, budaya dan
aspek ekonomi penghuni terhadap ruang tata terbuka yang
terbentuk oleh penghuni tersebut.
4. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tatanan pola ruang
terbuka yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan, serta dapat
berpengaruh terhadap psikologis penghuninya juga.

1.3.3 Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat lainnya bagi akademik dan Instansi Arsitektur khususnya


untuk Rusun Gerbang Raya, yaitu :

1. Bagi Penulis dan Akademik

a. Menambah pengetahuan dan dapat memahami bagaimana dalam


merancang pola tata ruang terbuka Rusun Gerbang Raya.
Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 4
b. Menjadi alternatif rujukan penelitian lebih lanjut bagi pengembangan
desain Rusun.

2. Bagi Instansi Arsitektur

a. Memberikan masukan bagi Instansi Arsitektur untuk menerapkan


standarisasi rusun sesuai dengan ketentuan pemerintah.

b. Menjadi alternatif rujukan dalam merancang sebuah Rusunawa.

1.4 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan laporan penelitian ini menggunakan urutan-urutan


penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pembahasan bab I menjelaskan tentang Latar Belakang; Rumusan Permasalahan;


Maksud, Tujuan dan Manfaat Penelitian; Sistematika Pembahasan; dan Kerangka Pikir
Penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pembahasan bab II menjelaskan tentang Landasan Teoritis (pendekatan teori yang


digunakan sesuai rumusan permasalahan penelitian); Kajian Teoritis (teori-teori dari
jurnal dan buku yang digunakan sesuai rumusan permasalahan); dan Kerangka Teoritis
(rangkuman teori yang digunakan dalam penelitian dalam bentuk kerangka).

BAB III METODE PENELITIAN

Pembahasan bab III menjelaskan tentang Pendekatan Metode Penelitian; Tahapan


Penelitian; Sampling Penelitian (Kriteria Pemilihan Objek Penelitian, Deskripsi Umum
dan Data Fisik Objek Penelitian, Kriteria Penentuan Sample dan Jumlah Sampel
Penelitian); Metode Pengumpulan Data dan Rancangan Instrumen Penelitian yang
akan digunakan; dan Metode Analisa Data.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pembahasan bab IV menjelaskan tentang Pengumpulan Data (survey lapangan yang


telah pustaka dari data primer dan sekunder); Pengolahan Data / Analisa Data.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 5


Pembahasan bab V menjelaskan tentang Kesimpulan dan Hasil Penelitian;
Rekomendasi-Rekomendasi Penelitian.

1.5 Kerangka Penelitian

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 6


FENOMENA: RUMUSAN MASALAH:
Perubahan pemanfaatan
serta perubahan pola tata 1. Bagaimana pengaruh keterbatasan ruang gerak penghuni
ruang terbuka rumah susun?
2. Bagaimana penghuni rusun mampu beradaptasi dengan
Studi: lingkungan yang sebelumnya berada di horizontal house
Rusun Gerbang Raya kemudian menjadi vertical house?
3. Bagaimana pengelolaan pemanfaatan ruang terbuka dalam
aspek fungsi dari ruang publik tersebut?
JUDUL PENELITIAN:
Preferensi permukiman 4. Bagaimana sususanan pola tata ruang terbuka pada rusun
vertikal house dengan tersebut?
pemanfaatan serta pola
tata ruang terbuka

Studi:
Rusun Gerbang Raya

Program Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 7

Anda mungkin juga menyukai