Anda di halaman 1dari 75

SEB-10 = Mengenal Peralatan

PELATIHAN
AHLI MUDA PELAKSANAAN STRUKTUR
BANGUNAN GEDUNG

2007

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Salah satu modul pelatihan yang akan diberikan kepada peserta pelatihan ahli
muda pelaksana struktur gedung adalah mengenai Mengenal Peralatan ini
menjelaskan pengenalan alat-alat berat pemindahan tanah, pengenalan alat
angkat, mobil creane dan tower crane, pengenalan alat pengecoran beton,
pengenalan alat yang berkaitan dengan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.

Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan,


dimana para peserta pelatihan ahli muda pelaksana struktur gedung (Structure
Engineer of Building) ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal
pekerjaan pelaksanaan struktur gedung.

Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna baik ditinjau dari
segi materi sistematika penulisan maupun tata bahasanya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari para peserta dan pembaca semua, dalam
rangka perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) -i-


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Kata Pengantar

LEMBAR TUJUAN

MODUL PELATIHAN : Pelatihan Ahli Muda Pelaksana Struktur


Gedung (Structure Engineer of Building)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya Terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :


Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu melaksanakan pekerjaan
struktur bangunan gedung sesuai spesifikasi teknis dan peraturan yang berlaku.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :


Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Menerapkan manajemen dan administrasi.
3. Menerapkan pengetahuan teknik konstruksi.
4. Menerapkan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak.
5. Menerapkan manajemen lingkungan.
6. Menerapkan pengetahuan beton struktur.
7. Menerapkan pengetahuan baja struktur.
8. Menjelaskan analisa geoteknik.
9. Melaksanakan hasil pengujian tanah dan material gedung.
10. Mengenal peralatan.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) -ii-


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Kata Pengantar

NO. DAN JUDUL MODUL : SEB – 10 MENGENAL PERALATAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mempelajari modul, peserta mampu mengenal peralatan sesuai
ketentuan dokumen kontrak sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
struktur bangunan gedung sesuai peraturan yang berlaku sehingga layak
difungsikan.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Menjelaskan alat-alat berat pemindahan tanah
2. Menjelaskan alat angkat, mobil creane dan tower crane,
3. Menjelaskan alat pengecoran beton,
4. Menjelaskan alat yang berkaitan dengan pekerjaan mekanikal dan elektrikal

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) -iii-


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Kata Pengantar

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................... i
LEMBAR TUJUAN.................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN
MODUL PELATIHAN AHLI MUDA
PELAKSANA STRUKTUR
GEDUNG
(Structure Engineer of Building) ....................................... vii
DAFTAR MODUL .......................................................... viii
PANDUAN INSTRUKTUR .......................................................... viii

BAB I PENGENALAN ALAT BERAT PEMINDAH TANAH ................ I-1


1.1. PERALATAN BERAT PEKERJAAN TANAH.................... I-1
1.1.1 Sifat – Sifat Tanah .................................................. I-1
1.2. PERALATAN PEKERJAAN TANAH.................................. I-4
1.2.1 Bulldozer ................................................................ I-4
1.3. ALAT – ALAT PENGGALI ................................................. I-6
1.3.1 Power shovel .......................................................... I-7
1.3.2 Clamshell ................................................................ I-7
1.3.3 Loader .................................................................... I-8
1.3.4 Grader .................................................................... I-8
1.4. PEMADAT TANAH ............................................................ I-9
BAB II PENGENALAN ALAT ANGKAT, MOBIL CRANE DAN
TOWER CRANE ....................................................................... II-1
2.1. PERALATAN ANGKAT, MOBILE CRANE DAN
TOWER CRANE ............................................................... II-1
2.1.1 Mobile Crane .......................................................... II-1
2.2. SAFE OPERATION ........................................................... II-3
2.2.1 Mobile crane ........................................................... II-4
2.3. KERAN MENARA (TOWER CRANE) ............................... II-5

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) -iv-


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Kata Pengantar

2.4. BAGIAN UTAMA DARI SEBUAH CRANE ........................ II-7


2.5. KERAN PEDESTAL .......................................................... II-8
2.6. JENIS DAN TIPE PESAWAT ANGKUT ............................ II-8
2.7. PERLENGKAPAN PERALATAN KESELAMATAN
(Safety Device) .................................................................. II-9
2.7.1 Umum : ................................................................... II-9
2.7.2 Special Untuk Pesawat Angkat Menara : ............... II-9
2.7.3 Kebutuhan Perlengkapan ....................................... II-10
2.7.4 Daftar Beban .......................................................... II-10
2.8. ISTILAH – ISTILAH DALAM PERALATAN CRANE .......... II-12
BAB III PENGENALAN ALAT PENGECORAN BETON....................... III-1
3.1. PERALATAN PENGECORAN BETON ............................ III-1
3.1.1 Concrete mixer ....................................................... III-1
3.1.2 Batcher equipment ................................................. III-2
3.1.3 Pengangkut Beton .................................................. III-2
3.1.4 Concrete Pump....................................................... III-3
BAB IV PENGENALAN ALAT PEKERJAAN MEKANIKAL DAN
ELEKTRIKAL............................................................................ IV-1
4.1. UMUM ............................................................................... IV-1
4.2. LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL IV-1
4.3. PEKERJAAN MEKANIKAL ............................................... IV-3
4.3.1 Penyegar Udara (AC) ............................................. IV-3
4.3.2 Penyegar Udara Kamar .......................................... IV-5
4.3.3 Pompa .................................................................... IV-13
4.3.4 Perlengkapan Pemadam Kebakaran ...................... IV-14
4.3.5 Lift dan Eskalator .................................................... IV-17
4.4 PEKERJAAN ELEKTRIKAL .............................................. IV-19
4.4.1 Instalasi dan Distribusi Listrik ................................. IV-19
4.4.2 Instalasi Penangkal Petir ........................................ IV-28
4.4.3 Istilah-istilah yang umum dipakai ............................ IV-28
4.4.4 Instalasi Telepon .................................................... IV-29

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) -v-


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Kata Pengantar

HAND OUT

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) -vi-


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Kata Pengantar

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL


PELATIHAN AHLI MUDA PELAKSANA STRUKTUR GEDUNG
(Structure Engineer of Building)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Muda


Pelaksana Struktur Gedung (Structure Engineer of Building)
dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam
Pelatihan Ahli Muda Pelaksana Struktur Gedung (Structure Engineer
of Building) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.
2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-
masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja
yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap
perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk
suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk
memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka
berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun
seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul)
yang harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Ahli Muda
Pelaksana Struktur Gedung (Structure Engineer of Building).

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) -vii-


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Kata Pengantar

DAFTAR MODUL

Ahli Muda Pelaksana Struktur Gedung


Jabatan Kerja :
(Structure Engineer of Building)

Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SEB – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

2 SEB – 02 Manajemen dan Administrasi

3 SEB – 03 Pengetahuan Teknik Konstruksi

4 SEB – 04 Dokumen Kontrak

5 SEB – 05 Manajemen Lingkungan

6 SEB – 06 Beton Struktur

7 SEB – 07 Baja Struktur

8 SEB – 08 Analisa Geoteknik

9 SEB – 09 Pengujian Tanah dan Material Gedung

10 SEB – 10 Mengenal Peralatan

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) -viii-


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Kata Pengantar

PANDUAN INSTRUKTUR

A. BATASAN

NAMA PELATIHAN : PELATIHAN AHLI MUDA PELAKSANA


STRUKTUR GEDUNG
(STRUCTURE ENGINEER OF BUILDING)

KODE MODUL : SEB - 10

JUDUL MODUL : MENGENAL PERALATAN

DESKRIPSI : Materi ini membahas pengetahuan alat-alat


berat pemindahan tanah, pengenalan alat
angkat, mobil creane dan tower crane,
pengenalan alat pengecoran beton, pengenalan
alat yang berkaitan dengan pekerjaan
mekanikal dan elektrikal. untuk pelatihan Ahli
Muda Pelaksana Struktur Gedung (Structure
Engineer of Building)

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.


WAKTU PEMBELAJARAN : 4 (Empat) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) -ix-


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Kata Pengantar

B. RENCANA PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan

1. Menjelaskan Tujuan  Mengikuti penjelasan TIU


instruksional umum(TIU) dan dan TIK dengan tekun dan OHT
Tujuan instruksional khusus aktif.
(TIK)  Mengikuti penjelasan
2. Menjelaskan Maksud dan Maksud dan tujuan beton
tujuan beton struktur struktur
3. Menjelaskan Pengertian  Mengikuti penjelasan
beton struktur Pengertian beton struktur
 Mengajukan pertanyaan
Waktu : 5 menit apabila ada yang kurang
jelas.

2. Ceramah : Bab I, Pengenalan


Alat-alat berat pemindahan
tanah OHT
 Mengikuti penjelasan,
Memberikan penjelasan, uraian uraian atau bahasan
ataupun bahasan mengenai : instruktur dengan tekun
Alat-alat berat pemindah tanah dan aktif.
 Mengajukan pertanyaan
Waktu : 45 menit apabila ada yang kurang
jelas.

3. Ceramah : Bab II, Pengenalan


Alat Angkat, mobil crane dan
tower crane OHT

Memberikan penjelasan, uraian  Mengikuti penjelasan,


atau-pun bahasan mengenai : uraian atau bahasan
Alat angkat, mobil crane dan instruktur dengan tekun
tower crane dan aktif.
 Mengajukan pertanyaan
Waktu : 45 menit apabila ada yang kurang
jelas.

4. Ceramah : Bab III,


Pengenalan alat
pengecoran beton OHT
 Mengikuti penjelasan,
Memberikan penjelasan, uraian uraian atau bahasan
atau-pun bahasan mengenai : instruktur dengan tekun
alat pengecoran beton dan aktif.
 Mengajukan pertanyaan
Waktu : 45 menit apabila ada yang kurang
jelas.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) -x-


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Kata Pengantar

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

5. Ceramah : Bab IV, Pengenalan


alat yang berkaitan dengan
pekerjaan mekanikal dan  Mengikuti penjelasan, OHT
elektrikal uraian atau bahasan
instruktur dengan tekun
Memberikan penjelasan, uraian dan aktif.
atau-pun bahasan mengenai :  Mengajukan pertanyaan
alat yang berkaitan dengan apabila ada yang kurang
pekerjaan mekanikal dan jelas.
elektrikal

Waktu : 40 menit

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) -xi-


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab I : Pengenalan Alat-alat Berat
Pemindahan Tanah

BAB I
PENGENALAN ALAT BERAT PEMINDAH TANAH

1.1. PERALATAN BERAT PEKERJAAN TANAH

1.1.1 Sifat – Sifat Tanah

Sifat-sifat tanah sehubungan dengan pemindahan, pengangkutan dan


pemampatan perlu diketahui, karena tanah yang dikerjakan akan mengalami
perubahan volume.
Keadaan tanah yang mempengaruhi volume yang kita jumpai dalam pekerjaan
pemindahan tanah adalah adalah :
- Keadaan tanah yang dijumpai sebelum taha tersebut terusik, jadi
keadaannya masih sesuai dengan kehendak alam. Keadaan tersebut
dalam keadaan bank atau alam ukuran dinyatakan dalam bank measure
(BM).

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) I-1


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab I : Pengenalan Alat-alat Berat
Pemindahan Tanah

- Keadaan tanah lepas loose , ialah keadaan tanah setelah usaha


pengusikan dilakukan , seperti digusur, digali, diangkat dan sbagainya.
Ukuran tanah dalam keadaan lepas ini disebut % BM (BM + swell), jadi
volume tanah loose lebih besar dibandingkan volume tanah alam pada
berat yang sama
- Keadaan tanah yang mampat, ialah keadaan tanah setelah diberikan
usaha-usaha pemampatan, besarnya ukuran tanah dalam keadaan
mampat (compacted) bila dibandingkan dengan BM sangat tergantung
dari usaha pemampatan tersebut, jadi mungkin menjadi lebih besar atau
menjadi makin kecil.

Bertambahnya volume tanah dari bank menjadi loose desebut swell yang
dinyatakan dalan % dan dihitung dengan

Sw = { (B/L) – 1} x 100%

Dimana :
Sw = % swell
B = berat tanah dalam keadaan bank (alami)
L = berat tanah dalam keadaan loose (lepas)

Sh = {1 – (B/C)} x 100%
Dimana :
Sh = % shrinkage atau susut
B = berat tanah dalam keadaan bank (alami)
C = berat tanah dalam keadaan compacted (mampat)

Contoh :
Suatu tanah dari hasil penyelidikan diperoleh nilai-nilai
- Berat tanah alam 92 lbs/cu.ft
- Berat tanah lepas 76 lbs/cu.ft

- Berat tanah dimampatkan 108 lbs/cu.ft

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) I-2


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab I : Pengenalan Alat-alat Berat
Pemindahan Tanah

Maka
Sw = { (92/76) – 1 } x 100% = 21%
Sh = { 1 – (92/108)} x 100% = 15%
Disamping % swell dan % shrinkage untuk menyatakan konversi keadaan
tanah dapat juga digunakan load factor dan shrinkagr factor dan dihitung
sebagai berikut :
Volum
Load Factor 
Volum

Volume
Shrinkage 
Volum

Contoh sifat tanah :

Jenis tanah % swell Load factor

Lempung alami 38 0.72

Lempung berkerikil kering 36 0.73

Lempung berkerikil basah 23 0.73

Tanah biasa baik, kering 24 0.81

Tanah biasa baik, basah 26 0.79

Kerakal 14 0.88

Pasir kering 11 0.90

Pasir basah 12 0.89

Batu 62 0.61

Contoh :
Berapa kali harus diangkut oleh scraper yang kapasitasnya 18 cu-yd
dibutuhkan jika dibutuhkan tanah lempung kerikil kering sebanyak 8000 cu-yd
(compacted) dengan shrinkage factor 0.80
- Diperlukan tanah = (8.000 / 0.80 ) = 10.000 cu-yd ( bank)

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) I-3


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab I : Pengenalan Alat-alat Berat
Pemindahan Tanah

- Kemampuan scraper mengangkut tanah = 18 x 0,73 = 13.13 cu-yd


(bank)
- Jika hanya digunakan 1 scraper maka diperlukan = (10.000 / 13.24) =
761 kali pengangkutan dengan scaper

1.2. PERALATAN PEKERJAAN TANAH

1.2.1 Bulldozer

Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan tractor sebagai


penggerak utamanya, sebagai attachment

Macam type bulldozer dibedakan menjdi beberapa jenis tergantung dari alat
geraknya, kendali alat geraknya dan macam pisaunya

Alat gerak :
Menurut alat geraknya (mounted) bulldozer dibagi dalam dua type.
- Crawler tractor dozer ( dengan roda rantai)
- Wheel tractor dozer (dengan roda karet)
- Swamp bulldozer (untuk daerah rawa)

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) I-4


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab I : Pengenalan Alat-alat Berat
Pemindahan Tanah

Perbandingan antara crawler mounted dan wheel mounted

Crawler Mounted Wheel Mounted

1. Daya dorong besar terutama pada


1. Kecepatan lebih besar
tanah lunak

2. Tidak perlu alat angkut ke lokasi


2. Dapat bekerja pada tanah lumpur
pekerjaan
3. Dapat bekerja pada tanah berbatu
3. Menguntungkan untuk jarak angkut
yang tajam namun ban karet akan
jauh
cepat rusak
4. Kecepatan temdah, jarak angkut
4. Kelelahan operator kecil
pendek
5. Tidak dapat bekerja pada medan yang
5. Daya apung (floating) besar
jelek, lembek dan becek
6. Perlu alat pengangkut ke lokasi,
karena dapat merusak jalan yang 6. Jalan angkut perlu pemeliharaan
dilalui

Alat kendali
Menurut alat kendali pisau dozer (blade)nya dapat dibedakan :
- Cable controled (alat kendali dengan kabel)
- Hydraulic controled (alat kendali hidrolis)

Perbandingan cable controled dan hydraulic controled

Cable controled Hydraulic controled

Sederhana dalam pemasangan dan


Tekanan pisau lebih besar
pemakaian

Pemeliharaan mudah Kedudukan pisau dapat di atur

Bahaya kerusakan alat kurang, karena


pisau dapat naik sendiri jika menjumpai Pemeliharaan berat dan harus teliti
rintangan yang berat

Kadang-kadang mendapat kesulitan


Tidak cocok untuk tanah keras menyediakan minyak hidrolis jika lokasi
jauh dari kota (di pedalaman)

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) I-5


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab I : Pengenalan Alat-alat Berat
Pemindahan Tanah

1.3. ALAT – ALAT PENGGALI

Alat penggali sering disebut sebagai excavator, yang mempunyai bagian


utama antara lain:
- Bagian atas yang dapat berputas (revolving unit)
- Bagian bawah untuk berpidah tempat (traveling unit)
- Bagian bagian tambahan (attachment unit)

Attachment yang penting diketahui adalah : Crane, Dipper shovel, Backhoe,


Dragline dan clamshell
Bagian bawah excavator ada yang menggunakan roda rantai (truck / crawler)
ada yang dapat dipasang di atas truck (truck mounted)
Pada umumnya excavator mempunyai tiga pasang mesin penggerak pokok,
yaitu :
- Penggerak untuk mengendalikan attachment, misalnya gerakan
menggali, mengangkat dan sebagainya
- Penggerak untuk memutar revolving unit berikut attachment yang
dipasang
- Penggerak untuk memindahkan excavator dari tempat satu ke tempat
lain
Excavator bekerja pada bagian atasnya pada sumbu vertikal

Hydraulic
backhoe

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) I-6


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab I : Pengenalan Alat-alat Berat
Pemindahan Tanah

1.3.1 Power shovel

Dengan memberikan shovel attachment pada axcavator maka didapat alat yang
disebut power showel. Alat ini untuk penggalian tanah tanpa bantuan alat lain
sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angku yang lain.
Pada umunya power shovel dipasang di atas crawler mounted, karena
diperoleh keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan kemampuan floating
Power shovel di lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing yang
letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat. Jenis shovel ada dua macam:
shovel dengan kendali kabel (cable controlled) dan shovel dengan kendali
hidrolis (hydrolic controlled).

1.3.2 Clamshell

Clamshell adalah alat gali yang digunakan untuk bahan-bahan lepas seperti
pasir, kerikil, lumpur dan sebagainya. Batu pecah dan batu bara juga dapat
menggunakan clamshell.
Clamshell bekerja dengan mengisi bucket dan diangkat ke atas secara vertikal,
kemudian dengan gerakan swing, diangkut ke tempat yang dikehendaki,
ditupahkan ke dalam truck untuk diangkut

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) I-7


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab I : Pengenalan Alat-alat Berat
Pemindahan Tanah

1.3.3 Loader

Loader adalah alat pemuat hasil galian yang tidak dapat langsung dimuatkan ke
dalam alat angkut, misalnya dari bulldozer. Pada prinsipnya loader adalah alat
pembantu untuk memuat dari stockpile ke kendaraan.
Jenis loader ditinjau dari alat penggeraknya dibedakan dua macam :
- Loader dengan roda ranatai (crawler loader)
- Loader dengan roda karet (wheel loader)

1.3.4 Grader

Grader adalah alat yang digunakan untuk meratakan permukaan tanah :


- Motor grader
- Towed grader (yang ditarik traktor)

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) I-8


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab I : Pengenalan Alat-alat Berat
Pemindahan Tanah

1.4. PEMADAT TANAH

Penggolongan roller pemampat tanah adalah sebagai berikut :


o Berdasarkan cara bergeraknya dibedakan self wheel dan yang harus
ditarik traktor
o Berdasarkan roda penggilasnya dibedakan : roda penggilas baja dan
dari karet
o Berdasarkan bentuk rodanya dibedakan : plain, segment, grid, sheepfoot
o Berdasarkan susunan roda ada three wheel, tandem roller, dan three
axle tandem roller

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) I-9


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab I : Pengenalan Alat-alat Berat
Pemindahan Tanah

Alat penggilas khusus seperti vibrating roller bekerja menggunakan getaran


sebagai unsur utama dalam proses pemampatan tanah.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) I-10


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

BAB II
PENGENALAN ALAT ANGKAT,MOBIL CRANE DAN
TOWER CRANE

2.1. PERALATAN ANGKAT, MOBILE CRANE DAN TOWER


CRANE

Pada dasarnya peralatan angkut tidak dapat dipisahkan dengan peralatan


angkat dalam melaksanakan pekerjaan pemindahan tanah.

Prinsip kerja pesawat angkat dan angkut adalah system yang bekerja pada
seluruh komponen bagian-bagian pesawat angkat dan angkut itu sendiri, pada
masa sekarang ini terjadi perubahan teknologi yang demikian pesat sehingga
terjadi kemajuan pula pada system kerja di lingkungan enjineering peralatan
industri. Pada umumnya penggunaan system kerja pada pesawat angkat &
angkut menggunakan:

Sistem Elektrik
Sistem Mekanik (manual & otomatis)
Sistem Hidraulis
Sistem Pneumatik (system angin bertekanan/ tekanan udara)

Dari sistem keempat tersebut terdapat 2 (dua) sumber utama tenaga penggerak
diantaranya adalah:
Motor Listrik
Motor Bakar (Bensin & Diesel)

2.1.1 Mobile Crane

Mobile crane mempunyai boom yang disangga oleh struktur utama


(super structure flat form) berupa rangka (lattice) dari baja dengan
kendali kabel hidrolis. Penggerak utama dapat menggunakan mesin disel
atau mesin listrik sedang untuk pengendalian hidrolis menggunakan

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-1


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

motor yang terpisah dengan penggerak utama. Umumnya mobile crane


menggunakan kabel bajatunggal sebagai alat pengangkatnya, yang
terbentang dari titik boom hingga bagian bawah, dapat berupa hook,
tong , bucket dan sebagainya. Mobile Crane dilengkapi dengan safety
untuk beban berlebih.

Pengendalian Mobile crane dengan sling memiliki dua buah silider untuk
pengendalian, pengangkat utama (main hoist) dan silider tambahan untuk
pengendalian boom. Floating crane menggunakan pengendali kabel (sling)

Tujuan penggunaan mobile crane memindahkan beban pada horizontal


direction.

Karakteristik berkaitan dengan safety :

 Penggunaan mobile crane pada tanah yang miring berpotensi


mengundang bahaya terguling, oleh karena itu operasikan pada tanah
yang datar, rata dan tanah keras.
 Bila pengoperasian dilakukan pada tanah yang lunak gunakan landasan
plat baja yang cukup kuat
 Bila dalam pengoperasiannya menggunakan outtrigers, hal-hal berikut
perlu diperhatikan :
- Harus dipastikan bahwa roda karet tidak bertumpu pada tanah

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-2


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

- Harus dipastikan bahwa, panjang kaki dari outtriggers sama


panjang dan safety device di-set pada extension length
- Harus dipastikan bahwa semua kaki outrigger bertumpu pada
tanah
- Harus dipastikan bahwa kaki outrigger sudah dipasang kunci

2.2. SAFE OPERATION

Sebelum pekerjaan dimulai :


• Pengoperasian dilakukan oleh kualified personel
• Menggunakan pakaian safety / APD
• Meeting dilakukan (koordinasi) dengan unit kerja yang lain yang terlibat
mengenai safety (working methods, method to prevent falls, working skill
instruction system dsb)
• Menangani mesin dengan penuh tanggung jawab
• Perhatian pada saat masuk atau keluar mesin : yakinilah bahwa tidak
terlempar keluar, dan harus yakin saat keluar / masuk tidak berpegangan
satu tangan

Setelah penggunaan alat selesai :


• Isi bahan bakar,
• Parkir ditempatnya (bila peralatan harus diparkir), parkir di tempat datar,
tidak berlumpur

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-3


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

• Sebelum meninggalkan peralatan: matikan mesin, turunkan working


device, netralkan tekanan pada peralatan pneumatik (system hidrolik),
netralkan versnelling, kunci semua safety devices,
• Matikan mesin dan ambil kucinya
• Yakinilah bahwa pintu telah terkunci

2.2.1 Mobile crane

FLOATING CRANE

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-4


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

Mobile crane
Crawler type hydraulic crane

2.3. KERAN MENARA (TOWER CRANE)

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-5


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

Keran menara adalah salah satu pesawat angkat yang mempunyai tugas
menaikkan dan menurunkan suatu beban sesuai kebutuhan dengan batas-
batas tertentu dan mempunyai jangkauan yang tertentu pula. Baik beban yang
diijinkan maupun jangkauannya. Mengangkat dan menurunkan beban serta
memindahkan muatan secara horizontal terletak pada bangunan atas (super
structure / upper structure).

Wheel Mounted Crane/ Keran Ban Karet

 Kabin pengemudi lebih dari satu


Keran diletakkan pada pembawa dilengkapi dengan garden (axle),
mempergunakan ban karet untuk berjalan. Mempunyai ruang pengemudi
yang terpisah yaitu masing-masing untuk ruang pengemudi keran dan
ruang pengemudi keran dan ruang pengemudi pembawa.

 Kabin pengemudi tunggal


Koran diletakkan pada pembawa dilengkapi dengan garden (axle)
menggunakan ban karet untuk berjalan tetapi hanya mempunyai satu ruang

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-6


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

pengemudi, yang dipergunakan sebagai ruang pengemudi pembawa dan


keran angkat.

Locomotive Crane

Keran yang bagian atasnya termasuk sistem mekanis penggerak dan


perlengkapannya diletakkan pada alat pembawa bergerak dengan
menggunakan landasan ril. Sumber tenaga dari keran ini bisa bersumber
dari keran angkat itu sendiri atau dari luar.

2.4. BAGIAN UTAMA DARI SEBUAH CRANE

Pada umumnya untuk jenis keran mobil, secara keseluruhannya dapat dibagi
menjadi empat bagian yang penting yaitu:

1. Bangunan Atas/ Upper Structure, Super Structure

Merupakan bagian dari keran yang dapat berputar dimana p ada bagian
kerangka bangunan tersebut diletakkan sistem mekanik, fungsi-fungsi
kontrol penggerak keran.

2. Bagian Pembawa/ Mobile Base Mounting

Tempat dimana bangunan atas diletakkan untuk dapat berpindah dari satu
tempat ke tempat lain dalam pengoperasiannya.

3. Tenaga Penggerak/ Power Plant

Adalah sumber tenaga penggerak dapat berupa motor bensin, motor diesel,
motor listrik, motor hydraulic atau gabungan dari semuanya termasuk alat
pemutus/ penyambung dari motor penggerak ke sistem mekanis keran, bisa
berupa kopling basah atau kering, juga termasuk diantaranya, hydro
dynamic torque converter, hydrostatic, electric generator atau juga peti roda
gigi (gear box).

4. Perlengkapan-perlengkapan Bagian Depan/ Font End Operating


Equipment.

Merupakan beberapa jenis perlengkapan yang dapat dipasangkan


disesuaikan dengan jenis atau kebutuhan pekerjaan. Diantaranya sebagai

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-7


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

keran angkat, clam shell, magnet, drag line, pemancang tiang (pile driver)
dan lain sebagainya.

2.5. KERAN PEDESTAL

- Crane pedestal umumnya dipergunakan di lepas pantai, misalnya pekerjaan


bongkar muat di anjungan lepas pantai. Serta pekerjaan yang ada di lepas
pantai pada umumnya bahaya atau sumber bahaya sangat tinggi
dikarenakan situasi dan kondisi yang setiap saat berubah-ubah.

- Pada umumnya pekerjaan bongkar muat di anjungan lepas pantai


dipergunakan pesawat angkut (crane) darat yang dimodifikasi dan
disesuaikan dengan berat atau ringan dari volume pekerjaan.

- Dengan pesatnya perkembangan teknologi pekerjaan anjungan di lepas


pantai, maka dibuat crane yang disesuaikan dengan kebutuhan yaitu
pedestal crane. Pedestal crane didirikan secara tetap pada suatu pedestal
yang menyatu dengan konstruksi anjungan. Cara kerja pedestal crane juga
tidak berbeda dengan crane darat kecuali sistem horesting, directing dan
swing yang beda hanya kecepatannya.

2.6. JENIS DAN TIPE PESAWAT ANGKUT

1. Pita Transport:
Belt conveyor & chain conveyor
Eskalator

2. Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas landasan


permukaan:
Tractor, Track, Dumpt truck,
Alat-alat berat (earth moving equipment)
Gerobak
Fork Lift
Kereta gantung

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-8


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

3. Alat angkutan alan ril:


Lokomotif
Gerbong
Lori

2.7. PERLENGKAPAN PERALATAN KESELAMATAN (Safety


Device)

2.7.1 Umum :

Automatic Engine Stopping Device


Automatic Voltage Regulator
Automatic / Magnetic Brake Device System
Speed Meter/ Speedometer/Odometer
Rpm Meter
Voltage, Ampere, Frekwensi Meter
Signal Lamp, Horn/Klakson
Maximum Load Alarm Device

2.7.2 Special Untuk Pesawat Angkat Menara :

Moment Limiter
Maximum Load Limiter
Maximum Speed Limiter
Slewing Stroke And Limiter
Lifting Stroke And Limiter
Anemometer
Penangkal Petir
Alat Komunikasi
Stability Limit Device
Trolleying Limiter
Travelling Limiter
Hoisting Limiter

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-9


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

2.7.3 Kebutuhan Perlengkapan

Kebutuhan utama dari setiap keran angkat mempunyai hubungan erat dengan
program keselamatan kerja. Maka dari itulah semua perlengkapan komponen-
komponen pada keran harus memenuhi ketentuan-ketentuan atau standar yang
berlaku, baik disaat melakukan perencanaan, pembuatan, pemeriksaan,
pengujian atau perawatan. Di dalam PER.05/MEN/1985 Depnaker atau
rekomendasi standard lainnya akan kita temui segala ketentuan alat
keselamatan pada sebuah keran, jika terjadi kehilangan perlengkapan,
kerusakan ataupun data informasi adalah menjadi tanggung jawab pemilik
untuk melengkapi dan memperbaiki sesuai dengan standard yang berlaku.

Identitas

Pada setiap keran angkat harus dibubuhi identitas yang cukup jelas dan tidak
mudah hilang. Identitas tersebut mencakup nama pabrik pembuat, type/model
nomor seri, tahun pembuatan dan berat unit keran. Juga pada bagian
perlengkapan keran yang mudah dibukak/ dipasang seperti ballast (counter
weight), boom-boom penyambung, jib-jib, kaki penyangga tambahan (out
rigger), diberi tanda identitas yang cukup jelas sesuai dengan nomor pemilikan
keran angkat. Karena bagian tersebut hanya bisa digunakan pada unit keran
tersebut atau pada keran sejenis sesuai dengan ciri-ciri dan perencanaan yang
dibuat oleh pabrik.
Pada setiap pembuatan komponen, perbaikan, perubahan konstruksi yang oleh
pabrik pembuat keran harus mendapat persetujuan dari pabrik pembuat keran
tersebut dan diawasi oleh seorang ahli (Professional Engineer)

2.7.4 Daftar Beban

Setiap mobil crane harus dilengkapi dengan daftar kemampuan pengangkatan


beban (load rating chart), yang dibuat secara jelas, tidak mudah rusak,
diletakkan pada bagian yang mudah dilihat oleh operator dari tempat duduknya.
Daftar beban tersebut dibuat sedemikian rupa, sehingga mudah dimengerti dan
dipahami maksudnya secara tepat dan cepat.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-10


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

Dalam dafter tersebut akan tertera :


a). Model keran, nomor seri dan tahun pembuatan.
b). Kemampuan pengangkatan pada setiap kombinasi panjang boom, radius
dengan dan tanpa menggunakan fly jib.
c). Cara menentukan berbagai kombinasi panjang boom dan jib yang
diijinkan.
d). Daerah ruang kerja keran (crane quadrant) yang berhubungan erat
dengan kemampuan daya angkat keran pada berbagai posisi yang
berbeda.
e). Adanya alternative komponen tambahan pada keran angkat, sehingga
akan merubah kemampuan daya angkat keran tersebut. Alternatif-
alternatif tambahan tersebut harus tertera dengan jelas.
f). Apabila kemampuan angkat dari keran tidak dibatasi oleh kestabilan
tetapi dibatasi oleh kekuatan konstruksinya, maka pembatasan antara
keduanya harus cukup jelas dalam daftar beban (load chart).
g). Bila keran ditempatkan pada dudukan/pembawa yang tidak simetris,
maka perubahan kemampuan daya angkat sesuai dengan arah
keseimbangan harus diberi tanda yang cukup jelas.
h). Peringatan-peringatan, petunjuk-petunjuk, pembatasan yang harus
dipatuhi selama pengoperasian sehingga tidak menimbulkan bahaya
kecelakaan, ditulis dengan jelas. Seperti : kecepatan angin, kerataan
landasan (leveling), kondisi landasan, tekanan angin pada ban,
kecepatan pengoperasian.
i). Cara-cara penggandaan tali penggerak dan jumlah penggandaan (part of
rope reeving) yang diijinkan, termasuk jenis, ukuran dan panjang tali.
j). Data-data drum seperti diameter, kekuatan tarik, kecepatan putaran atau
alternative lainnya.
k). Pada keran hidrolis (hydraulic system), penjelasan secara terperinci
mengenai semua fungsi kelengkapan control bekerja secara otomatis,
manual dan apakah dilengkapi system jatuh bebas (free fall) atau tidak
pada system pengerek muatan beban.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-11


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

Untuk keran yang menggunakan boom telescopic diberikan penjelasan-


penjelasan mengenai :
a). Panjang setiap bagian telescopic boom yang dapat dikeluarkan.
b). Penjelasan cara pengoperasian setiap bagian dari boom telescopic
apakah bisa dikeluarkan dengan tenaga mesin atau secara manual.
c). Cara-cara untuk memanjangkan atau memendekkan boom dan
memasang fly jib.
d). Beban muat yang diperbolehkan diangkat sambil memanjangkan atau
memendekkan telescopic boom.

2.8. ISTILAH – ISTILAH DALAM PERALATAN CRANE

Bagi mereka yang bekerja dengan menggunakan keran angkat, maka akan
ditemui beberapa penggunaan istilah-istilah pada keran angkat antara lain :

1. Angle Indikator
Perlengkapan pada sebuah keran angkat yang akan menunjukkan
besarnya sudut antara boom dengan garis horizontal pada berbagai
posisi boom secara otomatis

2. Anometer
Alat pengukur kecepatan angin

3. Automatic Safe Load Indikator


Alat keselamatan pada keran yang dapat memberikan aba-aba
peringatan kepada pengemudi keran (operator) apabila mengangkat
muatan/beban melebihi dari ketentuan.

4. Auxiliary Hoist (Whip Line)


Tali pengangkat beban kedua, biasanya digunakan untuk mengangkat
muatan beban yang ringan-ringan

5. Axle Lock
Suatu perlengkapan pada keran ban karet dipasangkan antara garden
(axle) dengan chasis untuk meniadakan gerakan axle (ocilation) dalam

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-12


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

pengoperasian keran dengan tumpuan ban karet (tanpa menggunakan


out rigger).

6. Boom
Merupakan bangunan konstruksi yang dapat diperpanjang atau
diperpendek, terpasang pada bangunan atas (super structure)
digunakan untuk menopang tali pengangkat beban (muatan).

7. Boom Stop
Peralatan pada keran angkat digunakan untuk membatasi gerakan
boom agar tidak melampui sudut boom terbesar dari yang telah
ditentukan.

8. Boom Back Stop


Perlengkapan pada keran digunakan untuk mencegah agar boom tidak
terbalik ke belakang.

9. Boom Angle
Sudut yang dibentuk oleh boom dengan garis horizontal.

10. Boom Hoist Mechanism


Perlengkapan mekanis untuk mengatur gerakan boom naik atau turun.

11. Boom Point


Titik terjauh/ tertinggi pada ujung boom.

12. Boom Length (Panjang Boom)


Panjang boom yang diukur dari titik tengah pin kaki boom titik tengah as
puli (cakra pengantar) di ujung atas boom.

13. Cab
Rumah penutup pada bangunan atas keran angkat untuk melindungi
perlengkapan mekanisme dan pengemudi keran angkut.

14. Counter Weight


Pemberat tetap untuk menjaga keseimbangan keran angkat pada saat
bekerja mengangkat muatan/beban.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-13


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

15. Center of Rotation


Merupakan sumbu putar dari bangunan atas keran.

16. Blocking Up Base


Pengoperasian keran angkat dengan menggunakan kaki penyangga
tambahan (out rigger) guna menambah kestabilan.

17. Bridle atau Harness


Suatu sistem susunan block cakra-cakra pengantar (puli-puli) yang
menghubungkan tali pendek boom (boom hoist suspension rope)
dengan tali penahan boom (boom pendant).

18. Cantilever Jib


Boom yang ditopang pada dua titik lampu di bagian bawah ujung boom

19. Jib (Ply Jib)


Boom tambahan, dipasang pada ujung boom untuk menambah
ketinggian penderekan pengangkatan) muatan.

20. Load
Merupakan beban yang diderek (diangkat) oleh keran angkat termasuk
hook block dan alat-alat bantu angkat lainnya yang tergantung di bawah
hook (kait penderek).

21. Load Block (Hook Block)


Susunan dari satu atau lebih cakra-cakra pengantar (puli-puli), pin,
rangka, swivel, kait penderek (hook) digunakan untuk mengaitkan
beban-beban yang akan diangkat (dikerek) dan dipasangkan /
digantungkan pada tali pengerek.

22. Rope falls


Jumlah penggandaan susunan tali pengerek antara tali puli load block
(hook block) dengan puli-puli di ujung atas boom.

23. Load Rating Chart


Daftar tabel kemampuan angkat/kerek sebuah keran angkat yang
memperinci kemampuan angkat/kerek keran pada berbagai kombinasi

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-14


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

panjang boom, radius atau sudut boom serta beberapa ketentuan-


ketentuan yang harus diikuti selama pengoperasian keran angkat dan
ditempelkan pada tempat yang mudah dilihat oleh pengemudi keran
angkat di dalam ruang pengemudi keran angkat.

24. Free Fall


Cara menurunkan hook atau beban dengan gaya bertanya sendiri.

25. Height of Lift


Jarak vertikal diukur dari tanah sampai hook (kait pengerek beban)
bagian bawah pada saat pengait muatan berada pada posisi paling
tinggi.

26. Radius Indikator


Sebuah perlengkapan untuk menunjukkan perubahan-perubahan jarak
radius pengoperasian disaat terjadinya perubahan sudut boom atau
pada saat perubahan-perubahan panjang boom pada keran boom
telescopic.

27. Level Indikator (Water Level)


Peralatan pada keran angkat yang akan menunjukkan kerataan
kedudukan keran angkat pada suatu penempatan disaat operasi.

28. Limit Switch


Alat pembatas yang bekerja secara otomatis apabila batas-batas
tertentu akan dilampui.

29. Out Reach


Jarak horizontal dari titik tengah kait pengerek muatan pada bagian
terdekat dari keran kecuali boom.

30. Power Lowering


Peralatan mekanis yang memungkinkan menurunkan boom atau
muatan yang dikendalikan dengan kecepatan putaran motor penggerak.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-15


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

31. Tail Radius


Jarak horizontal antara sumbu putar dengan bagian terjauh di belakang
bangunan atas dari sebuah keran angkat.

32. Reeving
Susunan pengadaan/pengulangan tali di antara dua buah bangunan
yang terdiri dari susunan-susunan puli.

33. Swing
Gerakan putar dari bangunan atas (supper structure)

34. Single Line Pull


Kekuatan tarik satu tali pada gulungan pertama pada gelombang
penggulung (drum)

35. Safe Working Load (S.W.L.)


Beban maksimum yang dapat diangkat dengan aman oleh sebuah
keran angkat dalam suatu keadaan posisi tertentu.

36. Pawl (Dog)


Alat pengunci untuk menahan suatu sistem gerakan pada keran angkat.

37. Telescopic Boom


Susunan boom terdiri dari boom utama dan beberapa bagian boom
bekerja seperti telescopic di saat memanjangkan atau memendekkan
boom.

38. Two Blocking


Keadaan dimana hook block bersentuhan dengan ujung boom bagian
atas (boom point).

39. Wheel Base


Jarak antara titik tengah roda depan dengan titik tengah roda belakang.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-16


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

40. Free on Wheel


Kondisi dari sebuah keran angkat ban karet yang mampu bekerja hanya
bertumpu pada ban, tanpa menggunakan kaki penyangga tambahan
(out rigger).

41. Out Rigger


Suatu konstruksi bangunan tambahan dipasangkan pada bagian
pembawa keran angkat dimana lengan-lengan dan kaki-kaki
penunjangnya dapat diperpanjang atau diperpendek untuk
mendapatkan keseimbangan yang lebih baik.

42. Parts of Rope


Jumlah penggandaan pengulangan tali diantara dua buah susunan
bangunan puli-puli.

43. Over Bauling Weight/Pear Weight/Baby


Pemberat yang dipasangkan pada tali pengangkat beban sedikit di atas
kait pengerek muatan (hook), mengakibatkan hook turun oleh karena
bertanya sendiri.

44. Lipping
Keadaan keran angkat dalam posisi seimbang dengan beban berderek
(terangkat) dan akan terbalik apabila terjadi penambahan beban walau
dalam jumlah yang kecil.

45. Quadrant
Pembagian daerah ruang kerja sebuah keran angkat yang ditentukan
oleh posisi boom thd kedudukan pembawanya.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-17


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab II : Pengenalan Alat Angkat,
Mobil Crane dan Tower Crane

BAB II ............................................................................................................................. 1
PENGENALAN ALAT ANGKAT,MOBIL CRANE DAN TOWER CRANE .............. 1
2.1. PERALATAN ANGKAT, MOBILE CRANE DAN TOWER CRANE ....... 1
2.1.1 Mobile Crane ............................................................................................ 1
Mobile crane mempunyai boom yang disangga oleh struktur utama (super
structure flat form) berupa rangka (lattice) dari baja dengan kendali kabel
hidrolis. Penggerak utama dapat menggunakan mesin disel atau mesin listrik
sedang untuk pengendalian hidrolis menggunakan motor yang terpisah dengan
penggerak utama. Umumnya mobile crane menggunakan kabel bajatunggal
sebagai alat pengangkatnya, yang terbentang dari titik boom hingga bagian bawah,
dapat berupa hook, tong , bucket dan sebagainya. Mobile Crane dilengkapi
dengan safety untuk beban berlebih. ....................................................................... 1
2.2. SAFE OPERATION ......................................................................................... 3
2.2.1 Mobile crane ............................................................................................. 4
2.3. KERAN MENARA (TOWER CRANE).......................................................... 5
2.4. BAGIAN UTAMA DARI SEBUAH CRANE................................................. 7
2.5. KERAN PEDESTAL ....................................................................................... 8
2.6. JENIS DAN TIPE PESAWAT ANGKUT ....................................................... 8
2.7. PERLENGKAPAN PERALATAN KESELAMATAN (Safety Device) ........ 9
2.7.1 Umum : ..................................................................................................... 9
2.7.2 Special Untuk Pesawat Angkat Menara : ................................................. 9
2.7.3 Kebutuhan Perlengkapan ........................................................................ 10
2.7.4 Daftar Beban ........................................................................................... 10
2.8. ISTILAH – ISTILAH DALAM PERALATAN CRANE .............................. 12

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) II-18


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab III : Pengenalan Alat
Pengecoran Beton

BAB III
PENGENALAN ALAT PENGECORAN BETON

3.1. PERALATAN PENGECORAN BETON

Untuk menghasilkan campuran beton dalam jumlah besar dengan produktivitas tinggi
diperlukan peralatan yang efisien.

Peralatan pembuatan beton terdiri dari

- Alat penakar bahan baku( batcher equioment)


- Alat pencampur (concrete mixer)
- Alat pengangkut (concrete hauling equipment)
- Concrete bucket
- Concrete pump

3.1.1 Concrete mixer

Concrete mixer terdiri dari beberapa buah silinder tegak yang dapat berputar terhadap
poros.
Poros dapat diatur sehingga dapat dengan mudah mengisi dan menuangkan
campuran beton tersebut. Di dalam silider terdapat sudu-sudu yang berfungsi sebagai
homogenizer.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) III-1


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab III : Pengenalan Alat
Pengecoran Beton

3.1.2 Batcher equipment

Batcher equipment berupa tabung untuk mengukur material beton sebelum diutangkan
ke dalam mixer, Kapasitas batcher minimal tiga kali kapasitas mixer.

Material dari batcher yang akan diisikan pada mixer melalui gate yang dapat diatur
secara manual atau dengan tenaga listrik atau dengan kompresor.

Tipe batcher ada dua macam :

- Single material batcher


- Multiple batcher atau cumulative bacher

3.1.3 Pengangkut Beton

Pengangkut beton atau Concrete Hauling Equipment dipilih berdasarkan beberapa


pertimbangan

- Jarak antara concrete mixer ke lokasi proyek


- Volume beton yang dipergunakan
- Metoda yang dipakai pada pencampuran beton dan cara pengecorannya

Metode pengangkutan yang paling mutakhir dari pengangkutan adalah handling dan
placing bahan beton, maksudnya untuk meminimalkan risiko segregasi dari campuran
beton yang dapat terjadi waktu final mixing dan pengecoran.

Disamping mobil pencampur pengangkut beton diperlukan peralatan penunjang


berupa:

- Hand operated cart dengan satu atau dua roda


- Power buggy

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) III-2


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab III : Pengenalan Alat
Pengecoran Beton

- Hoist elevator bucket


- Craned handled bucket
- Concrete belt conveyor
- Concrete pump
- Concrete dump truck
- Rail road car
- Kabel-kabel pengangkat

3.1.4 Concrete Pump

Dipakai untuk menyalurkan bahan cor beton ke tempat pengecoran melalui saluran
tertutup. Pemompaan dilakukan melalui pipa atau selang. Cara pemompaan cocok
untuk kondisi atau buggy.
Capasitas pompa beton antara 10-100 cu-yd/jam

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) III-3


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

BAB IV
PENGENALAN ALAT PEKERJAAN MEKANIKAL DAN
ELEKTRIKAL

4.1 UMUM
Aktivitas penghuni pada bangunan bertingkat sangat tergantung dengan fasilitas
gedungnya, jadi sebuah bangunan bertingkat yang sudah jadi struktur rangkanya
belum dapat dikatakan berfungsi dengan layak, jika fasilitasnya belum lengkap.
Sebagai contoh : penghuni di lantai atas yang membutuhkan air untuk mandi
akan sangat repot bila harus membawa air dari bawah ke atas. Untuk memenuhi
kebutuhan ini, sebuah bangunan gedung masih membutuhkan pekerjaan
pelengkap yang termasuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal.

4.2 LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


Lingkup pekerjaan mekanikal dan elektrikal pada bangunan bertingkat seperti
halnya bangunan susun meliputi pekerjaan pemasangan instalasi listrik, instalasi
penangkal petir, pemasangan pompa air berikut instalasinya, pemasangan alat
pemadam kebakaran serta alat komunikasi dan air conditioner (AC).

1. Listrik
Fungsi utama listrik adalah untuk penerangan di dalam rumah, sedangkan
fungsi lainnya adalah untuk memberi nyawa kepada alat-alat elektronik dan
mesin agar dapat bekerja yang pada zaman modern ini sumber sangat
mewarnai kehidupan manusia.
Sumber listrik umumnya diambil dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan
pekerjaan jaringan listrik di dalam rumah harus dilaksanakan oleh orang yang
telah mempunyai lisensi (PAS) dari PLN.

2. Penangkal Petir
Sebuah benda yang lebih tinggi dibanding benda-benda disekitarnya akan
lebih besar kemungkinan disambar petir.
Untuk melindungi bangunan dan penghuninya dari sambaran petir yang
dipasang pada bagian atap tertinggi.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-1


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Pemasangan instalasi penangkal petir ini juga dilaksanakan oleh instalasi


listrik yang telah mendapat rekomendasi dari PLN.

3. Pompa Air
Alat ini berfungsi untuk menaikkan air ke atas/bak penampung yang dipasang
lebih tinggi dari ketinggian lantai tingkat, agar air nantinya dapat mengalir ke
semua lantai tingkat.
Setiap pompa mempunyai spesifikasi dan kekuatan yang berbeda. Untuk
memilih pompa, harus diukur lebih dahulu kedalaman air yang akan dihisap
dan ketinggian bak penampung yang akan disuplai.

4. Alat Pemadam Kebakaran


Pada bangunan bertingkat, alat pemadam kebakaran mutlak harus
disediakan, karena kebakaran sangat sulit diduga kapan datangnya dan
bagaimana proses terjadinya, terutama bila kebakaran terjadi dilantai bawah,
maka penghuni di lantai atas akan sangat sulit menyelamatkan diri.
Pada bangunan bertingkat rendah (4 lantai atau kurang), persyaratan alat
pemadam kebakaran yang dianjurkan adalah “Sprin kler“, yaitu alat pemadam
kebakaran dengan semprotan air yang dipasang pada plafon.
Untuk bangunan bertingkat rendah (4 lantai atau kurang), persyaratan alat
pemadam kebakaran yang dianjurkan adalah „Sprin Kler“, yaitu alat
pemadam dengan semprotan air yang dipasang pada plafon.
Untuk bangunan umum sebaiknya juga harus dipasang „Fire Hydrant“ yaitu
pipa yang dapat menyemprotkan air bertekanan. Panjang selang pipa harus
dapat mencapai ke sudut ruangan yang terjauh. Bak air untuk „fire hydrant“
harus dibuat terpisah dengan bak air untuk kebutuhan hidup penghuni, agar
bila terjadi kebakaran airnya tidak kosong karena sudah terpakai.

5. Alat Komunikasi dan AC


Pelengkap gedung lainnya yang menunjang aktivitas penghuni, antara lain
telepon atau intercon, yaitu alat komunikasi antara ruang di dalam gedung
maupun komunikasi dengan pihak di luar gedung dan air conditioner (AC)
yaitu alat untuk menyejukkan dan memberikan udara segar di dalam ruangan.
Untuk bangunan rumah susun, biasanya pihak pengembang tidak melengkapi
dengan fasilitas ini, mengingat rumah susun diperumuskan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah. Bangunan rumah susun bila dilengkapi dengan
fasilitas AC dan telepon akan menambah komponen biaya sehingga harga
jual akan bertambah tinggi / mahal.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-2


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

4.3 PEKERJAAN MEKANIKAL


4.3.1 Penyegar Udara (AC)
1. Jenis Penyegar Udara
a. Penyegar Udara Paket
Penyegar udara jenis paket terdiri dari peralatan penyegar dan
refrigerator yang terletak dalam satu rumah. Gambar 4.1
menunjukkan sebuah konstruksi, dimana komponen penyegar
udara yang terdiri dari kipas udara, koil udara, saringan udara dan
penampung terletak di bagian atas dari rumah. Dengan demikian
udara yang terinduksi melalui lubang masuk dan akan mencapai
temperatur dan kelembaban yang diinginkan. Selanjutnya udara
tersebut ditekan masuk kedalam ruang plenum yang ada di bagian
atas kipas udara, kemudian masuk ke dalam ruangan. Dalam
keadaan di mana satu penyegar udara paket harus melayani
beberapa ruangan, maka udara dimasukkan ke dalam ruangan
melalui expansi langsung (DX coil), dimana refrigerator cair dari
konsensor diuapkan sehingga udara yang mengalir melalui koil
udara tersebut menjadi dingin dan kering.
Penyegar uadara jenis paket semula ditujukan untuk pendinginan,
tetapi dapat juga dipergunakan untuk pemanasan apabila
dilengkapi dengan koil pemanas yang bekerja dengan uap atau air
panas atau dengan pemanas listrik.
Di bagian bawah dari penyegar udara terdapat mesin pendingin
yang terdiri dari komporesor, kondensor, pengontrol otomatik dan
peralatan listrik. Kompresor yang dipakai dapat berupa kompresor
torak atau kompresor putar. Motor listrik yang dipakai berdaya
sekitar 7.5 KW dan biasanya dari jenis hermetik, dimana motor
dan kompresor terbungkus dalam satu rumah. Dalam hal ini dapat
dipakai kondensor dengan pendinginan udara atau pendinginan
air. Jika dipakai kondensor pendinginan air, kondensor biasanya
diletakkan di dalam unit. Sedangkan kondensor pendinginan udara
kondensor biasanya diletakkan di luar unit tersebut ; pipa
refrigeran menghubungkan kondensor dengan mesin penyegar
udara. Gambar 2.2 menunjukkan sistem pipa dari jenis penyegar
udara paket dengan pendinginan air.
Penyegar udara jenis paket berkapasitas antara 3 sampai 10 TR
(Ton Refrigeran) dan dirancang untuk memberikan kenyamanan
normal maupun untuk keperluan industri atau keperluan lain,

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-3


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

dimana dapat diperoleh udara bertemperatur dan berkelembaban


rendah. Penyegar udara dari jenis pompa kalor tersedia untuk
keperluan pendinginan maupun untuk pemanasan.
2
1
5
4
14

17
8
6
18

15
11
9
12
16 13
10

17

1. Ruang plenum 10. Kondensor


2. Gril pengeluaran 11. Pipa kapilar
3. Lubang masuk pembantu 12. Saklar tekanan / tekanan tinggi
4. Kipas udara 13. Kotak saklar elektromagnetik
5. Motor kipas udara 14. Panel kontrol
6. Pendingin 15. Pipa flexibel
7. Pemanas 16. Saringan pengering
8. Saringan udara 17. Karet peredam getaran
9. Kompresor 18. Pengukur tekanan campuran

Gambar 4.1 : Penyegar udara jenis paket

Pada jenis ini banyak dipergunakan kipas udara jenis daun


banyak, dengan penghisapan tunggal untuk unit berkapasitas kecil
atau penghisapan ganda untuk unit berkapasitas besar. Koil udara
terbuat dari beberapa pipa tembaga dengan sirip alumunium dari
jenis expansi langusng dengan refrigeran *5 R-12, R-22 atau R-
500. selama proses pendinginan, air yang ada dalam udara
mengembun pada koil pendingin dan dialirkan keluar melalui panci
penampung.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-4


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

kipas
udara Pendingin
Motor kipas udara (evaporator)

Distribusi Panci penampung

Pipa refrigeran
Pipa Kapilar
Pengering
Kompresor
Kondensor
Air pendingin
Panci penampung

Gambar 4.2 : Sistem pipa dari penyegar udara paket

Penyegar udara paket yang dirakit di pabrik, sebenarnya tidak


cocok untuk penyegaran udara sepanjang tahun karena tinggi
biaya perawatannya disamping itu, efisiensi kipas udara dan
kompresor relatif rendah. Namun, jenis ini banyak dipergunakan
dalam berbagai gedung terutama karena harga awalnya yang
rendah.

4.3.2 Penyegar Udara Kamar


1. Pendingin Udara
Penyegar udara dalam kamar adalah penyegar udara paket berukuran
kecil dengan kapasitas pendinginan antara 0,5 sampai 2 TR ; tersedia
dalam jenis lantai, langit-langit, jenis dinding dan jenis jendela.
Kondensor dengan pendinginan air dipakai pada instalasi yang besar,
tetapi dapat juga dipakai kondensor dengan pendinginan udara,
kondensor dengan pendinginan udara biasanya diletakkan di luar
kamar, terpisah dari unit tersebut. Kadang-kadang dipakai pula
kondensor yang dapat berfungsi sebagai evaporator pada musim
dingin dan sebagai pompa panas untuk pemanasan.
Gambar 4.3 menunjukkan konstruksi penyegar udara jenis jendela
dengan kompresor torak atau kompresor putar. Kipas udara daun
banyak dipasang di dalam kamar (di bagian evaporator), sedangkan
kipas udara propeler dipasang di bagian luar (di bagian pendinginan
(evaporator)) dan kondensor terdiri dari pipa-pipa bersirip pelat
alumunium.
Pengaturan temperatur kamar dapat dilakukan dengan menjalankan
dan menghentikan kerja kompresor, berdasarkan pengukuran

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-5


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

temperatur masuk. Penyegar udara ruangan yang biasanya berukuran


kecil, mudah dipasang dan dijalankan disamping itu, kapasitas
pendinginannya cukup besar.
Jenis ini banyak digunakan di rumah maupun di dalam gedung. Untuk
keperluan pemanasan, mesin ini dilengkapi dengan pemanas listrik
dan koil udara dengan uap atau air panas sebagai fluida kerjanya.
Penyegar udara ruangan dapat memadai penyegar udara sentral
berkapasitas besar jika dibandingkan dari segi biaya awalnya. Namun,
jenis tersebut pertama kurang baik jika dibandingkan dengan jenis
yang kedua, jika ditinjau dari segi distribusi udara. Penyaringan debu,
ventilasi, pengaturan temperatur dan pengaturan kelembaban udara
serta peredaman suara, khususnya dalam musim pancaroba.
Kipas udara
pendingin
Motor kipas udara (jenis daun banyak)
Kipas udara kondensor Paking
(jenis propeler) Gril pengeluaran
Pemasukan udara
Pendingin
Kondensor (evaporator)

Pipa Kapilar Udara kembali

Pengerinig Saringan udara

Pembuangan Dudukan karet


Udara
air embun Kompresor buang Damper udara buang

Luar ruangan Dalam ruangan

Gambar 4.3 : Pendingin ruangan jenis jendela

2. Pemanasan Penyegar Udara


a. Pemasangan penyegar udara jenis paket
Tempat dimana penyegar udara hendak dipasang sebaiknya
memenuhi persyaratan tersebut di bawah ini dan disesuaikan
dengan keinginan pemakai. Lihat Gambar 4.4 dan Gambar 5.5.

Ruang
plenum
Jenis (dalam)
ruangan

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-6


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Jenis dalam ruangan : Jenis ini diletakkan di tempat di dalam


ruangan sehingga dapat diperoleh sirkulasi udara dingin yang
baik. Ruangan plenum dapat dibuat dengan tiga lubang
pemasukan udara ke dalam ruangan. Penyegar udara berukuran
besar dapat memberikan distribusi arus udara yang tidak merata,
oleh karena itu sebaiknya digunakan saluran jet dengan jumlah
lubang udara keluar sesedikit mungkin.

Saluran udara

Udara luar

Jenis
luar-ruangan

Jenis luar ruangan : Apabila sebuah ruangan dan ruangan di


sebelahnya harus dilayani oleh sebuah penyegar udara saja,
maka ruangan plenum dihubungkan dan saluran pada langit-langit
dari ruangan sebelah. Sedangkan bagi ruangan di mana penyegar
udara tersebut dipasang, udara segar diberikan langsung dari
ruang plenum. Jadi ruangan sebelah harus dilengkapi dengan
lubang udara sehingga udara dapat mengalir kembali masuk ke
dalam ruangan dimana penyegar udara dipasang.

Udara luar

Jenis saluran udara untuk


tingkat pertama dan
tingkat kedua

Jenis saluran udara untuk melayani tingkat pertama dan


tingkat kedua : Apabila sebuah penyegar udara harus melayani
beberapa tingkat (misalnya tingkat pertama dan tingkat kedua),
maka harus dipasang saluran untuk mengalirkan udara segar ke
setiap tingkat tersebut. Aliran udara kembali akan terjadi melalui
jalan tanga menuju penyegar udara. Oleh karena itu, penyegar
udara sebaiknya diletakkan dekat pada jalan tangga, untuk

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-7


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

mempermudah dan memperpendek lintasan udara kembali ke


penyegar udara.

Jenis saluran udara


yang melayani
beberapa ruangan

Jenis saluran udara yang melayani beberapa ruangan :


Apabila sebuah penyegar harus melayani beberapa ruangan,
udara segar dapat dialirkan ke setiap ruangan melalui saluran
udara dan menempatkan penyegar udara di serambi. Dalam hal
tersebut harus diusahakan agar dapat diperoleh distribusi udara ke
masing-masing ruangan, sesuai dengan beban kalornya.
Sedangkan pada dinding serambi dari setiap ruangan tersebut
harus mengalir kembali ke dalam penyegar udara. Oleh karena itu
kapasitas pendinginan dari penyegar udara harus ditetapkan
dengan memperhitungkan beban kalor dalam serambi.

Saluran isap udara luar : Untuk mencegah pengotoran udara


ruangan, maka dimasukkan udara luar yang bersih. Hal tersebut
dilakukan dengan menggunakan saluran isap udara luar.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-8


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Gambar 4.4 : Pemasangan penyegar udara

Udara kotor
dapat diisap

Gambar 4.5 : Sirkulasi Udara

Petunjuk pemasangan :
1. Bagi unit yang diletakkan di atas lantai, haruslah dibuat agar
lantai benar-benar rata dan kuat. Jika lantai tidak kuat dan
kaku untuk mendukung beban penyegar udara, maka akan
terjadi getaran dan gangguan bunyi.
2. Penyegar udara hendaknya diletakkan dekat dari terminal daya
listrik, sehingga tidak diperlukan kabel listrik yang panjang.
Demikian juga harus diusahakan agar kabel listrik yang
digunakan terpasang dengan rapi.
3. Tempat yang disediakan untuk penyegar udara hendaknya
cukup luas sehingga memudahkan pemeriksaan dan
perawatannya.
4. Penyegar udara hendaknya dipasang di tempat yang bersih
dan tidak musah kemasukan udara luar yang kotor (misalnya
udara di sekitar dapur).
5. Letak penyegar udara dipilih di tempat yang tidak akan
menimbulkan gangguan bunyi.
6. Untuk ruangan yang mensyaratkan tingkat gangguan bunyi
yang rendah, penyegar udara dapat diletakkan di luar dan
udara disalurkan ke dalam ruangan melalui saluran udara. Jika
tidak, maka harus diusahakan agar gangguan bunyi dapat
direndam dengan sebaik-baiknya yaitu dengan menggunakan
isolasi bunyi.
7. Penyegar udara hendaknya diletakkan diatas tempat dengan
lantai yang sedikit dimiringkan, supaya bebas dari genangan
air.
8. Masalah pengangkutan komponen sistem penyegaran udara
harus pula diperhatikan. Oleh karena itu harus disurvai terlebih
dahulu jalan dan cara yang akan digunakan.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-9


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

9. Posisi lubang udara dingin atau udara panas masuk ke dalam


ruangan hendaknya ditetapkan dengan seksama. Hal tersebut
dianggap penting supaya dapat diperoleh distribusi temperatur
udara ruangan yang uniform dan konstan. Jarak lemparan
(throw) arus udara dapat dihitung sesuai dengan besarnya
kecepatan udara dan bentuk lubang udara masuk ruangan.
Kondisi yang nyaman biasanya diperoleh dengan
mengusahakan agar kecepatan udara di dalam ruangan tidak
lebih dari pada 0.3 m/s.
10. Penyegar udara dengan saluran udara hendaknya dirancang
dengan baik. Baik yang tajam akan menyebabkan kerugian
gesek yang besar. Oleh karena itu, saluran keluar hendaknya
dirancang dengan mempertimbangkan kecepatan udara dan
jumlah belokan. Demikian pula saluran isap udara segar
hendaknya dibuat dengan memperhitungkan posisi dan ukuran
lubang isap.
11. Bagi sistem yang menggunakan kondensor pendinginan air,
lokasi tempat pemasangannya ditetapkan dengan
mempertimbangkan instalasi pipa air pendingin yang
diperlukan. Jadi, hendaknya dipilih tempat sedekat mungkin
dari sumber air sehingga dapat digunakan pipa air pendingin
yang lebih pendek.
12. Bagi sistem yang menggunakan kondensor pendinginan udara,
kondensor harus diletakkan di tempat dimana udara pendingin
dapat mengalir dengan leluasa dan tidak bersirkulasi. Jika
udara yang keluar dari kondensor mengalir kembali ke
kondensor, seperti yang dapat terjadi apabila kipas udara
dipasang dekat dari dinding atau gedung sebelah, maka
prestasi penyegar udara akan berkurang.
13. Penyegar udara tidak boleh dikenai radiasi matahari langsung
atau sumber kalor lainnya. Penyegar udara dengan
pendinginan udara tidak boleh bekerja di tempat yang dikenai
radiasi matahari langsung. Jadi dalam hal seperti itu penyegar
udara harus dilindungi atau diletakkan dibawah atap.
14. Penempatan penyegar udara hendaknya ditetapkan sehingga
tidak merusak keindahan dan keserasian ruangan dengan
dekorasi interior dan mebel yang ada.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-10


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Penampang F- Dicamfer (”chamfered”)

Dibuat celah untuk


menghindari retak
setelah dikeringkan
(contoh)
Pasak kayu

Pasak kayu

Gambar 4.6 : Pembuatan kerangka alas dari kayu untuk penyegar udara jenis paket

Penyegar udara hendaknya dipasang di atas papan kayu sehingga


beban penyegar terbagi rata pada lantai. Alas kayu dibuat sebagai
berikut. Untuk memperbaiki sifat isolasi getarannya, lembaran
gabus setebal 15 mm atau lembaran bahan isolasi getaran lain
yang cukup tebal, dipasang dibawah alas kayu tersebut, seperti
pada gambar 4.6.

b. Pemasangan Penyegar Udara Ruangan Jenis Jendela


Penyegar udara ruangan jenis jendela hendaknya dipasang pada
jendela atau dinding yang berhadapan dengan udara luar yang cukup
kuat dan tahan getaran. Pemilihan lokasinya akan mempengaruhi
prestasi pendinginan atau pemanasannya. Oleh karena itu, lokasi
hendaknya dipilih sesuai dengan keinginan pemakai. Penyiapan dan
cara pemasangan penyegar udara ruangan jenis jendela dapat dilihat
pada gambar 4.7 dan gambar 4.8.

1. Rel pengarah
2. Palang
3. Penghalang belakang
4. Penggantung

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-11


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Kerangka kayu

Penggantung
Celah di bagian bawah
ditutup untuk mencegah Ditutup rapat
masuknya air hujan

Untuk jenis jendela


 Untuk digabung dengan kerangka kayu
 Sebaiknya kerangka kayu dan ambang jendela ditetapkan dengan pasak

Gambar 4.7 : Penyiapan dan pemasangan penggantung bagi penyegar udara jenis
jendela

Kerangka
kayu Paking Poliuretan
vinil lunak

Dikauk (caulked)
pada sisi
Dikauk kiri dan sisi kanan
Poliuretan
(caulked) lunak
Gambar 4.8 : Cara merapatkan celah antara dinding dan penyegar udara ruangan jenis
jendela

Petunjuk pemasangan
1. Instalasi bagian dalam ruangan
a. Ruangan yang disegarkan hendaknya diperiksa untuk mengetahui
apakah terdapat tirai, lukisan dan perhiasan lainnya.
b. Bagian penyegar udara yang menonjol ke dalam ruangan hendaknya
diatur sedemikian rupa, sehingga pemasukan udara segar dan
pengisapan udara ruangan tidak terhalang.
c. Jarak antara lantai dan alas penyegar udara sebaiknya 1 meter,
supaya diperoleh distribusi temperatur yang baik tetapi juga untuk
memungkinkan pengaturan dan perawatan mesin.
d. Jika penyegar dipasang terlalu dekat dari langit-langit, pendinginan
atau pemanasan. Selain itu juga sukar pengaturan dan perawatannya.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-12


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

e. Di samping itu hendaknya diperhatikan agar sirkulasi udara segar


dapat berlangsung lancar, yaitu dengan cara mengurangi hambatan
oleh barang-barang yang ada di dalam ruangan
f. Penyegar udara hendaknya dipasang dengan kokoh pada dinding dan
jangan sampai menimbulkan getaran pada jendela.
g. Hendaknya diusahakan agar air hujan tidak masuk ruangan

2. Instalasi bagian luar ruangan


a. Instalasi bagian dalam maupun bagian luar ruangan hendaknya
diperiksa terhadap kemungkinan gangguan operasi dan
perawatannya. Harus diusahakan agar udara pendingin kondensor
dapat mengalir dengan lancar. Oleh karena itu, jarak antara bagian
luar penyegar udara dengan dinding atau benda lain diusahakan tidak
kurang dari 500 mm. Lubang samping dari penyegar udara hendaknya
tidak tertutup oleh dinding atau benda lain.
b. Hendaknya diingat bahwa apabila bagian luar dari penyegar udara
dikenai udara pantai, maka bagian tersebut akan dihadapkan pada
kemungkinan kerusakan karena korosi atau karat.
c. Apabila bagian luar dikenai angina kencang, hendaknya dilindungi
dengan menggunakan perisai yang dipasang sesuai dengan arah
datangnya angin.
d. Demikian juga harus dihindari pemasangan pada bagian di mana
terdapat banyak debu. Demikian juga hendaknya diusahakan agar
udara panas dari rumah ketel atau dapur tidak terisap.
e. Jika permukaan pendingin kondensor menghadap ke barat dan
dikenai radiasi matahari langsung, hendaknya diberi pelindung atau
diletakkan di bawah atap.
f. Penyegar udara hendaknya tidak terpasang pada dinding di mana
bagian luarnya berada di dalam ruangan. Jika bagian luar penyegar
udara berada di selasar atau koridor, hendaknya diperiksa apakah
terdapat ventilasi yang baik.
g. Bagian luar penyegar udara hendaknya tidak menimbulkan gangguan
bunyi atau udara panas ke sekitarnya. Pembuangan air embun dari
udara hendaknya dapat dilaksanakan dengan baik.

4.3.3 Pompa
Pompa adalah mesin yang berfungsi mengalirkan cairan melalui pipa dari
satu tempat ke tempat yang lain. Spesifikasi pompa dinyatakan dengan

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-13


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

jumlah cairan dapat dialirkan per satuan waktu dan tinggi energi angkat.
Faktor tersebut terakhir menyatakan kemampuan pompa untuk
menaikkan fluida dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih
tinggi, serta untuk mengatasi tahanan aliran dalam pipa. Seperti terlihat
pada gambar 4.9, pompa memberikan energi kinetik dan energi tekanan
pada cairan. Jenis pompa seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.10,
banyak digunakan untuk mengalirkan air.

Arah air keluar


Impeler (berputar)
A
Difusor (tetap)

Gambar 4.9 : Cara kerja pompa sentrifugal

Arah putaran
impeler Impeler
Impeler

Masuk

Impeler
Difusor Difusor
Keluar
Gambar 4.10 : Beberapa jenis pompa

4.3.4 Perlengkapan Pemadam Kebakaran


Suatu bangunan tidaklah cukup hanya dilengkapi dengan pintu atau jalan
keluar untuk petugas pemadam kebarakan saja, tetapi juga perlu
dilengkapi dengan perlengkapan pemadam kebakaran sebagai
penanggulangan awal pada saat terjadi kebakaran sebelum petugas
pemadam kebakaran sampai di lokasi perlengkapan pemadam kebakaran
yang sering menjadikan paket dalam kontrak dan persyaratan teknis
dalam suatu pembangunan gedung adalah :
1. Tabung pemadam kebakaran
Tabung biasanya dibuat oleh pabrik dari bahan besi yang tahan
terhadap tekanan udara. Ada beberapa jenis bahan yang digunakan
sebagai bahan pengisi tabung yang umum digunakan adalah :
a. Tabung dengan bahan kimia yang dilarut dalam air pada tabung
bagian dalam, jika posisi tabung dibalik maka bahan kimia akan

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-14


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

bercampur dengan udara yang dipadatkan pada tabung bagian


luar dan ketika katup dibuka akan menyembur busa hasil proses
kimia yang akan memadamkan api.
Tabung pada pemadam dengan bahan kimia (form extingnisher)
cocok untuk memadamkan api akibat bahan bakar cair, karena
busa akan terapung di atas cairan dan memadamkan api.
b. Tabung dengan gas karbon dioksida (CO2) yang dipadatkan dan
diisikan ke dalam tabung, jika katup dibuka uap cair akan
menyembur keluar dengan cepat dan memadamkan api. Cairan
tidak merusak bahan-bahan yang disembur, sehinga sering
digunakan untuk memadamkan api pada kebakaran mesin-mesin,
perpustakaan, museum dan sejenisnya.
Satu tabung biasanya berisi 3 kg karbon dioksida atau setara
dengan 3 ember air.

Gambar. 4.12 : Tabung Pemadam Bahan Kimia (Foam) dan Carbondioksida (CO2)

2. Sprinklers
Penggunaan sprinklers adalah salah satu alternatif yang sangat
menguntungkan karena sprinklers merupakan pemadam kebarakan
yang bekerja secara otomatis tidak memerlukan keterlibatan
penghuni, terutama untuk bangunan yang mempunyai resiko
kebakaran tinggi dan jarang terawasi seperti bangunan bertingkat
banyak / rumah susun tempat parkir bawah tanah, gudang atau
pertokoan. Instalasi sprinklers terdiri dari pipa-pipa yang dialiri air dan
dipasang di atas langit-langit dengan kapasitas semburan normal 3
m2. Pada kondisi normal air tidak menetes karena tertahan oleh bola
gelas. Bola gelas akan pecah jika temperatur ruang naik berkisar
antara 680 C sampai 1800C dan air akan menyembur pelat deflector
yang kemudian menyemprotkan air pada area kurang lebih 10 m2.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-15


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Pipa untuk instalasi sprinklers harus mempunyai ukuran minimum


diameter 2,5 cm yang dapat melayani 18 buah sprinklers.

3. Alarm
Untuk mengingatkan bahaya kebakaran kepada seluruh penghuni
gedung biasanya alarm sebagai tanda sedang terjadi kebakaran
sehingga penghuni bisa bersiap-siap dan keluar meninggalkan
gedung.
Alarm sederhana dioperasikan secara manual yakni dengan cara
memecahkan kaca dan menekan tombolnya sehingga akan terdengar
bunyi alarm.
Ada juga alarm yang dioperasikan oleh detector asap yang dipasang
pada tempat-tempat melalui kontrol secara terpusat, jika terdapat asap
pada suatu ruangan detector secara otomatis akan mengakibatkan
alarm berbunyi.

4. Hidran Pemadam Kebakaran


Pada lokasi bangunan yang jauh dari jalan raya biasanya diperlukan
satu atau lebih hidran untuk pemadam kebakaran. Hidran biasanya
berukuran diameter 65 cm dilengkapi dengan katup dan penyambung
khusus untuk pipa air.
Jika suplai air hanya satu arah, maka diperlukan pipa air dengan
ukuran diameter 10 cm dan bagian pipa air ke hidran perlu lebih besar
lagi.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-16


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

4.3.5 Lift dan Escalator


Bangunan bertingkat banyak lebih dari lima lantai seperti : rumah susun,
hotel, perkantoran dan lainnya pada umumnya dilengkapi dengan fasilitas
untuk mempermudah dan mempercepat proses naik dan turun dari lantai
yang satu ke lantai lainnya selain tangga.
Fasilitas dimaksud bisa dalam bentuk :
1. Lift, yakni fasilitas naik dan turun yang bergerak secara vertikal yang
terdiri dari kabin (lift car) dan motor listrik sebagai penggerak. Kabin
dihubungkan dengan kabel baja yang bergerak naik dan turun akibat
putaran motor.
Kecepatan naik turun lift bervariasi antara 0,5 meter per menit dan 6-7
meter per menit untuk bangunan yang sangat tinggi. Untuk bangunan
6,7 atau 8 lantai biasanya kecepatan naik turun lift berkisar antara 1,2
– 1,5 meter per menit.
Bagian-bagian dari instalasi lift adalah :
a. Ruangan motor
Ruangan motor biasanya berada di bagian atas sementara lift (lift
well) dan ukurannya lebih luas dari ukuran sumuran lift itu sendiri.
Keuntungan ruangan motor di bagian atas adalah mudah
mendapatkan insulasi ruangan sehingga suara bising bisa
dikurangi. Kerugiannya adalah beban terhadap struktur menjadi
bertambah panjang kabel bertambah, biaya perawatan tinggi dan
sulit untuk mendapatkan ventilasi yang baik untuk mengurangi
panas roda-roda listrik.
Ukuran ruangan tergantung ukuran dari motor itu sendiri dan
pabrik biasanya mengeluarkan data luas untuk ruangan motor.
b. Sumuran lift dan ruang perlengkapan
Kabin lift diperkuat dengan empat buah tali baja, dua buah
diikatkan pada penggantung kabin, dua buah diikatkan pada
penyeimbang.
Dua buah pengantar pada ujung penyeimbang kabin dipasang
pada dinding sumuran atau besi yang dipasang secara khusus.
Bagian bawah sumuran harus dilebihkan untuk landasan bagian
bawah kabin, dimana dipasang bantalan jenis pegas untuk lift
dengan kecepatan rendah dan sistem oil untuk lift dengan
kecepatan tinggi.
Kedalaman bagianbawah ini bervariasi mulai dari 1 m untuk
kecepatan lift 0,5 meter per menit sampai 1,6 m untuk kecepatan

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-17


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

lift 1,5 meter per menit. Jika menggunakan 2 meter per menit dan
2,8 m untuk kecepatan lift 2,5 meter per menit.
Bagian atas sumuran pun harus dilebihkan minimum 4 m – 4-6 m
untuk kecepatan lift 1,5 meter per menit, 5,5 dan 5,8 m untuk lift
dengan mesin tanpa roda gigi.
Ukuran sumuran tergantung pada ukuran dan bentuk kabin lift
serta jenis pintunya. Jika dalam sumuran dipasang dua buah lift
atau lebih, maka harus diberi jarak 10 cm di antara kedua kabin
untuk pengantar. Bagian dalam sumuran harus benar-benar halus
dan rata. Tetapi pada bagian depan pintu akan terjadi tonjolan
untuk landasan pintu.
c. Pintu
Pintu lift dibuat dari rangka besi ringan dan tahan api. Bergerak
buka tutup, geser ke samping secara otomatis.
Penggantung pintu umumnya dilengkapi rol plastik dengan
bantalan peluru sehingga tidak berisik. Semua pintu dilengkapi
kunci otomatis yang bisa dibuka oleh operator pada keadaan
darurat.
d. Kabin Lift
Kabin lift dari rangka besi siku dan besi C yang dipasang sebagai
dasar pengantar dan rel pengaman. Ada dua jenis rel pengaman,
yakni rel pengaman jenis permanen (dead grip). Untuk lift dengan
kecepatan rendah atau sedang dan rel pengaman jenis pasak
(wedge clamp) untuk lift dengan kecepatan tinggi.
Kabin dapat juga dibuat dari bahan kayu atau pelat besi dengan
rangka yang ringan. berdasarkan pertimbangan dekoratif finishing
dinding dalam bentuk pelat besi yang divernekel, permukaan
dinding serat kayu dan sejenisnya.

2. Tangga Berjalan (escalator)


Escalator dapat memuat penumpang lebih banyak dibanding dengan
lift tetapi memerlukan ruang yang lebih luas lagi. Eskalator lebih
banyak digunakan pada pusat-pusat perbelanjaan, kereta api atau
ruang pamer.
Dalam kondisi penumpang sangat banyak mungkin bisa dipasang dua
atau tiga buah eskalator untuk turun dan naik dua tiga buah escalator
untuk turun dan naik pada satu lantai.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-18


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Kecepatan normal eskalator pada umumnya adalah 0,45 sampai 0,5


meter per menit.

4.4 PEKERJAAN ELEKTRIKAL

4.4.1 Instalasi dan Distribusi Listrik


1. Syarat-syarat Instalasi Listrik
Sumber energi listrik berasal dari PLN / generator listrik sedangkan
peralatan listrik yang memerlukan energi listrik yang lazim disebut
beban listrik terletak secara tersebar tidak beraturan. Sarana yang
menyampaikan tenaga listrik dari sumber ke lokasi beban disebut
sarana instalasi dan distribusi tenaga listrik.

Pelaksanaan pendistribusian tenaga listrik hendaknya memenuhi


persyaratan-persyaratan antara lain :
a. Kerugian Daya yang Paling Minimal
Pada kabel terdapat komponen tahanan R yang tertentu persatuan
panjangnya, makin panjang kabelnya makin besar tahanannya.
Selain itu terdapat juga komponen X.
Rugi daya pada kabel adalah 12R watt. Sedang rugi energi 12RH
watt-jam. Jam menunjukkan lamanya kabel itu dibebani arus
sebesar 1 ampere.
L
Seperti diketahui R kabel 
A
A = luas penampang kabel
 = tahanan jenis kabel
L = panjang kabel
Makin besar luas penampang kabel, makin kecil daya hilangnya.

b. Kerugian Tegangan Jatuh Minimal


Telah diketahui bahwa kabel mengandung unsur R dan X, secara
singkat kabel ataupun penghantar lain mengandung impedansi Z.
Adanya arus I mengalir sepanjang kabel dengan impedansi
totalnya Z dari titik pengirim (misalnya busbar) ke titik beban
(panel beban) maka ada tegangan jatuh lz hingga :

Tegangan panel beban = tegangan busbar – tegangan jatuh pada


saluran

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-19


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Karena adanya penurunan tegangan yang sampai dibeban dapat


membahayakan motor-motor induksi, lampu yang menyuram, alat
instrumen yang menjadi tidak teliti dan lain-lain, maka besarnya
penurunan tegangan yang terjadi dibatasi (pada daerah 2%-6%).
Cara menurunkan tegangan jatuh itu antara lain antara lain
dengan memperbesar penampang kabelnya.
Untuk pembebanan yang kapasitif (misalnya kapasitor) dengan
KVAR yang besar, tegangan jatuh akan negatif. Akibatnya
tegangan panel beban = tegangan busbar + tegangan jatuh
saluran.
Harganya dapat mencapai 120% dan ini juga berbahaya bagi
lampu dan terutama bagi peralatan instrumentasi. Dalam situasi
seperti ini untuk menghentikan mesin-mesin produksi, terlebih
dahulu kapasitor harus di offkan, baru beban motor-motor.

c. Instalasi Aman Kemudahan Pekerjaan Pemeliharaan


Pada saat pemasangan instalasi sedemikian cara serta jenis
material yang dipergunakan hingga kemungkinan terjadinya
konsluiting tipis sekali. Kemungkinan adanya pembebanan lebih
hilangkan dengan perencanaan yang baik. Kemungkinan
terhentinya supply listrik pada suatu lokasi juga sangat diperkecil.
Setiap gangguan yang terjadi akan selalu dapat diisolir tidak
mempengaruhi beban lainnya serta dapat cepat diatasi.
Pelayanan terus menerus tanpa ada pemutusan sangat
dipentingkan karena adanya pemutusan daya listrik berakibat
keurgian produksi yang besar.

d. Instalasi yang Ekonomis


Tanpa mengabaikan faktor-faktor yang lain, selalu diusahakan
pemakaian bahan material, sistim distribusi, ongkos operasi,
peralatan-peralatan pembantu yang lebih murah. Misalnya untuk
pengamanan kabel supply ke panel penerangan biasa, cukup
dengan sikring (fuse) saja. Untuk instalasi daerah perkantoran
yang bersih dan kering, tidak perlu digunakan kabel yang tahan
api, tahan asam dan lain-lain yang memang lebih kuat tiadk perlu
sekuat itu.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-20


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

e. Dapat Menampung Kemungkinan Penambahan Beban


Maksudnya adalah apabila pada suatu waktu akan dipasangkan
suatu tambahan beban, dapat diambilkan daya listrik dari setiap /
sembarang tempat sekitar lokasi beban itu yang sesuai. Atau juga
jangan sampai kabel baru yang ada harus dibongkar untuk diganti
dengan kabel baru yang ada harus di bongkar untuk diganti
dengan kabel baru yang lebih besar. Jadi dalam mengatasi
kemungkinan tersebut pada saat perencanaan dilakukan
pemilihan kabel, switch, ruang fuse, transformator dan lain-lain
yang berkemampuan lebih tinggi dari pembebanan maksimum
saat itu.
Misalnya dilebihkan 20%, 40%, 60% tergantung kondisi lokasi
beban dan rencana pengembangannya.

f. Gambar Instalasi yang Lengkap


Gambar instalasi harus mengandung angka-angka catatan daya
trafo, ukuran kabel dan seterusnya sampai dengan jumlah macam
lokasi dari beban yang ada. Ini untuk memudahkan operasi serta
penanganan gangguan yang ada.

2. Komponen Instalasi Listrik


a. Material Bantu instalasi
Termasuk dalam bagian ini adalah pipa-pipa instalasi kabel pipa
GIP, steel conduit, junction box, socket tanpa ulir dengan ulir T,
elbow, lock nut dan lain-lain.

b. Saklar
Dilihat dari kemampuan arusnya terdapat saklar pisau, saklar
pisah, sekitar beban saklar pisah, sekitar beban saklar motor,
pemutus (circuit breaker). Dilihat dari cara kerjanya, terdapat
saklar tangan (manual), saklar magnit (magnetic contractor), motor
circuit breaker. Dilihat dari media pemutusanarus (bunga apinya),
air c.b (udara), oil c.b (minyak), sfg c.b vacuum c,b dan lain-lain.
Saklar terdapat dalam bermacam-macam bentuk dan sebutan
dengan tambahan kemampuan dengan bermacam-macam pula
selain fungsi membuka dan menutup :

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-21


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

1. Pengamanan beban lebih (over load)


Secara otomatis membuka breaker apabila arus yang lewat
melebihi batasnya bekerja dengan waktu tunda berdasarkan
pengaman element thermisnya. Pengaturan pembukaan
otomatisnya dilakukan oleh bimetal yang mempunyai
karekteristik waktu putus ampere tertentu.
Arus start atau arus lebih lain yang sesaat tidak akan
menjatuhkan circuit breaker. Karekteristik ini tidak bisa dicapai
oleh sikring.
Contoh : penggunaan pada motor protection circuit breaker,
panel distribusi beban daya dan penerangan.

2. Pengamanan Hubung Singkat


Circuit breaker mempunyai pengaman arus hubung singkat
pada setiap kutubnya. Adanya arus hubung singkat pada salah
satu kutub akan membuat terbukanya kesemua kutub.
Pengerjaan pembukaan dilakukan secara
elektromagenetik.sesuatu kunci (pasak) akan dilepas bila arus
melebihi setting hingga seperti ini dapat pula dicapai dengan
kombinasi saklar beban dan sikring.
Besarnya arus hubung singkat yang dapat diputus secarabaik
oleh circuit breaker adalah terbatas disebut ka breaking
capacity. Di industri, banyak digunakan diluar CB dengan
pengaman beban lebih dan hubung singkat sekaligus.

3. Pengaman Tegangan Kurang


Fungsi dari pengaman ini adalah mencegah beroperasinya
suatu motor atau beban yang lain bila tegangan input
kurangdari satu harga setting tegangan. Cara penggunaannya
adalah bahwa CB itu tidak dapat menutup meskipun posisi
sudah pada keadaan „On“ bila tegangan listrik kurang. Dengan
mekanisme ini maka beban motor akan terhindar dari bekerja
pada kondisi tegangan kurang.
Kurangnya tegangan masuk pada suatu motor akan membuat
terjadinya over load / over current pada motor itu.
Apabila motor sedang beroperasi (CB menutup) lalu tiba-tiba
tegangan menurun, otomatis CB akan membuka.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-22


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Tabel 4.1.
Dengan over curent (b) dan electromegnetik shock circuit
release (s) front drive, Manual.
Over current Magnetic Breaking
Type
Adjustment Release Cap. 380 V
MEbs
A KA KA

1000 500-1000 -4 50
1250 750-1250 4-8 50
1600 900-1600 4-8 50
1605 1000-1900 6-12 65
2000 1000-2000 6-12 80
2500 1500-2500 6-12 80
2505 1900-2900 6-12 80

Tabel 4.2.
Three phase Protective Circuit breaker dengan over
current, electromagnetic shoct circuit under voltage
release, front drive Manual.
Over current Magnetic Breaking
Type Harga
Adjustment Release Cap. 380 V
MEbsr Rp.
A KA KA

3200 3200 8-16 -


3205 3900 10-20 -

Tabel 4.3.
Three phase protective circuit breaker dengan shock
circuit release (S) tanpa bimetal dan casing pakai Motor
Drive 220 v, 50 Hz dan Shun trip (a) 220 V.

Breaking
Rated Magnetic
Type Cap. 380 No. Kode Harga
Current Release
MEbsr V3 E1.EL2.58 Rp.
A KA
KA

3200 3200 8-16 80 01 -


3205 3900 10-20 80 11 -

4. Pengaman terhadap adanya bocor isolasi (earth leakage


CB)
Bila terdeteksi adanya arus bocor akibat rusaknya isolasi
tegangan maka EICB ini akan membuka secara otomatis.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-23


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

c. Sikring
Bentuk fisik sikring ada bermacam-macam untuk tegangan rendah
dibedakan ada dua macam sikring : sikring ulir ada : 6 6A, 10, 16,
20, 35, 50, 60, 80 maksimum 100 A (sudah jarang).
1. Sikring ulir (diazed fuse)
Daya pemutusannya rendah, maka hanya dipakai di daerah
yang jauh dari generator/gardu listrik. Bila dipakai dekat
generator, mungkin selain putus, rumah sikringnya dapat
meletus dan bunga api akan terbang ke mana-mana. Arus
korslet dekat generator jauh lebih besar dari bila korslet terjadi
pada lokasi yang jauh dari generator.
2. Sikring patron (HRC fuse)
Rating arus sikring HRC dan seri rumah sikringnya (fuse base)
adalah : (lihat tabel).
3. Terdapat jenis-jenis sikring khusus yang lain misalnya sikring
untuk trhyristor (ultra high speed).

Tabel 4.4 : daftar ukuran arus untuk sikring HRC


Rumah sikring Element sikring

Size “0” Mulai dari 6 A, 10, .. 125, 160, A


Size “0” 60A …. 160 A
Size “1” 50, 63, …, 224, 250 A
Size “2” 250, 300, 355, 400 A
Size “3” 425, 500, 630, A
Size “4” 630, 800, 1000,1250, 1500 A

HRC fuse merupakan jenis sikring dengan kapasitas hubung


tingkat tinggi. Bila diperlukan sikring 1800 a, dilakukan
pemasangan sikring 2x900 A.

d. Kabel
Kabel merupakan material instalasi terpenting. Dikenal beberapa
jenis kabel yang lazim dipakai di Indonesia antara lain :
1. Type kabel NYA : Thermoplastic Insulated Single CoreCable.
Kabel satu ini berisolasi thermoplastic. Temperature
0
maksimum 70 C untuk pemasangan daerah kering. Bila akan
digunakan pada daerah lembab dan basah harus
dipergunakan pipa plastik / paralon.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-24


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

2. Kabel type NYM : Thermoplastic insultaed and sheated cables


Kabel berisolasi thermoplastic mempunyai lapisan pelindung
luar temperatur maksimum 700 C. Ketahanannya lebihtingi dari
jenis NYA. Dapat dipasang pada daerah yang lembab atau
basah di tempat terbuka diatas tanah. Pemasangan didalam
tanah harus menggunakan pipa konduit (heat and moisture
resistent insulated).

3. Type kabel NYY : Low tension insulated and PVC sheated


power cables.
Kabel berisolasi plastic dan isolasi PVC serta mempunyai
lapisan pelindung luar. Dapat dipasang secara ditanam
langsung tanpa pipa. Selain tahan terhadap kebakaran adanya
lapisan PVC memberi ketahan terhadap beberapa macam zat
kimia seperti coustic soda konsentrasi 10 %, asam sulfat 30%
HCL 10%, minyak dan lain-lain (head and moisture resistant
insulated with PVC jacket over the armour).

4. Type kabel NYFGbY : Insulated and PVC sheate, flat steel wire
and steel tape armored power cables.
Isolasi thermoplastic & PVC dengan lapisan kawat baja serta
pita baja yang dililitkan pada sepanjang permukaan kabel
dapat digunakan didalam air ditanam langsung dalam tanah.
Seperti NYY hanya mempunyai ketahanan mekanis lebih
besar oleh adanya pelindung pita baja.

Ukuran kabel dinyatakan dengan luas penampangnya. Indonesia


menggunakan ukuran mm, USA ukuran AWG. Kabeldengan luas
penampang tertentu mempunyai batas maksimum dilewati arus.
Apabila ini dilewati, pemasangan yang terjadi akan lebih dari
normal yang mungkin akan merusak isolasi kabel. Pencegahannya
kemungkinan ini dilakukan dengan memasang fuse atau pembatas
arus kerja lain pada saluran kabel tersebut.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-25


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Tabel 4.5. Ekivalensi penampang kabel


MCM/AWG mm2 MCM/AWG mm2
750 203 4 21
500 165 5 17
350 140 6 13
250 116 7 11
0000 (4/0) 107 8 8
000 (3/0) 885 9 7
00 (3/0) 67 10 5
0 (3/0) 53 11 4,5
2 43 12 3,3
3 34 13 2,6
27 14 2

Arus kabel harus lebih kecil dari arus maksimum yang boleh
mengaliri kabel tersebut sedangkan batas tepatnya tergantung
pada seberapa besar faktor pendinginan kabel, cara pemasangan,
jumlah kabel dan lain-lain. Kabel diruang mesin bertemperatur
ruang 320 C jelas mempunyai batas arus lebih rendah daripada
bila kabel dipendam dalam tanah di daerah teduh.
Kabel yang dipasang sendirian tentu akan mempunyai kapasitas
arus lebih tinggi dari kabel dengan ukuran yang sama yang
dipasang bertumpuk atau berkelompok.

Tabel 4.6. Kemampuan arus dari kabel-kabel


Penampang Kabel Tegangan Rendah
Konduktor mm2 1 inti 2 inti 3-4 inti
120 450 315 250
150 510 360 290
185 575 405 330
240 670 470 385
300 760 530 430
400 910 635

Tabel berdasarkan kenaikan temperatur maksimum 2500 C. Untuk


pemasangan langsung ditanah yang kering atau didalam pipa,
maka kemampuan arus dikurangi 20%, juga bila pemasangannya
di atas tanah didalam tanah yang basah, tetapi pada 1 saluran
kabel ada 3 sampai 4 kabel berjajar, untuk pengamannya sikring
yang dipasang harus mempunyai arus kerja maksimum dibawah
batas arus kabel yang bersangkutan. Sebagai contoh, kabel nyy
4x35 mm2 mempunyai kemampuan arus 115A. Sikring untuk kabel
tersebut adalah 100A.
Demikian kabel dalam pemakaiannya banyak faktor yang harus
diperhitungkan baik pada pemeliharaan ukurannya, typenya

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-26


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

maupun cara konstruksinya. Faktor lain yang kadang kata lebih


menentukan pada pemilihan ukuran kabel adalah besarnya
tegangan jatuh yang terjadi kabel pada keadaan beban penuh.
Tegangan jatuh maksimum biasa diambil antara 2% sampai 5%
tegangan nominal dan tergantung pada faktor-faktor.
- panjangnya saluran
- besarnya pembebanan dan jenis beban
- ukuran penampang kabel
Tabel 4.7. Tabel batas tegangan jatuh
Beban Tegangan jatuh maksimum
Penerangan 5-7 %
Motor 2-4 %
Instrument 1-2 %

Khusus untuk beban motor-motor, tegangan masuk motor yang


terlalu kecil akan membahayakan motor oleh naiknya arus yang
diperlukan motor untuk memutar beban yang sama. Selanjutnya
sehubungan dengan kemampuan arus dari kabel atas batasan
temperatur kerja serta kemudahan instalasidan keamanan kabel
maka jumlah dalam suatu pipa konduit adalah terbatas. Tabel 4.4
ini memberikan petunju, seberapa banyak kabel yang boleh ada
dalam pipa pelindungnya.
Tabel 4.8. Jumlah maksimum dalam pipa konduit
Untuk pipa Pipa
Pipa Pischel
Pipa Union Pipa Bregmen pada dalam
dalam m
tembok tembok
4x1 3x1.5
5/8 ¾ 14 3x1.5 2x2.5
2x2.5
2x4
4x2.5 4x2.5
¾ 1 18 3x4 3x4
2x6 3x4
4x6 2x6
3x10 4x6
1 1¼ 26 2x16 3x10
4x6
3x16 3x10
1¼ 1½ 2x25 2x16
4x25 4x25
1½ 1¾ 37 3x35 3x35
2x50 2x50
4x70 4x70
3x95 3x95
2 2 2x12

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-27


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

4.4.2 Instalasi Penangkal Petir


a. Instalasi penangkal petir di gedung-gedung menggunakan „Lightning
Preventor“ yaitu suatu zat radio aktif yang dipasang pada menara-
menara setinggi 20 meter diantara gedung-gedung.
Dilengkapi dengan BC draad 50 mm2 untuk pertahanan setiap frame /
rangka dari gudang ditanahkan melalui 6 buah elektroda
pentahananpada kolom besi.
b. Instalasi penangkal petir untuk kantor-kantor dan menara lampu sorot
menggunakan sistim yang lama yaitu berupa tiang-tiang tembaga
yang ditanahkan pada tempat-tempat tertentu, untuk pemasangan
tiang-tiang maupun tembaga-tembaga konduktor 50 mm2 sampai ke
elektroda pentahanan banyak berhubungan/koordinasi dengan
pekerjaan pembetonan/ tembok.

4.4.3 Istilah-istilah yang umum dipakai


a. Fixture :
Adalah fitting lampu lengkap dengan armaturnya termasuk lampu dan
assessorisnya.
Contoh :
Fixture lampu gedung terdiri dari :
a. Fitting
b. Strater
c. Ballast
d. Frame (termasuk reflector)

b. Armature
Frame dari fiture dimana segala aksesoris lampu terletak.

c. Titik cahaya
Yang disebut 1 (satu) titik cahaya adalah terdiri dari fitting, kabel-
kabel, pipa-pipa, schakelar dalam satu rangkaian tersebut dapat
menyala. Stop kontakpun disebut titik cahaya.

d. Conduit
Conduit adalah saluran tempat kabel-kabel dilakukan.
Guna conduite adalah untuk melindungi kabel.
Conduit dapat berupa pipa galvanized, pipa gas, pipa plastic (pralon)
buis beton.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-28


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Bab IV: Pengenalan Alat
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

e. Panel
Suatu cabinet (box) sebagai pusat distribusi listrik yang dilengkapi
dengan pengaman.
f. Pentahanan
Suatu usaha untuk mengamankan alat-alat listrik jiak terjadi gangguan
ketanah pada alat-alat listrik (korsluiting), berupa pemasangan kabel
konduktor ke elektroda yang ditanam di tanah.

4.4.4 Intalasi Telepon

PT. TELKOM

M.D.F Cable Ke pesawat


Main Distribution Terminal Telepon di
Frame Box Seluruh
kompleks

P.A.B.X

Skema diatas menunjukkan sistem instalasi telepon.


Instaslasi telepon dalam bangunan yaitu : kabel, pipa, pesawat-pesawat
telepon, kabel terminal, dan lain-lain.
Sedangkan instalasi telepon diluar bangunan yaitu : trench untuk kabel
telepon dan terminal box, serta instalasi kabelnya.
Pada bangunan rumah susun yang direncanakan dilengkapi dilengkapi
dengan fasilitas telepon untuk tiap rumahnya, biasanya pada struktur
bangunan tersebut disediakan kolom khusus untuk penempatan kawat-
kawat saluran telepon.
Dalam pemasangan instalasi telepon, kawat untuk sambungan telepon
harus dilewatkan dalam saluran-saluran yang sudah tersedia.
Hal ini dimaksudkan disamping untuk memudahkan dalam perawatan
juga untuk kerapian instalasi.

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) IV-29


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Rangkuman

RANGKUMAN

Bab I PENGENALAN ALAT BERAT PEMINDAH TANAH


Dalam Pengenalan alat berat pemindah tanah seorang Struktur Engineer of
Building perlu mengenal peralatan yang antara lain :
1. Peralatan Berat Pekerjaan Tanah
2. Peralatan Pekerjaan Tanah
3. Alat – Alat Penggali
4. Pemampat Tanah

Bab II PENGENALAN ALAT ANGKAT, MOBIL CRANE DAN TOWER


CRANE
Pada dasarnya peralatan angkut tidak dapat dipisahkan dengan peralatan
angkat dalam melaksanakan pekerjaan pemindahan tanah. Dalam hal ini perlu
diperhatikan yang meliputi :
1. Peralatan Angkat, Mobile Crane Dan Tower Crane
2. Safe Operation
3. Keran Menara (Tower Crane)
4. Bagian Utama Dari Sebuah Crane
5. Keran Pedestal
6. Jenis Dan Tipe Pesawat Angkut
7. Perlengkapan Peralatan Keselamatan (Safety Device)
8. Istilah – Istilah Dalam Peralatan Crane

Bab III PENGENALAN ALAT PENGECORAN BETON


Dalam melakukan pekerjaan pengecoran beton seorang Structure Engineer of
Building perlu mengetahui alat-alat yang akan digunakan. Adapun
PERALATAN PENGECORAN BETON yang perlu diketahui adalah:
1. Alat penakar bahan baku( batcher equioment)
2. Alat pencampur (concrete mixer)
3. Alat pengangkut (concrete hauling equipment)
4. Concrete bucket
5. Concrete pump

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) R-1


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Rangkuman

Bab IV PENGENALAN ALAT PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


Aktivitas penghuni pada bangunan bertingkat sangat tergantung dengan
fasilitas gedungnya, jadi sebuah bangunan bertingkat yang sudah jadi struktur
rangkanya belum dapat dikatakan berfungsi dengan layak, jika fasilitasnya
belum lengkap.
Sebagai contoh : penghuni di lantai atas yang membutuhkan air untuk mandi
akan sangat repot bila harus membawa air dari bawah ke atas. Untuk
memenuhi kebutuhan ini, sebuah bangunan gedung masih membutuhkan
pekerjaan pelengkap yang termasuk pekerjaan mekanikal dan elektrika
Lingkup pekerjaan mekanikal dan elektrikal pada bangunan bertingkat seperti
halnya bangunan susun meliputi pekerjaan pemasangan instalasi listrik,
instalasi penangkal petir, pemasangan pompa air berikut instalasinya,
pemasangan alat pemadam kebakaran serta alat komunikasi dan air
conditioner (AC).

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) R-2


Modul SEB-10: Mengenal Peralatan Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. Istimawan Dipohusodo, Manajemen Proyek dan Konstruksi, Kanisius Yogyakarta,


1996

2. Mahendra Sultan Syah, Ir. Manajemen Proyek – Kiat Sukses Mengelola Proyek PT.
Gramedia Pusaka Utama, Jakarta Januari 2004.

3. Waskita Karya PT, Manual Mutu 2000

4. Waskita Karya PT, Manual Perencanaan dan Pengendalian Proyek 1999.

5. Keputusan Menteri KIMPRASWIL Nomer : 362/KPTS/M/2004, tentang : Sistem


Manajemen Mutu Konstruksi Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.

6. Vincent Gaspersz, Statiscal Process Contral (Penerapan teknik – Teknik Statistikal


Dalam Manajemen Bisnis Total).

7. Fandy Ciptono & Anastasia Diana, Total Quality manajemen, Penerbit Andi Offset
Yogyakarta 1995.

9. Bill Creech, The Five Pillars of TQM (Lima Pilar TQM) Binarupa Aksara, 1996

10. Soeharto, Iman, Manajemen Proyek, Jilid 2 PT. Gelora Aksara Pratama, 2001

11. Puspantoro, Benny, Ir, Ing, MSc Konstruksi Bangunan Bertingkat Rendah, Penerbit
Universitas Atmajaya Yogyakarta

12. Jimmy S. Juwana, Ir, MSAE, Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit Erlangga 2005

Pelatihan Structure Engineer of Building (SEB) DP-1

Anda mungkin juga menyukai