Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
P031814401002
2. Etiologi
1. Penyebab utama terjadinya gout arthritis karena adanya penimbunan kristal
asam urat dalam serum darah dengan akumulasi endapan kristal monosodium urat
yang terkumpul didalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada
penyakit dengan metabolisme asam urat yang abnormal dan kelainan metabolik
dalam pembentukan urin dan ekskresi asam urat kurang dari ginjal (Smeltzer &
Bare, 2013).
2. Faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan gout adalah :
- Pembedahan
- Trauma
- Obat-obatan
- Alkohol
- Stress emosional
- Diet tinggi purin
3. a) Pembentukan Asam urat yang berlebihan
- Gout primer metabolik disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
- Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan karena penyakit.
- Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan karena penyakit.
b) Kurangnya pengeluaran asam urat
- Gout primer renal terjadi karena gangguan ekskresi asam urat ditubuli
distal ginjal
- Gout sekunder renal disebabkan oleh kerusakan ginjal.
2. Tahap kedua adalah gout arthritis akut pada tahap ini terjadi awitan mendadak
dan nyeri luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi
metatarsophalangeal. Arthritis bersifat monoartikular dan menujukkan tanda-
tanda peradangan lokal. Dapat terjadi demam dan peningkatan jumlah leukosit.
Serangan gout akut biasanya pulih tanpa pengobatan, tetapi dapat memakan
waktu 10 sampai 14 hari.
3. Tahap ketiga adalah serangan gout akut atau gout interitis, adalah tahap
interkritis. Tidak terdapat gejala-gejala pada masa ini, yang dapat berlangsung
beberapa bulan sampai tahun.
4. Tahap keempat adalah gout arthritis kronik, dengan timbunan asam urat yang
terus bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak dilakukan.
Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat dapat mengakibatkan nyeri,
sakit, dan kaku juga pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak (Price &
Wilson, 2014).
Terdapat gejala klinis dari gout arthritis yaitu nyeri tulang sendi, kemerahan dan
bengkak pada tulang sendi, tofi atau benjolan-benjolan bawah kulit pada ibu jari, mata
kaki, pinna telinga, dan peningkatan suhu tubuh. Gangguan akut yang sering terjadi
pada gout arthritis yaitu nyeri, bengkak yang berlangsung cepat pada sendi yang
terserang, sakit kepala dan demam. Gangguan kronis yang sering terjadi seperti
serangan akut, hiperurisemia yang tidak diobati, terdapat nyeri dan pegal dan
pembengkakan sendi (Aspiani, 2014).
4. Pathway
5. Patofisiologi
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang
telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme
serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
4. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen
antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan
membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
6. Manifestasi Klinis
1. Artritis Akut
Artritis Akut ini bersifat sangat berat. Pasien tidak dapat berjalan (kalau yang
terkena adalah kaki) tidak dapat memakai sepatu dan tidak dapat terganggu,
perasaan sakit sangat hebat (excruciating). Rasa sakit ini mencapai puncaknya
dalam 24 jam setelah mulai timbul gejala pertama.
2. Lokasi Sendi
obatan yang diberikan dalam dosis tinggi atau dosis penuh untuk mengurangi
peradangan akut sendi. Kemudian dosis ini diturunkan secara bertahap dalam
produksi asam urat atau meningkatkan ekskresi asam urat oleh ginjal. Obat
tubulus ginjal. Semua produk aspirin harus dihindari, karena menghambat kerja
memberikan efek mengatasi dan menghilangkan sensasi nyeri, teknik ini juga
meningkatkan aliran darah dalam jaringan. Tidak hanya kompres hangat tetapi
juga kompres jahe yang efektif menurunkan nyeri. Kompres jahe adalah salah satu
kombinasi antara terapi hangat dan terapi relaksasi yang bermanfaat pada
penderita nyeri sendi. Penggunaan jahe dalam bentuk kompres lebih aman
dibandingkan dengan penggunaan ekstrak jahe secara oral. Jahe memiliki efek
8. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
6. Pemeriksaan urin
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta : EGC
Aspiani, R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans Info
Media.
PENGKAJIAN KLIEN GERONTIK
1. Identitas Klien
Nama : Ny.W
Umur : 66 th
Alamat : Kampuang Tangah, Talang Maur Kec.Mungka
Kab 50 Kota
Pendidikan : SD
Tanggal Masuk Panti : -
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Minang
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Pengkajian : 17 September 2020
2. Status Kesehatan Saat Ini : Klien mengatakan dalam satu tahun terakhir ini
merasakan sakit seperti kesemutan, kebas pada bagian kaki dan juga pada
bagian pinggang.
= Pasien
= Laki-laki
= Perempuan
= tinggal serumah
6. Tinjauan Sistem
a. Keadaan Umum : pasien terlihat baik, namun terkadang masih terasa nyeri
terlebih ketika pasien tidak minum obat.
Kesadaran : komposmentis
Nadi : 82 x/menit TD: 150/50 mmHg P: 20 x/menit
Suhu : 36,9 C BB: 60 kg TB: 150 cm
c. Sistem Hemopoietik :-
d. Kepala :
penglihatan normal
hidung bersih.
Mulut : simetris, mulut bersih, mukosa lembab, tidak ada lesi
Skor Kriteria
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
lain sebagai C, D, E atau F
Keterangan: A
iIndex Katz di atas untuk mencocokkan kondisi lansia dengan skor yang diperoleh
9. Modifikasi dari Barthel Indeks
N
KRITERIA Nilai
o
Score Total 20
20 : Mandiri
1
0
Negara : Indonesia
5 5 Propinsi : Sumatera Barat
Kota : Payakumbuh
PSTW.......
Wisma......
2 Registrasi Sebutkan nama 3 obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk mengatakan
masing-masing obyek. Kemudian
tanyakan kepada klien ketiga obyek
3 3
tadi (untuk disebutkan)
Obyek : tas
Obyek : buku
Obyek : selimut
3 Perhatian Minta klien untuk memulai dari angka
dan 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5
kalkulasi kali/tingkat
5 3 93
86
79
72
65
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada no.2 (registrasi) tadi. Bila
benar, 1 point untuk masing-masing
obyek
Analisa Data
DO : Hiperuremia
TD : 150/50
Terbentuk tofi di sendi
Nadi : 82x/menit
RR : 21x/menit
Suhu : 36,4 C
Pengendapan kristal di
P : mempunyai riwayat sendi
Pembentukan tukak
sendi
Tofus mengering
Kekakuan pada
sendi
Resiko intoleransi
aktivitas
Diagnosa Keperawatan
Intervens Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian secara
keperawatan diharapkan nyeri komprehensif meliputi
berkurang denga kriteria hasil : lokasi,karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
1. Mampu mengenali kapan
dan faktor pencetus
nyeri terjadi
2. Mampu menggambarkan 2. Gunakan strategi komunikasi
faktor penyebab terapeutik untuk mengetahui
3. Mampu melakukan pengalaman nyeri
tindakan pencegahan 3. Gali pengetahuan dan
4. Mampu melakukan kepercayaan pasien mengenai
pengurangan nyeri secara non nyeri
farmakologi 4. Gunakan strategi komunikasi
5. Mampu melaporkan perubahan terapeutik untuk mengetahui
nyeri pengalaman nyeri
6. Mampu menggunakan sumber 5. Gunakan metode penelitian yang
daya yang tersedia sesuai dengan tahapan
7. Mampu melaporkan nyeri perkembangan yang
terkontrol memungkinkan untuk memonitor
perubahan nyeri dan akan
dapat membantu
mengidengtifikasi faktor
pencetus actual dan potensial
6. Berikan informasi
mengenai nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan
dirasakan dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat
prosedur
7. Kurangi atau eliminasi faktor-
faktor yang dapat mencetus
atau meningkatkan nyeri.
8. Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
9. Dorong pasien untuk memonitor
dan menangani nyerinya dengan
tepat
10. Ajarkan penggunaan teknik non
farmakologi
11. Gali penggunaan metode
farmakologi untuk menurunkan
nyeri
12. Dorong pasien untuk
menggunakan obat-obatan
penurunan nyeri yang adekuat
13. Evaluasi keefektifan ari tindakan
pengontrol nyeri yang dipakai
selama pengkajian nyeri
dilakukan.
14. Libatkan keluarga dalam
modalitas penurunan nyeri jika
memungkinkan
Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji status fisiologi pasien
intoleransi keperawatan diharapkan resiko 2. Anjurkan pasien
akivitas intoleransi aktifitas dapat dicegah menggungkapkan perasaan
dengan kriteria hasil : secara verbal
3. Perbaiki defisit status fisiologi
1. Frekuensi nadi dalam batas
normal 4. Pilih intervensi mengurangi
2. Frekuensi pernapasan dalam kelelahan
batas normal 5. Monitor intake dan output
3. Tekanan darah dalam batas 6. Monitor waktu istirahat
normal
7. Monitor sumber nyeri yang
4. Kekuatan tubuh bagian atas dan
dialami pasien
bawah dalam batas normal
8. Buat batasan untuk aktivitas
5. Kemudahan dalam melakukan
hiperaktif
aktivitas harian normal
9. Bantu pasien identifikasi
6. Kemampuan untuk berbicara
memilih aktivitas
ketika melakukan aktivitas fisik
10. Tingkatkan tirah baring atau
istirahat
11. Berikan kegiatan yang
menenangkan untuk
meningkatkan relaksasi