Anda di halaman 1dari 12

Andalas Dental Journal P a g e | 90

TINJAUAN PUSTAKA

MOTIVASI MASYARAKAT DALAM MEMELIHARA DAN


MEMPERTAHANKAN GIGI

(MOTIVATION IN MAINTENANCE AND RETAINING THE TEETH)


Lendrawati1

Abstrak
Motivasi merupakan suatu dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku untuk
melakukan kegiatan atau aktifitas yang diharapkan. Motivasi sebagai suatu konsep yang digunakan ketika
dalam diri muncul suatu keinginan dan menggerakkan atau mengarahkan tingkah laku. Semakin tinggi
motivasi semakin tinggi intensitas perilaku.
Mempertahankan gigi tetap berarti suatu tindakan untuk mencegah kerusakan gigi, merawat gigi yang
sakit dan merestorasi gigi yang mengalami kerusakan dan kelainan yang mengenai jaringan keras dan
lunak untuk mengembalikan bentuk dan fungsi gigi, nilai estetik dan perlindungan jaringan pendukung gigi
serta mempertahankan gigi selama mungkin di dalam rongga mulut.
Pengetahuan tentang penyakit gigi penting untuk mengetahui cara memelihara kesehatan gigi untuk
meningkatkan motivasi mempertahankan gigi Pengetahuan yang didapat seseorang akan membentuk sikap
yang merupakan predisposisi untuk perilaku mempertahan gigi.
Keyword : Motivasi, mempertahankan gigi, pengetahuan

Abstract
Motivation is a fundamental impulse that drives a person to behave in undertaking activities that are
expected. Motivation as a concept that is used when the self emerged a desire and drive or direct behavior.
The higher the intensity the higher the motivation of behavior.
Maintaining a fixed gear means an action to prevent tooth decay, dental care for the sick and restoring
damaged teeth and abnormalities of the hard and soft tissues to restore tooth form and function, aesthetic
value and protection of the supporting tissues of the teeth and maintaining teeth as long as possible in the
oral cavity.
Knowledge of dental disease is important to know how to maintain healthy teeth to increase the
motivation to maintain one's teeth Knowledge gained will form the attitude is a predisposition for sustaining
behavior teeth.
Keyword: Motivation, retaining teeth, knowledge

1
Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Andalas Padang

90
Andalas Dental Journal P a g e | 91

PENDAHULUAN bahwa dari sepuluh penyakit terbanyak,


penyakit gigi menempati urutan pertama
Tujuan pelayanan kesehatan gigi
yaitu sebanyak 60% dari jumlah
adalah tercapainya kesehatan gigi
penduduk. Tidak sebanding dengan
masyarakat yang optimal dengan
masalah yang dihadapi, keinginan
menambah kesadaran dan pengertian
masyarakat untuk mendapatkan
masyarakat tentang pentingnya
pelayanan kesehatan masih sangat
pemeliharaan kesehatan gigi.
kurang. Hal ini disebabkan oleh motivasi
Penaggulangan penyakit gigi pada
masyarakat berobat gigi masih rendah
pelayanan kesehatan melalui pelayanan
terlihat dari jumlah penduduk yang
kesehatan primer merupakan upaya
mengeluh sakit gigi, 87% tidak berobat
kesehatan gigi yang menjadi bagian dari
dan hanya 13% yang berobat jalan.3
sistim kesehatan umum dengan
Indeks DMF-T sebagai indikator
melibatkan partisipasi masyarakat dan
status kesehatan gigi yang
mengutamakan upaya promotif, preventif
menunjukkan banyaknya kerusakan gigi
daripada kuratif .1.2
yang pernah dialami seseorang. Indeks
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
DMF-T Indonesia tahun 2007 adalah
dilakukan untuk memelihara dan
5,16, terdiri dari nilai gigi berlubang
meningkatkan derajat kesehatan
sebesar 1,22, gigi yang dicabut sebesar
masyarakat dalam bentuk peningkatan
3,86, dan gigi yang ditambal sebesar
kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi,
0,08, dengan demikian berarti rata-rata
pengobatan serta pemulihan kesehatan
penduduk Indonesia kehilangan
gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah
sebanyak 5 buah gigi perorang. Nilai
dan masyarakat yang dilakukan secara
DMF-T Sumatera Barat lebih tinggi dari
terpadu, terintegrasi dan
rerata nasional yaitu 5,25 dengan nilai
berkesinambungan.2
gigi berlubang sebesar 1.00, gigi yang
Perawatan gigi geligi bertujuan untuk
dicabut sebesar 4,21, dan gigi yang
mempertahankan dan memelihara
ditambal sebesar 0,04. Tingginya nilai
kesehatan gigi geligi yang masih ada
gigi yang dicabut dan rendahnya nilai
beserta seluruh sistem pengunyahan
penambalan menunjukkan rendahnya
supaya dapat berfungsi dengan baik dan
kesadaran masyarakat dalam merawat
tetap sehat. 2 Hasil studi morbiditas
dan mempertahankan giginya.4
SKRT-SURKESNAS 2001 menunjukkan
Andalas Dental Journal P a g e | 92

Thorstensson mengemukakan bahwa Ekanayake menyatakan bahwa


karies merupakan penyebab utama kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan
kehilangan gigi, yang dipengaruhi gigi dipengaruhi oleh persepsi yang
adalah faktor gaya hidup yang buruk, buruk terhadap status kesehatan gigi dan
kelas sosial ekonomi rendah, serta tingkat mulut.8 Menurut Azwar motivasi adalah
pendidikan rendah.5 DiClemente upaya menimbulkan rangsangan,
menyatakan bahwa niat dan motivasi dorongan pada seseorang atau
merupakan bagian terpenting dalam sekelompok masyarakat agar mau berbuat
proses untuk merubah perilaku, pencarian dan bekerjasama untuk melaksanakan
pengobatan dan pencapaian tujuan untuk sesuatu yang sudah direncanakan untuk
6
sembuh. Menurut Uno motivasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
merupakan dorongan dasar dalam diri Motivasi akan berhasil dengan sempurna
individu untuk berusaha mengadakan jika tujuan organisasi yang telah
perubahan perilaku yang lebih baik untuk ditetapkan juga menjadi tujuan
memenuhi kebutuhannya. Motivasi yang perorangan atau kelompok masyarakat
didasarkan pada kebutuhan menyebabkan yang akan melaksanakan kegiatan,dan
seseorang berusaha untuk memenuhinya. diusahakan agar kegiatan yang
Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor diharapkan untuk dilakukan sesuai
pendidikan, dimana semakin tinggi dengan kemampuan yang dimiliki
9
pendidikan semakin luas masyarakat.
pengetahuannya. Peningkatan Walmsley dkk. menyatakan bahwa
pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari memelihara gigi penting untuk berbagai
pendidikan formal tapi bisa juga dari fungsi seperti untuk makan, berbicara,
pendidikan non formal. Pendidikan dan secara sosial mempunyai nilai estetik.
sangat penting dalam pembentukan Perawatan gigi direncanakan sebaik
tindakan seseorang Teori existency, mungkin untuk mencegah timbulnya
relatedness, growth (ERG) menyatakan masalah gigi dimasa yang akan datang
variabel seperti pendidikan dapat dan membantu memelihara kesehatan
mengubah derajat kepentingan. dan teori gigi. perawatan kesehatan gigi
kesadaran menunjukkan pendekatan seharusnya dapat dirancang untuk
pengetahuan (cognitif) terhadap motivasi mencegah masalah kesehatan gigi dan
kerja yang menekankan kemampuan membantu memelihara kesehatan dengan
7.5
individu untuk memproses informasi. cara memberikan motivasi untuk
Andalas Dental Journal P a g e | 93

membersihkan gigi secara baik dan benar. tertentu mengandung tema sesuai dengan
Dengan demikian tujuan pembanganan motivasi yang mendasarinya.7 Motivasi
kesehatan masyarakat dapat dicapai.10 sebagai suatu konsep yang digunakan
ketika dalam diri kita muncul suatu
PEMBAHASAN
keinginan dan menggerakkan atau

Pengertian Motivasi mengarahkan tingkah laku. Semakin


tinggi motivasi semakin tinggi intensitas
Motivasi berasal dari kata motive
perilaku.12 Motivasi adalah keadaan
sebagai suatu perangsang dari dalam,
dalam pribadi seseorang yang mendorong
suatu gerak hati dan sebagainya yang
keinginan individu untuk melakukan
meyebabkan seseorang melakukan
kegiatan tertentu dalam wujud perilaku
sesuatu. Motivasi merupakan istilah
yang diarahkan pada tujuan untuk
lebih umum yang menunjuk pada seluruh
mencapai sasaran kepuasan. Perilaku
proses pergerakan, yang berarti
dimulai dengan adanya motivasi atau
membangkitkan motif, membangkitkan
disebut juga sebagai motif atau
daya gerak atau menggerakkan seseorang
kebutuhan. Motivasi ditimbulkan oleh
atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu
faktor internal yang berasal dari pribadi
guna mencapai tujuan. Handoko
seseorang dan faktor eksternal yang
menyatakan suatu motif umumnya
merupakan kekuatan yang datang dari
terdapat dua unsur pokok yaitu dorongan
luar individu yang mendorong untuk
atau kebutuhan dan tujuan. Terjadi proses
melakukan kegiatan. Motivasi merupakan
interaksi timbal balik antara kedua unsur
predisposisi yang menyebabkan
ini terjadi dalam diri manusia dan dapat
seseorang berperilaku, termasuk
dipengaruhi oleh hal-hal lain diluar diri
kegiatan organisasi yang berhubungan
manusia, sehingga dapat terjadi
dengan lingkungan yang masing-masing
perubahan motivasi dalam waktu relatif
mempunyai pengaruh berbeda terhadap
singkat bila motivasi yang pertama tidak
11. perilaku. 11.12
mungkin terpenuhi.
Motivasi merupakan proses psikologis
Motivasi adalah dorongan dasar
terjadi pada diri manusia, terjadi interaksi
yang menggerakkan seseorang
antara sikap, kebutuhan, persepsi, proses
bertingkah laku, dorongan ini berada
belajar dan pemecahan persoalan.
pada diri seseorang yang menggerakkan
Motivasi diawali dengan keinginan untuk
untuk melakukan sesuatu. Perbuatan
mempengaruhi perilaku seseorang.
seseorang didasarkan atas motivasi
Andalas Dental Journal P a g e | 94

Keinginan tersebut melalui proses Menurut Murray orang dapat


persepsi yang diterima seseorang. Proses dikelompokkan menurut kekuatan
persepsi ini ditentukan oleh kepribadian, berbagai kebutuhan, karena setiap orang
sikap, pengalaman, dan harapan dianggap memiliki jenis kebutuhan yang
seseorang. Selanjutnya apa yang diterima berbeda dan mempengaruhi perilaku
tersebut diberi arti oleh yang dalam mencapai tujuan. Kebutuhan
bersangkutan menurut minat dan manusia berdiri sendiri-sendiri, terpisah
keinginan. Minat ini mendorongnya satu sama lain yang berarti jika kita
untuk mencari informasi yang digunakan mengetahui kekuatan atau tingkatan satu
oleh yang bersangkutan mengembangkan kebutuhan tidak berarti kita akan tahu
beberapa alternatif tindakan dan pula kekuatan kebutuhan lain. Jadi untuk
7
pemilihan tindakan. mengetahui apa yang memotivasi kita
Heirarki kebutuhan Maslow menurut harus mengukur kekuatan semua
Stoner memandang motivasi manusia kebutuhan yang penting bukan sekedar
sebagai hierarki lima macam kebutuhan, mengetahui tingkat yang telah dicapai.
mulai dari kebutuhan fisiologis yang Kebutuhan dipandang sebagai kekuatan
paling mendasar sampai kebutuhan yang motivasi utama bagi seseorang dari sisi
paling tinggi yaitu aktualisasi diri. arah dan intensitas. 11
Menurut Maslow individu akan Stoner dkk. menyatakan menurut teori
termotivasi untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan seseorang termotivasi kalau
yang paling menonjol atau yang paling dia belum mencapai tingkat kepuasan
kuat bagi mereka pada waktu tertentu. tertentu dalam kehidupannya. Teori
kebutuhan yang paling menonjol kebutuhan memfokuskan pada apa yang
tergantung pada situasi saat ini dan dibutuhkan orang untuk hidup secara
pengalaman yang mutakhir. Dimulai kecukupan. Kebutuhan yang telah
dengan kebutuhan fisik yang paling terpuaskan bukan lagi menjadi motivator,
mendasar, setiap kebutuhan harus kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan
dipuaskan sebelum individu tersebut gigi dipengaruhi oleh persepsi yang
mempunyai keinginan untuk memuaskan buruk terhadap status kesehatan gigi dan
kebutuhan ke tingkat yang lebih tinggi.13 mulut. 13
Teori desakan kebutuhan dari
Murray yang dinamakan teori kebutuhan
manifestasi atau teori desakan kebutuhan.
Andalas Dental Journal P a g e | 95

Mempertahankan Gigi Walmsley menyatakan bahwa

Mempertahankan gigi adalah suatu memelihara gigi penting untuk berbagai

tindakan yang mengutamakan tindakan fungsi seperti untuk makan, berbicara,


dan secara sosial mempunyai nilai estetik.
penambalan daripada pencabutan pada
Perawatan gigi direncanakan sebaik
gigi yang terkena penyakit karies gigi.
mungkin untuk mencegah timbulnya
Mempertahankan gigi tetap dalam ilmu
konservasi gigi berarti suatu tindakan masalah gigi dimasa yang akan datang

untuk mencegah kerusakan gigi, merawat dan membantu memelihara kesehatan

gigi yang sakit dan merestorasi gigi yang gigi. perawatan kesehatan gigi
seharusnya dapat dirancang untuk
mengalami kerusakan dan kelainan yang
mencegah masalah kesehatan gigi dan
mengenai jaringan keras dan lunak untuk
membantu memelihara kesehatan dengan
mengembalikan bentuk dan fungsi gigi,
nilai estetik dan perlindungan jaringan cara memberikan motivasi untuk

pendukung gigi serta mempertahankan membersihkan gigi secara baik dan benar,

gigi selama mungkin di dalam rongga menjaga makanan yang dapat merusak
gigi serta memberikan saran yang sesuai
mulut Menurut Kamus Besar Bahasa
dengan keadaan yang dialami pasien. 10.5
Indonesia mempertahankan berarti
Motivasi seseorang untuk menambal
menjaga atau melindungi supaya selamat
dan mengusahakan supaya tidak berubah giginya merupakan suatu upaya

dari keadaan semula. Alasan mempertahankan gigi tetap yang

mempertahankan gigi tetap menurut digambarkan dalam nilai Performed


Treatment Index (PTI), dihitung dari
Margo adalah untuk menghindari
jumlah gigi tetap yang ditambal (filling)
terjadinya resorbsi tulang alveolar yang
lebih cepat, gangguan persepsi rasa untuk dibagi dengan total nilai DMF-T

mendeteksi makanan dan berkurangnya dikalikan 100%. Required Treatment

retensi dan stabilitas gigi tiruan. Pengaruh Index (RTI) merupakan persentase dari
jumlah gigi tetap yang karies terhadap
psikologis akibat pencabutan gigi dapat
angka DMF-T yang menggambarkan
terjadi seperti ketidaknyamanan, rasa
besarnya kerusakan yang belum ditangani
malu, dampak estetik, dampak fonetik,
gangguan pengunyahan dan pengaruh dan memerlukan penambalan atau

secara sosial dan ekonomi.14.9 pencabutan serta Missing Index (MI)


yang merupakan banyaknya gigi yang
Andalas Dental Journal P a g e | 96

tidak dapat dirawat dan indikasi untuk menunjukkan rendahnya kesadaran


pencabutan.4 masyarakat dalam merawat dan
Broers menyatakan bahwa seorang mempertahankan giginya. RTI (Required
dokter gigi harus melakukan pendekatan Treatment Index) menggambarkan
yang berbeda pada pasien yang besarnya kerusakan yang belum ditangani
menginginkan pencabutan karena alasan dan memerlukan penambalan atau
gangguan psikologis. Jika pasien tidak pencabutan , MI (Missing Index) yang
paham dengan informasi yang diberikan merupakan banyaknya gigi yang tidak
atau keterbatasan kemampuan dalam dapat dirawat dan indikasi pencabutan.4
memahami konsekuensi perawatan, maka
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
pasien tidak dapat memutuskan apakah
Motivasi Mempertahankan Gigi
permintaan perawatan merupakan
keputusan terbaiknya. Dokter gigi harus Pengetahuan tentang Penyakit Gigi
yakin bahwa pasien mempunyai
Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor
kapasitas untuk memutuskan sendiri
pendidikan, dimana semakin tinggi
perawatan tidak hanya untuk pencabutan
pendidikan semakin luas
tapi lebih ke arah penambalan. Bila hasil
pengetahuannya. Peningkatan
pemeriksaan tidak perlu dilakukan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari
pencabutan, dokter gigi harus dapat
pendidikan formal tapi bisa juga dari
meyakinkan bahwa perawatan tidak
pendidikan non formal. Pendidikan
menyakitkan bagi pasien. Alternatif
sangat penting dalam pembentukan
perawatan gigi seperti intervensi perilaku
tindakan seseorang. Pengalaman karies
dapat menghindari pencabutan yang tidak
gigi dan pengetahuan untuk melakukan
perlu.15
langkah-langkah pencegahan karies dan
Prevalensi karies yang tinggi yang
penyakit gigi disebabkan tingkat
ditunjukkan dengan indeks DMF-T yang
pengetahuan kesehatan gigi yang rendah,
tinggi, memiliki tingkat kebutuhan yang
ditunjukkan oleh kebersihan mulut yang
tinggi terhadap perawatan. Indeks DMF-
buruk dan pengalaman karies yang cukup
T sebagai indikator status kesehatan gigi
tinggi. Kurangnya pengetahuan
yang menunjukkan banyaknya kerusakan
menyebabkan mereka tidak mengetahui
gigi yang pernah dialami seseorang.
penyebab penyakit gigi, dan langkah-
Tingginya nilai gigi yang dicabut dan
langkah pencegahan seperti mengurangi
rendahnya nilai penambalan
makanan yang banyak mengandung gula
Andalas Dental Journal P a g e | 97

dan penggunaan pasta gigi fluoride kehilangan gigi bervariasi menurut


sebagai tindakan preventif untuk karies umur.17.5
gigi. Pasien harus tahu bahwa masih
Tingkat Pendidikan
penyakit gigi dapat diatasi dan jika
Tingkat pendidikan menurut UU RI
papilla gingiva berdarah setelah
no 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal 1 ayat 8
menggunakan tusuk gigi berarti telah
adalah tahapan pendidikan yang
terjadi kerusakan pada jaringan
ditetapkan berdasarkan tingkat
pendukung gigi. Ketiadaan atau adanya
perkembangan peserta didik, tujuan yang
perdarahan gingiva adalah kriteria untuk
akan dicapai dan kemampuan yang
kesehatan atau penyakit. Pengetahuan
dikembangkan.Hasil studi yang dilakukan
pasien tentang kesehatan mulut dapat
Dalam mengevaluasi perilaku kesehatan
digunakan untuk meningkatkan motivasi
gigi pada orang dewasa dengan
pasien untuk berobat ke dokter gigi.16.14
pendidikan lanjutan, menunjukkan status
Umur kesehatan mulut yang lebih baik pada
Kusurkar menyatakan bahwa orang dewasa yang berpendidikan
kekuatan motivasi merupakan hal yang lanjutan dibandingkan orang dewasa yang
dinamis dan berubah seiring dengan tidak berpendidikan lanjutan pada usia
pertambahan usia, kedewasaan dan yang sama. Restorasi gigi juga cukup
pengalaman. Usia adalah prediktor banyak ditemukan sebagai indikasi
terbesar kekuatan motivasi untuk tingginya kesadaran terhadap kesehatan
menghadiri dan mengejar menyelesaikan gigi, tingkat pendidikan berhubungan
sekolah. Pengaruh usia dan jenis langsung dengan status kesehatan gigi
kelamin terhadap motivasi dalam dimana semakin tinggi tingkat pendidikan
mencari perawatan ortodontik akan diikuti pula semakin tinggi
menemukan bahwa, motivasi menjalani pemanfaatan pelayanan kesehatan di
perawatan ortodonti dipengaruhi oleh puskesmas.4.9
bertambahnya usia, dimana semakin
Persepsi terhadap Sakit Gigi
bertambah usia semakin tinggi kesadaran
Persepsi merupakan proses kognitif
untuk menjalani perawatan dan wanita
seseorang dalam memahami informasi
lebih sadar dengan keadaan maloklusinya
dari lingkungan melalui penglihatan,
dibandingkan laki-laki. Thorstensson
pendengaran, penghayatan dan perasaan,
menyatakan bahwa faktor penyebab
berupa suatu penafsiran terhadap situasi
Andalas Dental Journal P a g e | 98

dan kenyataan. Pengetahuan tentang dalam diri individu dan memberi


penyakit dapat mempengaruhi persepsi kesimpulan terhadap stimulus dalam
sakit, semakin besar persepsi terhadap bentuk nilai, bisa dalam bentuk baik atau
sakit semakin benar pengetahuannya buruk, menyenangkan atau tidak
tentang penyakit. Rendahnya menyenangkan dan potensi menjadi
pengetahuan mengenai kesehatan reaksi terhadap objek sikap. Timbulnya
merupakan predisposisi perilaku sikap ditentukan oleh keadaan objek yang
kesehatan yang mengarah pada timbulnya sedang dihadapi, pengalaman masa lalu
penyakit. Persepsi masyarakat terhadap dan harapan dimasa yang akan datang.
rasa sakit berbeda dengan konsep sehat- Struktur sikap terdiri dari tiga komponen
sakit dengan petugas kesehatan, sehingga yang saling menunjang yaitu komponen
mempengaruhi perilaku masyarakat kognitif (cognitive), afektif (affective),
dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. dan konatif (conative). Komponen
Perbedaaan persepsi ini seringkali kognitif merupakan kepercayaan
menyebabkan kesulitan dalam seseorang mengenai apa yang benar bagi
pengobatan karena masyarakat merasa objek sikap, dapat juga disamakan
sakit bila sudah tidak dapat ditanggulangi dengan suatu pandangan atau opini
sendiri. Rendahnya pemanfaatan terutama bila menyangkut masalah atau
pelayanan kesehatan gigi persepsi tidak problem yang kontroversi. Komponen
memiliki masalah dengan kesehatan gigi afektif merupakan perasaan individu
dan mulut, walaupun sebagian besar terhadap objek sikap dan meyangkut
memiliki masalah kesehatan mulut seperti masalah emosional yang merupakan
gigi berlobang, rasa nyeri, perdarahan aspek yang paling bertahan terhadap
gusi, dan bau mulut. Dalam masyarakat pengaruh yang mungkin akan mengubah
persepsi individu berbeda-beda sesuai sikap seseorang. Komponen konatif
18.16
dengan faktor sosial dan budaya. merupakan bagaimana tendensi atau
kecenderungan berperilaku yang ada
Sikap terhadap Penyakit Gigi
dalam diri seseorang berkaitan dengan
Sikap merupakan suatu respon
objek sikap yang dihadapinya.9. 16
evaluatif apabila individu dihadapkan
Gerungan mengemukakan bahwa
pada suatu stimulus yang menghendaki
sikap manusia dibentuk sepanjang
adanya reaksi dan dinyatakan sebagai
perkembangan hidup, berperan dalam
sikap. Sikap didasari oleh proses evaluasi
kehidupan manusia dalam menentukan
Andalas Dental Journal P a g e | 99

tingkah laku. Sikap mempunyai segi yang selaras dan konsisten, apabila tidak
motivasi yang bersifat dinamis, konsisten terjadi perubahan sikap
berusaha untuk mencapai tujuan.yang sedemikian rupa hingga konsistensi
telah ditetapkan. Melalui sikap kita dapat tercapai kembali. Konsistensi antara
memahami proses kesadaran yang kepercayaan sebagai komponen kognitif,
menentukan tindakan nyata dan tindakan perasaan sebagai komponen afektif dan
yang mungkin dilakukan individu dalam kecendrungan perilaku sebagai
kehidupan sosialnya. Definisi dan komponen konatif menjadi landasan
pengertian mengenai sikap dapat dalam usaha menyimpulkan sikap.
masukan dalam salah satu diantara tiga Pengukuran sikap dilakukan dengan
kerangka pemikiran. Menurut ahli menilai pernyataan dalam rangkaian
psikologi, sikap adalah suatu bentuk kalimat mengenai suatu sikap.
evaluasi atau reaksi perasaan yang Pernyataan dapat berisi hal-hal yang
mendukung atau memihak (favorable) positif mengenai obyek sikap (favorable)
dan yang tidak mendukung ataupun sebaliknya pernyataan mengenai
(unfavorable).19. 7 hal-hal negatif mengenai obyek sikap
Sikap terhadap kesehatan mulut (unfavorable).9.12.16
dipengaruhi oleh jenis kelamin, tingkat Luzzi dkk.menyatakan ada pengaruh
pendidikan dan latar belakang sosial faktor psikososial terhadap pola
pasien dalam menentukan pilihan keyakinan kesehatan dimana terdapat
restorasi gigi. Hasil penelitian hubungan antara sikap dan kepercayaan
menunjukkan persentase pasien wanita penggunaan pelayanan kesehatan gigi.
yang lebih tinggi dalam penggunaan Terdapat sikap yang positif pada pasien
restorasi dibandingkan pria. Pasien yang datang ke poliklinik gigi dan
dengan tingkat pendidikan yang lebih mampu menghilangkan hambatan
tinggi menyukai restorasi lebih mahal, struktural sehingga dapat meningkatkan
sedangkan pasien dengan tingkat akses ke pelayanan kesehatan gigi umum.
pendidikan yang rendah menunjukkan motivasi sebagai efek mediasi pada
restorasi lebih murah. Pasien dengan hubungan antara harapan dan sikap,
asuransi kesehatan swasta menunjukkan semakin baik sikap terhadap minat
tingkat lesi karies yang lebih rendah. utilisasi konsumen dalam pelayanan
Azwar menyatakan bahwa terdapat kesehatan gigi semakin tinggi pula minat
interaksi antara ketiga komponen sikap
Andalas Dental Journal P a g e | 100

utilisasi konsumen dalam pelayanan untuk melakukan pencarian pengobatan


kesehatan gigi.20 yang bertujuan untuk mempertahankan
giginya. Motivasi terdiri dari motivasi
Sarana dan Prasarana Kesehatan
intrinsik dan ekstrisik. Motivasi intrinsik
Sarana yang dipakai sebagai alat
timbul dari dalam diri individu sesuai
dalam pelaksanaan pelayanan di
karakter dan pendidikan, dengan
puskesmas berupa peralatan penyuluhan,
pengetahuan yang baik diharapkan
peralatan dan bahan untuk kegiatan di
masyarakat menjadikan kesehatan gigi
luar gedung puskesmas (dental kit) serta
dan mulut menjadi suatu kebutuhan yang
peralatan dan bahan untuk kegiatan
harus dipenuhi. .
pelayanan di dalam gedung puskesmas.
Peralatan di dalam gedung seperti dental Mempertahankan gigi merupakan
unit lengkap dengan kompresor, alat suatu tindakan yang mengutamakan
diagnostik dasar, set alat untuk tindakan penambalan daripada
penambalan, set tang untuk pencabutan, pencabutan pada gigi yang terkena
set alat pembersih karang gigi, alat penyakit karies. Seseorang yang
sterilisasi serta bahan kedokteran gigi dan memiliki pengetahuan dan motivasi akan
obat-obatan. Prasarana pada pelayanan menunjukkan perilaku yang baik dalam
kesehatan gigi di puskesmas berupa mempertahankan gigi, dan diharapkan
bangunan dengan ukuran ruang 4 x 4 dapat terjadi peningkatan kualitas
meter persegi untuk satu dental unit, kesehatan masyarakat dan indek DMF-T
ruangan harus dilengkapi penerangan dan sebagai indikator kesehatan gigi
ventilasi yang cukup, ketersediaan air masyarakat dapat lebih rendah, dan
yang mengalir, listrik, sanitasi yang kerusakan gigi dapat dihindari.
3.9
baik.
KEPUSTAKAAN
KESIMPULAN
1. Depkes RI, 1993, Pedoman Penyelengaraan
Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi Di
Motivasi adalah dorongan dasar yang Puskesmas , Direktorat Kesehatan Gigi,
Dirjen Pelayanan Medik ,Depkes RI,
menggerakkan sesorang bertingkah laku Jakarta.
baik terhadap kesehatan gigi dan dapat 2. Depkes RI,2009, Undang-Undang Republik
Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang
mempertahankan gigi selama mungkin di Kesehatan. Jakarta.
dalam rongga mulut, dorongan ini berada 3. Depkes RI,2007, Standar Pelayanan
Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Puskesmas,
pada diri seseorang yang menggerakkan Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar,
Jakarta.
Andalas Dental Journal P a g e | 101

4. Depkes RI,2008, Riset Kesehatan Dasar , 18. Thoha M., 2009, Perilaku Organisasi
Bppk., Depkes RI, Jakarta Konsep Dasar Dan Aplikasinya,Rajawali
Press. Jakarta
5. Thorstensson H, Johansson B., (2010), Why
Do Some People Lose Teeth Across heir 19. Gerungan , W.A., 2009, Psikologi Sosial,
Lifespan Whereas Others Retain A Edisi Ke-3, Refika Aditama, Bandung
Functional Dentition Into Very Old Age?
20. Luzzi L, Spencer Aj., 2008, Factors
Gerodontology Journal 27(1):19-25
Influencing The Use Of Public Dental
6. DiClemente C., 1999, Motivation For Services: An Application Of The Theory Of
Change: Implications For Substance Planned Behaviour. BmcHealth Serv Res.
AbuseTreatment, Psychological Science, Apr 30;8:93.
May 1999 10 (3): 209-13
7. Uno H.B. 2011, Teori Motivasi Dan
Pengukurannya, Analisis Di Bidang
Pendidikan, Cet Ke-7, Bumi Aksara,
Jakarta.
8. Ekayanake, L., Parera, I., 2005, Perceived
Need For Dental Care Among DentateOlder
Individuals In Srilanka, American Society
For Geriatric Dentistry, 25 (4) : 199- 5
9. Azwar, A., 2010, Pengantar Administrasi
Kesehatan , Edisi Ke-3, Binarupa Aksara
Publisher, Jakarta.
10. Walmsley A.D., Walsh T.F., Lumley P.J.,
2007, Restorative Dentistry, Second Edition,
Elsevier, Toronto
11. Sobur, A., 2009, Psikologi Umum, Cetakan
Ke-2, Pustaka Setia, Bandung
12. Asnawi S., 2002, Teori Motivasi Dalam
Pendekatan Psikologi Industri Dan
Organisasi, Cet. Pertama, Studia Press,
Jakarta.
13. Stoner, J. A., Freeman, R.E., Gilbert, D.R.,
1996, Manajemen Edisi Bahasa Indonesia,
Simon & Schuster (Asia) Pte.Ltd
14. Doddy S., 1991, Upaya Mempertahankan
Gigi Di Puskesmas Dki Jakarta,
Thesis,Universitas Indonesia, Jakarta
15. Broers D.L.M., Brands W.G.,Welie
J.V.M.,Jongh A., 2010 Deciding About
Patients’ Request For Extraction, Ethical
And Legal Giudleines, Journal American
Dental Association 141:195-203
16. Notoatmodjo, S., 2010, Ilmu Perilaku
Kesehatan , Rineka Cipta, Jakarta
17. Kusurkar, R., Kruitwagen,C., Cate,O.,
Croiset, G., 2010, Effects Of Age, Gender
And Educational Background On Strength
Of Motivation For Medical School, Sciences
Education Theory And Practice Volume: 15,
Issue: 3, Publisher: Springer Netherlands, :
303- 13

Anda mungkin juga menyukai