Disusun Oleh:
2020
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................3
BAB II KONSEP DASAR TEORITIS..................................................................................................4
2.1 Konflik Lahan Pertanian........................................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
3.1 Pembahasan Kasus.................................................................................................................6
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................................................8
4.1 Kesimpulan............................................................................................................................8
4.2 Lesson learned.......................................................................................................................8
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................9
9
BAB I
PENDAHULUAN
9
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui masalah pembangunan yang
terjadi dari konflik Lahan Pertanian Dalam Pembangunan Bandara Internasional Di Kulon
Progo.
9
BAB II
KONSEP DASAR TEORITIS
2.1 Konflik Lahan Pertanian
Menurut Johara T Jayadinata mengartikan lahan sebagai tanah yang sudah ada
peruntukanya dan umumnya sudah ada pemiliknya, baik perseorangan maupun badan-badan
tertentu (Jayadinata, 1999). Lahan merupakan suatu ruang lingkup di permukaan bumi yang
secara alamiah dibatasi oleh sifat-sifat fisik serta bentuk lahan tertentu (Noor, 2006, hal. 98).
Suatu lahan biasanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan aktivitas manusia
mulai dari pertanian, peternakan, perikanan, pembangunan infrastruktur dan sebagainya. Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa lahan merupakan suatu tempat dengan
admnistrasi tertentu yang dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai aktivitasnya demi
keberlangsungan hidupnya. Proses alih fungsi lahan sudah dipandang sebagai pemandangan
yang biasa di dalam kehidupan kita sehari-hari. Aktivitas penggunaan lahan adalah bentuk
fisik dari aktivitas sosial-ekonomi masyarakat di suatu wilayah (Rustiadi, 2001). Penggunaan
lahan sering kali didasarkan pada jenis tanah, lokasi, dan faktor ekonomi tertentu.
9
c) Pemberian kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat untuk terlibat dalam
manajemen perusahaan secara proporsional.
d) Pemberian usul kepada pemerintah (pengambil keputusan) agar negaralah yang
memberikan jaminan keamanan baik pada masyarakat maupun perusahaan.
e) Perbaikan komunikasi, khususnya dari pejabat kepada masyarakat sehingga tidak
terjadi salah paham.
f) Perbaikan sistem atau tatanan yang menjamin keadilan bagi semua pihak.
g) Kepastian hukum mengenai kepemilikan lahan.
9
BAB III
PEMBAHASAN
Hal yang melatar belakangi munculnya konflik lahan dalam pembangunan bandara ini
adalah:
9
Perbedaan sikap persepsi antar masyarakat;
Terjadinya alih fungsi lahan pertanian;
Kekeliruan pendataan tanah yang dilakukan oleh BPN Kulon Progo;
Lahan pertanian yang dijadikan bandara adalah lahan produktif yang setiap tahunnya
menghasilkan berbagai macam tanaman buah-buahan dan palawija;
Ganti rugi lahan masyarakat belum diketahui secara jelas; dan
Perbedaan sikap serta preskpektif masyarakat pro dan kontra dalam menyikapi dan
melihat pembangunan bandara.
Bentuk konflik yang terjadi dalam pembangunan bandara ini yaitu konflik kepentingan
dan konflik antar kelas sosial. kemudian terdapat dampak yang ditimbulkan dari konflik
dalam pembangunan bandara yaitu tidak harmonisnya hubungan antara warga, lunturnya
budaya gotong royong, dan Mrningkatnya rasa solidaritas In-Group kelompok.
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kulon Progo dalam menangani konflik atau
masalah mengenai pembangunan bandara yang menimbulkan pro dan kontra, khususnya
dalam mengahadapi masyarakat yang kontra. Pemerintah melakukan upaya-upaya dengan
cara persuasif dan pendekatan secara inklusif kepada mereka yang menolak pembangun
bandara ini. Selain itu juga pemerintah atau tokoh masyarakat memberikan penjelasan berupa
sosialisasi mengenai pembangunan bandara itu. Sosialisasi ini dilakukan guna memberikan
dampak positif dan dampak negatif pembangunan bandara tersebut. Selain itu juga
pemerintah dan instansi terkait dalam hal ini PT Angkasa Pura I memberikan jaminan berupa
lapangan pekerjaan dan juga ganti rugi lahan bagi yang berhak.
9
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan sebelumnya adalah Permasalahan
Pembangunan Bandara di Kabupaten Kulon Progo terjadi karena kebutuhan bandara baru di
daerah DIY yang mendesak. Namun dalam mempersiapkan lahan pembangunannya tidak
tepat dikarenakan Kekeliruan pendataan tanah yang dilakukan oleh BPN Kulon Progo. Yang
mana lahan tersebut merupakan lahan pertanian yang masih produktif sehingga menimbulkan
konflik vertikal dan juga konflik horizontal diantara masyarakat yang tinggal di Desa Palihan
dan Desa Glagah. Pembangunan bandara tersebut didukung oleh masyarakat yang memiliki
tanah namun tidak begitu luas, dan ditolak oleh masyarakat yang sebagian besar tidak
memilliki tanah. Permasalahan ini diakibatkan karena kurangnya komunikasi antara
masyarakat dan pemangku kepentingan terkait pembangunan Bandara dan ganti rugi
sehingga dapat menimbulkan konflik antar masyarakat dan masyarakat serta masyarakat dan
pemangku kepentingan.
9
Daftar Pustaka