Anda di halaman 1dari 4

C.

Gerakan Pemuda Dan Mahasiswa Yang Memengaruhi


Perubahan Tata negara Di Indonesia
1. Tri Tuntunan Rakyat (Tritura)
Pada awal 1965, kondisi dan situasi politik semakin terasa tidak
kondusif. Politik luar negeri indonesia pun telah meninggalkan konsep
bebas aktif. Indonesia membangun hubungan dengan Tiongkok, dan
membentuk poros Jakarta-PnomPenh-Hanoi-Peking-Pyong Yang, sebagai
konstelasi politik dunia yang baru. Situasi konflik politik dalam negeri
sendiri semakin menunjukkan kondisi yang meresahkan. PKI berhasil
melakukan konsolidasi dalam tubuh partainya sendiri sejak tahun 1960-
1965. Di kalangan mahasiswa, berkembang perseteruan antara kelompok
Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI), organisasi mahasiswa
yang berafiliasi dengan PKI, dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Konflik pro & kontra terhadap PKI terus berlanjut hingga akhirnya
bermuara pada sebuah tragedi nasional, yakni meletusnya peristiwa
gerakan 30 september 1965. Gerakan ini melibatkan anggota PKI dan
kelompok tentara dari kesatuan Rasismen Cakrabirawa yang dipimpin
oleh Letnan Kolonel Untung sebagai dalang dari peristiwa tersebut.
Gerakan mahasiswa non komunis mulai bangkit dan membentuk
organisasi baru yang mereka namakan Kesatuan Aksi Pengganyangan
Kontra Revolusi Gerakan Tiga puluh September yang disingkat menjadi
KAP-Gestapu. KAP-Gestapu kemudian mengadakan rapat umum setelah
sebelumnya mengadakan pertemuan untuk melakukan konsultasi dengan
Letnan Jenderal Soeharto, di Taman Surapati, Jakarta, pada 8 oktober
1965. Hasil rapat tersebut menghasilkan kesepakatan, diantaranya tetap
berada di blakang Preside Soekarno dalam menumpas G30S dan
mendesak Presiden agar segera membubarkan PKI dan semua ormas-
ormasnya.
Dari hasil pertemuan ini, akhirnya dibentuk wadah baru bagi gerakan
mahasiswa indonesia dengan nama Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia
(KAMI). Meskipun pada awal pembentukannya KAMI belum memiliki
anggaran dasar dan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
(AD/ART), KAMI telah memiliki tekad dan perjuangan, yaitu:
1) Mengamankan dan mengamalkan pancasila
2) Anti kepada Nekolim dan segala bentuk penjajahan, dan
3) Membantu ABRI mengganyang G30S dan PKI beserta ormas-ormasnya
Sementara itu, kondisi perekonomian negara semakin merosot. Hal
ini menimbulkan keprihatinan bagi KAMI, terutama ketika pemerintah
mengumumkan pemotongan nilai mata uang rupiah dari nilai semula Rp.
1.000 menjadi bernilai Rp1 untuk nilai uang baru. Aksi demonstrasi terus
bergulir. Mahasiswa dan rakyat bergerak setiap hari memenuhi jalan-
jalan di ibu kota. Hal ini berlangsung 60 hari. Menanggapi aksi
mahasiswa ditambah dengan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia
(KAPPI), Presiden Soekarno kemudian mengundang perwakilan
mahasiswa / pelajar untuk mengikuti sidang paripurna kabinet dwikota
pada 15 januari 1966 di istana bogor. Akan tetapi, di dalam sidang
tersebut Preside Soekarno menuding aksi mahasiswa yang terjadi telah
ditunggangi oleh kekuatan Nekolim, khususnya oleh Central Intelligenie
Agency (CIA).
Dalam bentrokan dengan aparat keamanan, seorang mahasiswa
Fakultas kedokteran UI, Arief Rahman Hakim tewas tewas tertembak
peluru aparat. Terjadinya insiden berdarah ini membuat situasi semakin
memanas, ditambah lagi dengan krisis kepemimpinan nasional. Melihat
perkembangan kondisi ini, Presiden Soekarno kemudian memutuskan
untuk membubarkan KAMI. Meskipun KAMI dibubarkan, aksi pergerakan
massa tidak ikut berhenti. Para pemimpin KAMI merasa perlu
membentuk wadah baru yang akan meneruskan perjuangannya
sehingga terbentuklah Laskar Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).
Ketika pemerintahan Presiden Soekarno mendekati masa akhir,
pembubaran PKI dilaksanakan oleh Jenderal Soeharto sebagai
pengemban amanat surat perintah 11 maret 1966 pada 12 maret 1966.
Sejak saat itu, Jenderal Soeharto lebih berperan banyak di
pemerintahan. Pada akhirnya, Soeharto diangkat menjadi Presiden RI ke-
2 menggantikan Presiden Soekarno dan dimulailah era orde baru.
Pemerintahan orde baru bertekad untuk melakukan koreksi secara total
atas segala penyelewengan yang dilakukan Demokrasi Terpimpin

2.Reformasi
Reformasi memiliki pengertian sebagai sebuah Gerakan radikal yang
bertujuan memperbaiki kondisi masyarakat atau negara disegala
bidang.Reformasi menghendaki digantinya tatanan kehidupan lama
dengan sebuah tatanan kehidupan baru,berdasarkan pada hukum yang
berlaku dan mengarah kepada sebuah perbaikan.

Lengsernya Presiden Soeharto didahului oleh gelombang aksi protes


dan keresahan social yang menyebar ke seluruh Indonesia.menurut
Samuel P.Hutington (1991),kondisi ini telah membuat Indonesia masuk
pada suatu fase “Gelombang Demokrasi Ketiga”(the third wave world of
democratization).
Perlu kita pahami bahwa peristiwa Reformasi 1998 tidak hanya
sekedar periode pergantian kekuasaan,tetapi juga harus dimaknai
sebagai sebuah akumulasi dari krisis multidimensional.Pada akhirnya
berujung pada sebuah aksi massa yang menyuarkan tuntutan terhadap
beberapa masalah,yakni sebagai berikut:

1. Mengganti kepemimpinan nasional yang selama 30 tahun lebih


berada ditangan Presiden Soeharto
2. Melakukan amandemen terhadap UUD 1945 yang telah
dijadikan sebagai konsitusi negara dan menjadi dasar dari
seluruh undang-undang
3. Menghapus difungsi ABRI,yakni tugas tambahan yang diberikan
kepada ABRI berupa tugas politik telah membawa dampak yang
kurang baik untuk ABRI sendiri maupun seluruh bangsa
Indonesia
4. Memberikan otonomi daerah yang seluas-luasnya
5. Penegakan supremasi hukum
6. Dibentuk pemerintahan yang bebas dari korupsi,kolusi,dan
nepotisme(KKN)

Aksi demokrasi kemudian disusul dengan kerusuhan massal yang


berlangsung dari 13-15 mei 1998.Aktivitas ini dengan cepat merambat
ke kota-kota besar,seperti solo,Surabaya,yogyakarta,
Dan lampung
Selanjutnya para mahasiswa berhasil menduduki Gedung DPR/MPR
pada 18 mei 1998,presiden soeharto segera turun dari jabatannya.Dua
minggu setelah peristiwa di Kampus Trisakti, pada 21 mei 1998 presiden
soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya selaku presiden RI Ke-
2.Ia kemudian menyerahkan jabatannya kepada Wakil Presiden B.J
Habibie.sekali lagi kekuatan perjuangan mahasiswa yang murni dapat
menumbangkan rezin otoriter dan mengubah system ketatanegaraan di
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai