KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah
kepada umat ini. Shalawat beserta salam semoga tercurah kepada Nabi kita
Muhammad Saw. yang tidak ada nabi setelahnya. sebagai contoh dan panutan yang
paling baik bagi seluruh umat manusia.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 3
B. Perumusan Masalah................................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan.................................................................. 4
A. Kompetensi Guru....................................................................................... 5
B. Uji Kompetensi Guru................................................................................ 8
A. Kesimpulan................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia di mana setiap orang yang telah
lahir akan mendapat pendidikan dari orang tuanya. Mendidik seorang anak sejak kecil adalah
bagian dari pendidikan dini yang diberikan oleh keluarga yang lambat laun akan memperoleh
pendidikan di institusi tertentu dan masyarakat. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
memanusiakan manusia, di mana saat ini tugas seorang guru bukan hanya sebagai pengajar
namun juga menjadi seorang pendidik. Seorang pendidik diharapkan mampu melaksanakan
fungsi pendidikan dan dapat mencapai tujuan pendidikan. Pendidik adalah seorang manusia
yang dengan kesadarannya mampu mempengaruhi orang lain dengan tujuan transfer
pengetahuan dan karakter. Pembelajaran dengan memberikan pengetahuan yang tinggi tanpa
dibarengi dengan karakter yang baik, maka akan menjadikan ilmu yang diperoleh kurang
bermanfaat. Begitu juga sebaliknya, orang berkarakter tetapi tidak berilmu, maka sama saja
kebermanfaatanya kurang maksimal. Sehingga perlu adanya keseimbangan antara keduanya.
Peran pendidik dalam menjadikan peserta didik yang berwawasan luas dan berkarakter
sangat penting. Sehingga kualitas pendidik sangat diperhatikan demi terciptanya peserta didik
yang diharapkan. Ada beberapa syarat agar sesorang bisa dikatakan pendidik. Noeng
Muhadjir menyebutkan sebagaimana dikutip oleh Siswoyo (2013: 117), bahwa prasyarat
seseorang bisa sebagai pendidik apabila seseorang tersebut: (1) memiliki pengetahuan lebih,
(2) mengimplisitkan nilai dalam pengetahuan itu dan (3) bersedia menularkan pengetahuan
beserta nilainya kepada orang lain.
Di era yang serba modern di mana belajar itu mudah dilakukan dengan berbagai media
yang ada, membuat guru sebagai pendidik harus bisa memberikan pelayanan pendidikan
kepada peserta didik sesuai kebutuhan dan jamannya. Dengan begitu guru harus memiliki
kemampuan mengelola pembelajaran, kemampuan memberikan teladan yang baik,
kemampuan menjadi guru yang profesioanl, dan kemampuan untuk berkomunikasi dan
berinteraksi. Dengan kemampuan – kemampuan yang telah disebutkan tersebut, termuat
dalam empat kompetensi guru yaitu, pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Setiap
kompetensi tersebut akan dibahas dalam makalah ini dengan terperinci.
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal.
Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses
pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru
mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan,
dan oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Undang-Undang
No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat
4
melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu di
antaranya adalah kompetensi.
Tujuan umum dilakukannya pengkajian ini adalah memberikan masukan kebijakan
kepada para pengambil keputusan kebijakan (decision makers) dan pengelola satuan
pendidikan mengenai gambaran lapangan tentang penguasaan guru atas kompetensi yang
dimiliki oleh guru terrsebut. Masukan tersebut diharapkan dapat dipertimbangkan sebagai
bahan untuk dikembangkan atau dimantapkan lebih lanjut. Kerangka berpikir yang digunakan
adalah bahwa penjabaran kompetensi guru yang bertolak dari ketentuan perundangan yang
ada (termasuk Keputusan Menteri Pendidikan Nasional yang relevan) perlu diperkaya dengan
kajian konseptual dan empirik, mengingat bahwa mengenai mutu pendidikan merupakan
kepedulian global. Kecuali itu dipegang prinsip bahwa kompetensi guru itu perlu dibuktikan
dengan penerapannya di lapangan, sehingga pernyataan tentang telah atau belum dikuasainya
kompetensi tertentu harus diuji dengan hasil pengamatan kegiatan guru.
B. Materi Pembahasan
1. Apa pengertian kompetensi guru ?
2. Apa saja macam – macam kompetensi guru profesional?
3. Bagaimana kompetensi guru dalam proses kegiatan belajar mengajar?
4. Apa pengertian uji kompetensi guru (UKG)?
5. Apa saja prinsip dalam pelaksanaan UKG?
6. Apa manfaat dilaksanakannya UKG?
7. Apa saja kompetensi yang diujikan dalam UKG?
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOMPETENSI GURU
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa kompetensi berarti
kewenangan untuk bertindak atau memutuskan sesuatu hal. Kompetensi merupakan perilaku
yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan. Broke dan Stone menjelaskan bahwa kompetensi merupakan gambaran hakekat
dari perilaku guru yang tampak sangat berarti.
Dengan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa kompetensi guru adalah
kemampuan, kewenangan atau kecakapan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pendidik, baik di sekolah maupun di tengah – tengah masyarakat. Selain itu, kompetensi
juga meliputi daya fikir, daya kalbu, dan daya raga yang diperlukan oleh peserta didik untuk
terjun di masyarakat dan untuk mengembangkan dirinya. Daya fikir terdiri dari daya pikir
analitis, deduktif, ilmiah, kreatif, eksploratif, diskoferi, naral, lateral, dan berpikir sistematik.
Sejalan dengan hal itu, profesi guru yang melayani peserta didik berkaitan dengan ilmu
pengetahuan, tentu harus mempuyai daya fikir yang cukup dan mampu berfikir sistematik.
Nurhalda dan Radito menjelaskan bahwa guru dalam melaksanakan tugasnya harus
memiliki kompetensi keguruan, yakni seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada
dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerja secara tepat dan efektif. Kompetensi yang
harus dimiliki oleh guru antara lain:
a. Memiliki pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia.
b. Mempunyai sifat yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, rekan sejawat, dan bidang
studi yang dibinanya.
c. Menguasai bidang studi yang diajarkan.
d. Mempunyai keterampilan mengajar.
Guru dinilai kompeten secara profesional, apabila:
a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.
b. Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil.
c. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan (tujuan
instruksional) sekolah.
d. Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan belajar
dalam kelas.
Kompetensi guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 yang selanjutnya
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, guru harus mempunyai
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Dimana masing-masing
kompetensi sangat penting untuk seorang guru dalam melakukan tugas dan kewajibannya
6
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Guru dituntut untuk menguasai
semua kompetensi guru agar dapat menjadi panutan bagi peserta didik. Mushaf (2015:29)
membagi kompetensi guru dlam tiga bagian yaitu bidang kognitif, sikap, dan perilaku yang
ketiganya ini tidak dapat berdiri sendiri karena saling berhubungan dan mempengaruhi satu
sama lain. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan kompetensi guru adalah
perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang harus dimilki oleh guru dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya secara profesional.
a. Objektif, pelaksanaan uji kompetensi guru dilakukan secara benar, jelas, dan menilai
kompetensi sesuai dengan apa adanya.
b. Adil, dalam pelaksanaan uji kompetensi guru, peserta uji kompetensi guru harus
diperlakukan sama dan tidak membeda-bedakan kultur, keyakinan, sosial budaya,
senioritas, dan harus dilayani sesuai dengan kriteria dan mekanisme kerja secara adil
dan tidak diskriminatif.
c. Transparan, Data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan uji kompetensi
seperti mekanisme kerja, sistem penilaian harus disampaikan secara terbuka dan dapat
diakses oleh yang memerlukan.
d. Akuntabel, Pelaksaan uji kompetensi guru harus dapat dipertanggung-jawabkan baik
dari sisi pelaksanaan maupun keputusan sesuai dengan aturan dan prosedur yang
berlaku.
penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat
sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji
kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga
sertifikasi. Lebih lanjut menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen Bab IV Pasal 8 pasal 13 bahwa guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sejalan dengan pasal di atas,
Gordon (1988) menjelaskan beberapa aspek yang harus terkandung dalam kompetensi sebagai
berikut:
a. Pengetahuan (knowledge), yaitu pengetahuan seseorang untuk melakukan sesuatu,
misalnya akan dapat melakukan proses berpikir ilmiah untuk memecahkan suatu
persoalan manakala ia memiliki pengetahuan yang memadai tentang langkah-
langkah berpikir ilmiah.
b. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki
oleh individu.
c. Keterampilan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan
tugas yang dibebankan.
d. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
psikologis telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga akan mewarnai dalam segala
tindakannya.
e. Sikap (attitude), yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang
dari luar.
f. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan
atau perbuatan.
BAB III
PENUTUP
12
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Kompetensi guru adalah seperangkat kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dan sikap
seorang guru yang dilakukan secara sadar untuk melakukan tugas secara nyata di
lingkungan sekolah terhadap warga sekolah dan di masyarakat terhadap warga
masyarakat dengan memberikan teladan yang baik.
2. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
3. Kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.
4. Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi juga sertifkasi pendidik
dilaksanakan secara objektif, transparan dan akuntabel.
5. Pengembangan profesional diperlukan knowledge (pengetahuan), ability (kemampuan),
skill (keterampilan), attitude (sikap diri), dan habit (kebiasaan).
13
DAFTAR PUSTAKA