Anda di halaman 1dari 4

MIGRATION AND HUMAN DEVELOPMENT IN KALIMANTAN

Kajian ini ditujukan untuk mencermati peran migrasi dalam pertumbuhan populasi secara
keseluruhan dan bagaimana hal tersebut berkaitan dengan perubahan ekonomi dan sosial,
bahkan peningkatan sumberdaya manusia di Kalimantan, baik secara historis maupun dalam
perkembangannya saat ini. Hal tersebut memiliki implikasi penting dan bervariasi bagi
pembangunan ekonomi dan sosial, serta lingkungan hidup, khususnya sebagai dampak yang
memiliki perbedaan di setiap tingkat lokal dan distrik. Selain memfokuskan secara khusus pada
satu aspek perubahan wilayah, kajian ini juga menjelaskan konteks atas pembangunan sosial
secara keseluruhan di Kalimantan. Kajian ini mengindikasikan bahwa migrasi yang berlangsung
di Kalimantan secara signifikan berkontribusi pada perbaikan standar kehidupan dan
pengurangan angka kemiskinan, meskipun kompetisi yang ketat dan tingginya angka
pertumbuhan populasi di wilayah-wilayah yang dikaji. Analisis ini menunjukkan adanya
kebenaran dalam perspektif regional, meskipun masyarakat lokal menanggung ongkos sosial
akibat dari aliran migrasi yang cukup besar. Oleh karena itu, analisis mengenai perubahan sosial
dan lingkungan hidup juga perlu dikaji secara serius sehingga manfaat yang dikenali bukan
hanya dapat dinikmati oleh para migran tetapi juga oleh masyarakat lokal, dan khususnya bagi
generasi saat ini dan di masa depan.

Keywords

migrasi; sumberdaya manusia; pembangunan regional dan sosial.

PEKERJA MIGRAN DAN EKONOMI INFORMAL ILEGAL (PROSTITUSI) DI WILAYAH PASAR


KEMBANG, YOGYAKARTA

Malioboro merupakan salah satu kawasan aktivitas perekonomian yang relatif besar khususnya
yang berkaitan dengan industri pariwisatadi Yogyakarta. Di kawasan tersebut dapat ditemui
berbagai macam aktivitas ekonomi informal yang sudah ada sejak zaman kolonial, mulai dari
pedagang kaki lima hingga prostitusi.Pasar Kembang adalah salah satu wilayah khusus
pariwisata yang berlokasi di utara Malioboro memiliki keragaman praktik ekonomi informal dan
diduga juga menjadi lokasi praktik ilegal prostitusi. Berangkat dari konteks itu, kajian ini
bertujuan untuk melihat dinamika sektor informal yang bersifat ilegal seperti prostitusi
khususnya yang diduga telah berlangsung di wilayah Pasar Kembang. Penelitian ini
menggunakan metode pendekatan fenomenologi yang bertujuan untuk menyajikan suatu
analisis mengenai aktivitas ekonomi informal yang bersifat ilegal dengan cara memperoleh
informasi mendalam atau gambaran penjabarannya mengenai praktik prostitusi dari perspektif
para informan yang terlibat dalam kajian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja
migran yang kesulitan mendapatkan pekerjaan di sektor formal dan juga praktik ekonomi
informal yang legal harus menegosiasikan tekanan hidup karena kebutuhan ekonomi dengan
memilih jalan pintas dalam praktik prostitusi ilegal.

Keywords

pekerja migran; aktivitas ekonomi informal; prostitusi.

HUMAN TRAFFICKING AND THE CHALLENGES FOR SOCIAL DEVELOPMENT IN INDONESIA

Perdagangan manusia merupakan masalah serius di Indonesia meskipun negara telah


mengesahkan dan menerbitkan Rencana Aksi Nasional dan membentuk Gugus Tugas untuk
menghentikan kejahatan ini. Kajian ini mencoba untuk mengkaji hubungan antara perdagangan
manusia dan pembangunan, terutama mempertanyakan mengapa beberapa daerah lebih
rentan dibandingkan dengan daerah lain. Kajian ini juga membahas jenis eksploitasi di daerah
tujuan serta bagaimana strategi dalam mengurangi dan menghentikan praktik perdagangan
manusia. Terungkap bahwa perdagangan manusia memiliki keterkaitan dengan isu
pembangunan di mana ketimpangan pembangunan, pengaruh budaya dan eksposur terhadap
globalisasi meningkatkan kerentanan individu terhadap perdagangan manusia di daerah yang
lebih maju. Karena perdagangan manusia melibatkan jaringan kriminal internasional, partisipasi
dari semua pemangku kepentingan melalui pendekatan yang sistematis dan penguatan jaringan
adalah suatu keharusan dalam mencegah dan memberantas hal ini terjadi.

Keywords

Indonesia; ketimpangan pembangunan; migrasi; perdagangan manusia

KONFLIK TENURIAL DI PULAU PADANG DAN ISOLASI EKONOMI LOKAL

Dengan menggunakan data-data etnografi dan dokumentasi sejarah. Studi ini berupaya
mengungkapkan konflik tenurial di Pulau Padang yang memiliki dampak isolasi terhadap
pengembangan ekonomi lokal. Dalam ruang lingkup studi ini, lahan tenurial yang berisi tentang
seperangkat aturan ( the set of rules ) yang menentukan hak akses setiap orang ( individu )
terhadap sumber daya alam tertentu telah dilanggar oleh kelompok dan jaringan industri
pengolahan kayu yang tidak bertanggungjawab. Hasil penelitian ini menunjukkan realitas
konflik muncul di permukaan karena status kuasa hukum, hak pengelolaan dan pemanfaatan
jenis hutan, hak perkebunan, kemudian disertai pemanfaatan redistribusi. Diperparah dengan
kondisi produk hukum yang carut-marut mengakibatkan status hukum tidak mempunyai peran
penegakan keadilan, pembagian kerja, dan koridor pelestarian lingkungan alam tentang lahan
gambut maupun aspek-aspek yang mendukung kelestarian ekosistem alam. Riset sosial
multidisiplin ini menggunakan pendekatan sosiologi-sejarah dan antropologi struktural.

Keywords

konflik; tenurial; status hukum; industri kehutanan.

GENEOLOGI KUASA DALAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI "WILAYAH


PENDIDIKAN" DI JAWA

Tujuan penelitian ini adalah: (1) menggambarkan dan mendialektikakan dinamika dan relasi
kepentingan aktor dalam pengembangan pertanian organic; (2) mengidentifikasi aktor yang
diuntungkan dan dirugikan dalam pengembangan pertanian organik. Metode penelitian
kualitatif untuk pembangunan dilakukan dalam penelitian ini. Pengumpulan data menggunakan
observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi melalui informan para aktor penggerak yang
terlibat pertanian organik di suatu wilayah tertentu. Penelitian dilakukan di suatu wilayah di
Jawa yang disebut sebagai “Wilayah Pardikan” (bukan nama sebenarnya) – suatu nama
samaran untuk kepentingan menjaga kerahasiaan para informan yang terlibat dalam penelitian
ini. Hasil penelitian menunjukkan genealogi kuasa (kuasa wacana) telah memungkinkan
penguasa untuk mendominasi pengembangan pertanian organik sehingga belum efektif
memberikan peningkatan kesejahteraan serta akses terhadap produktivitas petani. Faktanya
sejak tahapan perencanaan sampai dengan implementasi kepentingan penguasa dan aktor
penggerak mendominasi arena kebijakan pengembangan pertanian organik. Klaim dan
pencitraan keberhasilan pengembangan pertanian organik merupakan rekayasa yang lahir dari
kepentingan dialektis aktor atas dinamika relasi kuasa (menurut perspektif Foucauldian).
Genealogi kuasa yang diterapkan dalam kasus ini hanya menghasilkan pihak-pihak tertentu
yang diuntungkan. Yaitu pihak yang memiliki ruang jaringan wacana (normalizing judgment)
yang kuat untuk mempengaruhi pihak lain. Ironisnya petani menjadi pihak yang dirugikan
dalam pengembangan pertanian organik karena hanya menjadi obyek pembangunan pertanian.

Keywords

genealogi kuasa; kesejahteraan petani; pembangunan pertanian; pertanian organik


TRANSFORMASI LAMBUNG DESA : EVALUASI PROGRAM RASKIN DAN RASTRADI KABUPATEN
BULU KUMBA

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi demi kelangsungan hidup.
Kebutuhan pangan dapat terpenuhi apabila negara atau masyarakat menciptakan ketersediaan,
distribusi dan kemudahan akses memperoleh pangan. Artikel ini mengkaji kebutuhan pangan
masyarakat miskin melalui sejarah transformasi ‘Lumbung Desa’ menjadi program negara yang
disebut ‘Program Beras Rumah Tangga Miskin’ dan berganti nama menjadi ‘Bantuan Beras
Sejahtera’ di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Kajian ini menggunakan pendekatan
kesejahteraan sosial. Kesejahteraan masyarakat tidak hanya berasal dari negara tetapi bisa juga
dari warga secara sukarela. Hasil kajian menunjukkan bahwa keberadaan lumbung desa dahulu
dapat berfungsi mengatur dan memenuhi kebutuhan masyarakat lokal seperti beras. Meskipun
dalam perkembangannya lumbung itu tidak dapat bertahan lama karena dikooptasi negara,
juga karena perubahan cara produksi masyarakat dari subsisten ke komersial. Akibatnya upaya 
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat miskin hanya direspon melalui perspektif karitas dari
komunitas yang tidak berkelanjutan. Di sisi lain, implementasi beras rumah tangga miskin
berdasarkan pendekatan negara mengenai kesejahteraan sosialtampaknya tidak berjalan
optimal. Kendala yang karena ditemukan berupa  data rumah tangga miskin yang tidak akurat, 
keterlambatan pagu beras rumah tangga miskin, tunggakan harga tebusan, dan bahkan
penyalahgunaan beras  miskin untuk kepentingan politik. Sementara itu hasil dari program
beras sejahtera sejak 2018 juga belum dapat diukur keberhasilannya.

Keywords

kesejahteraan sosial; transformasi lumbung desa; beras rumah tangga miskin

Anda mungkin juga menyukai