Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 1

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN


Dosen Pengampu Mata Kuliah :
Prof. Dr. Anak Agung Gede Agung, M.Pd. dan
Dr. Ida Bagus Gede Surya Abadi, S.E., M.Pd.

Oleh :

Nama : Anak Agung Ayu Laksmi Dewi


NIM : 1811031130
Absen : 16
Kelas / Semester :J/5

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
DENPASAR
2020
Tugas ke: 1
MK METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2020/2021

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar


1) Jelaskan ciri-ciri suatu kegiatan yang dapat disebut Penelitian
2) Jelaskan perbedaan metode penelitian dan metodologi penelitian
3) Jelaskan perbedaan antara metode ilmiah dan metode penelitian
4) Jelaskan secara singkat cara manusia memperoleh kebenaran/pengetahuan

Jawaban :
1. Jelaskan ciri-ciri suatu kegiatan yang dapat disebut Penelitian!
Jawab:
Secara umum, suatu kegiatan dapat dikatakan sebagai kegiatan penelitian apabila
kegiatan tersebut memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri tersebut terdiri atas empat ciri yang
meliputi hal-hal sebagai berikut.
a) Dilakukan secara mendalam
Suatu penelitian disebut mendalam jika peneliti mempelajari segala aspek
mengenai permasalahan yang ingin diteliti. Tingkat kedalaman ini ditunjukkan
oleh luas dan mendalamnya penelusuran dan pengkajian dari kadar intesitas
penelaahan terhadap objek atau variabel yang diteliti. Sedangkan ketulusan suatu
penelitian dapat dilihat dari ukuran kuantitas (banyak sedikitnya) aspek-aspek
atau ciri-ciri atau indikator-indikator maupun ruang lingkup dari penelitian
tersebut. semakin banyak aspek yang diteliti, menunjukkan penelitian tersebut
semakin luas, sebaliknya semakin sedikit aspek yang diteliti maka penelitian
tersebut semakin sempit.
b) Menggunakan Rencana yang Sistematis
Rencana yang sistematis ditujukan sebagai suatu rencana yang disusun
menurut teknis atau aturan tertentu. Rencana penelitian ini merupakan hal yang
sangat menentukan arah kegiatan serta hasil penelitian. Suatu pelaksanaan
penelitian yang diawali dengan perencanaan yang sistematis dan jelas, merupakan
salah satu ciri bahwa pernelitian tersebut telah menguasai suatu penelitian.
c) Bertujuan untuk mencari kebenaran
Kata kebenaran dapat digolongkan atas dua bagian yaitu: kebenaran dalam
pengetahuan menulis sehari-hari dan kebenaran dalam dunia ilmu pengetahuan.
1) Kebenaran dalam pergaulan manusia terdiri atas:
a. Kebenaran subjektif adalah kebenaran yang hanya diterima atau diakui oleh
beberapa orang.
b. Kebenaran objektif adalah kebenaran yang bisa diterima oleh orang banyak
atau oleh sebagian besar orang.

2) Kebenaran dalam ilmu pengetahuan terdiri atas:


a. Kebenaran filsafat ialah kebenaran yang diperoleh melalui pemikiran-
pemikiran yang mendalam atau renungan mendalam.
b. Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang yang diperoleh dengan
menggunakan metode atau cara-cara tertentu yang bisa diterima oleh
dunia ilmu pengetahuan. Metode yang disepakati oleh para ilmuan untuk
mencari kebenaran adalah metode ilmiah. Kebenaran yang dicari dalam
penelitian adalah “kebenaran ilmiah”.

d) Menggunakan metode Ilmiah


Metode ilmiah adalah metode yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Ciri metode ilmiah antara lain memiliki ketepatan (validitas), ketepatan
atau kedalaman (reliabilitas), dan objektivitas atau faktual. Ketepatan berarti
metode itu benar-benar cocok digunakan untuk mencapai apa yang hendak
dicapai. Ketepatan berarti berlaku secara ajeg (konsisten) dalam waktu yang
cukup lama. Objektivitas berarti sesuatu dengan fakta atau keadaan
sesungguhnya.
2. Jelaskan perbedaan metode penelitian dan metodologi penelitian!
Jawab:
Metode berasal dari kata “methodos”. Secara etimologis “methodos” yang
berasal dari akar kata : metha dan hodos. Metha berarti dilalui dan hodos yang berarti
jalan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, metode memiliki arti :

1) Cara yang teratur berdasarkan pemikiran yang matang untuk mencapai maksud.

2) Cara kerja yang teratur dan bersistem untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan
dengan mudah guna mencapai maksud yang ditentukan.

Berdasarkan pengertian tersebut, metode adalah jalan atau cara yang harus
dilalui untuk mencapai suatu tujuan. (Agung, 2014:1). Jadi, “metode penelitian”
adalah suatu cara yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan
jawaban atas masalah yang diajukan. (Surahman, dkk., 2016:2)

Metodologi berasal dari kata Yunani “Methadologia” yang berarti “teknik” atau
“prosedur”. Berdasarkan pengertian tersebut metodologi artinya cara melakukan
sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencari suatu tujuan
(Semiawan, 2016:2). Sedangkan penelitian adalah kegiatan untuk mencari, mencatat,
merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporan.

Jadi “metodologi penelitian” adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang


membicarakan atau mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian
yang meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, menyusun, merumuskan,
menganalisis, sampai menyusun laporannya berdasarkan fakta atau gejala-gejala
ilmiah (Priyono, 2008:1).
3. Jelaskan perbedaan antara metode ilmiah dan metode penelitian!
Jawab: Perbedaan antara metode ilmiah dan metode penelitian, antara lain sebagai
berikut.
Berdasarkan pengertiannya, metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-
langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan (Suryana, 2010:1). Langkah-
langkah sistematis tersebut meliputi:
1) mengidentifikasi dan merumuskan masalah,
2) menyusun kerangka pemikiran,
3) merumuskan hipotesis,
4) menguji hipotesis, dan
5) menarik kesimpulan.

Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah semestinya dimiliki
oleh setiap penelitian dan ilmuwan (Swantara, 2015:7-8). Adapun sikap ilmiah yang
dimaksud adalah sebagai berikut.
1) rasa ingin tahu,
2) jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada),
3) objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan
pribadi),
4) tekun (tidak putus asa),
5) teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan), dan
6) terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain).

Sedangkan metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh


pengetahuan, pada dasarnya merupakan “metode-ilmiah” (scientific method). Metode
ilmiah pertama kali dikembangkan oleh John Dewey. Ia menggunakan perpaduan
proses berfikir, “deduktif-deduktif” untuk memecahkan suatu masalah. Kemudian
mengembangkan langkah tertentu yang disebut “metode pemecahan masalah”
(problem solving method), yang dikenal juga dengan metode ilmiah (scientific
method).
Langkah-langkah pemecahan masalah menurut Dewey adalah sebagai berikut
(Agung, 2014:16-17).
1) Merasakan adanya kesulitan. Misalnya merasakan hal-hal sebagai berikut:
Tidak adanya alat untuk menyelesaikan, mengalami kesulitan dalam mengenal
karakteristik persoalan yang menjadi objek untuk dipecahkan, tidak dapat
menjelaskan suatu kejadian yang muncul secara tak terduga,
2) Menetap dan membatasi permasalahan
3) Mengajukan pemecahan masalah atau mengajukan hipotesis
4) Secara deduktif diajukan alasan-alasan dan akibat dari hipotesis yang
dirumuskan yakni jika hipotesis itu benar, maka akan muncul suatu akibat
tertentu.
5) Menguji hipotesis, dan dari langkah ini akhirnya ditemukan pemecahan
masalah.

Langkah-langkah diatas, oleh Dewey dijadikan sebagai langkah utama dalam


mengadakan penelitian ilmiah. Hal ini disebabkan langkah tersebut pada hakikatnya
merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah. Jadi metode
ilmiah dan penelitian ilmiah mempunyai arah dan tujuan yang sama, hanya ruang
lingkupnya yang berbeda. Metode ilmiah lebih sempit namun dapat digunakan secara
umum sedangkan metode penelitian ilmiah ruang lingkupnya lebih luas, terutama
dalam konteks ilmu pengetahuan (Agung, 2014:17).
4. Jelaskan secara singkat cara manusia memperoleh kebenaran/pengetahuan
Jawab:
Sejalan dengan perkembangan kemampuan berpikir manusia, maka dalam
mencari pengetahuan yang benar atau kebenaran telah melalui dua tahap pendekatan
yakni pendekatan yang bersifat non-ilmiah dan pendekatan yang bersifat ilmiah.
Kedua tahapan pendekatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Pendekatan Non-Ilmiah
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi,
menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran
diterapkan berdasarkan teori tertentu. Oleh karena itu banyak pandangan yang
menyatakan bahwa pendekatan sama artinya dengan metode, padahal berbeda.
Dalam pendekatan dapat dioperasionalkan sejumlah metode. Misalnya, dalam
penerapan pendekatan saintifik dapat dioperasionalkan metode observasi, metode
diskusi, metode ceramah, serta metode lainnya. Artinya, pendekatan itu lebih luas
dibandingkan metode pembelajaran (Musfiqon dan Nurdyansyah, 2015 : 50-52).
Metode non-ilmiah, yaitu cara mendapatkan pengetahuan yang benar-benar
melalui akal sehat, prasangka, intuisi, coba-coba, dan otoritas seseorang (raja,
penguasa). Ada beberapa metode non ilmiah yang banyak digunakan, yaitu:
1) Dengan akal sehat (common sense) yaitu serangkaian konsep dan bagan
konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan.
Konsep adalah abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus.
Bagan konseptual adalah seperangkat konsep yang dirangkaikan dengan dalil-
dalil hipotesis dan teoretis.
2) Pendekatan prasangka yaitu pencapaian pengetahuan dengan akal sehat yang
diwarnai oleh kepentingan orang yang melakukannya, dan hal yang demikian
itu menyebabkan “akal sehat” mudah beralih menjadi “prasangka”. Dengan
akal sehat, orang cenderung ke arah pembuatan kesimpulan atau generalisasi
yang terlalu luas, yang akhirnya merupakan “prasangka”.
3) Pendekatan intuitif yaitu orang yang menemukan “pendapat” mengenai seuatu
berdaarkan atas “pengetahuan” yang langsung atau didapat dengan cepat,
melalui proses yang tidak dapat disadari atau tidak dipikirkan terlebih dahulu.
4) Penemuan secara kebetulan dan coba-coba. Penemuan secara “kebetulan”
banyak terjadi, dan banyak diantaranya sangat berguna misalnya penemuan
obat kina untuk penyakit malaria. Penemuan secara kebetulan biasanya
(umumnya) tidak efisien dan tidak terkontrol.
5) Pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis. Otoritas ilmiah adalah orang-orang
yang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau yang
mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam sesuatu bidang yang cukup
banyak. Pendapat-pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji terlebih
dahulu, karena dipandang benar. Namun pendapat otoritas ilmiah itu tidak
selamanya benar.
6) Pendekatan deduksi dan induksi. Deduksi merupakan cara menarik
kesimpulan dari yang umum ke yang khusus. Agar proses berfikir deduktif itu
dapat menghasilkan kesimpulan yang baik, maka Aristoteles mengembangkan
“silogisme” atau “konklusi” yang merupakan cara memperoleh pengetahuan
dengan deduksi yang teratur. Suatu silogisme terdiri dari tiga proposisi atau
pernyataan:
Proposisi pertama disebut “Premis Mayor”
Proposisi kedua disebut “Premis Minor”
Proposisi ketiga disebut “Konklusi” atau “kesimpulan” atau konsekuensi atau
akibat.
Contoh Silogisme :
Premis mayor = semua mahasiswa suka menonton film romantis
Premis minor = si Putu adalah mahasiswa
Konklusi = si Putu adalah suka menonton film romantis
Induksi yaitu proses berfikir untuk memperoleh kesimpulan dengan beranjak
dari hal-hal yang bersifat khusus/kecil ke hal yang bersifat umum.
Contoh:
Si Ari mahasiswa UNDIKSHA, suka menonton film romantis
Si Made mahasiswa UNDIKSHA, suka menonton film romantis
Si Putu mahasiswa UNDIKSHA, suka menomon film romantis
Si Dina mahasiswa UNDIKSHA, suka menonton film romantis
Jadi kesimpulan induksinya adalah semua mahasiswa UNDIKSHA suka
menonton film romantis.
Contoh silogisme di atas termasuk “induksi tak lengkap” artinya
simpulan induksi tersebut bisa jadi salah kalau ternyata mahasiswa
UNDIKSHA tidak hanya empat orang seperti disebutkan di atas. Sedangkan
induksi lengkap dapat dicontohkan sebagai berikut.
Pak Doel punya tiga orang anak bernama Alit, Rai, dan Anom. Kemudian
dapat dibuat silogisme sebagai berikut.
Si Alit anaknya Pak Doel sangat pintar
Si Rai anaknya Pak Doel sangat pintar
Si Anom anaknya Pak Doel sangat pintar
Jadi, kesimpulan induksinya adalah semua anak Pak Doel sangat pintar
(Agung, 2014:13-16).

2. Dengan Pendekatan Ilmiah


Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau
melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik
yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan
bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas
yang melandasi penerapan metode ilmiah (Musfiqon dan Nurdyansyah, 2015:52).
Pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah, didapat melalui
penelitian ilmiah, dan dibangun diatas teori tertentu. Teori itu berkembang melalui
penelitian ilmiah, yaitu yang sistematis dan terkontrol berdasarkan atas data
empiris. Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi
hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan
pribadi, perasaan, dan emosional. Cara penyimpulannya adalah objektif (Agung,
2014:16). Dengan pendekatan ilmiah, orang berusaha untuk memperoleh kebenaran
ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa
saja yang ingin mengujinya (Agung, 2014:16).

Anda mungkin juga menyukai