Anda di halaman 1dari 2

A.

Definisi
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) didefinisikan pembesaran nonmaligna kelenjar prostat.
BPH merujuk pada hiperplasi stroma dan epitel glandular pada zona transisi periuretral dari
prostat. BPH merupakan kondisi progresif yang diikuti dengan gejala gangguan saluran
kemih bawah (Chan, 2011)
B. Etiologi
Penyeab pasti dari penyakit ini belum diketahui, namun berhubungan dengan penurunan
hormone seperti testosterone dan meningkatnya Dihidrotestosteron (DHT) sebagai
metabolit aktif dari testosterone. Peningkatan DHT akan menyebabkan pembesaran kelenjar
prostat (Kapoor, 2012)
C. Faktor risiko
Beberapa faktor risiko yang terbukti berhubungan dengan kejadian BPH (Amalia, 2010)
1. Usia

Laki-laki yang memiliki umur _ 50 tahun memiliki risiko sebesar 6,24 dibanding
dengan laki-laki yang berumur < 50 tahun. Sesuai dengan pertambahan usia, kadar
testosteron mulai menurun secara perlahan pada usia 30 tahun dan turun lebih cepat pada usia
60 tahun keatas.
2. Genetik
Risiko BPH pada laki-laki dengan riwayat keluarga yang pernah menderita BPH
sebesar 5,28 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mempunyai riwayat
keluarga yang pernah menderita BPH. Dimana dalam riwayat keluarga ini terdapat
mutasi dalam gen yang menyebabkan fungsi gen sebagai gen penekan tumor mengalami
gangguan sehingga sel akan berproliferasi secara terus menerus tanpa adanya batas kendali.
3. Diet
Laki-laki dengan frekuensi yang rendah dalam mengkonsumsi makanan berserat
memiliki risiko 5,35 lebih besar untuk terkena BPH dibandingkan dengan yang
mengkonsumsi makanan berserat dengan frekuensi tinggi. Diet makanan berserat
diharapkan mengurangi pengaruh bahan-bahan dari luar dan akan memberikan lingkungan
yang akan menekan berkembangnya sel-sel abnormal.
4. Rokok
Kebiasaan merokok mempunyai risiko 3,95 lebih besar dibandingkan dengan yang
tidak memiliki kebiasaan merokok. Nikotin dan konitin (produk pemecahan nikotin)
pada rokok meningkatkan aktifitas enzim perusak androgen, sehingga menyebabkan
penurunan kadar testosteron.

D. Patogenesis
Peningkatan DHT menjadi hipotesis kuat pada kasus BPH. DHT merupakan hormone
yang menjadi metabolt aktif dan disintesis dari testosterone dengan bantuan enzim 5α-
reductase (5αR). Ada 2 tipe 5αR yakni 5αR1 yang banyak terdapat di folikel rambut,
kelenjar sebasea, dan hepat, serta 5αR2 yang banyak terdapat di prostat. DHT
meningkatkan ekspresi 5αR1 dan 5αR2. Pembentukan DHT dari testosterone
meningkat sehubungan dengan meningkatnya usia (Araujo et al, 2011)
DHT memegang peran penting dalam keseimbangan pertumbuhan dan kematian sel.
DHT memiliki afinitas yang lebih tinggi dibanding testosterone untuk berikatan
dengan reseptor androgen. Ikatan DHT dan resptor androgen memberi sinyal regulasi
untuk pertumbuhan dan proliferasi sel stroma prostat. DHT juga merupakan antagonis
dari proses apoptosis sel stroma prostat, sehingga peningkatan DHT memicu
proliferasi berlebih dari sel stroma prostat yang menyebabkan pembesaran prostat dan
BPH (Rahman, 2016)

DAPUS
Kapoor, Anil. 2012. Benign Prostatic Hyperplasy (BPH) Manangement in Primary
Care Setting. The Canadian Journal of Urology Supplement 1
Rahman, Tamiur. 2016. Benign Prostatic Hyperplasia: Review and Update on
Etiopathogenesis and Treatment Modalities . Journal of Urology and Research Vol. 3 No. 5
Amalia, Rizki. 2010.Faktor-Faktor Terjadinya Pembesaran Prostat Jinak Di RS Kariadi
Semarang. Prosiding Seminar Unimus 2010 ISBN : 978.979.704.883.9
Chan, Steve Whai Hee. 2011. Pathology and Medical Therapy of Benign Prostatic Hyperplasia. Medical Buletin
Vol.16 No 6
Araujo, Andre B., Garry A. Wittert. 2011. Endocrinology of the Aging Male. Research Clinical Endocrinology
Vol. 25 No.2

Anda mungkin juga menyukai