Diktehui fungsi dua peubah ƒ(x,y) terdefenisi pada daerah D di bidang yang
memuat titik (xo, yo).
(i) Titik (xo, yo) disebut titik maksimum relative, jika terdapat cakram dengan pusat
(xo, yo) pada D sehingga ƒ(xo, yo) ≥ ƒ(x,y), untuk stiap (x,y) di cakram.
(ii) Titik (xo ,yo) disebut titik minimum relative, jika terdapat cakram dengan pusat
(xo, yo) pada D sehingga ƒ(xo, yo) ≤ ƒ(x,y), untuk setiap (x,y) di cakram.
2. Titik stasioner
(xo, yo). (xo, yo) adalah titik stasioner, jika ƒ(x,y) = 0. Dalam hal ini,
f f
x (xo, yo) = y (xo, yo) = 0
3. Titik singular
(xo, yo) adalah titik singular, jika fungsi ƒ tidak terdiferensialkan di (xo, yo). Dengan kata
lain,
f f
x (xo, yo) tidak ada dan y (xo, yo) tidak ada.
Teorema 3.1
Jika ƒ (xo, yo) adalah suatu nilai ekstrim, maka (xo, yo) haruslah berupa salah satu dari
Contoh 1
ƒ (x,y) = x2 - 2x + y2/4
Penyelesaian:
Perhatikan fungsi tersebut dapat dideferensialkan sepanjang bidang xy. Jadi titik- titik kritis
yang mungkin adalah titik stasioner.
Titik stasioner diperoleh dengan cara menetapkan
f (x, y) x y2 y2 y2
2 2x x 2x 1
2
1 (x 1) 1 1 f (1,0)
4 2 4 4
Dengan demikian fungsi tersebut mencapai minimum relative di titik (1,0), dengan nilai
relatifnya adalah -1.
Kemudian perlu dicatat bahwa tidak setiap titik stasioner akan menjadi titik
ekstrimnya (tidak memberikan suatu maksimum ataupun minimum). Hal ini dapat dilihat
pada contoh Sbb:
Contoh 2:
Dik 2 2
f (x, y) x y
:
Perhatikan 2 2
f (x, y) x y (x y(x y).
Fungsi ini terdefinisi pada R2 , yang dapat dibagi menjadi empat daerah berikut :
3. Untuk daerah
x y x, berlaku x y 0 dan x y 0 , jadi f (x, y) 0 f (0,0)
4. Untuk daerah
yx dan y x , berlaku xy0 dan xy 0, jadi
f (x, y) 0
f (0,0)
Dari keempat situasi yang muncul, dapat disimpulkan bahwa titik (0,0) sebagai titik
stasioner bukan sebagai titik ekstrim. Dalam hal ini titik (0,0) tidak memberikan suatu maksimum
atau minimum walaupun titik (0,0) sebagai titik stasioner.
Untuk menyelidiki apakah titik stasioner menjadi titik ekstrim, kita berkerja dengan
ketidaksamaan yaitu memeriksa apakah nilai fungsi di titik stasioner lebih besar atau lebih kecil
dari nilai fungsi disekitarnya. Cara seperti ini sukar bila persamaan fungsi dua peubahnya agak
rumit. Untuk mengatasi ini akan, digunakan uji turunan parsial kedua. Karena uji ini melibatkan
turunan parsial, maka uji ini berlaku jika titik kritisnya adalah titik-titik stasioner. Sedangkan
fungsi yang tidak mempunyai turunan parsial, maka penyelidikan suatu fungsi apakah mencapai
ekstrim tetap seperti perhitungan semula.
2. Tentukan nilai maksimum dan minimum mutlak dari fungsi f (x, y) = x2 + 2xy +2y pada segi
empat D = {(x,y)|0 ≤ x ≤ 3, 0 ≤ y ≤2}
Penyelesaian:
Karena f adalah Polinomial, Fungsi ini kontinu pada segi empat tertutup dan terbatas D, sehingga
terdapat maksimum mutlak dan juga minimum mutlak. Berdasarkan langkah 1, pertama kita cari
titik-titik kritis. ini terjadi bila
fx = 2x - 2y = 0 f = -2x +2 = 0
Jadi satu-satunya titik kritisnya adalah (1,1) dari nilai f di sana adalah f(1,1) = 1
dalam langkah 2 kita melihat pada nilai nilai dari f pada batas D, Yang mengandung empat
segmen garis L1, L2, L3, L4 sebagaimana diperlihatkan dalam gambar 12.
Dengan mengamati bahwa f(x,2) = (x - 2)2,kita melihat bahwa nilai minimum dari fungsi ini adalah
f(2,2) = 0 dan nilai maksimumnya adalah f(0,2) = 4. Akhirnya, pada L4 Kita memiliki x = 0 dan
f(0,y) = 2y 0≤y≤2
Dengan niai maksimum f(0,2) = 4 dan nilai minimum f(0,0) = 0 . Jadi, pada batas, nilai minimum
dari f adalah 0 dan maksimumnya adalah 9. Pada langkah 3 kita bandingkan nilai-nilai ini dengan
nilai f(1,1) = 1 pada titik kritis dan menyimpulkan bahwa nilai maksimum mutlak dari f pada D
adalah f(3,0) = 9 dan nilai minimum mutlak adalah f(0,0) = f(2,2) = 0 . Gambar 13 memperlihatkan
grafik dari f