Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH DIETETIK PENYAKIT TIDAK MENULAR

NUTRITION CARE PROCESS

KASUS PENYAKIT HIPOTIROID (KASUS 1)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah dietetik penyakit tidak menular

Dosen Pembimbing :

Yanita Listianasari, M.Gizi

Disusun Oleh:

Erni Sri Yuliani


P2.06.31.1.18.012

PROGRAM STUDI DIII GIZI TASIKMALAYA

JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KASUS HIPOTIROID
Petugas Puskesmas mengadakan kunjungan ke daerah endemik di lereng merapi
untuk mengadakan skrining GAKY. Dalam kegiatan tersebut ditemukan seorang ibu bernama
Ny W, umur 28 tahun, BB 62 kg, TB 155 cm.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan T3 bebas = 0,8 ng/ml dan T4 bebas 0,5
ng/ml dan didiagnosa hipotiroid. Ibu tersebut kelihatan sehat, namun pada waktu tengadah
nampak ada pembesaran pada kelenjar tiroid. Hasil palpasi terdapat benjolan/nodul pada
kelenjar tiroid grade II. Memiliki riwayat sesak nafas, denyut jantung lambat, kulit kering,
sensitif terhadap dingin, mudah letih, lemah dan lesu. Nenek dari ibu tersebut juga menderita
pembesaran kelenjar tiroid.
Pola makan 3x sehari dan 3x selingan. Hasil recal energi 110% kebutuhan, lemak
110% kebutuhan, proein 90% kebutuhan, karbohidrat 99% kebutuhan. Mengkonsumsi buah
dan sayur setiap hari, sayuran yang banyak dikonsumsi seperti bunga kol dan kubis yang
merupakan hasil dari berkebun.
Ketika ditanya oleh petugas Puskesmas, ibu menggunakan garam beryodium di awal
peracikan bumbu. Garam disimpan pada botol yang terang di dapur. Pekerjaan ibu sehari-hari
sebagai buruh tani. Pendidikan terakhir SMA.
Oleh petugas Puskesmas ibu tersebut dirujuk untuk konsultasi dengan petugas gizi.
Susun NCP!

JAWAB :
A. SKRINING

FORMULIR SKRINING MUST


(Mulnutrition Universal Screening Tool)
                       
Diagnosis Medis :
  Hipotiroid  
   
k IMT : kg/m
2
  BB : 62 g TB : 155 cm 25,80  
   
  Tinggi Lutut : cm LILA : cm  
   
  Parameter                  
   
Sk
  1. Skor IMT or  
IMT > 20 (Obesitas >
0
             30) = 0  
             IMT 18,5 - 20 = 1  
             IMT < 18,5 = 2  
   
   
  2. Skor kehilangan BB yang tidak direncanakan 3 - 6 bulan terakhir  
             BB hilang < 5% = 0 0  
             BB hilang 5 - 10% = 1  
             BB hilang > 10% = 2  
   
   
  3. Skor efek penyakit akut  
           Ada asupan nutrisi > 5 hari = 0  
Tidak ada asupan nutrisi >
0
             5 hari = 2  
   
   
  Jumlah skor keseluruhan  
  =0  
   
  Hasil  
Risiko rendah; ulangi skrining setiap 7
  0 : hari.  
Risiko menengah; monitoring asupan selama 3 hari. Jika
  1 : tidak ada  
peningkatan, lanjutkan pengkajian dan ulangi skrining
  setiap 7 hari.  
Risiko tinggi; bekerjasama dengan Tim Dukungan Gizi /
  ≥2 : Panitia  
Asuhan Nutrisi. Upayakan peningkatan asupan gizi
  dan  
memberikan makanan sesuai dengan daya terima.
  Monitoring  
asupan makanan setiap hari. Ulangi skrining setiap
  7 hari.  
#
 
                    #

B. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi hipotiroid berkaitan dengan penurunan produksi hormon tiroid akibat
kelainan lokal pada kelenjar tiroid sendiri maupun akibat kelainan hipotalamus atau
kelenjar pituitari. Berkurangnya produksi hormon tiroid menyebabkan penurunan laju
metabolisme dan terjadinya gejala-gejala hipotiroid.
Pada kondisi normal, hipotalamus mensekresi thyrotropin releasing hormone (TRH)
yang kemudian menstimulasi kelenjar pituitari untuk memproduksi thyroid stimulating
hormone (TSH). TSH akan menstimulasi kelenjar tiroid untuk mensekresi tiroksin (T4)
dan juga sedikit triiodotironin (T3). Normalnya kelenjar tiroid menghasilkan 100-125
nmol T4 setiap harinya. Waktu paruh T4 adalah 7-10 hari. T4 merupakan suatu
prohormon yang akan dikonversi menjadi T3 (bentuk aktif dari hormon tiroid) di jaringan
perifer oleh 5’-deiodination. Kadar T3 dan T4 akan memberikan umpan balik negatif
terhadap produksi TRH dan TSH. Gangguan struktur dan fungsi organ-organ yang terlibat
dalam aksis ini dapat menyebabkan hipotiroid. Hormon tiroid mempengaruhi hampir
seluruh sistem organ di dalam tubuh seperti sistem kardiovaskular, sistem saraf pusat,
sistem saraf otonom, tulang, sistem gastrointestinal, dan juga metabolisme. Secara umum,
pada saat hormon tiroid berikatan dengan reseptor intranuklear, terjadi aktivasi gen untuk
meningkatkan laju metabolisme dan termogenesis. Peningkatan laju metabolisme
meliputi peningkatan konsumsi energi dan oksigen. Berkurangnya hormon tiroid
menyebabkan penurunan laju metabolisme.

Sumber : https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/hipotiroid/patofisiologi

C. GANGGUAN METABOLISME ZAT GIZI


Ada beberapa faktor pengganggu metabolism hormon tiroid antara lain defisiensi
selenium (Se), besi (Fe), tembaga (Cu), dan zink (Zn), yang jika bersamaan dengan
defisiensi iodin, berubah manifestasi klinisnya. Defisiensi selenium menurunkan aktivitas
enzim glutation peroksidase. Gabungan defisiensi iodin dan turunnya sintesis hormon
karena defisiensi selenium menyebabkan timbunan hidrogen peroksida yang
mengakibatkan kerusakan sel dan kemudian menyebabkan gangguan tiroid. Selenium
juga penting untuk aktivitas enzim deiodinase, yang mengubah T4 menjadi T3.
Defisiensi besi menurunkan aktivitas tiroper-oksidase yang tergantung heme di tiroid
dan mengganggu produksi hormon tiroid. Kekurangan besi mempunyai gejala yang
hampir sama dengan hipotiroid. Kadar besi yang rendah menurunkan aktivitas deiodinase
yang selanjutnya menurunkan perubahan T4 menjadi T3. Secara biologis, rendahnya
kadar besi mempengaruhi sintesis hormon tiroid dengan menurunkan aktivitas enzim
tiroid peroksidase yang tergantung Fe. Tiroid peroksidase mempengaruhi pengikatan
iodin ke tirosin yang membentuk T3 dan T4. Selain itu, rendahnya kadar Fe menaikkan
kadar TSH sirkulasi. Hipotiroidisme sering terjadi bersamaan dengan anemia. Rendahnya
kadar hormon tiroid mempengaruhi fungsi berbagai organ termasuk ginjal yang
merupakan tempat eritropoiesis. Cu dan Zn diperlukan untuk membentuk hormon tiroid
dan mengubah T4 menjadi T3.
Cu dan Zn berperan penting dalam metabolism tiroid, terutama produksi dan absorpsi
hormon. Cu menstimulasi produksi T4, mencegah absorpsi berlebihan T4 oleh sel darah
dan mengontrol kadar kalsium tubuh. Perbandingan kadar Zn dan Cu
dalam tubuh yang seimbang adalah 10 : 1 pada laki-laki dan 5 : 1 pada perempuan.
Ketidak seimbangan proporsi mineral ini menyebabkan hipertiroid atau hipotiroid.
Kurangnya Zn dalam darah menyebabkan terjadinya hipotiroid dan mengakibatkan
turunnya metabolisme karena gangguan sistem imunitas.

Sumber : Hastuti, P., Widodo, U. S., Oktarizal, R., Kurniadi, A. L., Anwar, K., & Siregar, A.
A. R. Status mineral dan hormon tiroid pada penderita hipotiroidisme. Journal of Community
Empowerment for Health, 1(1), 54-60.

D. ASSESMENT

Interpretasi Masalah
Kategori Data Data Standar Pembanding
Gizi
CH/Riwayat Riwayat Personal :
Personal  Nama = Ny. W
 Umur = 28 tahun
 Jenis Kelamin =
Perempuan
 Pendidikan Terakhir
Didiagnosis Hipotiroid
SMA
Riwayat Sosial :
 Pekerjaan ibu sehari-
hari sebagai buruh
tani.

Riwayat Medis :
 Didiagnosa
hipotiroid.
 Memiliki riwayat
sesak nafas, denyut
jantung lambat, kulit
kering, sensitif
terhadap dingin,
mudah letih, lemah
dan lesu.
 Nenek dari ibu
tersebut juga
menderita
pembesaran kelenjar
tiroid.
 ibu tersebut dirujuk
untuk konsultasi
dengan petugas gizi

AD/Antropometri  TB = 155 cm  BBI = 49,5 kg


 BB = 62 kg  IMT Normal = 18,5 –
 IMT = 25,80 22,9 Overweight / Obesitas

(WHO, Asia Refferences,


2006)
BD/Biokimia  T3 bebas = 0,8 ng/ml  T3 bebas = 0,93 – 1,7  T3 bebas = rendah
 T4 bebas = 0,5 ng/ml ng/ml  T4 bebas = rendah
 T4 bebas = 0,8 – 1,2 Perubahan Nilai
ng/ml laboraturium terkait
zat gizi
PD/Clinis-Fisik Fisik :

 Ibu tersebut Sehat/Normal Gejala Hipotiroid


kelihatan sehat,
namun pada waktu
tengadah nampak
ada pembesaran pada
kelenjar tiroid.
 Hasil palpasi
terdapat
benjolan/nodul pada
kelenjar tiroid grade
II.
FH/Dietery  Pola makan 3x  Asupan makan = 80-  Asupan Yodium
histori sehari dan 3x 120% Tidak Adekuat
selingan.  Sesuai diet Energi
 Hasil recal : Rendah II
 energi 110%
kebutuhan,
 lemak 110%
kebutuhan,
 proein 90%
kebutuhan,
 karbohidrat 99%
kebutuhan.
 Mengkonsumsi buah
dan sayur setiap hari,
sayuran yang banyak
dikonsumsi seperti
bunga kol dan kubis
yang merupakan
hasil dari berkebun.
 ibu menggunakan
garam beryodium di
awal peracikan
bumbu. Garam
disimpan pada botol
yang terang di dapur.
E. MASALAH GIZI
1. Kegemukan / Obesitas
2. Nilai Laboraturium Terkait Zat Gizi
3. Asupan Yodium Tidak Adekuat
4. Kurangnya Pengetahuan Terkait Zat Gizi

F. DIAGNOSA GIZI
1) Kegemukan / Obesitas (NC-3.3)
Obesitas berkaitan dengan tidak siap untuk diet/perubahan gaya hidup ditandai
dengan IMT yang lebih dari rentang normal yaitu sebesar 25,8 kg/m²
2) Nilai Laboraturium Terkait Zat Gizi (NC-2.2)
Perubahan nilai laboraturium terkait zat gizi spesifik berkaitan dengan adanya
gangguan fungsi kelenjar tiroid ditandai dengan hasil pemeriksaan laboraturium
menunjuka T3 bebas = 0,8 ng/ml, T4 bebas = 0,5 ng/ml dan didiagnosa hipotiroid.
3) Asupan Yodium Tidak Adekuat (NI-5.10.1)
Asupan yodium tidak adekuat berkaitan dengan kurangnya pengetahuan terkait
pangan dan gizi terkait makanan dan sumber mineral yodium ditandai dengan terdapat
benjolan/nodul pada kelenjar tiroid grade II.
4) Kurangnya Pengetahuan Terkait Gizi
Kurangnya pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan kurangnya paparan
informasi terkait penggunaan garam beryodium ditandai dengan penggunaan garam
beryodium di awal peracikan bumbu serta garam disimpan pada botol yang terang di
dapur.

G. RENCANA INTERVENSI

 Preskripsi Diet
a. Jenis diet : Diet Energi Rendah II
b. Tujuan Diet :
 Mencapai status gizi normal
 Meningkatkan pengetahuan terkait makanan yang mengandung
yodium
 Meningkatkan asupan yodium
 Mengendalikan kenaikan BB

 Nutrition Delivery :

1. Prinsip dan Syarat Diet :


1) Energi pada penderita obesitas sebaiknya dihitung RMR (resting metabolic
rate) menggunakan indirect calorimetry jika tidak dapat diukur dengan
indirect calorimetry dapat dihitung menggunakan rumus Mifflin. Energi
yang dibutuhkan yaitu sebesar 1.663,42 kkal
2) Protein tinggi, berkisar antara 0,8-1,2 gr/KgBB/hari yaitu sekitar 72-80 gram
perhari dengan sumber protein berkualitas tinggi. Protein 1,2 gr/kgBB/hr
yaitu sebesar 74,4 gram
3) Lemak diberikan sekitar 20-30% dari total energi, lemak jenuh dibatasi
sekitar 6-8% dari total energi lemak. Lemak 25% yaitu sebesar 46,2 gram
4) Karbohidrat cukup, diberikan sekitar 50-60% dari total energi. Karbohidrat
57% yaitu sebesar 237,03 gram
5) Serat dianjurkan 20-35 gram per hari
6) Kebutuhan vitamin dan mineral sesuai dengan kebutuhan (AKG).
7) Mengontrol besar porsi setiap makan dengan menggunkan alat makan lebih
(piring) lebih kecil, mengunyah makanan lebih lama, aktivitas makan tidak
bersamaan dengan menonton TV atau menggunkan gawai (gadget).
8) Makanan diberikan dengan frekuensi 3 kali makanan utama dan 3 kali
makanan selingan
9) Bentuk makanan : Biasa
10) Rute : Oral

Sumber: Suharyati, SKM., MKM.,RD, dkk.2019. Penuntun Diet dan Terapi


Gizi Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC);
2. Perhitungan Kebutuhan Energi Rumus Mifflin
BBI = ( TB -100) -10%
= ( 155 – 100 ) - 10%
= 55 – 5,5
= 49,5 kg

BMR Perempuan = (10 x BBA) + (6,25 x TB) – (5 x U) - 161


(Mifflin) = (10 x 62) + (6,25 x 155) – (5 x 28) - 161
= 620 + 968,75 - 140 - 161
= 1.287,75 kkal

Total keb. Energi = BMR x FA x FS – 500 kkal


= 1.287,75 x 1,4 x 1,2 – 500 kkal
= 2.163,42 kkal – 500 kkal
= 1.663,42 kkal

Kebutuhan Protein = 1,2 x BBA


= 1,2 x 62
= 74,4 gram x 4 = 297,6 kkal : Keb. Energi
= 297,6 : 1.663,42
= 17,8% => 18%

Kebutuhan Lemak = 25% x Keb. Energi : 9


= 25% x 1.663,42 : 9
= 46,2 gram (415,85 kkal)

 Lemak jenuh = 6% x Keb. Lemak : 9


= 6% x 415,85 : 9
= 2,77 gram (24,95 kkal)

Kebutuhan KH = 57% x Keb. Energi : 4


= 57% x 1.663,42 : 4
= 237,03 gram (948,14 kkal)
3. Bahan Makanan yang dianjurkan & tidak dianjurkan
 BM yang dianjurkan :
1) Sumber karbohidrat : karbohidrat kompleks sepertinnasi, jagung, ubi,
singkong, talas, kentang dan sereal.
2) Protein hewani : daging tidak berlemak, ikanm telur, ayam tanpa kulit,
keju dan susu rendah atau tanpa lemak.
3) Protein nabati : kacang hijau, kacang merah dalam jumlah terbatas
direbus; tempe, tahu, oncom ditumis, dikukus, dipanggang; susu kedele.
4) Zat pengatur: sayuran tinggi serat; kol, sawi, lobak; sayuran banyak serat;
genjer, kapri, daun singkong, nangka, keluwih, melinjo, pare, bayam,
kangkung, kacang panjanh, buncis muda, oyong muda dikupas, labu siam,
labu kuning, labu air, tomat, kembang kol, ketimun.
5) Buah segar : pisang, papay, jeruk, mangga, sawo, alpukat, sari sirsak,
jambu biji.
6) Lemak : minyak tidak jenuh tunggal atau ganda, seperti minyak kedelai,
minyak jagung, olive oil, yang tidak digunakan untuk menggoreng.

 BM yang tidak dianjurkan :


1) Sumber karbohidrat : karbohidrat sederhana seperti gula pasir, gula
merah, sirop, kue yang manis dan gurih.
2) Protein hewani : daging berlemak banyak; ungags dengan kulit, daging
kambing, daging bebek, sosis, cornet, sarden, ham, susu fullcream, susu
kental manis.
3) Protein nabati : kacang yang diolah dengan cara digoreng atau
ditambahkan santan kental.
4) Zat pengatur : sayuran yang dimasak menggunakan santan kental atau
margarin/mentega dalam jumlah banyak.
5) Buah-buahan : durian, alpukat, manisan buah-buahan yang diolah dengan
gula dan susu fullcream atau susu kental manis.
6) Minuman : soft drink, minuman beralkohol.
7) Lemak : santan, margarin, mentega, minyak sayur.

Sumber: Suharyati, SKM., MKM.,RD, dkk.2019. Penuntun Diet dan Terapi


Gizi Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC);

4. Standar makanan

No Bahan Makanan Penukar Energi Karbohidrat Lemak Protein

1 Karbohidrat 4 700 160 0 16


2 Protein Hewani
Rendah Lemak 4 200 0 8 28
Lemak Sedang
Tinggi Lemak
3 Protein Nabati 3 225 21 9 15
4 Sayuran
Sayuran B 5 125 25 5
Sayuran C
5 Buah 6 150 30 0 6
6 Susu
Tanpa Lemak 2 150 20 0 14
Rendah Lemak
Tinggi Lemak
7 Minyak
Lemak Tak Jenuh 2 100 0 18 0
Lemak Jenuh
8 Gula
Jumlah 1.650 256 35 84
Toleransi + 10% 1.815 281,6 38,5 92,4
Toleransi – 10% 1.485 230,4 31,5 75,6

5. Distribusi Makanan

No Waktu Makan % Penjumlahan


1 Makan Pagi 20 330
2 Snack Pagi 10 165
3 Makan Siang 30 495
4 Snack Sore 10 165
5 Makan Malan 20 330
6 Snack malam 10 165
Total 1.650

6. Pembagian Menu Makan Sehari

Pembagian Waktu
No Bahan Makanan  
Pagi Snack Siang Snack Malam snack
1 Karbohidrat 1 ½ 1 ½ 1
2 Protein Hewani
  Rendah Lemak 1 1 1 1
  Lemak Sedang
  Tinggi Lemak
3 Protein Nabati 1 1 1
4 Sayuran
  Sayuran B 2 2 1
  Sayuran C
5 Buah 1 2 1 2
6 Susu
  Tanpa Lemak ½ ½ ½ ½
  Rendah Lemak
  Tinggi Lemak
7 Minyak
  Lemak Tak Jenuh 1 1
  Lemak Jenuh
8 Gula

7. Konseling
Tujuan : Untuk memperbaiki pola makan pasien dengan mengaplikasikan diet
energi rendah II pada pasien hipotiroid
Sasaran : Pasien
Materi :
1. Pemilihan makanan sumber yodium
2. Pemilihan asupan makanan yang sesuai dengan diet
energi rendah II pada pasien hipotiroid
3. Pemberian asupan garam beryodium sesuai kebutuhan
4. Penerapan pola makan sesuai diet energi rendah II
Metode : Tanya jawab, diskusi
Media : Leaflet, lembar balik, food model dan brosur

8. Edukasi
Tujuan : untuk memberikan informasi mengenai penggunaan garam
beryodium dan tata cara penggunaan garam dalam memasak.
Sasaran : Pasien Hipotiroid dan Keluarga
Materi :
1. Pengetahuan tentang makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan untuk penderita penyakit hipotiroid
2. Pengetahuan tentang makanan sumber yodium
3. Pengetahuan tentang garam beryodium
4. Pengetahuan tentang tata cara penggunaan garam dalam memasak
Media : Leaflet, lembar balik, dan brosur.
Metode : Ceramah, tanya jawab dan diskusi

9. Koordinasi
 Dokter untuk mendiskusikan penyakit hipotiroid pasien
 Perawat untuk pemeriksaan klinis pasien
 Petugas lab untuk pemeriksaan hasil biokimia pasien
 Apoteker untuk pemberian obat

10. Menu sehari

Waktu Menu
Brt
Maka Nama BM Porsi URT E P L KH
(gr)
n
Makan Nasi putih Nasi putih 1 ¾ gls 100 175 4 - 40
Pagi Ayam tanpa 1 1 ptg sdg 40 50 7 2 -
kulit
Wortel ½ ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5
Sop ayam
Brokoli ½ ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5
Buncis ½ ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5
Kol ½ ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5
Pepes tahu Tahu 1 1 bj bsr 100 75 5 3 7
Sari buah Melon 1 1 ptg bsr 190 25 1 - 5
melon
JUMLAH 375 19 5 62
Snack Mashed Roti putih ½ 1 ½ iris 35 87,5 2 - 20
Pagi potato Pisang 1 1 bh 50 25 1 - 5
Strawberry 1 4 bh bsr 215 25 1 - 5
Yoghurt non ½ 4/3 gls 60 37,5 3,5 - 5
fat
JUMLAH 175 7,5 0 35
Makan Nasi Nasi putih 1 ¾ gls 100 175 4 - 40
Siang Capcay Udang segar 1 1 ptg sdg 40 50 7 2 -
udang Wortel ½ ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5
Buncis ½ ½ gls 50 12,5 0,5 - 2,5
Jagung muda 1 1 gls 100 25 1 - 5
Tahu bacem Tahu 1 1 bh bsr 110 75 5 3 7
kecap 1 1 sdm 5 - - - -
Apel merah 1
potong Apel merah 1 bh kcl 85 25 1 - 5
Susu skim Susu skim ½ ½ gls 100 37,5 3,5 - 5
cair cair
JUMLAH 412,5 22,5 5 67
Snack Smoothies Kentang ½ 1 bj sdg 105 87,5 2 - 20
Sore Ayam tanpa 1 1 ptg sdg 40 50 7 2 -
kulit
Susu skim ½ ½ gls 100 37,5 3,5 - 5
cair
Minyak 1 1 sdt 5 50 - 9 -
jagung
JUMLAH 225 12,5 11 25
Makan Nasi Nasi putih 1 ¾ gls 100 175 4 - 40
Malam Pepes ikan Ikan 1/3 ekor 35 50 7 2 -
1 sdg
Tumis Tempe 1 2 ptg sdg 50 75 5 3 7
kacang Kacang 1 1 gls 100 25 1 - 5
panjang panjang
Minyak 1 1 sdt 5 50 - 9 -
jagung
Air putih Air putih 1 1 gls 200 - - - -
JUMLAH 375 17 14 52
Snack Salad buah Jeruk ½ 1 bh sdg 55 12,5 0,5 - 2,5
Malam Apel ½ ½ bh kcl 42,5 12,5 0,5 - 2,5
Anggur ½ 10 bh sdg 82,5 12,5 0,5 - 2,5
Melon ½ ½ ptg bsr 95 12,5 0,5 - 2,5
Yoghurt non ½ 4/3 gls 60 37,5 3,5 - 5
fat
JUMLAH 87,5 5,5 0 15
JUMLAH TOTAL 1.650 84 35 256

11. Monitoring dan Evaluasi

Domain Evaluasi Target Waktu

Antropometri Pemantauan BB Penurunan BB ½ kg 1 minggu

Biokimia Pemantauan : Nilai Normal : Setiap


 T3 bebas = 0,8 ng/ml  T3 bebas = 0,8 – 2,0 ng/ml Pemeriksaan
 T4 bebas = 0,5 ng/ml  T4 bebas = 0,93 – 1,7 ng/ml

Clinis Fisik Pemantauan : Setiap


pemeriksaan
Fisik :

 Ibu tersebut kelihatan Normal/Sehat


sehat, namun pada
waktu tengadah
nampak ada
pembesaran pada
kelenjar tiroid.
 Hasil palpasi terdapat
benjolan/nodul pada
kelenjar tiroid grade II.
Dieteriy Pemantauan Asupan 80-120% sesuai kebutuhan Setiap
makan (secara bertahap minimal pemeriksaan
mencapai 80%)

Pemantauan Frekuensi 3 kali makan utama dengan 3 Setiap


Makan kali makan selingan pemeriksaan

Pemantauan Diet Sesuai Diet Energi Rendah II Setiap


pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai