Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEKNIK MEMBACA DAN KODE ETIK MENGUTIP

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. AGNES SIANTURI (19120007)
2. ANITA THERESIA SARAGI (19120042)
3. DION PANJAITAN (19120016)
4. FINA BUTARBUTAR (19120050)
5. HESTY MALINDA MANALU (19120017)
6. IRAWATI MUNTHE (19120033)
7. JUNIARTA BUTARBUTAR (19120001)
8. TASYA SEMBIRING (19120004)
9. TINADYA MAYASARI (19120031)

GRUP : A
DOSEN PENGAMPU: VINA MERINA SIANIPAR, S.Pd.,M.Pd.

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat, serta berkat-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“BAHASA INDONESIA”.
Dalam makalah ini akan kami uraiakan tentang “TEKNIK MEMBACA
DAN KODE ETIK MENGUTIP” yang mungkin tidak asing lagi ditelinga kita
sekalian.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya.untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran untuk makalah ini, supaya makalah ini dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi.kemudian apabila terdapat kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf sebesar-besarnya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dengan tulus hingga terselesaikannya tugas ini, khususnya kepada Ibu
Vina Sianipar selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
membimbing dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian tugas makalah ini kami selesaikan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, Maret 2020


Penyusun

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
2.1 Tujuan Membaca......................................................................... 2
2.2 Teknik Membaca.......................................................................... 4
2.3 Pengertian Mengutip.................................................................... 8
2.4 Kode Etik dalam Mengutip.......................................................... 9
2.5 Macam-Macam Kutipan...............................................................10
2.7 Teknik dalam Mengutip..............................................................12

BAB III PENUTUP............................................................................................17


3.1 Kesimpulan ..................................................................................17
3.2 Saran dan Kritik............................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa


resmi Republik Indonesia dan bahda persatuan Indonesia . Di jaman sekarang
diperlukan kajian khusus mengenai bahasa Indonesia yang baik dan
benar,Sehingga banyak para cendikiawan hebat di Indonesia berlomba-lomba
dalam perumusan EYD yang baik dan benar dalam hipotesa melalui tulisan
yang mereka tulis dalam karya tulis ilmiahnya.
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isisnya berusaha memaparkan
suatu pembahasan secara ilmiah yang di lakukan oleh seorang penulis atau
peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada
para pembaca . Dalam pembuatan karya ilmiah yang baik dan benar di
perlukan perosedur –prosedur bagaimana penulisan dalam mkarya ilmiah
terutama dalam hal pengutipan.Dalam hal ini makalah ini akan dibahas
mengenai kode etik kutip-mengutip dan macamnya.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa tujuan dari kegiatan membaca?
2) Apa sajakah teknik-teknik membaca?
3) Apa  pengertian kutip-mengutip?
4) Bagaimana pendapat mengenai Objek kajian prinsip kutip-mengutip?
5) Jelaskan unsur macam kutip-mengutip
6) Jelaskan macam-macam teknik dalam kutip-mengutip

1.3.   Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka didapatkan tujuan untuk
mengetahui pembidangan bahasa lebih mendalam.

BAB II
1
PEMBAHASAN
2.1. Tujuan Membaca
Setiap orang memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam membaca.
Tujuan membaca yang ditetapkan seorang pembaca dipengaruhi oleh banyak
faktor, di antaranya kebutuhan, kondisi, dan situasi membaca. Adapun
beberapa pendapat dari para ahli mengenai tujuan membaca, diantaranya :
a. White (1986) menyebutkan adanya tiga macam tujuan membaca
1. Untuk menambah wawasan atau pengetahuan yang bersifat faktual.
2. Untuk meningkatkan daya intelektual.
3. Untuk mendapatkan kesenangan atau untuk mendapat hiburan.
b. Henry Guntur Tarigan mengemukakan tujuan membaca adalah
sebagai berikut:
1. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-
fakta (reading for details or facts). Misalnya untuk mengetahui
penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-
apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah terjadi pada
tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang
dibuat oleh sang tokoh.
2. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main
ideas). Misalnya untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan
topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita,
apa-apa yang dipelajari atau dialami sang tokoh, dan merangkum
hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
3. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi
cerita (reading for sequence or organization). Seperti menemukan
atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa
yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya.
Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-
adegan dan kejadian buat dramatisasi.
4. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for
inference). Seperti menemukan serta mengetahui mengapa para

1
tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak
diperlihatkan oleh sang tokoh berubah, kualitas-kualitas yang
dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.
5. Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk
mengklasifikasikan (reading to classify). Misalnya untuk
menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar
mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah
cerita itu benar atau tidak benar.
6. Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate). Seperti
untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti cara sang
tokoh bekerja dalam cerita itu.
7. Membaca biasanya digunakan untuk memperbandingkan atau
mempertentangkan (reading to compare or contrast). Membaca
untuk memperbandingkan atau mempertentangkan dilakukan untuk
menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana
hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua
cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai
pembaca.
c. Nurhadi berpendapat bahwa tujuan membaca adalah sebagai berikut:
1. Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku.
2. Menangkap ide pokok atau gagasan utama secara tepat.
3. Mendapatkan informasi tentang sesuatu.
4. Mengenali makna kata-kata.
5. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat
sekitar.
6. Ingin memperoleh kenikmatan dari karya sastra.
7. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia.
8. Ingin mencari merk barang yang cocok untuk dibeli.
9. Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang.
10. Ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan.

3
11. Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang (ahli)
tentang definisi suatu istilah.
          
Meski terdapat berbagai variasi tujuan membaca namun tujuan yang
paling utama dalam membaca adalah untuk memperoleh informasi dari
bacaan tersebut. Yang mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna,
arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau
intensif kita dalam membaca.

2.2. Teknik Membaca


Seorang pembaca perlu menentukan teknik membaca yang akan
dipergunakan agar informasi yang dibaca sesuai dengan tujuannya.
Adapun teknik-teknik membaca adalah sebagai berikut:
1) Membaca Untuk Menentukan Informasi (Search Reading)
Secara umum biasanya tujuan utama seseorang dalam membaca adalah
untuk menemukan suatu informasi untuk memenuhi tujuan yang telah
di tetapkan sebelumnya.Agar dapat menemukan informasi yang di cari
secara cepat biasanya pembaca menggunakan petunjuk-petunjuk
seperti daftar isi,indeks,glosarium.Daftar isi dan indeks akan
membantu pembaca menemukan informasi yang di perlukan secara
cepat,sedangkan glosarium pembaca dapat menemukan dengan cepat
informasi seperti pengertian istilah tertentu yang di gunakan dalam
buku.Dalam membaca untuk menemukan informasi  pembaca hanya
berusaha menemukan informasi tertentu saja dari keseluruhan teks.

2) Baca Pilih (Selecting)


Terkadang seorang pembaca tidak membaca seluruh wacana, hal ini
disebabkan karena seorang pembaca tidak ingin memperoleh semua
informasi dalam teks. Untuk itu pembaca biasanya menggunakan
teknik baca pilih (selecting), teknik ini dilakukan dengan cara memilih
bahan/bagian bacaan yang dianggap relevan dengan kebutuhan

4
pembacanya. Biasanya teknik ini digunakan untuk membaca surat
kabar, dalam hal ini pembaca akan membaca bagian-bagian surat kabar
tertentu saja. Dia tidak membaca seluruh buku teks tersebut dari awal
sampai akhir, melainkan  dia hanya membaca bab-bab, atau subbab-
subbab tertentu saja. Bagian-bagian yang di pilih untuk di baca ini
sudah tentu  mengandung informasi yang dibutuhkannya.
Demikianlah, pembaca tidak perlu membaca keseluruhan teks, hanya
sebagianya saja.

3) Baca Lompat (Skipping)


Teknik baca lompat berkaitan dengan baca pilih. Karena pembaca
memilih bagian-bagian teks yang perlu di bacanya, ada kemungkinan
dia melompati bagian-bagian teks yang dibacanya. Misalnya, ketika
membaca sebuah bab buku teks, kadang-kadang melewati atau
melompati bagian-bagian tertentu dari bab tersebut. Artinya, dia tidak
membaca bagian tersebut, melainkan membaca bagian yang
berikutnya. Baca-lompat (skipping) dipakai untuk menemukan bagian
bacaan relevan dengan kebutuhan pembacanya, dilakukan dengan cara
melompati bagian-bagian yang tidak diperlukan. Namun terkadang
baca lompat juga ditentukan saat membaca. Saat membaca, tiba-tiba
pembaca merasa kurang tertarik dengan bagian tertentu, kemudian
pembaca akan melompati bagian tersebut dan lanjut kebagian
berikutnya atau yang lainnya.

4) Baca Layap (Skimming)


 Baca-layap (skimming) adalah membaca dengan cepat untuk
mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan (Rahim, 2007:52).
Soedarso (2006:88) mendefinisikan teknik membaca ini
sebagai tindakan untuk mengambil intisari atau saripati, bagian yang
mengandung banyak ‘gizi’. Lebih lanjut, ia juga menyebutkan
bahwa skimming bacaan  adalah mencari hal-hal penting dari sebuah

5
bacaan, yaitu ide pokok dan detail yang penting yang dalam hal ini
tidak selalu di permukaan (awal), tetapi terkadang di tengah atau di
dasar (bagian akhir). Jenis teknik membaca ini termasuk jenis teknik
membaca yang sangat cepat. Ketika seseorang membaca memindai,
dia akan melampaui banyak kata. Membaca layap memiliki beberapa
tujuan, yaitu:
1. untuk mengenali topik bacaan;
2. untuk mengetahui pendapat orang (opini);
3. untuk mendapatkan bagian penting yang diperlukan tanpa
membaca seluruhnya;
4. untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok, dan cara
semua itu disusun dengan kesatuan pikiran dan mencari hubungan
antarbagian bacaan itu.
5. untuk penyegaran apa yang pernah dibaca (review).

5) Baca Tatap (Scanning)


Jenis membaca ini adalah jenis membaca yang sangat cepat. Ketika
seseorang membaca tatap, ia akan melampaui banyak kata. Soedarso
(2006:89) menyebutkan bahwa scanning  adalah sebuah teknik
membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang
lain-lain. jadi, langsung ke masalah yang dicari, yaitu fakta khusus dan
informasi tertentu. Scanning digunakan antara lain untuk membaca
daftar isi buku atau majalah, indeks dalam buku teks, jadwal,
advertensi dalam surat kabar, buku petunjuk telepon, dan kamus.
Sebaliknya, cerita memindai tidak digunakan untuk membaca cerita
misteri, buku teks untuk suatu buku kursus yang penting, surat-surat
penting dari ahli hukum, denah (peta) untuk menemukan jalan pulang,
pertanyaan tes, dan puisi (Mikuley & Jeffries, dalam Rahim, 2007:52).

6) Baca Reseptif

6
Membaca reseptif tidal lain daripada membaca intensif. Penggunaan
mode membaca ini dimaksudkan untuk mengetahui secara akurat apa
yang ingin disampaikan penulis (White, 1986). Membaca reseptif
diperlukan apabila orang ingin mengetahui bahan bacaan sampai pada
hal-hal yang sangat rinci. Karena itu pula, membaca reseptif tidak
dapat dilakukan dengan hati-hati dan teliti sekali. Untuk mendapatkan
informasi secara mendetail, pembaca kadang-kadang perlu membaca
secara berulang-ulang. Dengan membaca secara berulang-ulang
pemahamannya menjadi lebih akurat. Oleh karena itu, membaca
reseptif memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk membaca
sebuah teks.

7) Baca Responsif
Di dalam membaca, kadang-kadang orang belum merasa puas
walaupun sebenarnya dia sudah memahami apa yang disampaikan
penulis. Dalam hal ini,  pembaca ingin merefleksikan gagasan, konsep,
atau ide penulis. Model membaca yang demikian disebut membaca
responsive (White, 1986) atau membaca kritis (Burhan, 1979). Model
membaca responsive menuntut berbagai macam keterampilan
membaca untuk dapat merangkum isi bacaan, menganalisis, dan
akhirnya menilai gagasan yang ditemukan dalam bacaan (Burhan,
1979).
Membaca responsive sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan
daya kritis ini, dalam pengajaran membaca, sudah semestinya siswa
perlu dilatih membaca responsive secara memadai. Dalam hal ini,
siswa perlu diajak untuk mengkritisi ide-ide penulis yang tertuang
dalam teks. Demikian juga, siswa perlu dilatih kepekaannya terhadap
teks yang dibaca. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meminta siswa
untuk menyampaikan pandangannya terhadap materi teks yang
dibacanya.
2.3. Pengertian Kutipan

7
Kutipan adalah pengulangan satu ekspresi sebagai bagian dari yang lain,
terutama ketika ekspresi yang dikutip itu terkenal atau secara tersurat
dihubungkan dengan kutipan ke sumber aslinya, dan ditandai oleh (diselingi
dengan) tanda kutip.Sebuah kutipan juga dapat merujuk pada penggunaan
berulang bentuk ekspresi lain, terutama bagian dari karya seni: unsur-unsur
sebuah lukisan, adegan dari film, atau bagian dari suatu komposisi musik.
Kata pengutipan berarti hal, cara, atau proses mengutip. Mengutip
merupakan pekerjaan mengambil atau memungut kutipan. Menurut Azahari
(dalam Alam, 2005:38) “kutipan merupakan bagian dari pernyataan, pendapat,
buah pikiran, definisi, rumusan atau penelitian dari penulis lain, atau penulis
sendiri yang telah (menurut penulis kata telah harus dihilangkan)
terdokumentasi, serta dikutip untuk dibahas dan ditelaah berkaitan dengan
materi penulisan”. Batasan di atas tidak hanya memaparkan hakikat kutipan,
tetapi juga menjelaskan kepentingan mengutip, yakni untuk dibahas dan
ditelaah. Hal ini mengandung pengertian bahwa pengutipan memiliki tujuan
tertentu, bukan sekadar menambah jumlah paparan penelitian.

2.4. Kode Etik Dalam Mengutip


Dalam membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau mengutip dari
tulisan orang lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana kode etik yang
benar dalam mengutip dari tulisan orang lain. Diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah ejaan
dari sumber kutipan kita, maka sebaiknya kita biarkan saja apa adanya
seperti sumber yang kita ambil tersebut. Kita sebagai pengutip tidak
diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari sumber
kutipan kita.
2. Dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan
dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan
perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan kita.
Caranya :

8
I. Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
II. Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi
sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan).

II.5.Macam – Macam Kutipan


Terdapat beberapa jenis kutipan, antara lain adalah Kutipan langsung dan
Kutipan Tidak langsung. Disini saya akan mencoba menjelaskan jenis-jenis
kutipan tersebut.
2.5.1 Kutipan Langsung
Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama persis seperti kutipan
aslinya, atau sumber yang kita ambil untuk mengutip. Disini kita
sama sekali tidak boleh merubah atau menghilangkan kata atau
kalimat dari sumber kutipan kita.Kalaupun ada keraguan atau
kesalahan dalam kutipan yang kita ambit tersebut kita hanya dapat
memandakannya dengan [sic!] yang menandakan kita mengutip
langsung tanpa ada editan dan kita tidak bertanggung jawab jika
ada kesalahan dari kutipan yang kita ambil. Bila dalam kutipan
terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh
pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ]. Demikian juga kalau
kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau
huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf
miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ].Kutipan
langsung juga dapat diartikan sebagai kutipan hasil penelitian, hasil
karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis
dengan teks aslinya (yang dikutip). Dalam merujuk sumber kutipan
di teks utama, sebutkan referensinya dengan menulis nama
pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halamannya.Contoh dari
kutipan langsung,adalah:

9
 Ratnawati (2006:148) menegaskan bahwa “Hasil pemilu 1999
dan pemilu 2004 secara gamblang menunjukkan bahwa PDI-P
leading di Kabupaten Bantul”.
 Menurut Miriam Budiardjo (1992:4-5), dalam pemilu yang
menggunakan sistem distrik: negara dibagi dalam sejumlah
besar distrik pemilihan (kecil) yang kira-kira sama jumlah
penduduknya. Jumlah penduduk distrik berbeda dari satu
negara ke negara lain, misalnya di Inggris jumlah
penduduknya kira-kira 500.000 orang dan India lebih dari 1
juta orang. Karena satu distrik hanya berhak atas satu wakil,
maka calon yang memperoleh suara pluralitas (suara
terbanyak) dalam distriknya menang.
 Berkenaan dengan kegiatan pembalakan liar (illegal logging),
seorang tokoh masyarakat mengatakan bahwa ”kegiatan illegal
logging di wilayah ini sudah sangat parah, dan upaya untuk
membasminya seperti menegakkan benang basah” (Suparlan,
wawancara, 21 Juli 2007).

2.5.2 Kutipan Tidak Langsung


Kutipan Tidak Langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas
intisarinya dari sumber kutipan aslinya. Kutipan tidak langsung
ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit
tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan
kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut )
seperti telah dicontohkan.
 Kutipan pada catatan kaki
 Kutipan atas ucapan lisan
 Kutipan dalam kutipan
 Kutipan langsung pada materi
Kutipan tidak langsung juga dapat diartikan merupakan kutipan hasil
penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama

10
dengan teks aslinya, melainkan menggunakan bahasa atau kalimat penulis/peneliti
sendiri. Dalam pengutipan ini, sumber rujukan harus disebutkan, baik dengan
nomor halaman atau tanpa nomor halaman. Paling sedikit ada dua jenis kutipan
tidak langsung atau ada dua cara dalam mengutip secara tidak langsung. Pertama,
dengan meringkas, menyimpulkan, atau merujuk pokok-pokok pikiran orang lain.
Contoh :
 Gelombang demokratisasi yang ada di dunia ini bisa dibagi menjadi tiga
periode, yakni demokratisasi gelombang pertama yang berlangsung antara
1828-1926, demokratisasi gelombang kedua yang terjadi antara 1943-
1962, dan demokratisasi gelombang ketiga yang dimulai dari tahun 1974
sampai tahun1990-an (Huntington 1991). Mengingat sekarang masih
banyak rejim-rejim otoriter, apakah akan ada gelombang demokratisasi
keempat?
 Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan
umum yang paling populer, yang masing-masing sistem ini memiliki
variannya sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah pemenangn yang
akan menjadi wakil di parlemen—adalah satu orang, sedangkan dalam
sistem proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah
pemilihan adalah beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan
suaranya (Budiardjo 1982:4).
 Sebagaimana terjadi di beberapa negara sedang berkembang, di Indonesia
juga ditemukan bahwa bahwa banyak kasus korupsi yang terjadi atas nama
pemberantasan korupsi (Kompas, 11 Maret 2008).

II.6.Teknik dalam Kutipan


Beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung
diantaranya sebagai berikut.

2.6.1. Kutipan langsung


1) Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris :

11
a. kutipan diintegrasikan dengan teks
b. jarak antar baris kutipan dua spasi
c. kutipan diapit dengan tanda kutip
d.sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip
dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu
diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga
pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan
itu diambil.
2) Kutipan Langsung yang terdiri lebih dari 4 baris :
i. kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
ii. jarak antar kutipan satu spasi
iii. kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks
pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan
alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-
7 ketukan.
iv. kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
v. di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)

2.6.2. Kutipan tidak langsung


1. kutipan diintegrasikan dengan teks
2. jarak antar baris kutipan spasi rangkap
3. kutipan tidak diapit tanda kutip
4. sesudah selesai diberi sumber kutipan

2.6.3. Kutipan pada catatan kaki


Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu
singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks
asli.

2.6.4. Kutipan atas ucapan lisan

12
Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya
(bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks
sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
2.6.5. Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Membaca merupakan kegiatan memahami teks bacaan dengan
tujuan untuk memperoleh informasi dari teks yang kita baca. Jenis
membaca berdasarkan cara membaca dibedakan menjadi lima yaitu:
membaca cepat, membaca sekilas, membaca memindai, membaca intensif,
membaca ekstensif.
Kutipan adalah pengulangan satu ekspresi sebagai bagian dari yang
lain, terutama ketika ekspresi yang dikutip itu terkenal atau secara tersurat
dihubungkan dengan kutipan ke sumber aslinya, dan ditandai oleh
(diselingi dengan) tanda kutip. Dalam pengutipan ada lima macam
jenisnya yaitu: (Kutipan tidak langsung, Kutipan Langsung, Kutipan pada
catatan kaki,Kutipan atas ucapan, Kutipan dalam Kutipan). Dalam
membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau mengutip dari tulisan
orang lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana prinsip-prinsip yang
benar dalam mengutip dari tulisan orang lain.

3.2 Saran dan Kritik


Untuk lebih memahami semua tentang membaca, disarankan para
pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada
makalah ini. Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca
makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com. “Kode Etik dalam Mengutip”, 5 oktober 2016.


<https://id.scribd.com/doc/315581763/Kode-Etik-Menulis-2016> [Diakses,
13 Maret 2019]

zonafirli.blogspot.com. “Pengertian dan Teknik-teknik Membaca”, 10 september


2013. < http://zonafirli.blogspot.com/2013/09/pengertian-dan-teknik-teknik-
membaca.html> [Diakses, 13 Maret 2019]

15

Anda mungkin juga menyukai