Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH ASKEB

Tentang:
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BIDAN DI KOMUNITAS

DOSEN PENGAMPU
Agustin Nurminasih,Amd.Keb

Disusun oleh Kelompok V:

Nama: NIM:
Dewi Wahyuningsih (712402S18002)
Made Sudini (712402S18006)
Windy Safira Utami (712402S18011)

PRODI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
PSDKU MATARAM
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dalam
kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih kepada dosen
pembimbing Ibu Agustin Nurminasih, A.Md.Keb yang telah memberikan
arahan dalam pembuatan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Aspek
Perlindungan Hukum Bagi Komunitas”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Mataram, 09 Oktober 2020

Penuli
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….....ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………………………...1
Rumusan Masalah………………………………………………………………..1
Tujuan……………………………………...…………….………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Standar Pelayanan Kebidanan……………………………………………2
B. Kode Etik Bidan………………………………………………………….5
C. Standar Asuhan Kebidanan…………………………………….…..…….7
D. Registrasi Praktek Bidan…………………………………………….…..10
E. Kewenangan Bidan Di Komunitas………………………………..……..11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………13
B. Saran……………………………………………………………………..13
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………….14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Standar pelayanan kebidanan adalah rumusan tentang penampilan atau


nilai di inginkan yang mampu di capai, berkaitan dengan parameter yang telah
di tetapkan yaitu standar pelayanan kebidananyang menjadi tanggung jawab
profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan
masyarakat.

Standar pelayanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk


menjabarkan mutu pelayanan kebidanab ke dalam layanan kebidanan akan
terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia pelayanan kebidanan,
penunjang layanan kebidanan,ataupun manajemen organisasi layanan
kebidanan, dan akan bertanggung jawab gugat dalam menjalankan tugas dan
perannya masing – masing.

B. Rumusan masalah
a. Berapa standar pelayanan kebidanan?
b. Apa kode etik bidan?
c. Apa standar asuhan kebidanan?
d. Registrasi praktik bidan?
e. Apa kewenangan bidan di komunitas?

C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahani aspek perlindungan hukun bidan.
b. Tujuan Khusus
Setelah membaca makalah aspek perlindungan hukun bidan, diharapkan
mahasiswa dapat;
a) Mengetahui dan memahami standar pelayanan kebidanan?
b)  Mengetahui  kode etik bidan ?
c) Mengetahui  standar asuhan kebidanan ?
d) Memahami Registrasi praktik bidan ?
e) Melakukan  kewenangan bidan di komunitas ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN


Standar pelayanan kebidanan adalah rumusan tentang penampilan atau
nilai di inginkan yang mampu di capai, berkaitan dengan parameter yang telah
di tetapkan yaitu standar pelayanan kebidananyang menjadi tanggung jawab
profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan
masyarakat. (depkes RI,2001 :53)

1. STANDAR I (falsafah dan tujuan)


Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, filosofi dan tujuan
pelayanan serta organisasi pelayanan sebagai dasar untuk melaksanakan
tugas pelayanan yang efektif dan efisien.
Definisi operasional:
1) Pengelola pelayanan kebidanan memiliki visi, misi dan filosofi
pelayanan kebidanan yang mengacu pada visi, misi dan filosofi
masing – masing.
2)  Ada bagian struktur organisasi yang menggambarkan garis
komando, fungsi, dan tanggung jawab serta kewenangan dalam
pelayanan kebidanandan hubungan dengan unit lain dan di sahkan
oleh pimpinan.
3) Ada uraian tertulis untuk setiap tenaga yang ada pada organisasi
yang disahkan oleh pimpinan.
4) Ada bukti tertulis tentang persyaratan tenaga yang menduduki
jabatan pada organisasi yang disahkan oleh pimpinan.

2. STANDAR II (administrasi dan pengelolaan )


Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelolaan
pelayanan, prosedur tetap, dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan
pelayanan yang kondusif yang memungkinkan terjadinya praktik
pelayanan kebidanan akurat.
Defenisi operasional;
1) Ada pedoman pengelolaan pelayanan yang mencerminkan
mekanisme kerja di unit pelayanan tersebut yang disahkan oleh
pimpinan.
2)  Ada standar pelayanan yang di buat mengacu pada pedoman
standar alat, standar ruangan, standar ketenangan, yang telah
disahkan oleh pimpinan.
3) Adaprosedur tetap untuk setiap jenis kegiatan kebidanan yang
disahkan oleh pimpinan.
4) Ada rencana/program kerja di setiap instansi pengelolaan yang
mengacu ke institusi induk.
5) Ada bukti tertulis terselenggaranya pertemuan berkala secara
teratur di lengkapi dengan daftar hadir dan notulen rapat.
6) Ada naskah kerja sama, program praktik dari instansi yang
menggunakan latihan praktik, program, pengajaran klinik, dan
penilaian klinik. Ada bukti administrasi yang meliputi buku
registrasi.

3. STANDAR III (staf dan pimpinan)


Pengelolaan pelayanan kebidanan mempunyai program pengelolaan
sumber daya manusia agar pelayanan kebidanan berjalan efektif dan
efisien.

Definisi operasional ;
1) Ada program kebutuhan SDM sesuai dengan kebutuhan.
2) Mempunyai jadwal kerja harian.
3) Ada jadwal dinas yang menggambarkan kemanpuan tiap – tiap
perunit yang menduduki tanggung jawab dan kemampuan yang
dimiliki oleh bidan.
4)  Ada sesorang bidan pengganti dengan peran dan fungsi yang jelas
dan kualifikasi minimal selaku kepala ruangan jika kepala ruangan
berhalangan bertugas.
5)  Ada data personil yang bertugas di ruangan tersebut.

4. STANDAR IV (fasilitas dan peralatan)


Tersedia sarana dan peralatan untuk mendukung pencapaian tujuan
pelayanan kebidanan sesuai dengan tugasnya dan fungsi institusi
pelayanan.
Defenisi operasional;
1) Tersedia peralatan yang sesuai dengan standar dan ada mekanisme
keterlibatan bidan dalam perencanaan dan pengembangan sarana
dan prasarana
2)  Ada buku inventaris peralatan yang mencerminkan jumlah barang
dan kualitas barang
3) Ada pelatihan khusu untuk bidan tentang penggunaan alat tertentu
4)  Ada prosedur permintaan dan penghapusan alat.

5. STANDAR V ( kebijaksanaan dan prosedur)


Pengelola pelayanan kebidanan memiliki kebijakan dalam
penyelenggaraan pelayanan dan pembinaan pegawai menuju pelayanan
yang berkualitas.

Definisi operasional;
1) Ada kebijaksanaan tertulis tentang prosedur pelayanan dan
standar pelayanan yang disahkan oleh pimpinan.
2)  Ada prosedur personalia : penerima pegawai kontrak kerja, hak
dan kewajiban personalia.
3) Ada personalia pengajuan cuti pegawai, istirahat, sakit, dan lain-
lain.
4) Ada prosedur pembinaan pegawai.

6. STANDAR VI ( pengembangan staf dan program pemdidikan)


Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program pengembangan staf
dan perencanaan, sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

Definisi operasional ;
1) Ada program pembinaan staf dan program pendidikan secara
berkesinambungan.
2)  Ada program pelatihan dan orientasi bagi tenaga bidan / pegawai
baru dan lama agar dapat beradaptasi dengan pekerjaan.
3) Ada data hasil identifikasi kebutuhan pelatihan dan evaluasi hasil
pelatihan

7. STANDAR VII (standar asuhan)


Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan / manajemen
kebidanan yang di terapkan sebagai pedoman dalam memberi pselayanan
kepada pasien.
Definisi operasional;
1) Ada standar manajemen kebidanan, sebagai pedoman dalam
memberi pelayanan kebidanan.
2) Ada format manajemen kebidanan yang terdaftar pada catatan
medik.
3)  Ada pengkajian asuhan kebidanan bagi setiap klien.
4) Ada diagnosis kebidanan.
5)  Ada rencana asuhan kebidanan.
6) Ada dokumen tertulis tentang tindakan kebidanan.
7) Ada evaluasi dalam memberi asuhan kebidanan.
8)  Ada dokumentasi untuk kegiatan manajemen kebidanan.

8. STANDAR VII (evaluasi dan pengendalian mutu)


Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program dan pelaksanaan
evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan yang dilaksanakan
secara berkesinambungan.

Definisi operasional;
1) Ada program atau rencana tertulis peningkatan mutu pelayanan
kebidanab.
2)  Ada program atau rencana tertulis untuk melakukan penilaian
terhadap standar asuhan kebidanan.
3)  Ada bukti tertulis dari risalah rapat sebagai hasil dari kegiatan /
pengendalian mutu asuhan dan pelayanan kebidanan.
4)  Ada bukti tertulis tentang pelaksanaan evaluasi pelayanan dan
tindak lanjut.
5)  Ada laporan hasil evaluasi yang di publikasikan secara teratur
kepada semua staf pelayanan kebidanan.
B. KODE ETIK BIDAN

            Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai
internal dan eksternal suatu disiplin ilmudan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi yang member tuntutan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi.

            Kode etik bidan indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan
disahkan dalam kongres nasional ikatan bidan indonesia X tahun. 1988
petunjuk pelaksanaannya disahkan dalam rapat kerja nasional IBI tahun
1991,kemudian disempurnakan dan disahkan pada kongres nasional IBI XII
tahun 1989.sebagai pedoman dalam perilaku,kode etik bidan indonesia
mengandung beberapa kekuatanyang semuanya tertuang dalam mukadimah
tujuan dan pasal-pasalnya.

            Secara umum,kode etik tersebut berisi 7 buah bab. bab-bab tersebut


dapat dibedakan atas 7 bagian ,yaitu sebagai berikut.
a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat.
b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya.
d.  Kewajiban bidan terhadap profesinya.
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri.
f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah,bangsa, dan tanah air.
g. Penutup.

Beberapa kewajiban bidan yang diatur dalam pengabdian profesinya adalah:


a. Kewajiban terhadap klien dan masyarakat
a) Sikap bidan senantiasa menjunjung tinggi menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan toga
pengabdiannya.
b) Setiap bidan dalm menjalankan tugas penuh tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
c) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
berpedoman pada peran,tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan kebutuhan klien,keluarga, dan masyarakat.
d) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan
kepentingan klien,menghormati hak klien, danmenghormati
nilai-nilan yang berlakud masyarakat.
e) Setiap bidan dalam mrnjalan kan tugasnya senantiasa
mendahulukan kepentingan klien,keluarga, dan masyarakat
dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
f)  Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi
dalam hubungan pelaksanaan tugasnya,dengan mendorong
partisipasi masyarakat untuk menghasilkan derajat
kesehatannya secara obtimal.

b. Kewajiban terhadap tugas


a) Setiap bidan senantiasa memberi pelayanan paripurna terhadap
klien,keluarga,dan masyarakat sesuai dengan kemampuan
profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan
klien,keluarga,dan masyarakat.
b)  Setiapa bidan berhak member pertilongan dan mempunyai
wewenang dalam mengambil keputusan dalam tugasanya
termasuk keputusan mengadakan konsultasi atau rujukan.
c)  Setiapa bidan harus menjamin kerahasiaan atas keterangan
yang dapat dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuai jika
diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan
kepentingan klen.

c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya.


a) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan sejawatnya
untukmenciptakan suasana kerja yang serasi.
b) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawat maupun tenaga kesehatan
lainnya.

d. Kewajiban bidan terhadap profesi.


a) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi
citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi
dan member pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
b) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan
meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan
penelitian dan kegiatan sejenisnya yang meningkatkan mutu
dan citra profesinya.
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri.
a) Setiap bidan hares memelihara kesejahteraannya agar dapat
melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
b) Setiap bidan harus berusahasecara terusmenerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah,nusa,bangsa,dan tanah air.


a) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya,senantiasa
melaksanakan ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan
khususnya dalam pelayanan KIA/KB,kesehatan keluarga dan
masyarakat.
b) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan
menyunbangkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatankeluarga.

g. Penutup setiap bidan melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa


menghayati dan mengamalkan kode etik bidan indonesia.

C. STANDAR ASUHAN KEBIDANAN

Standar asuhan kebidanan dapat di lihat dari ruang lingkup standar


pelayanan kebidanan yang meliputi  25 standar dan di kelompokkan sebagai
standar pelayanan umum, standar pelayanan antenatal, standarar pertolongan
persalinan, standar pelayanan nifas, dan standar penaganan kegawat daruratan
obsetri neonatus.

Standar pelayanan umum


Standar  1(persiapan untuk kehidupan keluarga sehat)
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan,
keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan
kehamilan termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, keluarga berencana,
kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua,
menghindar kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.
Standar 2(pencatatan dan pelaporan) 
           Bidan melakukan  pencatatan semua  kegiatan  yang
dilakukan  yang registrasi semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan
yang  di berikan kepada setiap ibu hamil bersalin nifas dan bayi baru lahir,
semua kunjungan rumah dan penyuluhan ke pada masyarakat. Di samping itu
hendaknya mengikut sertai kader untuk mencatat ibu hamil dan meninjau
upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu dan bayi baru lahir.         

           Stndar  pelayanan antenatal      


Standar 3(identifikasi ibu hamil)
             Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksidengan
masyarakat secara berkala untuk member penyuluhan dan motivasi ibu suami
dan anggota keluarga nya agar mendorong ibu untuk memeriksa
kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

Standar 4(pemeriksaan dan pemantauaan antenatal)


            Bidan memberi sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal dan pemantauaan
ibu dan janin secara seksama untuk menilai apakah perkembangan janin
berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi atau
kelainan. Khusus anemia ,kurang gizi,hipertensi,penyakit menular
seksual(PMS) atau infeksi HIV. Bidan membari pelayanan imunisasi , nasihat,
dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang di berikan oleh
puskesmas.

Stndar 5(palpasi abdomen)


Bidan melakukan pemeriksaan  abdomen secara saksama dan
melakukan palpasi untuk memperkirakanusia kehamilan. Jika usia kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin,dan masuknya kepala
janin kedalam rongga panggul untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.

Standar 6(pengelolaan anemia pada kehamilan)


           Bidan melakukan tindaka pencegahan, penemuan, penanganan, dan
atau rujukan semua kasus  anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuaan
yang berlaku.
Standar 7(pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan)
Bidan memberikan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenai tanda dan gejala preeklamsi lainnya serta mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknya.

Standar 8 (persiaapan persalinan)


            Bidan memberikan saran dan tepat ke pada ibu hamil, suami, serta
keluarga nya pada trimester ke 3 untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan  akan di
rencanakan dengan baik. Persiapan transportasi dan biaya untuk merupakan
jika terjadi ke adaan gawat darurat.

           Standar Pertolongan Persalinan


           Standar 9 : Asuhan saat persalinan
Pernyataan standar;
      Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian
memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan
kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.

Standar 10 : Persalinan yang aman


Pernyataan standar :
Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan
dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.

Standar 11 : Pengeluaran plasenta dan peregangan tali pusat


Pernyatan standar :
      Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.

Standar 12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi


Standar pelayanan :
      Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang
lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar
persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.
Standar Pelayanan Nifas
Standar 13 : Perawatan bayi baru lahir
Pernyataan standar :
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menentukan kelainan, dan
melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengankebutuhan.Bidan juga harus
mencegah atau meangani hipotermia.

Standar 14 : Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan


Pernyataan standar :
      Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi
dalam 2 jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan.
Disamping itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai
pemberian ASI.

Standar 15 : Pelayan bagi ibu dan bayi pada masa nifas


Pernyataan standar :
      Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah
pada hari ke minggu ke 2 dan minggu ke 6 setelah persalinan, untuk
membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang
benar, penemuan dini, penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin
terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara
umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir,
pemberian ASI, imunisasi dan KB.

Standar Penanganan Kegawatan Obstetri dan Neonatal


Standar 16 : Penanganan perdarahan pada kehamilan
Pernyatan standar :
      Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan,
serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.

Standar 17 : Penanganan kegawatan pada eklampsi


Pernyataan standar :
      Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklampsi yang mengancam,
serta merujuk dan atau memberikan pertolongan pertama.
Standar 18 : Penanganan kegawatan pada partus lama atau macet
Pernyataan standar :
      Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama / macet serta
melakukan penangan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya.

Standar 19 : Persalinan dengan forcep rendah


Pernyataan standar :
      Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi forcep rendah, menggunakan
forcep secara benar dan menolong persalinan secara aman bagi ibu dan
bayinya.

Standar 20 : Persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor


Pernyatan standar :
      Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi vakum, melakukannya secara
benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan
keamanannya bagi ibu dan janin / bayinya.

Standar 21 : Penanganan retensio plasenta


Pernyataan standar :
      Bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan pertolongan
pertama, termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai
kebutuhan.

Standar 22 : Penanganan perdarahan post partum primer


Pernyatan standar :
      Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam
pertama setelah persalinan (perdarahan post partum primer) dan segera
melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan.

Standar 23 : Penanganan perdarahan post partum sekunder :


Pernyataan standar :
      Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala
perdarahan post partum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk
menyelematkan jiwa ibu dan atau merujuknya.

Standar 24 : Penangan sepsi puerperalis


Pernyataan standar :
      Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis,
serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya.
Standar 25 : Penanganan Asfiksia
Pernyataan standar :
      Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia,
serta melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang
diperlukan dan memberi perawatan lanjutan.

D. REGISTRASI PRAKTIK BIDAN

Registrasi praktik bidan dapat dilihat dan berpedoman pada Permankes No.
900/SK/VII/2002 yang terkandung dalam beberapa pasal diantaranya :
Pasal 2
1) Pimpinan penyelenggaraan pendidikan bidan wajib menyampaikan
laporan secara tertulis kepada dinas kesehatan provinsi mengenai
peserta didik yang baru lulus, selambat-lambatnya 1 bulan setelah
dinyatakan lulus.
2) Bentuk dan isi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam formulir terlampir.

Pasal 3
1) Bidan yang baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan
kelengkapan registrasi kepada kepala dinas kesehatan provinsi dimana
institusi pendidikan berada guna memperoleh SIB selambat-lambatnya
1 bulan setelah menerima ijasah bidan.

2) Kelengkapan registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 antara lain


meliputi :
a) Foto kopi ijasah bidan;
b) Foto kopi transkip nilai akademik;
c) Surat keterangan sehat dari dokter;
d) Pas foto ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar.
e) Bentuk permohonan SIB sebagaimana dimaksud pada ayat 1
tercantum dalam formulir 2 terlampir.
Pasal 4
1) Kepala Dinas kesehatan provinsi atas nama menteri kesehatan
melakukan registrasi berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 untuk menerbitkan SIB.
2) SIB sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikeluarkan oleh kepala Dinas
Kesehatan Provinsi atas nama menteri kesehatan, dalam waktu
selambat-lambatnya 1 bulan sejak permohonan diterima dan berlaku
secara nasional.
3) Bentuk dan isi SIB sebagaimana tercantum dalam formulir 3 terlampir.

Pasal 5

1) Kepala dinas kesehatan provinsi harus membuat pembukuan registrasi


mengenai SIB yang telah diterbitkan.
2) Kepala Dinas kesehatan provinsi menyampaikan laporan secara
berkala kepada Menteri Kesehatan melalui Sekretariat Jenderal c.q.
Kepala Biro Kepegawaian Departemen Kesehatan dengan tembusan
kepada organisasi profesi mengenai SIB yang telah diterbitkan untuk
kemudian secara berkala akan diterbitkan dalam buku registrasi
nasional.

Pasal 6
1) Bidan lulusan luar negeri wajib melakukan adaptasi untuk melengkapi
persyaratan mendapatkan SIB.
2) Adaptasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada sarana
pendidikan yang telah terakreditasi yang ditunjuk pemerintah.
3) Bidan yang telah menyelesaikan adaptasi diberikan surat keterangan
sesuai adaptasi oleh pimpinan sarana pendidikan.
4) Untuk melakukan adaptasi bidan mengajukan permohonan kepada
kepala dinas kesehatan provinsi.
5) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dengan
melampirkan :
 Foto copy ijasah yang telah dilegalisir oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi.
 Foto copy transkip nilai akademi yang bersangkutan.
6.) Kepada Dinas Kesehatan Provinsi berdasarkan permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menerbitkan rekomendasi untuk
melaksanakan adaptasi.
7.) Bidan yang telah melaksanakan adaptasi, berlaku ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dan pasal 4.
8.) Bentuk permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
sebagaimana tercantum dalam formulir IV terlampir.

Pasal 7
1) SIB berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbaharui serta merupakan
dasar untuk menerbitkan SIPB.
2) Pembahasan SIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
kepada kepala dinas kesehatan provinsi dimana bidan praktek dengan
melampirkan antara lain :
a. SIB yang telah habis masa berlakunya;
b. Surat keterangan sehat dari dokter;
c. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 2 lembar

E. KEWENANNGAN BIDAN DI KOMUNITAS

Kewenanngan bidan dalam memberikan pelayanan di dalam komunitas


adalah;
1. Meliputi pelayan wanita ,pada masa pernikahan termasuk remaja
putri.prahamil ,kehamilan persalinan nifas dan menyusui .
2. Pelayanan kesehatan pada anak ,yaitu pada masa bayi,balita,prasekolah yg
meliputi hala2 berikut :
 Pemberian obat yang bersifat sementara
 Pemeriksaan dan perawatan bayi
 Penyuluhan kepada ibu tentang ASI ekskusif
 Pemantauan tentang balita

3.  Beberapa tindakan yang termasuk dalam kewenangan bidan antara lain


sebagai berikut :
 Memberi imunisasi pada wanita usia subur
  Memberikan suntikan pada penyult kehamilan
 Melakukan amniotomi pada kala aktif denagan letak kepala dan
diyakini bayi dapat lahir prpagina
 KBI dan KBE untuk menyelamatkan nyawa ibu 
 Ekstraksi akum pada kepala bayi di dasar panggul
 Mencegah hipotermi pada bayi .
 Resusiasi pada bayi dengan asfeksia
4. Memberi pelayanan kb
5. Pemberian surat keteranagan kelahiran dan kematian
6.  Kewajiban bidan daalm kewenangannya :
 Meminta persetujuan
  Memberikan informasi
 Melakukan rekam medis
7. Pemberian uteroknika saat persalinan
8. Pelayanan dan pengobatan kelainan gikenologi ringan
9. Penyediaan dan penyerahan obat obatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Standar pelayanan kebidanan adalah rumusan tentang penampilan atau
nilai di inginkan yang mampu di capai, berkaitan dengan parameter yang telah
di tetapkan yaitu standar pelayanan kebidananyang menjadi tanggung jawab
profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan
masyarakat.

Standar pelayanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk


menjabarkan mutu pelayanan kebidanab ke dalam layanan kebidanan akan
terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia pelayanan kebidanan,
penunjang layanan kebidanan,ataupun manajemen organisasi layanan
kebidanan, dan akan bertanggung jawab gugat dalam menjalankan tugas dan
perannya masing – masing.

B. Saran
Agar pemerintah terus berupaya mendukung profesi bidan dengan cara
meningkatkan kwalitas SDM bidan melalui penyediaan fasilitas pendidikan bagi
bidan. Bagi organisasi diharapkan agar terus berupaya mengembangkan
pelayanan dan pengetahuan bagi semua bidan secara adil dan merata.
DAFTAR PUSTAKA

Sofyan, Mustika.50 Tahun IBI : Registrasi praktek bidan & kewenangan


bidan dikomunitas.2003. Jakarta : PP IBI

Musbir, Wastidar.Etika danKode Etik Kebidanan.2003.Jakarta : pengurus


Pusat Ikatan Bidan Indonesia.

Departemen Kesehatan RI.  Buku 1: Standar Pelayanan


Kebidanan.2000.Jakarta : Departemen Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai