Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh:
Puji syukur Alhamdulillah saya haturkan kepada ALLAH SWT Karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
artikel ini tepat pada waktunya.
Sholawat dan Salam tak lupa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan
sebuah petunjuk yang paling benar yakni syariat agama islam yang sempurna dimana
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Besar harapan saya tugas ini akan memberikan manfaat bagi pembaca.
Penyusun,
HALAMAN COVER 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
I. Keistimewaan dan Kebenaran Konsep Ketuhanan dalam Islam 4
II. Sains dan Teknologi dan Al-Qur’an dan Al-Hadits 7
III. Generasi Terbaik Menurut Al-Hadits 11
IV. Pengertian Salaf Menurut Al-Hadits 14
V. Islam: Ajaran Tentang Berbagi serta Keadilan Penegakan Hukum 16
DAFTAR PUSTAKA 21
I. Keistimewaan dan Kebenaran Konsep Ketuhanan
dalam Islam
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga
Tuhan yang personal: Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat
nadi manusia. Dia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika
mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang
lurus, “jalan yang diridhai-Nya.
Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep Islam merupakan Tuhan sama
yang disembah oleh kelompok agama Abrahamik lainnya
seperti Kristen dan Yahudi.Namun, hal ini tidak diterima secara universal oleh
kalangan kedua agama tersebut.
Istilah Tuhan dalam sebutan Al-Quran digunakan kata ilaahun, yaitu setiap
yang menjadi penggerak atau motivator, sehingga dikagumi dan dipatuhi oleh
manusia. Orang yang mematuhinya di sebut abdun (hamba). Kata ilaah (tuhan) di
dalam Al-Quran konotasinya ada dua kemungkinan, yaitu Allah, dan selain Allah.
Subjektif (hawa nafsu) dapat menjadi ilah (tuhan). Benda-benda seperti : patung,
pohon, binatang, dan lain-lain dapat pula berperan sebagai ilah. Demikianlah seperti
dikemukakan pada surat Al-Baqarah (2) : 165, sebagai berikut:
Diantara manusia ada yang bertuhan kepada selain Allah, sebagai tandingan
terhadap Allah. Mereka mencintai tuhannya itu sebagaimana mencintai Allah.
Jika kepada mereka ditanyakan, “Siapa yang menciptakan lagit dan bumi, dan
menundukkan matahari dan bulan?” Mereka pasti akan menjawab Allah.
Kata sains dan teknologi ibarat dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan satu
sama lain. Sains, menurut Baiquni, adalah himpunan pengetahuan manusia tentang
alam yang diperoleh sebagai konsensus para pakar, melalui penyimpulan secara
rasional mengenai hasil-hasil analisis yang kritis terhadap data pengukuran yang
diperoleh dari observasi pada gejala-gejala alam. Sedangkan teknologi adalah
himpunan pengetahuan manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam yang
diperoleh dari penerapan sains, dalam kerangka kegiatan yang produktif ekonomis
(Baiquni, 1995: 58-60). Al-Qur’an, sebagai kalam Allah, diturunkan bukan untuk tujuan-
tujuan yang bersifat praktis. Oleh sebab itu, secara obyektif, al-Qur’an bukanlah
ensiklopedi sains dan teknologi apalagi al-Qur’an tidak menyatakan hal itu secara
gamblang.
Firman Allah :
“Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna
memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada
Allah)” (QS al-Anbiya‟, 21: 80)
Dari keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu
dengan sarana pengembangan teknologi dan untuk penguasaannya diperlukan ilmu
pengetahuan. Perlu di pahami pula bahwa pengetahuan ilmiah (science) tidak
mengenal kata ”kekal”, dalam arti apa yang dianggap salah pada masa silam ternyata
dapat diakui kebenaranya dimasa moderen. Pengetahuan ilmiah mempunyai
kebenaran relatif, artinya kebenaran datang silih berganti, hal ini berbeda dengan al-
Qur‟an yang mempunyai kebenaran mutlak. Memang di dalam al-Qur‟an mengandung
sekian banyak ayatayat yang memaparkan tentang sains dan teknologi (Kebenaran
Ilmiah). Allah telah membakukan beberapa fakta alam di dalam alQur‟an dan
SunnahNya, diskripsi tentang sejumlah fenomena alam dan hukum-hukum alam dapat
dijadikan sebagai argumentasi yang melampaui batas logika manusia. Atau menurut
istilah yang dikenal mengenai keajaiban al-Qur‟an (mukjizat al-Qur‟an).
…وا َرحْ َم… َة َر ِّبهِۦ ۗ قُ… ْل َه… ْل َي ْس… َت ِوى ۟ ……ر َة َو َيرْ ُج ٌ أَمَّنْ ه َُو ٰ َقن
َ …ِت َءا َنٓا َء ٱلَّي ِْل َسا ِج ًدا َو َقٓا ِئمًا َيحْ… َذ ُر ٱ ْل َءا ِخ
ب ۟ ُُون ۗ إِ َّن َما َي َت َذ َّك ُر أ ُ ۟ول
ِ وا ٱأْل َ ْل ٰ َب َ ُون َوٱلَّذ
َ ِين اَل َيعْ لَم َ ِين َيعْ لَمَ ٱلَّذ
۟ ٱنش… ُز
وا ُ ُوا َي ْف َس… ِح ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم ۖ َوإِ َذا قِي… َل۟ ِس َفٱ ْف َس…ح َ ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذ
۟ ِين َءا َم ُن ٓو ۟ا إِ َذا قِي… َل لَ ُك ْم َت َف َّس…ح
ِ ُوا فِى ْٱل َم ٰ َجل
َ ُت ۚ َوٱهَّلل ُ ِب َما َتعْ َمل
ون َخ ِبي ٌر ۟ ِين أُو ُت
ٍ وا ْٱلع ِْل َم دَ َر ٰ َج ۟ ِين َءا َم ُن
َ وا مِن ُك ْم َوٱلَّذ ۟ ش ُز
َ وا َيرْ َف ِع ٱهَّلل ُ ٱلَّذ ُ َفٱن
Maksud dari ayat tersebut adalah Allah SWT akan mengangkat derajat
(martabat) orang-orang yang melaksanakan perintahNya dan RasulNya dan orang-
orang yang berilmu pengetahuan. Selanjutnya ayat ini mendorong kita mengadakan
kegiatan di bidang ilmu pengetahuan, dengan cara mengunjungi dan menghadiri
majelis ilmu. Pada ayat tersebut terkandung juga motivasi yang amat kuat agar orang
giat menuntut ilmu pengetahuan, yaitu dengan memberikan kedudukan yang tinggi
dalam pandangan Allah SWT.
Oleh karena itu perkembangan sains dan teknologi tentu akan memberikan
dampak yang positif sekaligus yang negatif, tergantung bagaimana cara dan apa
tujuan manusia dalam menciptakan dan mengembangkannya. Manusia yang diberi
amanah oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi ini harus pandai-pandai
memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi agar tidak terjebak justeru manusialah
yang akan diperbudak oleh kemajuan sains dan teknologi. Bagi umat Muslim,
sungguhpun belum mampu menciptakan epistemologi alternative sebagai tandingan
orang Barat, dalam kapasitas kemampuan masingmasing umat harus kembali kepada
al-Qur‟an seraya mencermati pesan-pesan ilahiyah yang terkandung dalam fenomena
alam semesta.
III. GENERASI TERBAIK MENURUT AL-HADITS
Inilah beberapa generasi terbaik yang beliau sebutkan dalam hadits tersebut :
1. Sahabat
2. Tabi’in
Tabi’in adalah orang-orang beriman yang hidup pada masa Rasulullah atau
setelah beliau wafat tetapi tidak bertemu dengan Rasulullah dan bertemu serta melihat
para sahabat. Tabi’in merupakan orang-orang yang belajar dan mewariskan ilmu dari
para sahabat Rasulullah.
Salah seorang terbaik dari generasi Tabi’in adalah Uwais Al Qarn, yang pernah
mendatangi rumah Rasulullah untuk mendapatkan kemuliaan menjadi sahabat, tetapi
tidak berhasil bertemu dengan beliau. Uwais Al Qarn, pernah disebutkan secara
langsung melalui lisan Rasulullah sebagai orang yang asing di bumi tapi terkenal di
langit. Bahkan Rasulullah memerintahkan sahabatnya, Umar dan Ali, untuk mencari
Uwais dan meminta untuk di doakan, karena ia merupakan orang yang memiliki doa
yang diijabah oleh Allah.
3. Tabi’ut Tabi’in
Tabi’ut tabi’in adalah orang beriman yang hidup pada masa sahabat atau
setelah mereka wafat tetapi tidak bertemu dengan sahabat dan bertemu dengan
generasi tabi’in. tabi’ut tabi’in merupakan orang-orang yang belajar dan mewariskan
ilmu dari para tabi’in.
Diantara orang-orang yang termasuk dalam generasi ini adalah Imam Malik bin
Anas, Sufyan bin Uyainah, Sufyan Ats-Tsauri, Al Auza’i, Al Laits bin Saad dan yang
lainnya.
Merekalah generasi terbaik umat ini, maka selayaknya kita sebagai umat
muslim yang datang belakangan untuk mencontoh dan mengambil ilmu dari kitab-kitab
yang telah mereka tuliskan.
Maka kami pun sepakat duduk menunggu. Lalu beliau keluar menemui kami,
beliau berkata: "Apakah kalian masih di sini?"
ْ َُون َوأ
ص…… َح ِابي ُ وع ُد َوأَ َنا أَ َم َن ٌة أِل َصْ َح ِابي َفإِ َذا َذ َهب
َ ْت أَ َتى أَصْ َح ِابي َما يُو َعد َ ت ال ُّنجُو ُم أَ َتى ال َّس َما َ…ء َما ُت
ِ ال ُّنجُو ُم أَ َم َن ٌة لِل َّس َما ِ…ء َفإِ َذا َذ َه َب
ُ َ َ
َ ب أصْ َح ِابي أ َتى أ َّمتِي َما يُو َعد
ُون ُ ٌ َ
َ أ َم َنة أِل َّمتِي َفإِ َذا َذ َه
Rasulullah bersabda
Dari Abdullah bin Mas’ud, dari Nabi bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah masaku,
lalu orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka.
Selanjutnya datang kaum-kaum yang kesaksian salah seorang mereka mendahului
sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya" (HR al-Bukhari dan Muslim)
Definisi Qarn
Qarn di antaranya didefinisikan dengan mi’atu sanah. Yakni seratus tahun atau
satu abad. Dalam bahasa kita disebut kurun. Dapat juga dimaknai masa atau waktu.
Dan hadis di atas menjelaskan tentang kurun manusia yang terbaik yaitu masa
Rasulullah dengan para sahabat beliau. Selanjutnya masa setelah sahabat adalah
masa tabi’in, pengikut para sahabat. Setelah itu adalah masa tabi’ut tabi’in yakni
pengikut tabi’in, dan seterusnya. Begitulah penjelasan Imam an-Nawawi rahimahullah.
ٱلس… َمآ َء َعلَ ۡي ِهم م ِّۡد َر ٗارا َو َج َع ۡل َن……ا ٱأۡل َ ۡن ٰ َه… َر َت ۡ…ج ِري
َّ ض َما لَمۡ ُن َم ِّكن لَّ ُكمۡ َوأَ ۡر َس… ۡل َنا ٰ
ِ أَلَمۡ َي َر ۡو ْا َكمۡ أَ ۡهلَ ۡك َنا مِن َق ۡبل ِِهم مِّن َق ۡر ٖن َّم َّك َّنهُمۡ فِي ٱأۡل َ ۡر
ين َ وب ِهمۡ َوأَن َش ۡأ َنا م ِۢن َب ۡع ِدهِمۡ َق ۡر ًنا َء
َ اخ ِر ٰ
ِ مِن َت ۡحت ِِهمۡ َفأ َ ۡهلَ ۡك َنهُم ِب ُذ ُن
Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami
binasakan sebelum mereka. Padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan
mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu.
Dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai
mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka
sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (QS al-An’am 6).
Kebaikan Allah dan Rasulullah kepada kita sebagai umatnya ini sangat luar
biasa. Maka sudah seyogyanya kita balas cinta Allah dan Rasul-Nya dengan segenap
hati kita melebihi cinta kita kepada lainnya.
Cinta kita kepada yang lainnya adalah karena faktor cinta kita kepada Allah dan
Rasul-Nya. Cinta yang tanpa basa-basi dan tanpa berpikir panjang lebar. Itulah yang
harus kita capai dalam kehidupan kita ini. Karena tanpa itu tidak akan pernah kita
mencapai kebahagiaan yang sebenarnya dalam hidup ini.
IV. PENGERTIAN SALAF (REFERENSI HADITS)
Menurut istilah (terminologi), kata Salaf berarti generasi pertama dan terbaik
dari ummat (Islam) ini, yang terdiri dari para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in dan para
Imam pembawa petunjuk pada tiga kurun (generasi/masa) pertama yang dimuliakan
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam : اس َقرْ نِيْ ُث َّم الَّ ِذي َْن َيلُ ْو َن ُه ْم ُث َّم الَّ ِذي َْن َيلُ ْو َن ُه ْم
ِ خ ْي ُر ال َّن.
َ “Sebaik-baik manusia adalah pada masaku
ini (yaitu masa para Sahabat), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’in), kemudian
yang sesudahnya (masa Tabi’ut Tabi’in).”
Menurut al-Qalsyani: “Salafush Shalih adalah generasi pertama dari ummat ini
yang pemahaman ilmunya sangat dalam, yang mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan menjaga Sunnahnya. Allah memilih mereka untuk menemani
Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallamdan menegak-kan agama-Nya…”
َوهّٰللا ُ ُيحِبُّ ْالمُحْ سِ ِني َْن ۗ اس َ الَّ ِذي َْن ُي ْنفِقُ ْو َن فِى السَّرَّ آ ِء َوالضَّرَّ آ ِء َو ْال ٰكظِ ِمي َْن ْال َغي
ِ ْظ َو ْال َعافِي َْن َع ِن ال َّن
"(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-
orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah
mencintai orang yang berbuat kebaikan." (QS. Ali Imran 3: Ayat 134)
Ketika bisnis di puncak kejayaan, manusia pun lupa akan kewajiban dari harta
yang mesti dikeluarkan dan lupa untuk saling berbagi. Ketahuilah harta hanyalah
titipan Ilahi
ٌِين آَ َم ُنوا ِم ْن ُك ْم َوأَ ْن َفقُوا لَ ُه ْم أَجْ ٌر َك ِبير َ آَ ِم ُنوا ِباهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه َوأَ ْنفِقُوا ِممَّا َج َعلَ ُك ْم مُسْ َت ْخلَف
َ ِين فِي ِه َفالَّذ
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari
hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang
beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh
pahala yang besar.” (QS. Al Hadiid: 7)
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa harta hanyalah titipan Allah karena
Allah Ta’ala firmankah (yang artinya), “Hartamu yang Allah telah menjadikan kamu
menguasainya.” Hakikatnya, harta tersebut adalah milik Allah. Allah Ta’ala yang beri
kekuasaan pada makhluk untuk menguasai dan memanfaatkannya.Al
Qurthubi rahimahullah menjelaskan, “Ayat ini merupakan dalil bahwa pada hakekatnya
harta itu milik Allah. Hamba tidaklah memiliki apa-apa melainkan apa yang Allah ridhoi.
Siapa saja yang menginfakkan harta pada jalan Allah, maka itu sama halnya dengan
seseorang yang mengeluarkan harta orang lain dengan seizinnya. Dari situ, ia akan
mendapatkan pahala yang melimpah dan amat banyak.
Keutamaan Berbagi
Allah Ta’ala berfirman
, َك ِري ٌم أَجْ ٌر َولَ ُه لَ ُه َف ُيضَاعِ َف ُه َح َس ًنا َقرْ ضًا َ هَّللا ُ ُي ْق ِرض الَّذِي َذا َْمن
“Barangsiapa memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah
akan melipatgandakan balasan pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh
pahala yang banyak” (QS. Al Hadid: 11);
Jika seseorang mengerti dan pahami, investasi dan infak di jalan Allah sama
sekali tidaklah mengurangi harta. Cobalah renungkan baik-baik firman Allah Ta’ala,
َ
ِين ِ ََّو َما أ ْن َف ْق ُت ْم مِنْ َشيْ ٍء َفه َُو ي ُْخلِفُ ُه َوه َُو َخ ْي ُر الر
َ ازق
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-
lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).
“Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun
(datang) dua malaikat kepadanya lalu salah satunya berkata; “Ya Allah berikanlah
pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya”, sedangkan yang satunya lagi
berkata; “Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan
hartanya (bakhil).” (HR. Bukhari no. 1442 dan Muslim no. 1010)
“Berinfaklah wahai Bilal! Janganlah takut hartamu itu berkurang karena ada Allah yang
memiliki ‘Arsy (Yang Maha Mencukupi).” (HR. Al Bazzar dan Ath Thobroni dalam Al
Kabir. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.
“Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim no. 2558, dari Abu Hurairah)
”Dan di antara orang-orang Arab Badui itu ada yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian, dan memandang apa yang diinfakkannya (di jalan Allah) sebagai jalan
mendekatkan diri kepada Allah dan sebagai jalan untuk (memperoleh) doa Rasul.
Ketahuilah, sesungguhnya infak itu suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri
(kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat (surga)-Nya
sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS At Taubah, 9: 99)
Berdasarkan ayat ini, sedekah akan mendekatkan kita kepada Allah, Zat Yang
Maha Pemberi rezeki. Dekat dengan Allah Yang Mahakaya akan menjamin terjaganya
rezeki dan harta yang kita miliki. Artinya, semakin bakhil kita, akan semakin jauh kita
dari rezeki dan nilai hakiki kekayaan yang sebenarnya
Tidak mungkin hukum dan keadilan dapat tegak berdiri keadilan dapat tegak
berdiri kokoh apabila konsep persamaan itu diabaikan. Implementasi keadilan hukum
di masyarakat dewasa ini banyak ditemui sandungan yang menyolok atas pandangan
lebih terhadap orang yang punya kedudukan tinggi, yang punya kekayaan melimpah,
sehingga rakyat banyak telah menyimpan imej bertahun-tahun bahwa di negeri ini
keadilan itu dapat dibeli. Lebih jauh kesamaan itu dijabarkan Rachman di bukunya
Political Science and Government dalam Ramly Hutabarat di bukunya Hukum dan
Demokrasi (1999) yaitu, yakni: a. Manusia secara alamiah dilahirkan sama (Natural
Equality) b. Setiap masyarakat memiliki kesamaan hak sipil c. Semua warga negara
memiliki hak yang sama mendapatkan lapangan pekerjaan d. Semua warga Negara
sama kedudukannya dalam politik. QS.4:135.”Wahai orang-orang yang beriman jadilah
kamu orang yang tegak menegakkan keadilan, menjadi saksi kebenaran karena Allah,
biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapakmu atau kerabatmu”.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Allah_(Islam)#:~:text=Dalam%20konsep%20Islam%2C
%20Tuhan%20disebut,dan%20Maha%20Kuasa%20(tauhid).
https://sites.google.com/site/ujppai/materi-kuliah/materi-03
https://core.ac.uk/download/pdf/297921818.pdf
file:///C:/Users/HELO/Downloads/3976-Article%20Text-11301-1-10-20200802.pdf
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjU97zIkcPsAhXRF3IKHfd7D
esQFjAEegQIBBAC&url=http%3A%2F%2Frepository.uin-malang.ac.id
%2F1783%2F7%2F1783.pdf&usg=AOvVaw26153lFsCOCKT4TNtmTQmH
https://tafsirweb.com/5592-quran-surat-al-anbiya-ayat-80.html
https://tafsirweb.com/10765-quran-surat-al-mujadilah-ayat-11.html
https://tafsirweb.com/8671-quran-surat-az-zumar-ayat-9.html
https://www.rctiplus.com/trending/detail/172772/generasi-terbaik-adalah-masa-nabi-
bagaimana-dengan-masa-kini
https://umma.id/article/share/id/1002/272772
https://almanhaj.or.id/3428-definisi-salaf-definisi-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwixk4iSpcPsAhWBTX0KHZo2
DvcQFjAAegQIBBAC&url=https%3A%2F%2Fjurnalfai-uikabogor.org%2Findex.php
%2Fmizan%2Farticle%2Fdownload
%2F122%2F38&usg=AOvVaw1AI1TAWArVGoKnqNiDzQAv
http://bmtitqan.org/artikel/detail/34/berbagi.html