Tahap ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi. Penelaahan peraturan, ketentuan dan undang-
undang yang berkaitan dengan aktivitas yang diperiksa serta menganalisis informasi yang diperoleh
guna mengidentifikasi hal-hal potensial yang mengandung titik kelemahan. Pada tahap ini pemeriksa
memilih bidang tertentu untuk diperiksa serta menganalisis informasi yang diperoleh guna
mengidentifikasi hal-hal potensial yang mengandung titik kelemahan. Pada tahap ini pemeriksa
memilih bidang tertentu untuk diperiksa dari seluruh bidang objek kegiatan yang telah dilakukan
pada tahap persiapan pemeriksaan. Pemilihan ini diperoleh melalui pengumpulan dan
penganalisisan informasi atas kegiatan yang diperiksa.
Dari tahap ini diperoleh latar belakang dan informasi umum atas kegiatan yang bersangkutan, yang
mendasari pemilihan sasaran alternative pemeriksaan (tentative audit objective) melalui berbagai
teknik dan pengujian terbatas.
Tahap ini dimaksudkan untuk lebih memantapkan sasaran tentative pemeriksaan yang telah
diidentifikasi pada persiapan pemeriksaan. Pengujian ini bertujuan untuk menilai efektivitas
pengendalian intern dan lebih mengenali adanya kelemahan sehingga dapat dipastikan apakah
dapat terus dilanjutkan ke tahap pemeriksaan lanjutan, karena kurangnya bukti yang mendukung
atau gugurnya sasaran tentative pemeriksaan.
Melalui tahap ini diperoleh bukti-bukti yang mendukung sasaran pemeriksaan definitive yang
dikembangkan dari kegiatan spesifik yang bersifat tentative (sementara).
Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan bukti yang cukup, guna mendukung audit objektif yang
diperoleh pada tahap pengujian dan pengkajian ulang sistem pengendalian intern. Pada tahap ini
pemeriksa memilih atau menyeleksi sasaran definitive (firm audit objective). Kemudian dilakukan
pengumpulan bukti yang relevan, material dan kompeten menuju suatu kesimpulan mengenai
sasaran pemeriksaan yang bersangkutan.
d) Tahap pelaporan
Tahap ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil pemeriksaan termasuk rekomendasi kepada
pihak-pihak yang berkepentingan guna meyakinkan pihak manajemen tentang nilai, arti penting dan
keabsahan hasil pemeriksaan, serta mendorong pihak manajemen atau pejabat yang berwenang
guna melakukan perbaikan. Sebelum laporan final disusun, materi temuan sudah harus
dikomunikasikan dengan pihak manajemen mulai dari sejak ditetapkannya sasaran tentative
pemeriksaan.
4) Memberikan kesempatan kepada pihak manajemen untuk memahami arti dan kata yang tertulis
agar tidak menimbulkan salah penafsiran.
Pada tahap ini pemantapan dan evaluasi terhadap tindakan-tindakan manajemen berdasarkan
rekomendasi sangat penting dalam pemeriksaan intern. Hasil pemeriksaan akan sangat berkurang
manfaatnya apabila rekomendasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak manajemen.
Masalah tindak lanjut ini tidak terlepas dari tahap pemeriksaan sebelumnya. Temuan yang tidak
tuntas dibicarakan termasuk rekomendasi yang tidak disepakati oleh manajemen akan sangat
berpengaruh terhadap kelancaran tindak lanjut
Langkah-Langkah Proses Audit Internal Menurut SPAI (Standard For the Profesional of Internal
Auditing) maka pelaksanaan atau fase-fase auditor internal dalam audit internal meliputi :
a) Perencanaan Audit
Auditor internal harus merencanakan setiap pemeriksaan, dalam hal ini perencanaan tersebut harus
didokumentasikan yang meliputi :
Mengumpulkan berbagai informasi Tentang seluruh hal yang berhubungan dengan tujuan,
sasaran dan ruang lingkup pemeriksaan.
Informasi harus mencukupi, dapat dipercaya, relevan dan berguna sebagai dasar yang logis
bagi temuan audit dan rekomendasi.
Prosedur pemeriksaan, termasuk teknik pengujian dan penarikan sampel yang
dipergunakan, harus terlebih dahulu diseleksi bila memungkinkan dan diperluas/diubah bila
keadaan menghendaki demikian.
Proses pengumpulan, analisis, penafsiran dan pembuktian kebenaran informasi haruslah
diawasi untuk memberikan kepastian bahwa sikap objektif pemeriksa terus dijaga dan
sasaran pemeriksaan dapat dipercaya.
Menyiapkan kertas kerja pemeriksaan (audit working paper). Kertas kerja pemeriksaan
adalah dokumen pemeriksaan yang harus dibuat oleh auditor dan ditinjau/direview oleh
manajer auditor internal. Kertas kerja pemeriksaan harus mencantumkan berbagai informasi
yang diperoleh dan telah dianalisis serta harus mendukung dasar temuan audit dan
rekomendasi yang akan dilaporkan.
Auditor internal harus melaporkan hasil-hasil pemeriksaan yang dilakukannya atau yang diperoleh
dari kegiatan pemeriksaannya. Proses penyampaian hasil pemeriksaan meliputi hal hal sebagai
berikut:
Auditor internal harus terus menerus meninjau atau melakukan tindak lanjut (follow up) untuk
memastikan bahwa terhadap temuan temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan
yang tepat. Auditor internal harus memastikan apakah suatu tindakan korektif yang diusulkan telah
dilakukan dan memberikan berbagai hasil yang diharapkan, atau apakah manajemen telah
mempertimbangkan masak-masak atas resiko.
Perbedaan :
Persamaan :
Pengumpulan Informasi
Analisa informasi
Pengujian informasi
Diskusi dan komunikasikan hasil pemeriksaan
Rekomendasi dan pandangan pihak terkait serta memberi keyakinan kepada mgt
Pemantapan evaluasi tindakan management dan rekomendasi temuan harus tuntas disepakati
management