Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

SMALL GROUP DISCUSSION

SEMESTER 1 SKENARIO 1

Yustina Desti Kawuri


20/461947/10782
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2020
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu memahami cara pemeliharaan hewan ternak (sapi potong, sapi
perah dan unggas) berdasarkan prinsip good farming practices (GFP) dan mampu
memahami serta melakukan asesmen kesrawan serta mampu melakukan
kesejahteraan hewan, selain itu mahasiswa dapat menganalisis data berdasarkan
kasus.
2. Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan struktur tulang, persendian dan
otot pada ekstremitas bagian belakang pada sapi.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang struktur kimia karbohidrat, lipida dan
fungsinya.
4. Mahasiswa mampu memahami dan merancang usaha peternakan yang selaras
dengan nilai-nilai spiritualitas keagamaan.
5. Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagi konsep, keterampilan dan perilaku
dalam diskusi.

II. SKEMA PEMBELAJARAN


SGD
SEMESTER 1

Osteologi, Artrologi, Kesejahteraan Ilmu Peternakan


Biokimia
Miologi dan Agama Hewan dan Etika Umum dan Biostatistika
Veteriner I
Splanknologi Veteriner Kewirausahaan

Sinergi dam integrasi antar mata kuliah untuk membangun pemahaman secara lebih
dalam dan komprehensif untuk mencapai kompetensi

Skenario 1 :

• Memahami good farming practices ternak sapi perah, penerapan


prinsip kesrawan, landasan norma agama, pemahaman osteology,
miologi, karbohidrat, biostatistika dalam konteks terpadu dan
holistik
• memahami good farming practices ternak kuda, penerapan prinsip
kesrawan, landasan agama, pemahaman oseologi, artrologi,
miologi, lipid dalam konteks terpadu dan holistik
III. PEMBAHASAN
• Kesejahteraan Hewan

Tidak hanya manusia yang memiliki hak dalam kebebasan dalam hidup tetapi
hewan juga memilikinya yang biasa disebut sebagai “the five freedoms”.

The Five Freedom

1. Freedom from hunger and thrist (bebas dari rasa lapar dan haus)
Hewan mampu mendapatkan makanan dan minuman yang cukup dan
bernutrisi.
2. Freedom from discomfort (bebas dari ketidaknyamanan)
Hewan dapat tinggal di tempat yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan layak
untuk ditempati.
3. Freedom from pain, injury and disease (bebas dari nyeri, cedera, dan penyakit)
Hewan mendapat perlakuan yang baik dan mendapatkan pelayanan kesehatan
yang baik.
4. Freedom from fear and distress (bebas dari rasa takut dan cemas)
Hewan mendapat perlakuan yang tidak mengakibatkan trauma dan penyakit
mental pada mereka.
5. Freedom to express natural behaviour (bebas untuk berperilaku normal)
Hewan mendapatkan tempat yang bisa mereka gunakan untuk melakukan
kebiasaan seperti layaknya di alam mereka.
Tidak hanya tentang the five freedom yang harus dipenuhi. Tetapi juga,
tentang prinsip good farming practices (GFP). Dalam good farming practices
(GFP) terdapat beberapa unsur yang harus diperhatikan yaitu sarana dan
prasarana yang tersedia, cara budidaya, kesehatan hewan, pelestarian fungsi
lingkungan hidup, dan juga sumber daya manusia. Unsur-unsur ini sangat
penting untuk diperhatikan karena tanpa unsur-unsur tersebut kegiatan
berternak tidak dapat berjalan dengan baik.
Dari Skenario 1 yang diberikan, terlihat perbedaan yang mencolok
antara peternakan 1 dan 2 dari segi sistem peternakan mereka. Di peternakan 1
disebutkan bahwa sapi-sapi biarkan merumput dengan bebas dengan sapi-sapi
lain, pedet-pedet dibiarkan berlarian dan menyusui induknya dengan nyaman.
Sedangkan, keadaan di peternakan 2 disebutkan bahwa sapi-sapi perah
dipelihara di dalam kendang yang berlantai miring dan licin. Bahkan ada seekor
sapi yang terpeleset, ambruk dan tidak bisa berdiri kembali.
Perbandingan keadaan tersebut tentu saja menggambarkan bagaimana
kedua peternakan itu menyikapi arti dan makna dari the five freedom yang ada
pada hewan ternak mereka. Sapi-sapi di peternakan 1 tentu saja sudah
mendapatkan beberapa hal penting dari the five freedom. Peternakan 1 sudah
memenuhi the five freedom dalam hal kebebasan dari rasa lapar dan haus karena
mereka bebas memakan rumput yang ada dan bebas meminum susu dari
induknya. Lalu, kebebasan dari ketidaknyamanan juga sudah terpenuhi di
peternakan 1 karena sapi-sapi pastinya dibiarkan bebas tanpa diikat atau
dikandangkan di kandang sempit, kotor, dan tidak sesuai denga kebutuhan sapi
tersebut. Sapi-sapi ini juga dapat bebas melakukan kebiasaan alami mereka
yaitu merumput, berlari-lari, dan kebiasaan lain yang kemungkinan besar bisa
mereka lakukan.
Namun, sapi-sapi ini sebenarnya tidak sepenhnya bebas karena di balik
cara peternakan memerlakukan sapinya seperti ini ada kemungkinan mereka
mendapat serangan dari hewan lain atau perlakuan tidak baik dari orang-orang
tidak baik. Maka dari itu, mereka sebenarnya belum begitu bebas dari rasa takut
dan cemas. Makanan yang mereka makan pun tidak bisa sepenuhnya terkontrol
oleh peternak sehingga kemungkinan mereka terkena penyakit menjadi jauh
lebih besar. Sehingga, kebebasan dari rasa sakit pun bisa saja tidak terpenuhi
secara penuh nantinya.
Keadaan di peternakan 2 lebih condong ke sisi negatif dalam pemenuhan
the five freedom. Peternakan 2 memiliki keadaan kendang yang tidak sesuai
dengan kebutuhan sapi dan dapat membahayakan bagi sapi itu sendiri karena
berlantai miring dan licin. Lantai yang miring dan licin ini kemungkinan di
desain untuk keperluan pembersihan yang lebih mudah. Namun, sebagai
peternakan tentu harus memikirkan keamanan sapi juga dengan mendesain
kendang yang sesuai dan nyaman agar kebebasan dari ketidaknyamanan pada
ternak dapat terpenuhi.

• Struktur Tulang, Persendian, Dan Otot Pada Ekstremitas Bagian Belakang Sapi
a. Tulang (Extremitas Caudal)
Ada 4 regio :
1. Cingulum membri pelvini
• Os coxae
2. Skeleton femoris
• Os Femur
3. Skeleton cruris
• Os Tibia
• Os Fibula
4. Skeleton pedis :
• Ossa tarsal dan metatarsal
• Ossa Digitorum

❖ Ossa Coxae
➢ Penyusun : os ilium, os ischium, os pubis
➢ Bentukan :
• Acetabulum
• Ala ossis illi
• Tuber sacral
• Tuber Coxae
• Tuber ischii
• Incisura ischiadica mayor
• Incisura ischiadica minor
• Spina ischiadica
• Foramen obturatorium

❖ Os Femur
➢ Bentukan :
Extremitas Proximal
• Trochanter mayor
• Caput ossis femoris
• Column ossis femoris
• Fovea capitis
Corpus Femur
• crista supracondylus
• fossa supracondylus
• throcanter minor

Extremitas Distal
• Epicondylus
• Trochlea ossis femoris
• Condylus
• Fossa intercondylus

❖ Os Tibia-Fibula
Extremitas Proximal
• Condylus lateral dan medial
• Eminentia intercondylaris
• Spatium interosseum cruris
Extremitas Distal
• Maleolus lateral dan medial
• Coclhea tibia

❖ Ossa Tarsi
Extremitas Proximal

• os. Calcaneus (calcis, fibulare)


• Os. Talus (tarsi tibiale)
• os Tarsi centrale (os. Naviculare)

Extremitas Distal

• os. Tarsale I et II (os. Cuneiforme medionetermedium)


• os. Tarsale III (os. Cuneiforme laterale)
• os Tarsale IV (os. Cuboideum)

❖ Ossa Metatarsi
Baris proximal
• Os tarsus tibialis = Os talus
• Os tarsus fibularis = os calcaneus
• Os tarsus centralis
Baris distal
• Os tarsus I
• Os tarsus II
• Os tarsus III
• Os tarsus IV

 Os talus
 Trochlea tali
 Os calcaneus
 Tuber calcaneus /tuber calcis (tendo achilles)
 Sustentaculum tali

❖ Ossa Digitorum
• Os Compedale
• Os Coronale
• Os Ungulare
• Os Sessamoidea proximal et distal

b. Sendi – sendi (extremitas belakang)

▪ Art. Scapulo – humeralis


▪ Art. Genu ( articulatio terbesar dan yang mengelaborasi semua articulatio, sehingga
berperan besar dalam menyokong berat hewan)
▪ Art. Tibio – Fibular
▪ Art. Tibio – Carpea
▪ Art. Intercarpea
▪ Art. Carpo – Metacarpea
▪ Art. Intermetacarpea
▪ Art. Metacarpo – Phalangeal
▪ Art. Interphalangeal Proksimal
▪ Art. Interphalangeal Distal

c. Otot – otot extremitas belakang :


Mm. Lateral Hip
▪ M. Tensor Fascia Latae
▪ M. Gluteus Superficialis
▪ M. Gluteus Medius
▪ M. Piriformis
▪ M. Gluteus profundus
Mm. Caudal Hip
▪ M. Obturatorius Externus
▪ M. Obturatorius Internus
▪ M. Gamelli
▪ M. Quadratus Femoris
▪ Mm. Caudal Femur
▪ M. Biceps Femoris
▪ M. Semitendinosus
▪ M. Semimembranosus
Mm. Medial Femur
▪ M. Sartorius
▪ M. Gracilis
▪ M. Pectineus
▪ M. Adductor
Mm. Cranial Femur
▪ M. Quadriceps Femoris
▪ M. Iliopsoas
Mm. Craniolateral Cruris
▪ M. Tibialis Cranialis
▪ M. Ext. Dig. Longus
▪ M. Ext. Dig. Lateralis
▪ M. Peronius Tertius
▪ M. Peronius Longus
Mm. Caudal Cruris
▪ M. Gastrocnemius
▪ M. Soleus
▪ M. Flex. Dig. Superficialis
▪ M. Flex. Dig. Profundus
▪ M. Popliteus

Skenario 1 sempat menyinggung tentang kelumpuhan yang terjadi pada sapi


perah. Pada anatomi, yang berperan besar dalam menyokong berat hewan adalah
musculi di caudal femur, medial femur, cranial femur, craniolateral cruris, caudal cruris
dan pes.
Selain itu desain dari kendang yang miring dan licin sedikit kurang tepat
karena terbukti bisa membuat sapi terpeleset, ambruk, dan tidak bisa berdiri kembali.
Di dalam hal ini ada beberapa faktor mengapa sapi tidak mampu berdiri kembali.
Pertama sapi mengalami shock atau kaget sehingga ia tidak mampu untuk berdiri
kembali dengan cepat. Kedua, lantai yang licin juga bisa saja membuat sapi kesusahan
untuk berdiri kembali karena kakinya akan terus tergelincir. Ketiga, atau faktor yang
paling berpengaruh yaitu otot dan kondisi tulang extremitas caudal dari sapi tersebut
yang menjadi faktor utama penopang berat badannya saat ingin berdiri. Jika sapi
mengalami cedera extremitas caudal yang berpotensi terganggu adalah os tibia dan
articulatio genu.

• Struktur Kimia
1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang
befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Semua karbohidrat terdiri
atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). (Siregar, 2014)

Rumus umum karbohidrat:


❖ Gusus fungsional Karbohidrat

❖ Fungsi Karbohidrat
1. Sumber nutrisi (glukosa, amilum)
2. Struktural (selulosa)
3. Komponen transpor energi (ATP)
4. Tempat pengenalan pada permukaan sel
5. Komponen pada DNA dan RNA

❖ Penggolongan Karbohidrat
JUMLAH ATOM KARBON
Berdasarkan jumlah atom C pada rantai, monosakarida digolongkan menjadi:
1. Triosa (tersusun atas 3 atom C)
2. Tetrosa (tersusun atas 4 atom C)
3. Pentosa (tersusun atas 5 atom C)
4. Heksosa (tersusun atas 6 atom C)
5. Heptosa (tersusun atas 7 atom C)
6. Oktosa (tersusun atas 3 atom C)

2. Lipid

Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak, steroid, malam
(wax), dan senyawa-senyawa lain yang terkait. Lipid merupakan salah satu zat yang
kaya akan energi yang penting dan dipergunakan dalam metabolisme

❖ Fungsi Lipid
1. Sumber energi
2. Membungkus beberapa organ
3. Membantu pengangkutan vitamin dan pembentukan hormon
4. Mempertahankan integritas membran
5. Membentuk vitamin A dan D
6. Lipoprotein, komponen penting mitokondria dan membran

❖ Struktur Lipid

❖ Penggolongan Lipid
Berdasar kepolaran
POLAR NONPOLAR

Fosfolipid Alkana & alkena

Glikolipid Lemak alkohol

Proteolipid Lilin

Sterol

Tokoferol

Trigliserida

Skenario 1 menggambarkan keadaan ternak yang kurang memerhatikan kebutuhan


nutrisi dari sapi perah yang dimiliki. Mulai dari tidak adanya pemberian kolostrum ke pedet
pada hari pertama setelah lahir. Selanjutnya pun pedet hanya diberi susu skim dengan kualitas
lebih rendah dari susu induknya. Padahal pemberian kolostrum dan susu ini sangat penting bagi
pedet.
Kolostrum berperan sebagai penyedia utama antibodi dari induk yang sangat
dibutuhkan oleh anak sapi yang baru lahir untuk menjaga kesehatan dan produktivitasnya.
Berdasarkan beberapa penelitian, dilaporkan bahwa kolostrum berperan vital dalam
menyediakan immunoglobulin yang merupakan komponen utama dalam sistem pertahanan
tubuh (imunitas). Ketiadaan transfer imunoglobulin pada plasenta membuat anak sapi yang
baru lahir bergantung kepada asupan imunoglobulin dari luar tubuhnya ketika lahir. definisi
kolostrum, yaitu cairan pertama yang diproduksi oleh ambing mamalia, yang memiliki
kandungan antibody (immunoglobulin) lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan
susu laktasi. Kandungan antibody ini membuat kolostrum memiliki peran vital dalam menjaga
kesehatan anak sapi yang baru dilahirkan. Kolostrum berperan untuk menyediakan
imunoglobulin tersebut sehingga anak sapi memiliki pertahanan yang baik dari penyakit yang
sebagian besar berasal dari lingkungan. Peran ini sangat penting mengingat fakta bahwa
kolostrum menjadi satu-satunya sumber imunoglobulin yang sangat menentukan tingkat
keberlangsungan hidup (survival rate) anak yang baru lahir (Godden, 2008)
Masih banyak yang menganggap jika kita memberi pakan maka itu sudah cukup,
padahal belum tentu pada pakan yang kita beri setiap hari sudah mengandung nutrisi yang
cukup bagi hewanb ternak kita, Pakan adalah segala sesuatu yang kita berikan pada terenak
untuk dimakan. Nutrisi adalah apa yang terkandung dalam pakan tersebut. Secara simpelnya
ternak atau hewan harus mengkonsumsi pakan yang memiliki nilai nutrisi yang seimbang maka
sangat penting untuk selalu melihat sudah seimbangkah nutrisi yang mereka dapatkan.
Seperti pada sapi perah zat makanan yang baik untuk hidup pokok dan hidup produksi
terdiri dari protein, energi, mineral, vitamin, dan air. Energi yang dibutuhkan diperoleh dari
lemak, dan protein, sedangkan kebutuhan energi terbesar diperoleh dari karbohidrat
Penyeimbangan rasio (ransum yang seimbang) juga bisa menghemat uang dengan
mencegah pemberian pakan yang berlebih dari jenis nutrisi yang mahal seperti protein
Fungsi lemak umumnya yaitu sebagai sumber energi, bahan baku hormon, membantu
transport vitamin yang larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap perubahan suhu, serta
pelindung organ-organ tubuh bagian dalam. Sebuah penelitian pernah melaporkan bahwa
hewan-hewan percobaan yang tidak mendapatkan jumlah lemak yang cukup dalam
makanannya akan mengalami hambatan pertumbuhan, bahkan ada yang berhenti tumbuh dan
akhirnya mati. Kurangnya lemak dalam makanan juga akan menyebabkan kulit menjadi kering
dan bersisik.

• Nilai Keagaman
1. Islam
❖ Makna hewan dalam Islam
o Al-Qur'an menetapkan derajat hewan lebih rendah daripada manusia. Akan
tetapi Al-Quran memerintahkan manusia senantiasa menjaga belas kasih dan
kelestarian hewan dengan merawat dan tidak menganiayanya, hal ini tertuang
dalam QS Al-Isra:44.
❖ Bagaimana Islam memandang hewan
o Islam menampilkan hewan sebagai nama dalam surat Al-Quran
(sapi,lebah,gajah, dan lainnya)
o Diisyaratkan dalam Al-Quran bahwa hewan diciptakan untuk memberi manfaat
bagi manusia seperti ilmu pengetahuan (QS Mu'min:21 dan An-Nahl:66),
pakaian dan makanan (An-Nahl:5 dan Al-Hajj:28) dan sebagai kendaraan (QS
Mu'min:79 & 80)
❖ Nilai kesrawan dalam agama Islam
o Tidak boleh menganiaya/mengadu hewan, menjadikan hewan target
memanah,membunuh hewan secarasia-sia ,memotong bagian tubuh hewan
yang masih hidup
o Animal welfare harus ditegakkan sebelum keuntungan material/finansial
o Dilarang mengurung, membunuh untuk disia-siakan, membakarnya,
memberikan cap bakar di daerah muka, mengadu hewan untuk human
entertainment
o “Barangsiapa yang membunuh seekor burung secara sia-sia, maka pada hari
kiamat nanti burung itu akan mengadu Kepada Allah dan berkata: Wahai Allah,
si fulan telah membunuhku hanya untuk main-main, ia tidak membunuhku
untuk suatu manfaatpun”. (HR: Annasi,IbnuHibban,Ahmad)

2. Khatolik
❖ Maksud diciptaknnya binatang

“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: 'Beranak


cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi'” (Kej 1:28)

Inilah prinsip pemeliharaan: setiap orang secara moral wajib menghormati


lingkungan hidup, termasuk dirinya sendiri, sebagai anugerah berharga
dari Tuhan, dan karenanya, mempergunakan anugerah ini dengan
bijaksana sesuai rancangan dan tujuannya. Di samping itu, setiap orang,
sebagai seorang pemelihara yang baik, hendaknya berusaha untuk
mempergunakan anugerah-anugerah berharga ini demi terciptanya
lingkungan hidup dan kesejahteraan yang lebih baik.

❖ Apabila binatang-binatang diternakkan secara khusus untuk suatu


tujuan,misalnya ayam potong atau sapi perah, maka binatang-binatang itu harus
DIPERLAKUKAN DENGAN BAIK dan TIDAK DENGAN KEJAM.
Menyiksa binatang dan membunuhnya dengan cara yang tidak wajar adalah
bertentangan dengan martabat manusia, dan karenanya adalah DOSA.
(bdk. Katekismus Gereja Katolik, No. 2418.)
❖ Eksperimen menggunakan binatang
Katekismus Gereja Katolik memaklumkan, "Eksperimen dengan binatang demi
kepentingan kesehatan dan ilmu pengetahuan dalam batas-batas yang wajar,
dapat diterima secara moral, karena mereka dapat menyumbang untuk
menyembuhkan dan menyelamatkan manusia" (No. 2417).
Jauh lebih baik menguji-cobakan obat-obatan atau prosedur-prosedur
pada binatang daripada menguji-cobakannya pada manusia. Sekali lagi,
penelitian yang demikian haruslah ada dalam batas-batas yang wajar.

3. Protestan

❖ "Berfirmanlah Allah: 'Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk


yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar.' Dan
jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis
ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa
semuanya itu BAIK." (Kejadian 1:24-25)

❖ "Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka alat kekerasan. Aku takkan ikut
dalam permupakatan mereka, juga tidak di dalam perkumpulan mereka. Sebab
mereka membunuh dalam kemarahan, melumpuhkan banteng demi kesenangan.
Terkutuklah kemarahan mereka, karena dahsyatnya. Terkutuklah keberangan
mereka, karena kejamnya." (Kejadian 49:5-7)

❖ "orang benar peduli dengan kesehatan hewannya". (Amsal 12:10)

4. Hindu
❖ Sama-sama makhluk ciptaan Tuhan, sama-sama mempunyai unsur yang paling
mendasar yaitu unsur atman di manusia ada atman dan juga di binatang ada
atman. Yang paling mendasar sebenarnya kita mempunyai kesamaan sama-sana
ciptaan Tuhan.
5. Buddha
❖ Hewan selalu dianggap dalam pemikiran Buddha sebagai makhluk hidup. Lebih
jauh, hewan memiliki sifat Buddha (menurut aliran Mahāyāna ) dan karena itu
berpotensi untuk mencapai pencerahan . Selain itu, doktrin kelahiran
kembali menyatakan bahwa setiap manusia dapat terlahir kembali sebagai
hewan, dan hewan apa pun dapat terlahir kembali sebagai manusia. Seekor
hewan mungkin adalah kerabat mati yang terlahir kembali, dan siapa pun yang
melihat cukup jauh ke belakang melalui rangkaian kehidupan mereka mungkin
akan percaya bahwa setiap hewan adalah kerabat jauh. Sang
Buddha menjelaskan bahwa makhluk hidup yang saat ini hidup di alam hewan
adalah ibu, saudara laki-laki, saudara perempuan, ayah, anak-anak, teman kita di
kelahiran kembali yang lalu. Karena itu, seseorang tidak dapat membuat
perbedaan yang tegas antara aturan moral yang berlaku untuk hewan dan yang
berlaku untuk manusia; akhirnya manusia dan hewan adalah bagian dari satu
keluarga. Semuanya saling berhubungan.

Kesimpulan nilai keagamaan


Agama Buddha dan Hindu cenderung untuk memberikan hak-hak asasi hewan
yang setara dcngan hak asasi nlanusia sehingga tidak memperbolehkan pemanfaatan
dan penyembelihan hewan ternak dengan alasan penyakralan. Yahudi dan Nasrani
niemberikan mazusia kekuasaan atas hewan, yang dalam hal ini posisi hewan lebih
rendah daripada nianusia. Sedangkan Islam memberikan pemahaman bahwa manusia
adalah khnlijhlz (pemimpin) di muka bumi sehingga bumi dan isinya termasuk henan
dapat dimanfaatkan agar tercapai keuntungan dan kesejahteraan secara timbal balik.
Secara umum semua agama memberikan tuntunan kepada umatnya untuk berbuat baik
kepada hewan ternak dan memperlakukannya dengan kasih sayang. Namun,
ketidakrincian ajaran kesrawan dalam agama (kecuali Islam) menimbulkan banyak
penafsiran yang berbeda di antara pemeluknya sehingga berimbas pada munculnya
masalah-masalah kesrawan. Imbas tersebut juga diperkuat dengan masalah relevansi
agama dengan keadaan sosial masyarakat penganutnya.
• Pertanyaan dan Jawaban
a) Apa sajakah yang menjadi input utama yang mempengaruhi
kesejahteraan hewan ternak?
: Sarana dan prasarana yang tersedia, cara budidaya, kesehatan hewan,
pelestarian fungsi lingkungan hidup, dan juga sumber daya manusia. Kita
juga bisa menggunakan “the five freedom”.
b) Alasan apakah yang membuat peternak sering tidak mengenali gejala
kelumpuhan pada sapi perah

: Pengetahuan akan kesehatan dan penyakit pada ternaknya yang tidak baik,
kurangnya perhatian kepada ternaknya, merasa sudah memberikan pakan
yang cukup namun ternyata belum memenuhi kebutuhan nutrisi terutama
kalsium yang sangat dibutuhkan oleh tulang.
c) Apa sajakah yang menyebabkan pedet sapi perah mengalami kondisi
emosi negative
: kebutuhan pangan dan papan yang tidak terpenuhi dengan baik, seperti
pedet yang sedang disapih akan memiliki kondisi emosional yang lebih
negative karena kebiasaan yang biasa ia lakukan tidak dapat ia lakukan
kembali. Lalu, kendang yang sempit atau tidak nyaman mengakibatkan
pedet sulit untuk beraktivitas.
d) Pengaruh harga susu yang rendah terhadap kesejahteraan hewan
: Sebagai peternak tentu kita ingin mendapat manfaat dan keuntungan dari
hewan ternak yang kita rawat. Jika harga susu rendah makan keuntungan
yang akan didapat juga berkurang. Padahal untuk merawat sapi perah
bukanlah sesuatu yang mudah dan murah. Maka, jika harga susu ini turun
akan sangat berakibat bagi kesejahteraan sapi perah itu sendiri karena
pemilik tidak mampu mencukupi kebutuhan, yang seharusnya sapi perah ini
dapatkan dengan maksimal.
e) Bagaimana mengidentifikasi problema utama kesejahteraan dengan
menggunakan empat kriteria dalam proyek welfare quality®
: Mengidentifikasi menggunakn 4 kriteri dalam proyek welfare quality
tentunya jauh lebih mudah karen itu merupakan kriteria utama dan penting
yang harus di dapatkan. Kita bisa membuat bagan checklist, lalu melakukan
pengecekan terhadap peternakan kita tersebut. Lalu setalh itu kita dapat
mengevaluasi apa yang sudah dan apa yang belum peternakan kita cukupi
untuk meningkatkan kesejahteraan hewan maupun kualitas peternakan kita.
Contoh table cheklist
NO Unsur Nilai Keterangan
1 Sarana dan prasarana
2 Kesehatan
3 Pelestarian lingkungan
4 Sumber daya manusia

f) Apa yang akan terjadi apabila sapi mengalami kelumpuhan.


: Sapi yang mengalami kelumpuhan bisa jadi karena kekurangan kalsium
pada tulangnya, jika hal ini terjadi maka sapi tidak akan bisa menopang berat
tubuhnya menggunakn kakinya. Sapi akan mengalami emosi negative
karena tidak mampu melakukan aktivitasnya.

• Daftar Pustaka
• Simdos UNUD diakses dari
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/c6344009abdd3
c5dcfb2c3f13549783a.pdf
• Dharmakarya. Penguatan Pengetahuan Tentang Peranan Kolostrum
dalam Manajemen Perbibitan Sapi Potong di Kelompok Peternak Sapi
Potong Putra Nusa, Desa Kondangdjaja, Kab. Pangandaran.
Pangandaran:2020
• Farm Animal Welfare in Great Britain Past Present and Future.
London:2009
• A Systematic Approach for Establishing Humane Endp.
Birmingham:2000
• Mansour, Mahmoud. Wilhite, Ray. Rowe, Joe.Guide to Ruminant
Anatomy- Dissection and Clinical Aspects.USA:2018
• Mamuaja, C.F. 2017. LIPIDA. Manado: UNSRAT PRESS
• Sartika, R. A. D. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan
Asam Lemak Trans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Vol 2(4) : 154-160
• Sudirga, K.S. 2013. MODUL KULIAH BIOKIMIA KARBOHIDRAT.
Bukit Jimbaran : UNUD

Anda mungkin juga menyukai