J ZnCl2 PDF
J ZnCl2 PDF
1, Juni 2018 13 - 19
Abstrak
Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui karakteristik arang hasil sintesis dan mengetahui
pengaruh variasi kerapatan sistem yang digunakan. Arang aktif dibuat melalui beberapa
tahapan yaitu, dehidrasi, karbonisasi dan aktivasi. Penggunaan alat modifikasi pada tahap
karbonisasi akan menghasilkan arang aktif yang berbeda. Proses aktivasi yang digunakan
adalah aktivasi secara kimia dengan merendam arang dalam larutan aktivator ZnCl 2. Masa
arang yang digunakan adalah 1:1 dengan menggunakan perbandingan masa arang : masa
aktivator. Perbandingan masa yang digunakan tersebut menghasilkan kerapatan sistem yang
meningkat yaitu 2, 4, 6, 8, dan 10%. Waktu aktivasi yang digunakan sesuai dengan
penelitian sebelumnya adalah 8 jam. Arang aktif yang diperoleh memiliki karakteristik:
berkadar air 3,67%, berkadar abu 13,5%, dan bermassa jenis 0,31/mL. Arang aktif ini
memiliki daya serap terhadap senyawa iod sebesar 277 mg/g.
Abstract
The objective of the study are to determine the characteristics of charcoal from the
manufacture using a modification tool, and to determine the effect of system density
variation. Activated charcoal is made through several stages namely, dehydration,
carbonization and activation. The use of the modifikation at the carbonization stage will
result in different activated charcoal. The activation proses used in chemical activation by
immersing the charcoal in a ZnCl2 activator solution. The charcoal massa period used is 1:1
with the charcoal massa : the activator period. Comparison of the massa used to produce
increased system density of 2, 4. 6, 8, and 10%. The activation time used in accordance with
the previous study was 8 hours. The active charcoal made using the modified means is
obtained for the optimum 2% effect of system density at 8 hours of activation time. The
active charcoal has characteristics: water content of 3.67%, ash content of 13.5%, and
density of 0.31/mL. This activated charcoal has an adsorption capacity of 277 mg/g of iodine
compound.
16 14
13.5 13.2 13.1 0.4 0.34
14 12.6 12.7 0.33 0.32 0.32
0.4 0.31
0.29
Kadar Abu (%)
12
Densitas (g/mL)
0.3
10 0.3
8 0.2
6 0.2
4 0.1
2 0.1
0 0.0
1:0 2% 4% 6% 8% 10% 1:0 2% 4% 6% 8% 10%
Kerapatan Sistem (%) Kerapatan Sistem
4 3.5 3.67
300 277
Daya Serap Iod (mg/g)
3.5 253
240
250
Kadar Air (%)
3 216
2.5 2.09 200 164
2 1.78
1.39 150
1.5 88
100
1 0.68
0.5 50
0 0
1:0 2% 4% 6% 8% 10% 1:0 2% 4% 6% 8% 10%
Kerapatan Sistem Kerapatan Sistem (%)
Gambar 2. Data Karakteristik Arang Aktif (a.) Kadar Air, (b.) Daya Serap Iod, (c.) Kadar Abu, (d.)
Densitas.
Pengaruh Kerapatan Sistem Terhadap abu rata-rata untuk arang tanpa aktivasi
Kadar Abu Arang Aktif yaitu sebesar 12,5 %. Peningkatan
Peningkatan nilai kadar abu terlihat dari kerapatan sistem tidak mempengaruhi nilai
perbandingan arang tanpa aktivasi dengan kadar abu secara signifikan dari data yang
arang aktivasi(Gambar 2 (c)). Nilai kadar dihasilkan pada penelitian kali. Nilai kadar
abu yang diperoleh dari waktu aktivasi 8 6% mengalami kenaikan sedangkan dari
jam secara berturut-turut adalah 13,5%; 6% sampai 10% mengalami penurunan.
14,0%; 13,2%; 13,1%; dan 12,7%. Nilai Penurunan nilai densitas tersebut
kadar abu yang tinggi terjadi pada diperkirakan karena kerapatan sistem yang
kerapatan sistem 2% - 4% diperkirakan meningkat, yaitu kerapatan sistem yang
karena aktivator ZnCl2 belum mampu meningkat seiring dengan meningkatkan
melarutkan mineral yang ada di dalam mineral pada arang aktif. Hal ini akan
arang, sehingga mineral-mineral sisa menurunkan nilai densitas. Nilai densitas
aktivasi masih blum hilang. Kerapatan optimum pada waktu aktivasi 8 jam secara
sistem 4% - 10% mengalami penurunan berturut-turut adalah 0,31 g/mL; 0,33
nilai kadar abu, dikarenakan aktivator g/mL; 0,35 g/mL; 0,32 g/mL; dan 0,32
ZnCl2 telah mampu melarutkan mineral- g/mL. Nilai densitas sesuai dengan
mineral dari arang. Mekanisme aktivator karakteristik kadar abu yang diperoleh
ZnCl2 yang merupakan larutan bersifat pada penelitian kali ini. Data nilai kadar
garam asam akan melarutkan mineral pada abu yang cenderung datar pada kerapatan
arang hasil karbonisasi dengan sistem yang meningkat, berbanding lurus
mendegradasi selulosa didalamnya. dengan nilai densitas yang juga datar
Aktivator ZnCl2 menghidrasi dan seiring meningkatnya rasio perbandingan
menghasilkan struktur aromatik sehingga dengan kerapatan sistem yang meningkat
akan membentuk pori dari proses tersebut pula.
(Caturla dkk, 1991). Proses aktivasi Nilai densitas yang dihasilkan pada
menggunakan suhu ruang yang penelitian kali ini sesuai dengan SNI dari
mengakibatkan mekanisme aktivator arang aktif. Nilai densitas pada kerapatan
untuk membentuk pori dimungkinkan sistem 2% menghasilkan nilai yang paling
terhambat, karena aktivator belum mampu optimum jika melihat dari karakteristik
menarik mineral-mineral dalam arang yang lain. Sehingga penentuan optimun
hasil karbonisasi dan bahkan aktivator kerapatan sistem disi yaitu pada kerapatan
akan masuk dan menyumbat pori arang. sistem 2%, serta diinjau dari nilai daya
Nilai kadar abu terbaik dari data yang serap iod yang dhasilkan pada kerapatan
diperoleh yaitu pada kerapatan sistem sistem tersebut yang paling optimum.
10%. Nilai tersebut juga belum sesuai
dengan SNI dari arang aktif, sehingga Pengaruh Kerapatan Sistem Terhadap
didapat nilai optimum untuk kadar abu Daya Serap Iod Arang Aktif
adalah pada kerapatan sistem 2% dilihat Nilai daya serap iod yang terlihat secara
dari setiap karakteristik lainnya. umum pada Gambar 2 (b), mengalami
penurunan seiring meningkatnya
Pengaruh Kerapatan Sistem Terhadap kerapatan sitem dalam larutan dan dapat
Densitas Arang Aktif terlihat pada nilai rata-rata yang
Densitas atau berat jenis merupakan dihasilkan. Hasil yang didapat untuk tiap
karakteristik yang menunjukkan kerapatan sistem secara berturut-turut
perkembangan pori-pori dari arang aktif yaitu pada waktu aktivasi 8 jam 277 mg/g;
yang dapat dilihat dari meningkatnya 240 mg/g; 216 mg/g; 164 mg/g; dan 88
volume dari arang aktif itu sendiri. Arang mg/g. Pengaruh kerapatan sistem terlihat
tanpa aktivasi yang ditunjukkan oleh pada arang tanpa aktivasi yaitu dengan
perbandingan 1:0 pada Gambar 2 (d), perbandingan 1:0 dengan rata-rata nilai
memiliki nilai densitas rata-rata 0,29 daya serap iod adalah 256 mg/g.
g/mL. Densitas mengalami peningkatan Peningkatan nilai daya serap iod terjadi
seiring dengan peningkatan kerapatan antara arang tanpa aktiavsi dengan arang
sistem dalam larutan. Secara umum untuk yang teraktivasi. Peningkatan kerapatan
densitas pada kerapatan sistem 2% hingga sistem mengakibatkan pori-pori arang
aktif yang terbentuk semakin banyak yang paling optimum. Kadar abu yang
dibanding dengan tanpa aktivasi, sehingga didapat juga menunjukkan bahwa pada
daya serap terhadap iodinnya juga ikut kerapatan sistem 2% lebih rendah
meningkat. Pembentukan pori yang dibandingkan dengan nilai kadar abu pada
dihasilkan diperkirakan terdapat pada kerapatan sistem 4%. Nilai yang didapat
ukuran mesopori sampai macropori, untuk kadar air dan densitas pada
sedangkan penentuan daya serap iod dapat kerapatan sitem 2% berbanding terbalik
terserap pada ukuran pori mikropori dan dengan nilai pada karakteristik
akan menghasilkan nilai daya serap iod sebelumnya. Hal tersebut terjadi karena
yang menurun. Kenaikan kerapatan sistem perlakuan yang diperoleh pada saat proses
memberikan hasil yang kurang bagus pada pembuatan arang aktif, sehingga didapat
parameter daya serap terhadap iod. hasil yang kurang sesuai anatar
Nilai daya serap iod belum sesuai karakteristik satu dengan yang lainnya.
dengan nilai kadar air yang diperoleh pada
penelitian kali ini. Semakin tinggi Kesimpulan
kerapatan sistem pada proses aktivasi, Arang aktif yang dibuat menggunakan alat
akan meningkatkan konsentrasi sistem dan modifikasi didapat hasil untuk pengaruh
menurunkan nilai kadar air serta kerapatan sistem 2% yang paling optimal
meningkatkan nilai daya serap iodnya. pada waktu aktivasi 8 jam Arang aktif
Semakin tinggi kerapatan sistem dari yang diperoleh memiliki karakteristik :
larutan pada proses aktivasi, akan berkadar air 3,67%, berkadar abu 13,5%,
meningkatkan konsentrasinya dan dan bermassa jenis 0,31/mL. Arang aktif
meningkatkan nilai kadar abu serta ini memiliki daya serap terhadap senyawa
menurunkan nilai daya serap iodnya. iod sebesar 277 mmg/g.
Data yang dihasilkan dari penelitian
kali ini dimana tiap kenaikan kerapatan Ucapan Terima Kasih
sistem akan memberikan nilai yang Penulis mengucapkan terimakasih
berbeda untuk tiap karakteristiknya. Data kepada Jun Rachmasari yang telah
untuk nilai daya serap iod yang didapat, membantu memberikan saran dan
kerapatan sitem 2% menghasilkan nilai masukan dalam pelaksaan penelitian di
tertinggi. Kemampuan penyerapan arang Laboratorium Kimia Fisika Jurusan Kimia
aktif yang dilihat dari nilai daya serap yang FMIPA Universitas Jember
didapat menunjukkan bahwa kerapatan
sistem 2% merupakan kerapatan sistem
Daftar Pustaka
Anonim. 1995.Arang Aktif Teknis SNI 06- Hendra, R. 2008. Pembuatan Arang Aktif.
3730-1995. Jakarta: Badan Diktat. Jakarta: FT UI.
Standardisasi Nasional. Kienle, H.V. 1986. Ulman’s Encyclopedia
Caturla, F., M. Molina-Sabio, dan F. of Industrial Chemistry 5th Completely
Rodriguez-Reinoso. 1991. Resived Edition. Weinheim:VCH.
Preparation of Activated Carbon By Omotosho, O.A dan A.Y. Sangodoyin.
Chemical Activation With ZnCl 2. 2013. Production And Utilization Of
Carbon, 29, p. 999-1007. Cassava Peel Activated Carbon In
Esterlita, M. E dan N. Herlina. 2015. TreatmentOf Effluent From Cassava
Pengaruh Penambahan Aktifator Processing Industry. Jurnal Water
ZnCl2, KOH, dan H3PO4 dalam Practice & Technology, 8, p. 215-224.
Pembuatan Karbon Aktif dari Pelepah
Aren (Arenga Pinnata).Jurnal Teknik
Kimia USU, 4, 47-52.