MAKALAH PENGOLAHAN INDUSTRI RIKO ANDIKA PUTRA-dikonversi PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN


UDARA

Di susun oleh:
RIKO ANDIKA PUTRA
(1713201033)

STIKes Harapan Ibu Kota Jambi


Program Studi Kesehatan Masyarakat

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga tugas makalah pengendalian pencemaran udara indoor dan
outdoor ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya tugas ini, tidak terlepas
dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan
terima kasih
Dalam tugas ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai pengendalian
pencemaran udara indoor dan outdoor. Namun dalam penyusunannya masih terdapat
banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan
penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun tugas ini.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu
penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam

Sarolangun, 11 Mei 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 2

B. Tujuan ........................................................................................................... 3

C. Manfaat ......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian pengendalian pencemar udara ................................................... 4

B. Tinjauan tentang udara dalam ruangan (indoor)............................................ 4

C. Tinjauan tentang udara di luar ruangan (outdoor).......................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................... 11

B. Saran ............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai hadirnya satu atau beberapa kontaminan di dalam udara
atmosfir, seperti antara lain oleh debu, busa, gas, kabut, bau-bauan, asap atau uap dalam kuantitas yang
banyak, dengan berbagai sifat maupun lama berlangsungnya di udara tersebut, hingga dapat menimbulkan
gangguan-gangguan tehadap kehidupan manusia , tumbuhan, atau hewan maupun benda, atau tanpa
alasan jelas sudah dapat memepengaruhi kelestarian kehidupan organisme.
Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di kesehatan. Udara sebagai
komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya
sehingga dapat memberikan daya dukung bagi makhluk hidup secara optimal.
Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi,
perkantoran, dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebut merupakan
kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke udara bebas.
Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan,
gunung meletus, gas alam beracun, dll. Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan
penurunan kualitas udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Udara merupakan media
lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar manusia perlu mendapatkan perhatian yang serius, hal ini
pula menjadi kebijakan Pembangunan Kesehatan Indonesia 2010 dimana program pengendalian
pencemaran udara merupakan salah satu dari sepuluh program unggulan.
Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dll disamping memberikan dampak positif
namun disisi lain akan memberikan dampak negative dimana salah satunya berupa pencemaran udara dan
kebisingan baik yang terjadi didalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) .
Dampak Terhadap Kesehatan Senyawa-senyawa di dalam gas buang terbentuk selama energi diproduksi
untuk mejalankan kendaraan bermotor. Beberapa senyawa yang dinyatakan dapat membahayakan
kesehatan akibat dari emisi gas buang kendaraan adalah berbagai oksida sulfur, oksida nitrogen, dan
oksida karbon, hidrokarbon, logam berat tertentu dan partikulat.
Oleh karena itu sebagai seorang tenaga sanitarian harus dapat meminimalisir pencemaran udara dengan
salahsatu upaya melalui penyegagaran udara.

4
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tentang pengendalian pencemaran udara baik udara indoor dan outdoor.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian pengendalian pencemaran udara.
b. Untuk mengetahui tentang tinjauan udara dalam ruangan (indoor).
c. Untuk mengetahui tentang tinjauan udara di luar ruangan (outdoor)

C. Manfaat
Manfaat dari makalah ini, baik bagi penyusun maupun pembaca dapat menjadi sarana penambah
wawasan serta pengetahuan tentang pengendalian pencemaran udara indoor dan outdoor beserta hal – hal
yang terkait dengan pengendalian pencemaran udara lainnya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengendalian Pencemaran Udara


Pengendalian pencemaran udara adalah setiap usaha atau kegiatan dari sumber bergerak, sumber tiddak
bergerak dan kegiatan lainnya selalu menghasilkan pollutan maka wajib melakukan pengendalian
pencemaran udara, agar kualitas udara ambien dan mutu udara emisi, tingkat kebisingan, getaran dan
kebauan sesuai dengan baku mutu tetap memenuhi kesehatan.

Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam rumah, di ruang-ruang
sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai pencemaran dalam ruang (indoor
pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi di lingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional maka
disebut sebagai pencemaran di luar ruang (outdoor pollution).

Pengendalian adalah segala macam upaya baik secara administrasi dan teknik untuk pencegahan dan
upaya penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan kualitas udara.

Ruang lingkup pengendalian pencemaran udara yaitu :

1. Pencegahan adalah setiap bentuk upaya yang dilakukan sebelum terjadinya dampak
pencemaran udara.
2. Penanggulangan adalah semua upaya yang dilakukan setelah terjadi dampak pencemaran
udara agar dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisir.
3. Pemulihan adalah upaya yang dilakukan setelah terjadinya dampak, sehingga diharapkan
tidak akan lebih buruk dampaknya.

B. Tinjauan tentang udara dalam ruangan (indoor)


1. Definisi udara dalam ruangan

Menurut NHMRC (1989,1993), udara dalam ruangan adalalah udara di dalam area kerja dimana
orang menghabiskan waktu selama 1 hari atau lebih dan bukan merupakan gedung industri. Yang
termasuk area tersebut antara lain tempat penghuni (rumah, kantor ,dan rumah sakit. Sedangkan
pengertian kualitas udara dalam ruangan menurut EPA (1991) adalah hasil interaksi antara
tempat, suhu, system gedung (baik desain asi maupun modifikasi terhadap struktur dan system
mekanik), teknik kontruksi, sumber kontaminan
(material, peralatan gedung serta sumber dari luar) dan pekerja.

Menurut Environmental Protection Agency (EPA), indoor air pollution adalah hasil interaksi antara
tempat, suhu, sistem gedung (baik desain asli maupun modifikasi terhadap struktur dari sistem mekanik),
teknik konstruksi, sumber kontaminan (material, peralatan gedung) serta sumber dari luar) dan pekerja
(Joviana, 2009). Udara dalam ruangan adalah media perantara yang mana manusia, bangunan dan iklim

6
saling mempengaruhi. Kesehatan dan kesejahteraan manusia ditentukan oleh faktor fisik, kimia dan
biologis yang terkandung dalam udara dalam ruangan.

Secara umum pencemaran udara ruangan (Indoor air pollution), berupa pencemaran udara didalam
ruangan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi.

2. Baku mutu udara dalam ruangan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang persyaratan


kualitas udara dalam ruang.

3. Parameter kualitas udara dalam ruangan

a. Parameter Fisik

1) Particulate Matter

Debu partikulat merupakan salah satu polutan yang sering disebut sebagai partikel yang
melayang di udara ( suspended particulate matter/spm) dengan ukuran satu micron samapai dengan 500
mikron. Dalam kasus pecemaran udara baik dalam maupun di ruang gedung (indor dan outdoor pollutan)
debu sering dijadikan salah satu indicator pencemaran yang digunakan untuk menunjukkan tingkat
bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan keselamatan kerja Partikel debu akan
ada di udara dalam waktu yang relative lama dengan keadaan melayang-layang di udara kemudian masuk
ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan.

2) Suhu

Definisi suhu yang nyaman (thermal comfort) menurut ASHRAE adalah suatu kondisi yang
dirasakan dan menunjukkan kepuasam terhadap suhu yang ada di lingkungan Untuk pekerja kantor
dimana pekerjaan yang berulang-ulang selama beberapa jam, aktivitas personal, pakaian, tingkat
kebugaran, dan pergerakan udara merupakan factor yang cukup berpengaruh terhadap persepsi seseorang
terhadap kenyamanan suhu. Sedangkan kelembapan aktif juga turut berpengaruh terhadap suhu dimana
kelembaban yang rendah akan membuat suhu semakin dingin dan begitu juga sebaliknya.(BiNardi 2003)

3) Kelembaban Relatif (Relative Humadity /RH)

Kelembaban udara yang ekstrim dapat berkaitan dengan buruknya kualitas udara. RH yang
rendah dapat mengakibatkan terjadinya gejala SBS seperti iritasi mata, iritasi tenggorokan dan batuk-
batuk .

Menurut SK Gubernur No.54 tahun 2008 tahun 2002, agar ruang kerja perkantoran memenuhi
persyaratan, bila kelembaban udara ruang. 60 % perlu menggunakan alat dehumidifier, dan bila < 40 %
perlu menggunakan humidifier misalnya mesin pembentikan aerasol.

7
4) Pencahayaan

Cahaya merupakan pencaran gelombang elektromagnetik yang melayang melewati udara,


iluminasi merupakan jumlah atau kualitas cahaya yang jatuh kesuatu permukaan. Apabila suatu gedung
tingkat ilmunasinya tidak memenuhi syarat maka dapat menyebabkan kelelahan mata.
( Spengler et al.2000)

5) Kecepatan Aliran Udara

Pergerakan udara yang tinggi akan mengakibatkan menurunnya suhu tubuh dan menyebabkan
tubuh mersakan suhu yang lebih rendah. Namun apabila kecepatan aliran udara stagnan
( minimal air movement) dapat membuat terasa sesak dan buruknya kualiatas udara ( BiNardi 2003)

6) Bau

Bau merupakana salah satu permsalahan buruknya kualitas udara yang dapat dirasakan dengan
jelas. Jenis bau dapat berasal dari tubuh manusia, bau asap rokok,bau masakan,dan sebagainya.

7) Kebisingan

Menurut Kepmen No.48 tahun 1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha
atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan ganguan kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan.

b. Parameter Biologi

Mikrooragbisme dapat muncul dalam waktu dan tempat yang berbeda. Penyebaran lewat udara,
mikroorganisme harus mempunyai habitat untuk tumbuh dan berkembang biak (tillman, 2007).
Seringkali sering kali ditemui di sistem ventilasi atau karpet yang terkontaminasi.

1) Jamur

Menurut Hargreaves dan Parappukkaran (1999) menyatakan bahwa pajajan terhadap khamir dan
kapang terjadi setiap hari, namun ada 3 faktor yang mempengaruhi populasi fungi adalah teknik
konstruksi yang buruk, kegagalan dalam mengidentifikasi atau memperbaiki kerusakan
dalam mengoperasikan dan menjaga sistem AC.

c. Parameter Kimia

1) Karbon Dioksida (CO2)

Sumber CO2 yang terbanyak berasal dari hasil ekshalasi udara hasil pernapasan manusia,
namun Environmenta Tobacco Smoke (ETS) juga dapat menjadi sumber CO2. Nilai ambang batas CO2
yang diperbolehkan menurut OSHA adalah 500 ppm. Pada dasarnya CO2 tidak menimbulkan
efek kesehatan yang berbahaya apabila berada pada konsentrasi diatas 550 ppm namun jika berada pada
konsentrasi diatas 800ppm, CO2 dapat mengindikasikan kurangnya udara segar dan buruknya
percampuran udara pada area pengguna gedung.

8
Upaya pengendalian CO2 dalam ruangan adalah dengan menyesuaikan supply udara dalam ruangan
tergantung dari tingkat kegunaan ruang yang bervariasi, selain itu sirkulasi udara dalam ruangan dengan
luar ruangan juga harus ditingkatkan (Binardi, 2003).

2) Karbon Monoksida (CO)

Pengendalian CO pada udara dalam ruangan antara lain dengan pembatasan


merokok, menerapkan system ventilasi yang sesuai pada area parkir, dan penempatan udara-udara masuk
seperti exhaust pada loading docks, dan area parker (Binardi 2003).

3) Nitrogen dan Sulfuroksida (Nox dan Sox)

Nitrogen oksida merupakan pencemar. Sekitar 10% pencemar udara setiap tahun adalah nitrogen
oksida. NO yang ada diudara belum lama diketahui, kemungkian sumbernya berasal dari pembakaran
pada suhu tinggi. (Pudjiastuti, 1998).

Yang berhubungan dengan pencemaran udara adalah NO


dan NO2adalah pemanas dan peralatan masak, pemanas dari minyak tanah dan asap rokok.Pada konsentr
asi di atas 200 ppm, NO2 dapat mengakibatkan acute pulmonary edema serta acute building-related
diseasae, dan kematian (Binardi 2003)

4) Environmental Tobacco Smoke ( ETS )

Sebagai pencemar dalam ruangan, asap rokok (Environmental Tobacc Smoke ) merupakan bahan
pencemar yang biasanya mempunyai kuantitas paling banyak dibandingkan dengan pencemar lain.

5) Fiber

Beberapa studi menunjukan bahwa pajanan fiber glass dapat meningkatkan


risiko kanker saluran pernafasan, meskipun bukan factor signifikan. Disamping efek kronis, efek akut
sepert ruam wajah, gatal –gatal, iritasi mata dan pernafasan juga dapat disebabkan oleh pajanan fiber
glass. Pengendalian pajanan ini dapat dimulai dari pemeliharaan instalasi fiber glass, seperti pembersihan
bahan – bahan fiber glass agar tetap terawatt dan berada dalam kondisi bagus.

6) Ozon (O3)

Peralatan kerja yang dapat mengeluarkan ozon antara lain; printer lazer, lampu UV, mesin photo
copy dan ionizer. Ozon merupakan gas yang sangat beracun dan mempunyai efek pada konsentrasi
rendah. Ozon dapat menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernafasan. Ozon merupakan gas yang
sangat mudah bereaksi namun hanya mempunyai pengaruh yang kecil
pada lingkungan udara dalam ruang kerja.

7) Formaldehyde ( HCHO)

Formaldehyde digunakan secara besarbesaran dalam berbagai proses industri, merupakan volatile
organic compounds ( senyawa organic yang mudah menguap) yang sering terdapat pada bahan perekat,
tekstil, kertas maupun produk – produk tekstil dan kosmetik. Pada dosis atau pajama yang melebihi nilai
103 ppm akan menyebabkan iritasi selaput lendir, gangguan kulit kering secara kronik maupun akut.

9
Selain itu, pajanan yang melebihi nilai 1 ppm akan menyebabkan pajanan kronis dan diduga bersifat
karsiogenik.

8) Radon

Dipasaran beredar beberapa jenis bahan bangunan yang terbuat dari bahan tamb ang maupun sisa
pengolahan bahan tambang maupun sisa pengolahan bahan tambang yang berkadar radioaktif tinggi.
Beberapa bahan tersebut antara lain asbes, garnit, Italian tuff, gipsum, batu bata dari limbah pabrik
alumunia, cone block, yang terbuat dari limbah abu batubara, acrated concrete, blast-furnace slag dari
limbah pabrik besi, mengandung konsentrasi tinggi radium 226 yang dapat menjadi sumber migrasi
radon didalam ruangan ( Pudjiastutu et.al. 1998 ).

4. Sumber pencemar udara dalam ruang

Menurut NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health), terdapat lima
sumber pencemaran udara dalam ruangan:

a. Pencemaran dari dalam gedung seperti asap rokok, pestisida, bahan-bahan pembersih ruangan.

b. Pencemaran dari luar gedung yang dapat masuk ke dalam ruangan seperti gas buangan kendaraan
bermotor, gas cerobong asap atau dapur yang terletak dekat gedung umumnya disebabkan karena
penempatan lokasi lubang udara yang tidak tepat.

c. Pencemaran akibat bahan bangunan, seperti formaldehid, lem, asbes, fiberglass, dan bahan lain yang
merupakan komponen pembentuk gedung tersebut.

d. Pencemaran akibat mikroba berupa bakteri, jamur, protozoa, dan produk mikroba lainnya yang
ditemukan di saluran udara serta alat pendingin beserta seluruh sistemnya.

e. Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk serta buruknya distribusi udara
dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara.

5. Penyegaran udara udara dalam ruangan

Dapat dilakukan dengan cara mengurangi polutan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan
polutan dan mendispersikan polutan. Dan juga dalam penyegaran udara dalam ruang agar dapat
merasakan nyaman dapat menggunakan AC,kipas angin dan vrentilasi

Sumber dari pencemaran udara ruangan berasal dari asap rokok, pembakaran asap dapur, bahan baku
ruangan, kendaraan bermotor dan lain-lain yang dibatasi oleh ruangan. Pencegahan pencemaran udara
yang berasal dari ruangan bisa dipergunakan :

a. Ventilasi yang sesuai, yaitu usahakan polutan yang masuk ruangan seminimum mungkin. Tempatkan
alat pengeluaran udara dekat dengan sumber pencemaran. Usahakan menggantikan udara yang keluar dari
ruangan sehingga udara yang masuk ke ruangan sesuai dengan kebutuhan.

b. Filtrasi yaitu dengan memasang filter dipergunakan dalam ruangan dimaksudkan untuk menangkap
polutan dari sumbernya dan polutan dari udara luar ruangan.

10
c. Pembersihan udara secara elektronik. Udara yang mengandung polutan dilewatkan melalui alat ini
sehingga udara dalam ruangan sudah berkurang polutannya atau disebut “bebas polutan”.

C. Tinjauan tentang udara di luar ruangan (outdoor)


1. Pengertian udara di luar ruangan

Udara di luar ruangan terbuat dari partikel-partikel kimia. Ketika asap atau polutan lain masuk udara,
partikel-partikel yang ditemukan dalam polusi bercampur dengan udara. Udara tercemar ketika
mengandung banyak partikel beracun yang besar.

Polusi udara di luar ruangan mengubah karakteristik alamiah dari atmosfer. Polutan primer ditambahkan
langsung ke atmosfer. Kebakaran menambah polutan primer ke udara. Partikel dibebaskan dari api
langsung masuk ke udara dan menyebabkan polusi misalnya Kebakaran hutan, baik alami atau yang
disebabkan manusia, pelepasan partikel ke udara, salah satu dari banyak penyebab polusi
udara. Pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara merupakan sumber utama polutan
primer seperti sumber utama pencemaran udara adalah pembakaran bahan bakar fosil dari pabrik,
pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor.

2. Baku mutu udara di luar ruangan

Baku mutu udara ambient di Indonesia yaitu terdapat pada PP No.41 tahun 1999 tentang baku mutu
udara ambient nasional.

3. Sumber pencemaran udara di luar ruangan

Sebagian besar polusi udara dapat ditelusuri pada pembakaran bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil yang
terbakar selama banyak proses, termasuk di pembangkit listrik untuk menciptakan listrik, di pabrik-pabrik
untuk membuat mesin berjalan, pada kompor listrik dan tungku untuk pemanasan, dan fasilitas limbah.
Mungkin salah satu penggunaan terbesar dari bahan bakar fosil dalam transportasi. Bahan bakar fosil
yang digunakan dalam mobil, kereta api, dan pesawat.

Polusi udara juga dapat disebabkan oleh pertanian, seperti peternakan sapi dan penggunaan pupuk dan
pestisida. Sumber-sumber lain dari polusi udara meliputi produksi plastik, pendingin, dan aerosol, dalam
tenaga nuklir dan pertahanan, dari tempat pembuangan sampah dan pertambangan, dan dari senjata
biologis.

4. Penyegaran udara di luar ruangan

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa
mengabaikan sektor-sektor lain. Untuk dapat menyegarkan udara di luar ruangan dapat dilakukan sebagai
berikut:

a. Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu
solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk
memberi kontribusi polutan udara.

11
b. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena
itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat
membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi polusi udara.

c. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji
petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu
lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.

d. Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya
padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.

e. Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN)

f. Menghemat Energi yang digunakan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengendalian pencemaran udara adalah setiap usaha atau kegiatan dari sumber bergerak, sumber
tiddak bergerak dan kegiatan lainnya selalu menghasilkan pollutan maka wajib melakukan pengendalian
pencemaran udara, agar kualitas udara ambien dan mutu udara emisi, tingkat kebisingan, getaran dan
kebauan sesuai dengan baku mutu tetap memenuhi kesehatan.

2. Tentang udara dalam ruangan (indoor)

a. Definisi udara dalam ruangan (indoor) menurut NHMRC (1989,1993), udara dalam ruangan
adalalah udara di dalam area kerja dimana orang menghabiskan waktu selama 1 hari atau lebih
dan bukan merupakan gedung industry.

b. Baku mutu udara dalam ruangan (indoor) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1077/Menkes/Per/V/2011 tentang persyaratan kualitas udara dalam ruang.

c. Parameter kualitas udara dalam ruang(indoor) terbagi 3 yatu parameter fisik,biologi dan kimia.

d. Menurut NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health), terdapat lima
sumber pencemaran udara dalam ruangan:

1) Pencemaran dari dalam gedung.

2) Pencemaran dari luar gedung.

3) Pencemaran akibat bahan bangunan.

4) Pencemaran akibat mikroba.

5) Gangguan ventilasi udara.

e. Penyegaran udara dalam ruang yaitu Udara dapat dilakukan dengan cara mengurangi polutan dengan
alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan dan mendispersikan polutan. Dan juga dalam penyegaran
udara dalam ruang agar dapat merasakan nyaman dapat menggunnakan AC,kipas angin dan vrentilasi,
serta Dan Pencegahan pencemaran udara yang berasal dari ruangan bisa dipergunakan :

1) Ventilasi yang sesuai,

2) Filtrasi yaitu dengan memasang filter.

3) Pembersihan udara secara elektronik.

2. Tentang udara di luar ruangan (outdoor)

13
a. Udara di luar ruangan terbuat dari partikel-partikel kimia. Ketika asap atau polutan lain masuk udara,
partikel-partikel yang ditemukan dalam polusi bercampur dengan udara.

b. Baku mutu udara di luar ruangan (outdoor) yaitu pada PP No.41 tahun 1999 tentang baku mutu udara
ambient nasional.

c. Sebagian besar polusi udara dapat ditelusuri pada pembakaran bahan bakar f osil,pertanian
dan Sumber-sumber lain dari polusi udara meliputi produksi plastik, pendingin, dan aerosol, dalam tenaga
nuklir dan pertahanan, dari tempat pembuangan sampah dan pertambangan, dan dari senjata biologis.

d. Penyegaran udara di luar ruangan yaitu sebagai berikut:

1) Pembatasan usia kendaraan.

2) Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji
petik (spot check).

3) Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya
padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.

4) Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN)

5) Menghemat Energi yang digunakan.

B. Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita semua ikut menjaga
kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara, misalnya tidak memakai kendaraan bermotor
yang sudah tua, tidak membuang gas yang berbahaya secara sembarangan terutama bagi kegiatan industri,
dan lain sebagainya agar kebersihan udara tetap terjaga.

14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.https://himka1polban.wordpress.com/chemlib/makalah/makalahpencemaran-udara/(di akses pada
12 Mei 2016 pukul 13:00 WITA)

Anonim.https://www.academia.edu/8140639/Pengendalian_Pencemaran_Udara?auto=download(di akses
pada 12 Mei 2016 pukul 13:00 WITA)

Anonim.2014.http://muntiana.blogspot.co.id/2014/09/indoor-air-quality-bab-pendahuluan-a.html(di akses
pada 12 Mei 2016 pukul 13:00 WITA)

Anonim.2016.http://onlinebisnis2.blogspot.co.id/2016/01/udara-dalam-ruangan-udara-dalam-
ruangan.html(di akses pada 12 Mei 2016 pukul 13:00 WITA)

Anonim.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41198/4/Chapter%20II.pdf(di akses pada 12 Mei


2016 pukul 13:00 WITA)

15

Anda mungkin juga menyukai