Menurut Saleha (2009 : 96), infeksi puerperalis adalah infeksi pada traktus genitalia
setelah persalinan, biasanya dari endometrium bekas insersi plasenta. Setelah kala III daerah
bekas insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan permukaan yang tidak rata, daerah ini
merupakan tempat baik untuk berkembangnya bakteri.Pada saat persalinan, bagian serviks,
vulva, vagina, dan perineum yang sering mengalami perlukaan pada persalinan. Semua ini
merupakan tempat masuknya kuman patogen (Saleha, 2009:96).
a. Endometritis
b. Mastitis
Mastitis dapat menimbulkan berbagai gejala akut yang membuat seorang ibu memutuskan
untuk berhenti menyusui. Penghentian menyusui secara mendadak dapat meningkatkan risiko
terjadinya abses. Selain itu ibu juga khawatir kalau obat yang mereka konsumsi tidak aman
untuk bayi mereka. Oleh karena itu penatalaksanaan yang efektif, informasi yang jelas dan
dukungan tenaga kesehatan dan keluarga sangat diperlukan saat ini.
2. Abses
Abses merupakan komplikasi mastitis yang biasanya terjadi karena pengobatan terlambat
atau tidak adekuat. Bila terdapat daerah payudara teraba keras , merah dan tegang walaupun
ibu telah diterapi, maka kita harus pikirkan kemungkinan terjadinya abses. Kurang lebih 3%
dari kejadian mastitis berlanjut menjadi abses. Pemeriksaan USG payudara diperlukan untuk
mengidentifikasi adanya cairan yang terkumpul. Cairan ini dapat dikeluarkan dengan aspirasi
jarum halus yang berfungsi sebagai diagnostik sekaligus terapi, bahkan mungkin diperlukan
aspirasi jarum secara serial. Pada abses yang sangat besar terkadang diperlukan tindakan
bedah. Selama tindakan ini dilakukan ibu harus mendapat antibiotik. ASI dari sekitar tempat
abses juga perlu dikultur agar antibiotik yang diberikan sesuai dengan jenis kumannya.
3. Mastitis berulang/kronis
Mastitis berulang biasanya disebabkan karena pengobatan terlambat atau tidak adekuat.
Ibu harus benar-benar beristirahat, banyak minum, makanan dengan gizi berimbang, serta
mengatasi stress. Pada kasus mastitis berulang karena infeksi bakteri diberikan antibiotik
dosis rendah (eritromisin 500 mg sekali sehari) selama masa menyusui
4. Infeksi jamur
sekunder pada mastitis berulang adalah infeksi oleh jamur seperti candida albicans.
Keadaan ini sering ditemukan setelah ibu mendapat terapi antibiotik. Infeksi jamur biasanya
didiagnosis berdasarkan nyeri berupa rasa terbakar yang menjalar di sepanjang saluran ASI.
Di antara waktu menyusu permukaan payudara terasa gatal. Puting mungkin tidak nampak
kelainan. Ibu dan bayi perlu diobati. Pengobatan terbaik adalah mengoles nistatin krem yang
juga mengandung kortison ke puting dan areola setiap selesai bayi menyusu dan bayi juga
harus diberi nistatin oral pada saat yang sama.
c. Komplikasi Peritonitis
d. Komplikasi Vulvitis
Vulvitis yang ditangani dengan baik bisa disembuhkan. Jika tidak, kondisi ini bisa
menyebabkan komplikasi. Sebagai contoh, gatal-gatal pada organ intim wanita atau pruritus
pada malam hari dapat menyebabkan gangguan tidur dan mengurangi kualitas hidup. Selain
itu, sikap cemas dan gangguan psikologis lainnya dapat memicu terjadinya gangguan
psikoseksual.
Komplikasi akibat postpartum depression dapat dialami oleh ayah, ibu, dan anak.
Komplikasi ini dapat menimbulkan masalah di dalam keluarga.
Depresi postpartum yang tidak tertangani dan berlangsung lama dapat berkembang menjadi
gangguan depresif kronis. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi berat di
kemudian hari.
Anak-anak dari ibu penderita depresi setelah melahirkan lebih berisiko mengalami gangguan
perilaku dan masalah emosional. Akibatnya, anak tidak mau makan, menangis terus menerus,
dan kemampuan bicaranya terhambat.
Saat ibu mengalami depresi, ayah juga memiliki kemungkinan yang tinggi untuk mengalami
depresi postpartum.
f. Perdarahan postpartum