Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN

DISUSUN OLEH
FERI IRAWAN C1C018008

CHELSEA NOVA LATHISYA ( C1C018148)

JAMILAH C1C018100

MATA KULIAH : AUDITING 2

DOSEN PEMBIMBING : NETTY HERAWATY SE,M.Si,Ak,Ca

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS JAMBI
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
di ridhoi Allah SWT.

Maksud kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan
Akuntansi II  yang dimanatkan oleh dosen kami. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini
banyak sekali kekuranggannya baik dalam cara penulisannya maupun isinya.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami yang membuat dan
umumnya bagi yang membaca makalah ini, untuk menambah pengetahuan tentang Audit Siklus
Akuisisi Dan Pembayaran : Pegujian Pengendalian, Substantif, Atas Transaksi Dan Utang Usaha.

                                                                                                  JAMBI,. SEPTEMBER 2020

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keseluruhan dalam audit siklus akuisisi dan pembayaran adalah untuk mengevaluasi apakah
akun dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa dan pengeluaran kas untuk akuisisi tersebut telah
disajikan dengan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku  umum. Pembayaran untuk
barang dan jasa merupakan aktivitas penting bagi seluruh entitas. Aktivitas tersebut secara langsung
mengurangi saldo akun utang, terutama utang dagang. Dokumen yang berhubungan dengan proses
pengeluaran kas yang harus diperiksa auditor terdiri atas, cek, berkas transaksi pengeluaran kas,
daftar pengeluaran kas, dan lain-lain.

Dalam audit tertentu, akun yang paling banyak menghabiskan waktu untuk diverifikasi
dengan pengujian subtantif atas perincian saldo adalah piutang dagang, persediaan, asset tetap,
utang dagang, dan akun beban. Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas
transaksi  untuk siklus akuisisi dan pembayaran dibagi menjadi dua wilayah besar, yaitu: Pengujian
akuisisi, meliputi tiga dari empat fungsi bisnis yang di bahas diawal bab ini, pemrosesan pesanan
pembelian, penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan utang. Pengujian pembayaran, yang
meliputi fungsi ke empat yaitu pemrosesan dan pencatatan pengeluaran kas.

B. Tujuan

1.      Mengetahui akun dan klasifikasi transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran.

2.      Mengetahui fungsi-fungsi dalam siklus dan dokumen dan pencatatan terkait akuisisi dan
pembayaran.

3.      Mengetahui pengaruh e-commerce  dalam siklus akuisisi dan pembayaran.

4.      Mengetahiu metodologi desain pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi.

5.       Mengetahui metodologi desain pengujian perincian saldo utang dagang.

C.  Rumusan Masalah

1.      Apa saja akun dan klasifikasi transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran?

2.       Apa fungsi bisnis dalam siklus dan dokumen dan pencatatan terkait akuisisi dan pembayaran ?

3.       Bagaimana pengaruh e-commerce  dalam siklus akuisisi dan pembayaran !

4.      Bagaimana metodologi desain pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi !

5.      Bagaimana metodologi desain pengujian perincian saldo utang dagang.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Akun Dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran

            Tujuan audit ini adalah untuk mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi  oleh
akuisis  barang dan jasa serta pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.

Terdapat tiga kelas transaksi yang dimasukkan ke dalam siklus:

1. Akuisisi barang dan jasa

2. Pengeluaran kas

3. Retur dan pengurangan pembelian serta diskon pembelian

Terdapat 10 akun yang termasuk dalam siklus akuisisi dan pembayaran dalam akun T pada
gambar dibawah ini. Akun pengendalian untuk tiga kategori biaya yang paling banyak digunakan oleh
perusahaan. Untuk setiap akun pengendalian, juga diberikan contoh untuk akun beban anak
perusahaannya perlu digarisbawahi bahwa akun dalam jumlah besar dipengaruh oleh siklus ini. Oleh
karenanya tidak mengherankan jika proses audit untuk siklus akuisisi dan pembayran memakan
waktu yang lebih lama daripada siklus lainnya.

            Pada gambar dibawah, menunjukkan bahwa setiap transaksi akan didebet atau dikredit ke
utang dagang. Oleh karena banyak perusahaan banyak melakukan akuisisi melalui kas kecil maka
gambar ini sebenarnya sangat sederhana. Diasumsikan bahwa akuisisi yang dibayar tunai diproses
dengan cara yang sama dengan yang menggunakan utang dagang.

B. Fungsi Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen Dan Catatan Terkait

            Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk
memperoleh barang serta jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut umumnya dimulai
dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang memerlukan
barang jasa, dan berakhir dengan pembayaran utang usaha.

Klasifikasi Akun Fungsi-fungsi Bisnis


Transaksi Dokumen dan Pencatatan

Akuisisi Persediaan Pemprosesan Permintaan pembelian


pesanan pembelian
Aset Tetap Pesanan pembelian

Beban dibayar di muka


Penerimaan barang
Peningkatan sewa Laporan penerimaan
dan jasa
guna
Utang dagang Pengakuan utang

Beban manufaktur Faktur dari vendor

Beban penjualan Memo debet

Beban administrasi Voucher

Berkas transaksi akuisisi

Jurnal atau daftar akuisisi

Berkas utama utang dagang

Neraca saldo utang dagang

Laporan dari vendor

Pengeluaran Kas di bank (dari Pemrosesan dan Cek


kas penegluaran kas) pencatatan
Berkas transaksi
pengeluaran kas
Utang dagang pengeluaran kas

Diskon pembelian Jurnal atau daftar


pengeluaran kas

1. Memproses Pesanan Pembelian

Permintaan akan barang dan jasa oleh personil klien merupakan titik awal bagi siklus ini.
Bentuk pasti dari permintaan itu dan persetujuan yang diperlukan tergantung pada sifat barang atau
jasa serta kebijakan perusahaan. Dokumen yang umum digunakan meliputi:

a. Permintaan pembelian (Purchase Requistion)

            Digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yang berwenang berupa
permintaan akuisisi seperti atas bahan oleh seorang mandor ruangan penyimpan, perbaikan oleh
pihak luar oleh personil kantor atau pabrik,  atau permintaan asuransi dari wakil direktur penanggung
jawab aset tetap. Perusahaan biasanya bergantung pada spesifikasi pencatatan pesanan yang
terkomputerisasi untuk mengawali permintaan pembelian persediaan secara otomastis.

b. Pesanan pembelian

            Pesanan pembelian adalah dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari
vendor. Pesanan tersebut mencakup deskripsi, kuantitas, dan informasi terkait barang dan jasa yang
ingin dibeli perusahaan dan sering kali digunakan untuk menunjukkan otorisasi
pembelian. Perusahaan biasanya menyerahkan pesanan pembelian secara elektronik kepada vendor
yang menyediakan pertukaran data elektronik (Elektronic Data Interchange/EDI).
Gambar dokumen pesanan pembelian

2. Penerimaan Barang dan Jasa

            Penerimaan barang dan jasa oleh perusahaan merupakan titik kritis dalam siklus ini karena
pada waktu inilah biasanya perusahaan mengakui adanya akuisisi dan utang yang terkait dalm
pencatatan mereka. Saat barang diterima, dibutuhkan pengendalian yang memadai untuk menguji
deskriptif, kuantitas, waktu tiba, dan kondisi barang yang dibeli. Laporan penerimaan adalah
selembar kertas atau dokumen elektronik yang disiapkan pada saat barang diterima. Laporan
tersebut mencakup deskriptif barang jumlah diterima, data yang diterima, dan data penting lainnya.

3. Mengakui Kewajiban

            Pengakuan kewajiban yang tepat atas penerimaan barang dan jasa memerlukan pencatatan
yang tepat waktu dan akurat. Pencatatan awal akan mempengaruhi laporan keuangan dan
pengeluaran kas aktual, karena itu perusahaan harus berhati-hati mencantumkan semua transaksi,
hanya akuisisi yang di lakukan, dan pada jumlah yang tepat. Dokumen dan catatan yang umum
meliputi:

a. Faktur vendor

            Faktur vendor adalah dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan jumlah yang
terhutang atas suatu akuisisi. Faktur tersebut menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang serta jasa
yang diterima, harga, syarat diskon tunai, tanggal penagihan, dan total jumlahnya. Faktur vendor
sangat penting karena menunjukan jumlah yang tercatat dalam berkas transaksi pembelian. Untuk
perusahaan yang menggunakan EDI, faktur vendor dikirimkan secara elektronik, sehingga cara
mengauditnya akan berbeda.

b. Memo Debet

            Memo debet adalah dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan pengurangan
jumlah yang terhutang kepada vendor akibat retur barang atau pengurangan yang diberikan. Memo
debet biasanya menggunakan formulir yang sama dengan faktur vendor, tetapi informasi
didalamnya adalah tentang pengurangan dalam utang dagang, bukan penambahan.

c. Voucher

            Voucher sering digunakan organisasi dalam menetapkan cara yang formal untuk mencatat
dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap transaksi akuisisi diberi no
urut. Voucher meliputi lembaran kertas atau suatu bundel berisi dokumen terkait, seperti pesanan
pembelian, salinan berkas pengepakan, laporan penerimaan dan faktur vendor. Setelah pembayran,
salinan cek, ditambahkan ke dalam bundel voucher tersebut.

d. File Transaksi Akisisi

            File transaksi akuisisi adalah file yang dibuat komputer yang meliputi semua transaksi akuisisi
yang diproses oleh sistem akuntansi selama satu periode. File ini berisi semua informasi yang
dicantumkan ke dalam sistem dan meliputi informasi tentang setiap transaksi. Seperti nama vendor,
tanggal, jumlah, klasifikasi akun, dan deskripsi serta jumlah barang dan jasa yang dibeli. Berkas
transaksi akuisisi juga meliputi retur dan cadangan pembelian atau berkas terpisah untuk transaksi
tersebut. Informasi dalam berkas ini sangat bergantung pada kebutuhan perusahaan, menggunakan
bermacam-macam pencatatan, daftar atau laporan, seperti jurnal akuisisi, berkas utama utang
dagang, dan transaksi untuk saldo akun atau divisi tertentu.

e. Jurnal Daftar Akuisisi

            Jurnal akuisisi atau listing mengidentifikasi apakah akuisisi dilakukan secara tunai atau dengan
piutang usaha. Jurnal atau listing dapat mencakup periode selama sebulan. Transaksi dicatat ke buku
besar, ke file induk utang usaha. Daftar atau laporan yang dibuat dari berkas transaksi akusisi dan
berkas terkait meliputi nama vendor, tanggal, jumlah dan klasifikasi akun atau klasifikasi untuk setiap
transaksi, seperti perbaikan dan pemeliharaan, persediaan atau peralatan. Jurnal atau daftar akuisisi
meliputi total setiap nomor akun dalam setiap periode. Transaksi yang sama dalam jurnal atau daftar
tersebut juga di-posting secara simultan ke buku besar dan juka termasuk utang, maka dimasukkan
dalam berkas utama utang dagang.

f. File Induk Utang Usaha

            File induk utang usaha mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan
pengurangan akuisisi untuk setiap vendor. File induk ini diperbaharui dari file transaksi akuisisi, retur
dan pengurangan, serta pengeluaran kas yang terkomputerisasi. Hasil cetak berkas utama utang
dagang menunjukan, diurutkan per vendor, saldo awal utang dagang, setiap pembelian, retur dan
cadangan pembelian, pengeluaran kas, dan saldo akhir.

g. Neraca Saldo Utang Usaha

            Neraca saldo utang usaha mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap vendor atau
dari setiap faktur atau voucher pada suatu titik waktu neraca tersebut di buat secara lansung dari file
induk utang usaha.

i. Laporan Vendor

            Laporan vendor adalah dokumen yang disiapkan setiap bulan oleh vendor dan menunjukkan
saldo awal, akuisisi, retur dan pengurangan, pembayaran kepada vendor, dan saldo akhir. Saldo
akhir dan aktivitas ini merupakan representasi vendor dalam transaksi periode tertentu, bukan
reprensentasi klien.

4. Memproses dan Mencatat Pengeluaran Kas

            Pembayaran atas pembelian barang dan jasa merupakan aktifitas yang diginifikan bagi semua
entitas. Aktifitas tersebut secara langsung akan mengurangi saldo akun kewajiban, terutama utang
usaha. Dokumen yang berhubungan dengan proses pengeluaran kas yang harus diperiksa auditor
terdiri atas:

a. Cek
            Dokumen ini biasanya digunakan untuk membayar pembelian ketika tagihan telah jatuh
tempo. Banyak perusahaan menggunakan cek berbasis komputer berdasarkan informasi yang
dimasukkan dalam berkas transaksi akuisisi pada saat barang dan jasa diterima. Cek tersebut
biasanya disiapkan dalam banyak salinan, dengan lembar asli diberikan kepada pihak yag dibayar,
satu salinan disimpan bersama dengan faktur vendor dan dokumen terkait lainnya dan salinan
lainnya disimpan secar urut nomor.

Setelah cek ditandatangani pihak yang berwenang, cek terebut menjadi aset. Oleh
karenanya, cek yang telah ditandatangani seharusnya dikirimkan oleh pihak yang menandatangani
atau pihak yang berada dibawah kendalinya. Ketika diuangkan oleh vendor dan dikliring oleh bank
klien, cek ini disebut cek yang dibatalkan. Pada saat itu, cek bukan lagi menjadi aset, tetapi mejadi
dokumen.

b. File Transaksi Pengeluaran Kas

File transaksi pengeluara kas adalah file yang dibuat dengan komputer yang mencamtumkan
semua transaksi pengeluaran kas yang diproses oleh sistem akuntansi selama masa periode. File ini
berisi jenis informasi yang sama seperti yang dibahas untuk file transaksi akuisisi.

c. Jurnal atau Listing Pengeluaran Kas

Jurnal atau listing pengeluaran kas adalah laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran
kas yang mencamtumkan semua transaksi selama setiap periode waktu. Transaksi yang sama,
termasuk semua informasi yang relevan, akan dicantumkan dalam file induk utang usaha dan buku
besar umum.

C. Bagaimana E-Commerce Mempengaruhi Siklus Akuisisi danPembayaran

Tujuan perusahaan menggunakan internet dan e-commerce untuk merampingkan proses


akuisisi barang dan jasa serta proses lainnya seputar manajemen mata rantai suplai. Informasi
mengenai deskripsi produk, penetapan harga, skedul pengiriman, dan syarat lainnya telah tersedia di
internet melalui website vendor dan database yang dapat diakses dengan mudah lainnya. Beberapa
perusahaan menggunakan ekstranet, yang merupakan jaringan kerja pribadiyang dibangun atas
dasar teknologi internet, yang memungkinkan pemasok dan pelanggan bisnis mengkomunikasikan
serta melakukan bisnis secara langsung dalam setting yang aman. Pengguna ekstranet dapat
meningkatkan kemampuan untuk melakukan bisnis dengan rekan bisnis yang jauh lokasinya, yang
sebelumnya tidak mungkin dilakukan.  Perusahaan lainnya menggunakan lelang business-to-business
yang diselenggarakan internet untuk menegosiasikan pembelian perlengkapan dan jasa yang
diperlukan dalam lelang terbuka. Banyak yang berpendapat bahwa penggunaan internet untuk
memperoleh barang dan jasa menimbulkan efisiensi pasar dan harga yang lebih murah karena pasar
online akan memungkinkan jumlah pemasok dan pelanggan yang lebih besar untuk menegosiasikan
pembelian serta penjualan produk dan jasa.
Berikut ini pengaruh Ee-commerce  bagi perusahaan :

a.       Pemakaian jejaring ekstra memudahkan dalam melakukan bisnis dengan rekan bisnis jarak jauh yang
sebelumnya bukan merupakan rekan yang diperhitungkan.

b.      Perusahaan yang saling bersaing dalam penjualan barang dan jasa dapat bekerja sama untuk
membangun pasar satu lini yang mengintegrasikan penjual biasa.

c.       Perusahaan lain menggunakan lelang business-to-business  yang dipandu melalui Internet untuk


bernegosiasi dalam hal pembelian barang dan jasa yang diperlukan dalam lelang terbuka.

d.      Penggunaan Internet untuk mendapatkan barang dan jasa akan menghasilkan efisiensi pasar dan
harga beli lebih murah karena pasar tersebut mempertemukan lebih banyak pembeli dan penjual
yang bisa bernegosiasi untuk penjualan dan pembelian barang dan jasa.

e.       Penggunaan Internet untuk pembelian barang dan jasa menyebabkan pengiriman dilakukan lebih
cepat karena adanya penghematan waktu pesanan pembelian secara online.

f.       Ketersediaan barang dan jasa serta informasi lain secara online, seperti informasi status pesanan,
membantu mengurangi biaya-terkait-penggajian yang berhubungan dengan layanan pelanggan dan
fungsi penjualan lainnya.

D. Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendaliandan Pengujian Subtantif atas Transaksi

Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk siklus akuisisidan
pembayaran dibagi ke dalam dua bidang, yaitu:

1.      Pengujian akuisisi: memroses pesanan pembelian, menerima barang dan jasa, serta mengakui
kewajiban.

2.      Pengujian pembayaran, meliputi proses bisnis: memroses dan mencatat pengeluaran kas.

1. Memahami Pengendalian Internal

Mempelajari diagaram alur klien, menelaah kuesioner pengendalian internal, dan melakukan
pengujian garis besar terhadap transaksi akuisisi dan pengeluaran kas.

2. Menilai Risiko Pengendalian Terencana

a. Mengotorisasi Pembelian

Memastikan bahwa barang dan jasa yang diakuisisi telah diotorasi oleh perusahaan dan tidak
terjadi pembelian barang yang berlebih atau tidak perlu.

b. Memisahkan Tanggung Jawab Aset dari Fungsi Lainnya


Untuk menghindari pencurian atau penyalahgunaan, barang perlu dikontrol secara fisik  sejak
barang diterima hingga barang tersebut digunakan atau dibuang.

c. Melakukan Pencatatan Tepat Waktu dan Penelaahan Independen atas Transaksi

Beberapa perusahaan, pencatatan utang pembelian dilakukan berbasis penerimaan barang dan
jasa. Di perusahaan-perusahaan lainnya, pencatatan ditunda sampai faktur vendor diterima.

d. Mengotorisasi pembayaran

Pengendalian atas pengeluaran kas paling penting meliputi :

·         Penandatanganan cek oleh personel dengan otoritas yang memadai

·         Pemisahan tanggung jawab atas penandatanganan cek dan perjalanan fungsi utang dagang

·         Pemeriksaan dokumen pendukung secara saksama pada waktu cek ditandatangani oleh personel
yang menandatangani cek tersebut.

3. Menentukan Lingkup Pengujian Pengendalian

Setelah efektivitas pelaksanaan pengendalian meningkat dan didukung oleh pengujian


pengendalian tambahan, auditor dapat mengurangi pengujian substantif.

4. Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Pembelian

a.       Pencatatan Akuisisi Dilakukan saat Barang atau Jasa Diterima, Konsisten dengan Kepentingan Klien
(Keterjadian). Pengendalian yang memadai dapat mencegah adanya pencatatan yang tidak benar,
terutama duplikasi pencatatan akuisisi.

b.      Akuisisi yang Benar Terjadi Telah Dicatat (Kelengkapan)

Kurang lengkapnya pencatatan atas akuisisi barang dan jasa akan memengaruhi saldo utang dagang
dan dapat menyebabkan lebih saji pada laba dan modal pemilik.

c. Akuisisi Dicatat Secara Akurat (Akuisisi)

Lingkup pengujian perincian akun neraca dan beban bergantung pada evaluasi auditor terhadap
efektivitas pengendalian internal atas akurasi pencatatan transaksi akuisisi.

d. Akuisisi Diklasifikasi dengan Benar (Klasifikasi)

Pengujian perincian akun individu tertentu dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa pengendalian
internal telah memadai untuk memastikan kebenaran klasifikasi dalam jurnal akuisisi.
5. Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Pengeluaran
Kas

Auditor biasanya melakukan pengujian terhadap pembelian dan pengeluaran kas sekaligus.
Transaksi yang dipilih dari jurnal akuisisi, faktur vendor, laporan penerimaan, dan dokumen akuisisi
lainnya diperiksa bersama dengan cek yang dibatalkan. Oleh karena itu, verifikasi dilakukan secara
efisien tanpa mengurangi efektivitas pengujian.

6. Pengambilan Sampel Atribut atas Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substanstif atas
Transaksi

            Oleh karena pentingnya pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi
untuk akuisisi dan pengeluaran kas, maka penggunaan sampel atribut bisa dilakukan.pendekatan ini
sama dengan yang digunakan dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
untuk penjualan yang dibahas pada bagian “pengambilan sampel audit secara statistik”

            Terdapat tiga perbedaan penting dalam akuisisi dan pembayaran jika dibandingkan dengan
siklus lainya, yaitu:

1.      Terdapat sejumlah besar akun yang terlibat dalam siklus ini, termasuk akun laporanlaba/rugi dan
nerac.potensi salah saji meningkat pada terjadinya salah saji klasifikasi, yang kemungkinan akan
mempengaruhi pendapatan. Contohnya adalah kesalahan klasifikasi antara biaya perbaikan dan
pemeliharaan dan akiva tetap. Akibatnya, auditor biasanya mengurangi tingkat pengecualian yang
dapat diterima, terutama untuk atribut klasifikasi.

2.      Biasanya, siklus untuk transaksi membutuhkan penilaian, seperti dalam biaya sewa guna usaha dan
biaya konstruksi. Penilaian ini dapat meningkatkan kemungkinan salah saji. Akibatnya, auditor
biasanya mengurangi tingkat pengecualian yang dapat diterima untuk akurasi.

3.      Jumlah uang untuk masing-masing transaksi dalam siklus memiliki cakupan luas. akibatnya, auditor
biasanya memisahkan jumlah yang bernilai besar atau tidak lazim dan melakukan pengujian atas
seluruh bagian tersebut.

E. METODOLOGI DESAIN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO UTANG DAGANG

            Oleh karena seluruh transaksi siklus akuisisi dan pembayaran masuk melalui utang dagang,
maka akun tersebut adalah penting dalam seluruh audit pada siklus akuisisi dan pembayaran. Utang
dagang harus dipisahkan dari utang akrual dan kewajiban bunga. Suatu kewajiban merupakan utang
dagang jika total jumlah dari kewajiban tersebut di ketahui dan terutang pada tanggal neraca. Jika
kewajiban tersebut memasukan pembayaran bunga, maka harus dicatat sebagai wesel bayar, utang
kontrak, utang hipotik, atau hutang obligasi.

Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Menpengaruhi Utang Dagang (tahap1)


            Risiko bisnis klien yang cukup besar dapat muncul dari perubahan tersebut. Misalnya, penjual
bisa memiliki akses pada pencatatan utang dagang, sehingga mereka dapat memonitor status saldo
utang dan melakukan rekonsiliasi transaksi. Pihak ketiga juga dapat mengakses pencatatan
akuntansi, yang dapat menimbulkan salah saji jika akses ini tidak dikendalikan dengan benar.
Pemfokusan pada pengembangan logistic atas perpindahan persediaan secara fisik keseluruh rantai
distribusi perusahaan dapat mempersulit penetapan pisah batas yang efektif atas saldo utang
dagang pad akhir tahun. Auditor perlu memahami perubahan sistem tersebut untuk menilai apakah
risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen akan menimbulkan kemungkinan terjadinya salah
saji material.

Menetapkan Salah saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (tahap I)

Seperti halnya piutang dagang, transaksi yang berjumlah besar dapat mempengaruhi utang
dagang. Saldo transaksi tersebut biasanya berjumlah besar, dihasilkan dari banyak vendor, dan biaya
auditnya juga relative mahal. Untuk alasan ini auditor biasanya menetapkan salah saji yang dapat
diterima yang tinggi untuk utang dagang. Untuk alasan ini pula, auditor menetapkan risiko bawaan
sebagai risiko menengah atau tinggi. Mereka biasanya berfokus pada kelengkapan dan tujuan audit-
terkait saldo pisah batas karena terdapat potensi kurang saji pada saldo utang.

Menilai Risiko Pengendalian dan Mendesain serta Melakukan Pengujian Pengendalian dan
Pengujian Substatif atas Transaksi (Tahap I dan II)

            Setelah auditor menetapkan salah saji yang dapat diterima dan risiko bawaan untuk utang
dagang, mereka menilai pengendalian risiko berdasarkan oemahaman tentang pengendalian
internal. Pengujian substantive akhir dari auditor. Oleh karena itu auditor harus memiliki
pemahaman yang menyeluruh tentang hubungan antara pengendalian dan utang dagang.

Selain pengendalian, personel yang independent atau program computer perlu


merekonsiliasi laporan vendor dengan pencatatan utang setiap bulan dan merekonsiliasi berkas
utama utang dengan buku besar. Setelah menilai risiko pengendalian, auditor mendesain dan
melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantive transaksi untuk akuisisi dan
pengeluarankas.

Mendesain dan melakukan prosudur analitis (Tahap III)

Penggunaan prosodur analitis merupakan hal penting dalam siklus akuisisi dan pembayaran
seperti pada siklus lainya, trutama untuk mengungkap salah saji dalam utang.  Untuk neraca dan
akun laporan laba/rugi dalam siklus akuisisi dan pembayaran yang di perlukan untuk mengungkap
mana yang memerlukan perhatiaan lebih.

Auditor harus membandingkan total beban tahun berjalan dengan tahun sebelumnya untuk
mengungkap salah saji dalam utang dagang dan akun beban. Oleh karena akuntansi merupakan
sistem dua sisi,maka salah saji dari akun beban biasanya juga menghasilkan kesalahan dalam
pencataan utang. Oleh kerana itu,membandingkan beban tahun berjalan seperti sewa, utilitas,dan
latihan rutin lain dengan tahun-tahun sebelumnya merupakan prosodur efektif untuk menganalisis
utang ketika beban dari tahun ke tahun relatif stabil.

Mendesain dan melakukan pengujian perincian saldo utang dagang (Tahap III)

Tujuan keseluruhan dalam audit utang dagang adalah untuk menentukan apakah saldo
utang piutang disajikan secara wajar dan benar.terdapat perbedaan penting dalam pemfokusan
audit atas utang dan aset. Ketika auditor melakukan verifikasi terhadap aset,mereka berfokus pada
lebih saji mulai verifikasi oleh konfirmasi,pemeriksaan fisik dan pemriksaan dokumen pendukung.

Perbedaan dalam pemfokusan pada audit aset dan utang di hasilkan langsung dari tanggung
jawab hukum akuntan publik. Jika investor,kriditur,dan pengguna lainya menentukan bahwa laporan
modal setelah penerbitan audit laporan keuangan secara material lebih saji,maka kemungkinan akan
terjadi gugatan akuntan publik.namun demikian,auditor harus menghindari penekanan yang terlalu
besar pada lebih saji atas modal pemilik dengan mengabaikan kurang saji.

Pengujian utang lewat waktu

Oleh kerana fokus pada akun utang terletak pada kurang saji,maka pengujian utang lewat
waktu merupakan hal yang penting dalam audit utang dagang.lingkup pengujian untuk mengungkap
tidak tercatatnya suatu utang(sering di sebut sebagai pencarian utang dagang yang tidak
tercatat)sangat tergantung pada pengendalian risiko yang dinilai dan materealitas saldo pontensial
pada akun.

Pengujian pisah batas

Pengujian lewat batas untuk utang dagang dilakukan untuk menentukan apkah transaksi
yang dicatat sebelum atau sesudah tanggal neraca dimasukan dalam periode yang benar.tetapi
pengujian ini menekankan pada kurang saji,untuk menguji jumlah kurang saji pada pisah batas
,auditor haru menelusuri laporan tagihan yang di terbitkan setelah akhir tahun untuk memastikan
bahwa tagihan tidak dimasukan sebagai utang dagang (jika tidak termasuk dalam pengiriman barang
dalam perjalanan,seperti yang dibahas sebelumnya.

Hubungan antara pisah batas dengan pengamatan fisik persediaan

Untuk menentukan apakan pisah batas sudah benar dilakukan,auditor perlu melakukan
pengujian pisah batas sesuai dengan pengamatan fisik atas persediaan misalnya,diasumsikan bahwa
pembeliaan persediaan sebesar Rp 400.000.000 di terima pada tanggal 31 desmber sore, setelah
pengitungnan fisik perediaan dilakukan.jika pembelian temasuk dalam utang dagang dan
pembeliaan yang di catat,tetapi tidak termasuk dalam persediaan,maka laba bersih akan kurang saji
Rp400.000.000.

Persediaan dalam perjalaan


Dalam utng dagang,auditor harus membedakan antara pembelian persediaan yang berbasis
FOB tjuan dan FOB tempat asal.untuk FOB tujuan, pemilikan berpindah kembali saat kiriman barang
di terima,dan pada saat pembeliaan berbasis FOB tempat asal,perusahaan harus mencatat
persediaan dan utang dagang terkait pada periode berjalan jika pengiriman terjadi atau sebelum
tanggal neraca.dan ketika pengiriman dilakukan pda atau sebelum tanggal nerca,persediaan dan
utang dagang yang terkait harus dicatat pada periode berjalan jika jumlahnya material.

RELIABILITAS BUKTI

Perbedaan antara Faktur Vendor dan Laporan Vendor Auditor

Harus membedakan antara faktur vendor dengan laporan vendor dalam melakukan
verifikasi jumlah yang dinyatakan dalam vendor tersebut. Laporan vendor lebih baik dalam
melakukan verifikasi utang dagang karena memasukkan saldo akhir. Faktur vendor lebih baik dalam
melakukan verifikasi transaksi satu persatu dan faktur tersebut menunjukkan perincian pembelian.

Perbedaan antara faktur vendor, laporan vendor dan konfirmasi

Auditor haru membedakan antara faktur vendor dan laporan vendor dalam melakukan
verifikasi jumlah yang dinyatakan oleh vendor tersebut. Auditor akan mendapatkan bukti yang kuat
atas transaksi ketika memriksa faktur vendor dan dokumen terkait,seperti laporan penerimaan dan
pesanan pembelian. Laporan fendor tidak sepenting faktur dalam melakukan verifikasi transaksi
individual karana dalam laporan tersebut terdapat total jumlah transaksi.laporan tersebut tidak
memasukan jumlah unit yang di beli,harga,ongkos-ngkos angkut atau data lainya. Dan disini juga
terdapat antara perbedaan laporan vendor dan konfirmasi. Perbedaan utama anatara laporan
vendor dan konfirmasi utang dagang adalah imformasinya. Laporan vendor dibuat oleh vendor atau
pihak ketiga yang independent,tetapi ada di tangan klien pada saat di priksa auditor. Klien memiliki
kesempatan untuk mengganti laporan vendor atau menahan laporan vendor tertentu agar tidak di
temukan oleh auditor.oleh krana ketersediaan laporan vendor dan faktur vendor, di mana keduanya
merupakan bukti anadal karana berasal dari pihak ketiga,maka konfirmasi utang dagang menjadi
tidak umum dibandingkan dengan konfirmasi piutang dagang.

Jumlah sampel

Pembahasan mengenai pengujian perincian saldo utang dagang memberikan penekanan


pada prosodur audit tertentu yang dilakukan,dokumen dan catatan yang di priksa,dan waktu
pengujian. Auditor juga harus mempertimbangkan jumlah sampel dalam audit utang dagang. Sampel
untuk pengujian utang dagang dapat bervariasi,tergantung pada faktor materialitas utang
dagang,jumlah utang beredar,resiko audit yang di ketahui,dan hasil audit tahun sebelumnya. Saat
pengendalian internal klien tidak efektif dan hal ini untuk utang dagang,hampir seluruh populasi
harus di ferivikasi.dalam kondisi lain,setidaknyatetap di lakukan pengujian minimal yang memadai.

Pengambilan sampel statistik tidak bisa di gunakan dalam audit utang dagang dibandingkan
piutang dagang.menentukan populasi dan jumlah populasi lebih sulit dalam audit utang dagang.
Oleh penekanan terletak pada penghapusan utang dagang,maka auditor harus memastikan bahwa
populasi telah mencakup kemungkinan utang yang ada. 

BAB III

KESIMPULAN

Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk
memperoleh barang serta jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut umumnya dimulai
dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang memerlukan
barang jasa, dan berakhir dengan pembayaran utang usaha.

Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk siklus akuisisidan
pembayaran dibagi ke dalam dua bidang, yaitu:

1.      Pengujian akuisisi: memroses pesanan pembelian, menerima barang dan jasa, serta mengakui
kewajiban.

2.      Pengujian pembayaran, meliputi proses bisnis: memroses dan mencatat pengeluaran kas.

Anda mungkin juga menyukai