PENDAHULUAN
minyak, lilin, beberapa vitamin dan hormon, dan komponen penyusun membran sel
non protein. Lipid dikelompokkan berdasarkan sifat fisisnya yaitu tidak larut dalam
air, bukan polimer yang strukturnya berulang dan bila dihidrolisis menghasilkan
sederhana, lipid kompleks dan turunan senyawa lipid. Minyak dan lemak merupakan
lipid sederhana yang didapatkan dengan beberapa cara salah satunya adalah ekstraksi
(Wardiyah, 2016).
Cara memperoleh minyak dan lemak sebagai bahan pangan ada beberapa
macam, pada umumnya dilakukan dengan cara ekstraksi yang bertujuan untuk
mendapatkan lemak dan minyak yang tidak rusak selama pengolahan atau
penanganan serta tidak mengandung bagian-bagian yang tidak dikehendaki dan untuk
mendapatkan lemak atau minyak sebanyak mungkin. Ekstraksi minyak dan lemak
perlu dilakukan secara bertahap dalam prosedurnya, yang mana tahapan awal
dipotong-potong dan kemudian dipisahkan dari bahan yang tidak mengandung lemak
dan lemak pada percobaan ini untuk mengetahui kelarutan minyak dan lemak
terhadap berbagai jenis pelarut dan mengetahui pelarut yang baik untuk
kelarutan minyak dan lemak dalam beberapa pelarut serta metode ekstraksi minyak
dan lemak.
macam pelarut.
2. Menentukan dan mengetahui jenis pelarut yang baik untuk ekstraksi minyak
dan lemak.
Prinsip percobaan ini adalah menentukan kelarutan minyak dan lemak dengan
dan minyak beberapa kali dan memisahkan kedua lapisan yang terdiri dari larutan
akuades dan organik yang diteteskan pada kertas saring dan diukur diameter noda
yang terbentuk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekstraksi
komponen zat terlarut berdasarkan sifat distribusinya dalam dua pelarut yang tidak
proses ekstraksi yaitu perbedaan metode, pelarut, suhu, serta waktu ekstraksi akan
Menggunakan metode, pelarut serta waktu yang sesuai akan menghasilkan rendemen
empat variabel yang diyakini memainkan peran penting dalam ekstraksi lipid
menggunakan pelarut organik. Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi lipid adalah
campuran metanol (digunakan pelarut polar) dan heksana (digunakan sebagai pelarut
2.2 Kelarutan
bahan alam yang diekstraksi tidak selalu terdapat dalam pelarut polar. Proses
ekstraksi yang dilakukan menggunakan jenis pelarut yang berbeda, indeks konstanta
dielektrikum dan tingkat kepolarannya pun berbeda pula, sehingga hal ini sangat
mempengaruhi rendemen yang dihasilkan. Semakin kecil konstanta dielektrikumnya
maka rendemen yang dihasilkan semakin besar (Yulianthi dkk., 2017). Alkana
bersifat nonpolar, sehingga alkana tidak larut dalam pelarut air. Alkana larut dalam
pelarut yang cenderung non polar atau sedikit polar. Kelarutan ini dipengaruhi oleh
gaya tarik van der waals antara pelarut dan zat terlarut (Wardiyah, 20016).
2.3 Lipid
Gugus fungsi asam karboksilat hadir dalam kelompok lipid yang disebut asam
lemak. Lipid yang disebut gliserida mengandung gugus fungsi ester, turunan dari
asam karboksilat. Glikolipid dan glikoprotein pada permukaan sel diketahui sebagai
agen sel yang dapat berinteraksi dengan sel lain, antara lain dengan bakteri dan virus
Lipid merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air. Lipid larut pada
pelarut organik nonpolar, seperti aseton, alkohol, eter, benzena, dan kloroform.
selain memiliki fungsi yang penting bagi tubuh, lemak juga memiliki efek negatif.
Reaksi oksidasi dan hidrolisis hingga menyebabkan ketengikan pada ikan dan bahan
2.4 Lemak
Lemak adalah ester yang terbentuk dari gliserol yang asam karboksilatnya
jenuh (memiliki ikatan tunggal). Lemak memiliki titik leleh yang relatif tinggi
sehingga lemak berbentuk padat dalam suhu kamar. Lemak terdapat dalam jaringan
adiposa di bawah kulit pada hewan sehingga lemak banyak dijumpai pada hewan dan
disebut lemak hewani. Lemak disebut sebagai trigliserida karena dalam strukturnya
terdiri dari satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak, disebut juga dengan
triasilgliserol. Asam lemak ini umumnya merupakan rantai hidrokarbon panjang dan
tidak bercabang. Jika ketiga asam lemak penyusunnya sama disebut sebagai
Tubuh manusia tidak dapat membuat polimer lemak tak jenuh, namun lemak
tak jenuh lah yang dibutuhkan dalam pola makan manusia untuk menjaga kesehatan.
Lemak jenuh dapat dibuat dalam sel-sel tubuh manusia dari sumber makanan lain,
misalnya dari karbohidrat dalam pati dan gula. Lemak jenuh dalam makanan manusia
2.5 Minyak
Minyak adalah ester yang terbentuk dari gliserol yang asam karboksilatnya
tak jenuh (memiliki ikatan rangkap). Minyak memiliki titik leleh yang rendah
sehingga minyak berbentuk cair dalam suhu kamar. Minyak nabati terdapat dalam
pada tumbuhan dan disebut minyak nabati. Hidrolisis suatu minyak atau lemak akan
H2 C OR1 H2 C OH R1COOH
H+
HC OR2 + 3H2O HC OH + R2COOH
H2 C OR3 H2 C OH R3COOH
trigliserida gliserol asam lemak
Gambar 1. Hidrolisis Lemak atau Minyak menjadi Asam Lemak (Wardiyah, 2016).
Industri makanan memanfaatkan hidrogenasi katalitik untuk mengubah
minyak nabati cair menjadi lemak semi padat dalam membuat margarin. Pada
kebanyakan lemak dan minyak alami, ikatan rangkap asam lemak memiliki
konfigurasi cis. Katalis yang digunakan untuk hidrogenasi mengubah beberapa ikatan
rangkap cis ini menjadi konfigurasi trans yang tidak alami. Efek kesehatan dari asam
lemak trans masih dalam tahap studi, tetapi percobaan sejauh ini menunjukkan bahwa
Minyak ikan dan minyak kelapa murni (virgin coconut oil; VCO) memiliki
karakteristik fisika kimia yang berbeda dan memiliki manfaat fungsional besar.
oil (VCO) memiliki karaktersitik fisik dan kimia yang jauh berbeda dengan minyak
ikan, di antaranya adalah kandungan asam laurat dan komposisi asam lemak rantai
medium yang tinggi dan berat molekul yang rendah. Minyak ikan dinyatakan
sebagai salah satu sumber asam lemak tak jenuh jamak, omega tiga.
Asam lemak omega 3 tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia sehingga harus
penting dalam pencegahan penyakit jantung, pencegahan dan terapi penyakit kanker,
Ibrahim, S.N.H., dan Hamza, E.A., 2017, Optimization of Lipid Extraction from
Municipal Scum Sludge for Biodiesel Production Using Statistical Approach,
International Journal of Renewable Energy Development, 6(2): 171-179.
Iswari, R.S., 2010, Biokimia dan Fisiologi Lipid, KPD Bandung, Jawa Barat.
Jeffery, G.H., Bassett, J., Mendham, J., dan Denney, R.C., 1989, VOGEL’s Textbook
of Quantitative Chemical Analysis, John Wiley & Sons, Inc, United States.
Mulyawan, A., Hunaefi, D., dan Hariyadi, P., 2018, Karakteristik Lipid Terstruktur
Hasil Transesterifikasi Enzimatik antara Minyak Ikan dan Minyak Kelapa
Murni, JPHPI, 21(2): 317-327.
Sahriawati, dan Daud, A., 2016, Optimasi Proses Ekstraksi Minyak Ikan Metode
Soxhletasi dengan Variasi Jenis Pelarut dan Suhu Berbeda, Jurnal Galung
Tropika, 5(3): 164-170.
Solomons, T.W.G., dan Fryhle, C.B., 2011, Organic Chemistry, John Wiley & Sons,
Inc, United States.
Yulianthi, N.N.S., Suhendra, L., dan Wrasiati, L.P., 2017, Pengaruh Perbandingan
Jenis Pelarut terhadap Kandungan Senyawa Total Fenol, α-Tokoferol, dan
Total Karotenoid Ekstrak Sargassum polycystum, Jurnal Rekayasa dan
Manajemen Agroindustri, 5(4): 1-10.