Anda di halaman 1dari 3

Dengan Role Playing, Prestasi Belajar Oke!

Triyanto, S.Pd.
Guru SD Negeri Karangudi 2 Kec. Ngrampal
Kab. Sragen

Prestasi Belajar yaitu adalah hasil penguasaan yang dicapai oleh peserta didik dalam bidang
studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar (Moh. Saiful Rasyid, dkk, 2019: 10).
Prestasi belajar peserta didik dapat diketahui dengan mengadakan proses penilaian atau
pengukuran melalui kegiatan evaluasi. Alat yang digunakan dapat berupa tes seperti tertulis,
tes lisan, dan tes perbuatan atau non tes.

Prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah peran guru dalam
menerapkan model pembelajaran. Selama ini model pembelajaran yang dipilih guru
cenderung monoton. Proses pembelajaran berpusat pada guru (teacher center), sehingga
peserta didik menjadi pasif, peserta didik hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas dari
apa yang diperintahkan guru. Jika proses pembelajaran seperti ini tetap dipertahankan, akan
berdampak pada prestasi belajar peserta didik. Terbukti dalam pembelajaran IPA materi
tata surya prestasi belajar peserta didik kelas 6 SD Negeri Karangudi 2 Kecamatan Ngrampal
Kabupaten Sragen masih rendah, dari 10 peserta didik hanya 20% yang nilainya diatas KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal).

Salah satu yang melatar belakangi rendahnya prestasi belajar tersebut antara lain
pembelajaran IPA masih menggunakan model konvensional seperti ceramah, pemberian
tugas, dan pembelajaran masih didominasi guru dan kurang melibatkan peserta didik. Guru
kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengkontruksi konsep-konsep
IPA, peserta didik hanya menerima dari apa yang disampaikan oleh guru, peserta didik tidak
terlibat untuk mengemukakan ide dalam mengekploitasi materi sehingga materi tidak
tertanam pada peserta didik. Berdasarkan latar belakang tersebut guru mencoba untuk
meningkat keterlibatan peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran role
playing sehingga diperoleh prestasi belajar yang optimal.

Role playing (bermain peran) adalah model pembelajaran dengan cara memberikan peran-
peran tertentu kepada peserta didik dan mendramatisasikan peran tersebut ke dalam
sebuah pentas Hamalik (2004, hlm 214). Role playing adalah salah satu model
pembelajaran interaksi sosial, yang menyediakan kesempatan kepada murid untuk
melakukan kegiatan-kegiatan belajar secara aktif dan personalisasi. Dari penjelasan
tersebut, role playing merupakan pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk
melatih keterampilan bersikap dan berbicara dalam suatu interaksi sosial yang terjadi pada
proses pembelajaran.

Adapun Langkah-langkah pelaksanaan role playing yang kami lakukan sebagai berikut: 1)
guru menerangkan model role playing dengan cara sederhana. 2) guru menyampaikan
materi yang akan diperankan. 3) guru menunjuk beberapa peserta didik untuk
melaksanakan tugas bermain peran. 4) guru menetapkan dengan jelas masalah dan peranan
yang harus dimainkan oleh peserta didik 5) guru menetapkan peranan pendengar. 6) Guru
memulai role playing . 7) Guru menghentikan role playing. 8) guru memberi kesempatan
kepada pendengar untuk memberikan pendapat atau mencari masalah ah atau
menyimpulkan.

Penerapan role play pada pembelajaran IPA terbukti menjadikan pembelajaran kelas VI SDN
Karangudi 2 lebih berkualitas dan bermanfaat, diantaranya: Pertama, peserta didik terlibat
mengikuti pembelajaran IPA. Kedua, peserta didik semakin termotivasi karena proses
pembelajaran disajikan menarik dan menyenangkan.

Penerapan role play juga terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VI
SD Negeri Karangudi 2. Dari 10 peserta didik, 70 % mencapai ketuntasan belajar dan 30%
sisanya belum.

Dengan melihat kondisi tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran role play dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata
pelajaran IPA materi Tata Surya.

Anda mungkin juga menyukai