Pengertian
Aliran hukum alam merupakan aliran filsafat hukum Barat yang
memandang hukum alam sebagai hukum yang berlaku secara universal dan
abadi. Ada yang menyebutnya dengan istilah hukum kodrat. Menurut pendapat
dari Theo Huijbers, istilah hukum kodrat lebih tepat digunakan daripada hukum
alam. Dalam teori skolastik hukum kodrat dianggap sebagai suatu usaha yang
paling luas guna mempertahankan stabilitas dalam keadaan, dengan
mengikatkan keadaan-keadaan tata tertib tersebut dengan suatu tata tertib suci
dengan perantara hukum kodrat.
Hukum alam (natural law) adalah apa yang dengan sempurna
menyatakan cita hukum, hal ini tentu berdasarkan pada pengamatan bahwa
benda yang alamiah adalah benda yang menyatakan selengkap lengkapnya cita
atau idea dari benda itu. Sebagai catatan, bahwa yang dimaksud alam bagi orang-
orang Yunani yang hidup dalam jaman purba berbeda dengan alam yang
dimaksud oleh orang-orang yang telah dipengaruhi oleh gagasan evolusi. Bagi
bangsa Yunani apel alam bukanlah buah apel yang tumbuh liar di dalam hutan
atau induk dari tanaman di kebun, melainkan apel keemasan dari hesperides.
Hukum alam merupakan suatu teori untuk suatu masa pertumbuhan yang
timbul untuk memenuhi kebutuhan dari tingkatan equity (pelaksanaan hukum
bukan berdasarkan undang-undang yang tertulis melainkan berdasarkan jiwa
keadilan). Hukum alam ditanggapi tiap-tiap orang sebagai hukum oleh sebab
menyatakan apa yang termasuk alam manusia sendiri, yaitu kodratnya. Hukum
alam adalah suatu hukum yang berlaku selalu dan di mana-mana karena
hubungannya dengan aturan alam. Hukum itu tidak pernah berubah, tidak
pernah lenyap dan berlaku dengan sendirinya. Hukum alam dibedakan dengan
hukum positif, yang seluruhnya tergantung dari ketentuan manusia.
c. Dante Alighieri
Filsafat Dante sebagian besar merupakan tanggapan atas situasi yang
kacau pada saat itu. tepatnya pada saat abad perengahan di mana Jerman dan
Prancis menghadapi perselisihan dengan kekuasaan paus di Roma. Dante sangat
menentang penyerahan kekuasaan duniawi kepada gereja. Menurutnya keadilan
akan dapat ditegakkan apabila pelaksanaan hukum diserahkan kepada satu
tangan saja, berupa pemerintahan yang absolut. Rupanya Danke berusaha
memberikan legitimasi terhadap kekuasaan monarki yang bersifat mondial.
Monarki dunia yang menjadi badan tertinggi yang memutuskan
perselisihan antara penguasa satu dengan yang lainnya. Namun, dasar hukum
yang dijadikan pegangan adalah hukum alam, yang mencerminkan hukum-
hukum Tuhan. Menurutnya badan tertinggi yang memperoleh legitimasi dari
Tuhan sebagai monarki dunia ini adalah kekaisaran Romawi. Dan pada abad
pertengahan kekaisaran Romawi itu sudah di gantikan oleh kekuasaan Jerman
dan kemudian oleh Prancis di Eropa. Pemikiran Dante tertuang dalam bukunya
yang berjudul “ De Monarchia”
d. PieRe Dubois
PieRe Dubois merupakan filusuf terkemuka Prancis sekaligus sebagai
pengacara raja Prancis. Maka tidak heran jika pandangan-pandangannya pro
penguasa. Ia mencita-citakan kerajaan Prancis yang maha luas, yang menjadi
pemerintah tunggal dunia. PieRe dubois berpandangan bahwa penguasa (raja)
dapat langsung menerima kekuasaan dari Tuhan tanpa perlu melewati pemimpin
gereja. Bahkan ia ingin agar kekuasaan duniawi gereja (paus) di cabut dan
diserahkan kepada raja. Beliau juga berpandangan bahwa raja memiliki
kekuasaan membentuk undang-undang, tetapi raja tidak terikat untuk dapat
mematuhinya. Pemikiran dubois tertuang dalam bukunya yang berjudul “De
Recuperatione Terre Sancte”.
c. Immanuel Kant
Dikenal sebagai penganut filsafat kritis dengan paham empirisme,
berpendapat bahwa sumber pengetahuan manusia bukan rasio, melainkan
pengalaman (empiris), tepatnya pengalaman yang berasal dari pengenalan
inderawi, filsafat kantesius dari empiris dengan rasional yakni filsafat rasionalis
yang memulai perjalanan dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan
batas-batas rasio.