Anda di halaman 1dari 6

HAKIKAT ALIRAN HUKUM ALAM

Oleh: Prof.Dr. Aminuddin Ilmar, SH.,MH.

Pengertian
Aliran hukum alam merupakan aliran filsafat hukum Barat yang
memandang hukum alam sebagai hukum yang berlaku secara universal dan
abadi. Ada yang menyebutnya dengan istilah hukum kodrat. Menurut pendapat
dari Theo Huijbers, istilah hukum kodrat lebih tepat digunakan daripada hukum
alam. Dalam teori skolastik hukum kodrat dianggap sebagai suatu usaha yang
paling luas guna mempertahankan stabilitas dalam keadaan, dengan
mengikatkan keadaan-keadaan tata tertib tersebut dengan suatu tata tertib suci
dengan perantara hukum kodrat.
Hukum alam (natural law) adalah apa yang dengan sempurna
menyatakan cita hukum, hal ini tentu berdasarkan pada pengamatan bahwa
benda  yang alamiah adalah benda yang menyatakan selengkap lengkapnya cita
atau idea dari benda itu. Sebagai catatan, bahwa yang dimaksud alam bagi orang-
orang Yunani yang hidup dalam jaman purba berbeda dengan alam yang
dimaksud oleh orang-orang yang telah dipengaruhi oleh gagasan evolusi. Bagi
bangsa Yunani apel alam bukanlah buah apel yang tumbuh liar di dalam hutan
atau induk dari tanaman di kebun, melainkan apel keemasan dari hesperides.
Hukum alam merupakan suatu teori untuk suatu masa pertumbuhan yang
timbul untuk memenuhi kebutuhan dari tingkatan equity (pelaksanaan hukum
bukan berdasarkan undang-undang yang tertulis  melainkan berdasarkan jiwa
keadilan). Hukum alam ditanggapi tiap-tiap orang sebagai hukum oleh sebab
menyatakan apa yang termasuk alam manusia sendiri, yaitu kodratnya. Hukum
alam adalah suatu hukum yang berlaku selalu dan di mana-mana karena
hubungannya dengan aturan alam. Hukum itu tidak pernah berubah, tidak
pernah lenyap dan berlaku dengan sendirinya. Hukum alam dibedakan dengan
hukum positif, yang seluruhnya tergantung dari ketentuan manusia.

Dilihat dari sejarahnya menurut friedman, aliran ini timbul karena


kegagalan umat manusia dalam mencari keadilan yang absolut. Gagasan hukum
alam didasarkan pada assumsi bahwa melalui penalaran, hakikat mahluk hidup
akan dapat diketahui, dan pengetahuan tersebut mungkin menjadi dasar bagi
tertib sosial serta tertib hukum eksistensi manusia. Hukum alam dianggap lebih
tinggi dari hukum yang sengaja dibentuk oleh manusia .
Pandangan yang muncul setelah jaman renesanse (yaitu di era ketika rasio
manusia dipandang terlepas dari tertib keTuhanan.) berpendapat bahwa hukum
alam muncul dari  pikiran manusia sendiri tentang apa yang baik dan buruk,
yang penilaiannya diserahkan kepada kesusilaan (moral) alam. Adapun peranan
hukum alam sepanjang sejarah memiliki fungsi jamak, sebagai berikut:
 Hukum alam digunakan untuk mengubah hukum perdata romawi yang
lama menjadi suatu sistem hukum umum yang berlaaku diseluruh dunia.
 Sebagai senjata bagi pihak greja dan kaisar dalam berebut kekuasaan
 Dasar hukum internasional dan dasar kebebasan perseorangan terhadap
pemerintahan yang bersifat absolut.
 Digunakan para hakim amerika serikat dalam menafsirkan konstitusi
mereka.
 Dipergunakan untuk mempertahankan pemerintahan yang berkuasa, atau
sebaliknya untuk mengobarkan pemberontakan terhadap kekuasaan yang
ada.
 Untuk mempertahankan segala bentuk idiologi
 Sebagai dasar ketertiban international hukum alam terus menerus
memberikan ilham kepada kaum stoa , ilmu dan filsafat romawi , pendeta
pendeta dan greja greja pada abad pertengahan, dan lain-lain.

Macam Aliran Hukum Alam


Berdasarkan sumbernya, maka aliran hukum alam ini dapat dibedakan
dalam dua macam sebagai berikut:

1.Hukum alam irrasional


Aliran hukum alam ini berpendapat bahwa hukum  yang berlaku universal
dan abadi itu bersumber dari Tuhan secara langsung.  Aliran hukum alam ini di
kembangkan oleh para pemikir sekolastik pada abad pertengahan seperti:
Thomas Aquino, Gratianus, Jhon Salisbury, Dante, PieRe Dubois, Marsilius
Padua, Johanes Haus, dan lain-lain. Adapun pemikiran tokoh-tokoh aliran
hukum alam irrasional sebagai berikut:
a. Thomas Aquinas
Filsafatnya berkaitan erat dengan teologia. Mengakui di samping
kebenaran wahyu terdapat juga kebenaran akal, akan tapi ada pengetahuan yang
tidak dapat ditembus oleh akal  tetapi memerlukan iman. Maka, pengetahuan
menurutnya terdapat dua pengetahuan yang saling beriringan
yaitu: pertama, pengetahuan alamiah (berpangkal pada akal),
dan kedua,  pengetahuan iman yang berpangkal pada wahyu. Berkaitan dengan
hukum, Aquinas mendefinisikannya sebagai ketentuan akal untuk kebaikan
umum, yang dibuat oleh orang yang mengurus masyarakat.
Berkaitan dengan hal ini, Friedman menggambarkan pemikiran Aquinas
sebagai berikut: sejak dunia diatur oleh ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
Tuhan, maka seluruh masyarakat dialam semesta diatur oleh akal yang berasal
dari Tuhan. Hukum Tuhan berada di atas segala-galanya. Akan tapi tidak semua
hukum Tuhan dapat diperoleh oleh manusia, dan diungkapkan melalui hukum
abadi  sebagai penjelmaan kearifan Tuhan, yang mengatur semua tindakan dan
pergerakan.
Hukum alam adalah bagian dari hukum Tuhan, bagian yang diungkapkan
dalam pikiran alam. Manusia, sebagai makhluk yang berakal, menerapkan
bagian dari hukum Tuhan ini terhadap kehidupan manusia, sehingga ia dapat
membedakan yang baik dan buruk. Hal ini berasal dari prinsip-perinsip hukum
abadi sebagaimana terungkap dalam hukum alam yang merupakan sumber dari
sumber hukum manusia. Lebih lanjut, Aquinas membagi hukum terhadap empat
macam, yaitu:[11]
1. Lex aeterna, yaitu hukum rasio Tuhan yang tidak dapat ditangkap oleh panca
indera manusia.
2. Lex divina yaitu hukum rasio Tuhan yang dapat ditangkap oleh panca indera
manusia.
3. Lex naturalis atau hukum alam, yaitu penjelmaan lex aeterna ke dalam rasio
manusia.
4.    Lex positivis yaitu penerapan lex naturalis dalam kehidupan manusia di
dunia.
Adapun di antara karya tulisnya yang terkenal di antaranya adalah: summa
theologiae, de ente et essentia, dan summa contra gentiles.
b.  Jhon Salisbury
Jhon Salisbury merupakan seorang rohaniawan pada abad pertengahan.
Pandangan Jhon Salisbury banyak mengkritik kesewenang-wenangan penguasa,
menurutnya, gereja dan negara perlu bekerja sama. Dalam menjalankan sebuah
pemerintahan penguasa wajib memperhatikan hukum tertulis dan hukum tidak
tertulis  (hukum alam) yang mencerminkan hukum-hukum Tuhan. Merupakan
tugas rohaniawan agar membimbing penguasa supaya tidak merugikan rakyat,
bahkan menurutnya penguasa itu harus menjadi abdi gereja.
Jhon Salisbury melukiskan kehidupan bernegara itu seperti kehidupan
dalam sarang lebah, yang sangat memerlukan kerja sama dari semua unsur,
suatu pandangan yang bertitik tolak dari pendekatan organis. Pemikiran beliau
ini dituangkan dalam satu kumpulan buku yang diberi judul “Policracitus Sive
De Nubis Curialtum Et Vestigis Philoshophorum Libri VIII. Dan bukunya yang
berjudul Metalogicus.

c. Dante Alighieri
Filsafat Dante sebagian besar merupakan tanggapan atas situasi yang
kacau pada saat itu. tepatnya pada saat abad perengahan di mana Jerman dan
Prancis menghadapi perselisihan dengan kekuasaan paus di Roma. Dante sangat
menentang penyerahan kekuasaan duniawi kepada gereja. Menurutnya keadilan
akan dapat ditegakkan apabila pelaksanaan hukum diserahkan kepada satu
tangan saja, berupa pemerintahan yang absolut. Rupanya Danke berusaha
memberikan legitimasi terhadap kekuasaan monarki yang bersifat mondial.
Monarki dunia yang menjadi badan tertinggi yang memutuskan
perselisihan antara penguasa satu dengan yang lainnya. Namun, dasar hukum
yang dijadikan pegangan adalah hukum alam, yang mencerminkan hukum-
hukum Tuhan. Menurutnya badan tertinggi yang memperoleh legitimasi dari
Tuhan sebagai monarki dunia ini adalah kekaisaran Romawi. Dan pada abad
pertengahan kekaisaran Romawi itu sudah di gantikan oleh kekuasaan Jerman
dan kemudian oleh Prancis di Eropa. Pemikiran Dante tertuang dalam bukunya
yang berjudul “ De Monarchia” 

d. PieRe Dubois
PieRe Dubois merupakan filusuf terkemuka Prancis sekaligus sebagai
pengacara raja Prancis. Maka tidak heran jika pandangan-pandangannya pro
penguasa. Ia mencita-citakan kerajaan Prancis yang maha luas, yang menjadi
pemerintah tunggal dunia. PieRe dubois berpandangan bahwa penguasa (raja)
dapat langsung menerima kekuasaan dari Tuhan tanpa perlu melewati pemimpin
gereja. Bahkan ia ingin agar kekuasaan duniawi gereja (paus) di cabut dan
diserahkan kepada raja. Beliau juga berpandangan bahwa raja memiliki
kekuasaan membentuk undang-undang, tetapi raja tidak terikat untuk dapat
mematuhinya. Pemikiran dubois tertuang dalam bukunya yang berjudul “De
Recuperatione Terre Sancte”.

e.  Marsilius Padua dan William Occam


Kedua tokoh ini memiliki banyak persamaan pandangan. keduanya
termasuk tokoh penting abad k-14 dari ordo fransiscan dan pernah memberi
kuliah di sebuah universitas di kota Paris. Keduanya sama-sama dikeluarkan dari
gereja oleh paus. Marsilius Padua; Negara berada di atas kekuasaan Paus.
Kedaulatan tertinggi ditangan Rakyat dan hukum harus mengabdi pada rakyat.
Filsafat Occam sering disebut nominalisne lawan dari pemikiran Thomas. Occam
bahwa rasio manusia tidak dapat memastikan suatu kebenaran. Karya Padua
yang terkenal berjudul Defensor Pacis, sedangkan karya Occam di antaranya
yang berjudul: De Imperatorum Et Pantificum Potestate.

f. John Wycliffe (1320-1384) dan Johannes Huss


Bagi Wicliffe Gereja dan pemerintah memiliki lahan masing-masing, tidak
boleh saling mencampuri. Huss menyatakan bahwa gereja tidak perlu
mempunyai hak milik, penguasa dapat merampas hak yang disalah gunakan oleh
gereja.

2.Hukum alam rasional


Aliran hukum alam rasional berpendapat bahwa sumber dari hukum yang
universal dan abadi itu adalah rasio manusia. Adapun tokoh aliran hukum alam
rasional antara lain: Hugo De Groot, atau Grotius, Cristian Thomasius,
Immanuel Kant, Fichte, Hegel, Dan Rudolf Stammler. Pemikiran tokoh-tokoh
aliran hukum alam rasional, sebagai berikut:

a. Hugo De Groot (Grotius)


Grotius dikenal sebagai bapak hukum internasional karena
mempopulerkan konsep-konsep hukum dalam hubungan antar Negara, seperti
hukum perang dan damai serta hukum laut. Menurutnya hukum bersumber dari
rasio manusia dan tidak dapat diubah walaupun oleh Tuhan, tetapi diberi
kekuatan mengikat oleh Tuhan.

b. Samuel V.P. dan Christian Thomasius


Samuel (Jerman); hukum alam adalah aturan yang berasal dari akal
pikiran yang murni. Menurutnya hukum alam yang lahir dari factor-faktor yang
bersifat takdir dan berdasarkan sifat manusia yang fitri, seperti naluri akan
terdesak kebelakang. Disisi lain undang-undang akan semakin maju. Menurut
Thomasius manusia hidup dengan berbagai macam Naluri yang bertentangan,
sehingga diperlukan aturan yang mengikat.

c. Immanuel Kant
Dikenal sebagai penganut filsafat kritis dengan paham empirisme,
berpendapat bahwa sumber pengetahuan manusia bukan rasio, melainkan
pengalaman (empiris), tepatnya pengalaman yang berasal dari pengenalan
inderawi, filsafat kantesius dari empiris dengan rasional yakni filsafat rasionalis
yang memulai perjalanan dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan
batas-batas rasio.

Anda mungkin juga menyukai