Anda di halaman 1dari 16

Makalah PKN

KONSTITUSI NEGARA

DISUSUN OLEH:
SAMSUAR – 140603241

SYATRIA SHANDYATNO – 160603165

ADE ARDIANSYAH – 160603166

FITRIA SANTI – 160603178

DOSEN PEMBIMBING: FAUZA ANDRIYADI S.H.I., M.S.I

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY


DARUSSALAM – BANDA ACEH
2016
KATA PENGANTAR

 Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayahnya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah mata kuliah PANCASILA dan
KEWARGANEGARAAN dengan judul “KONSTITUSI NEGARA”. Shalawat
dan salam serta kami panjatkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW, beserta
keluarga dan para sahabat yang sangat berjasa, sehingga kita dapat meraskan
manisnya dan nikmatnya ilmu pengatahuan.

Penulisan MAKALAH PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN ini


bertujuan untuk mengetahui tentang secara umum tentang konsep dasar, sejarah,
peran dan fungsi, serta perubahan konstitusi. Kami harapkan semoga makalah ini
dapat mempermudah para pembaca dalam memahami tentang konstitusi negara.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih.          

Banda Aceh, 2 November2016

Penyusun

KELOMPOK 1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 Secara garis besar konstitusi merupakan seperangkat aturan main dalam


kehidupan bernegara yang mengatur hak dan kewajiban warga Negara dan Negara
itu sendiri. Konstitusi suatu Negara biasa di sebut dengan Undang-Undang Dasar
(UUD) . dalam pengembangan Negara dan warga Negara dan warga Negara yang
demokratis, keberadaan konstitusi demokrasi lahir dan Negara yang demokrasi. 

Indonesia merupakan negara yang menganut sistem presidensil. Presidensil


merupakan sistem yang membagi kekuasaan pemerintah antara legeslatif dan
eksekutif dengan payung yudikatif terlepas dari kontrofersi yang ada. Negara
dengan model Presidensil biasanya menganut sistem pemisahan kekuasaan.
Pemisahaan kekuasaan ini dikarenakan bertentangan dengan sistem parlementer
yang menganut pembagian kekuasaan. Sistem Presidensil merupakan pemisahaan
secara jelas dalam sistem pemerintahaan dimana eksekutif tidak dapat
membubarkan legeslatif dan eksekutif dipilih oleh badan pemilih (parlemen).
Presiden dalam sistem Presidensil menjabat Kepala Negara serta Kepala
Pemerintah[1], sedangkan parlemen terdapat pembagian antara Kepala
Pemerintahan (Perdana Menteri) dengan Kepala Negara (Raja). Pemaparan diatas
telah menjelaskan kedudukan Indonesia dalam sistem pemerintahan terdapat pada
sistem pemerintahan Presidensil dengan pola pemisahaan kekuasaan. Mahkamah
Konstitusi merupakan salah satu lembaga yudikatif yang berperan sebagai
pemantau dalam perundang-undangan dalam hal penyelenggaraan negara.

[1] Lihat Penjelasan Pasal 4 dan Pasal 5 ayat (2) jo. Pasal 10 s.d. 15 UUd 1945.
 Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga perlu memperkenalkan diri ke tengah-
tengah masyarakat, dan mengambil tanggungjawab untuk mengembangkan upaya
pendidikan dan pemasyarakatan konstitusi, tidak hanya berkenaan dengan hal-hal
yang berkaitan dengan Mahkamah Konstitusi, hak dan kewajiban konstitusional
warga negara, dan lain-lain yang berkaitan dengan pengawalan dan penafsiran
terhadap UUD 1945, tetapi juga mengenai kebutuhan untuk pemasyarakatan UUD
1945 dalam arti yang lebih luas.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Memahami dan mengetahui secara umum konsep dasar negara
b. Mengetahui bagaimana peran dan fungsi konstitusi
c. Mengetahui bagaimana sejarah konstitusi dan mengetahui perubahan
konstitusi
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR KONSTITUSI


a. Pengertian Konstitusi
Dalam bahasa latin konstitusi berasal dari gabungan dua kata yaitu
“Cume” berarti bersama dengan dan “Statuere” berarti membuat
sesuatu agar berdiri atau mendirikan, menetapkan sesuatu,
sehingga menjadi “constitution”.
Dalam istilah bahasa inggris (constution) konstitusi memiliki
makna yang lebih luas dan undang-undang dasar. Yakni konstitusi
adalah keseluruhan dari peraturn-peraturan baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara
bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu
masyarakat.

Dalam terminilogi hukum islam (Fiqh Siyasah) konstitusi dikenal


dengan sebutan DUSTUS yang berati kumpulan faedah yang
mengatur dasar dan kerja sama antar sesama anggota masyarakat
dalam sebuah Negara.
Menurut pendapat James Bryce, mendefinisikan konstitusi sebagai
suatu kerangka masyarakat politik (Negara yang diorganisir
dengan dan melalui hukum. Dengan kata lain konstitusi dikatakan
sebagai kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur kekuasaan
pemerintahan, hak-hak rakyat dan hubungan diantara keduanya.
Dalam bahasa prancis yaitu “constiture” dalam bahsa jerman
“vertassung” dalam ketatanegaraan RI diartikan sama dengan
Undang-undang dasar. Konstitusi / UUD dapat diartikan peraturan
dasar yang memuat aturan-aturan dan prinsip-prinsip entitas
politik dan hukum.
Istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi
nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar
hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang
dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya, Konstitusi
umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga
masyarakatnya dan menjadi satu sumber perundang-undangan.
Konstitusi adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun
tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat negara.

B. PERAN DAN FUNGSI KONSTITUSI


Konstitusi sesungguhnya memiliki peranan yang sangat penting
dalam kehidupan bernegara. Karena jika dalam sebuah negara tidak ada
konstitusi, akan ada banyak orang yang melakukan tindakan sewenang-
wenangnya. Setiap negara memiliki konstitusinya masing-masing demi
terciptanya keadilan, kenyamanan, ketentraman, saling menghargai antar
negara, antar individu, dll.

Konstitusi menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara,


yaitu berupa kumpulan peraturan untuk membentuk, mengatur, atau memerintah
negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan
yang berwenang, dan ada yang tidak tertulis berupa konvensi.

Konstitusi merupakan acuan tertulis yang digunakan untuk menjalankan


negara dalam hal ini bisa perundang - undangan, dimana disana merupakan
refleksi dari fakta sosial di masyarakat. Lalu apa kaitannya dengan MK atau
Mahkamah Konstitusi. Dalam trias politica John Locke aspek pemerintahan
meliputi kekuasaan ekskutif, legislatif, dan yudikatif. MK merupakan salah satu
lembaga yudikatif yang berperan sebagai pemantau dalam perundang - undangan
dalam hal penyelenggaraan negara. Sebagaimana sejarah terbentuknya MK serta
visi misi Mahkamah Konstitusi, dimana ide pembentukan MK
dilatarbelakangi oleh salah satu perkembangan pemikiran hukum dan kenegaraan
modern yang muncul di abad ke-20. Tegaknya konstitusi dalam rangka
mewujudkan cinta negara hukum dan demokrasi demi kehidupan dan kenegaraan
yang bermartabat merupakan visi dari MK. Sedangkan misi dari Mahkamah
Konstitusi yaitu pertama, mewujudkan Mahmakamah Konstitusi sebagai salah
satu kekuasaan kehakiman yang modern dan terpercaya serta membangun
konstitusionalitas Indonesia dan budaya sadar berkonstitusi.

Jadi sesuai peran dari MK dikaitkan dengan konstitusi digunakan untuk


mengawasi jalannya pemerintahan mulai dari pengawasan undang - undang yang
berlatarbelakang dengan hukum hingga mengawasi jalannya demokrasi di
Indonesia, adapun jalannya demokrasi ini juga termasuk meliputi pesta
demokrasi. Dengan harapan dari peran konstitusi ditunjang dengan lembaga
bernama MK ini pengawasan hukum dan demokrasi di Indonesia bisa
dilaksanakan untuk membangun negara yang bermartabat sesuai dengan visi misi
dari MK itu sendiri.

Konstitusi Indonesia merupakan alat untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila


dalam kehidupan kenegaraan.

Fungsi konstitusi bagi suatu negara sebagai berikut :

1. Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam


menjalankan kekuasaannya tidak sewenang- wenang terhadap rakyatnya
2. Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang
dicita-citakan dalam tahap berikutnya.
3. Sebagai landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem
ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga
negaranya, baik penguasa maupun rakyat (sebagai landasan struktural).

C. SEJARAH DAN PERUBAHAN KONSTITUSI


Sejak pertama kali Indonesia mengikrarkan diri menjadi negara
yang merdeka, telah tejadi pelanggaran terhadap konstitusi yang telah
terbentuk dan disetujui pada tanggal 18 Agustus 1945. Pelanggaran
tersebut tidak bisa serta-merta di telaah secara mentah karena banyak
alasan pembenar dari pengangkatan Presiden berserta Wakilnya karena
saat itu tekanan begitu banyak dan harus disikapi secara cepat dan tepat.
Perlu kita ketahui bahwa UUD (Undang-undang Dasar) 1945 merupakan
konstitusi bangsa. Penting diketahu terjadi salah kaprah Konstitusi
(Constitution atau Verfasung[2]) dibedakan dari UUD atau Grundgesetz,
hal ini di akibatkan pengaruh kodifikasi yang harus tertulis sehingga
pemaknaan setiap peraturan hukum karena pentingnya harus ditulis, dan
konstitusi yang ditulis itu adalah UUD. Konstitusi dapat juga bermakna
lain dalam kajian bahasa Indonesia yaitu segala ketentuan dan aturan
mengenai ketatanegaraan. Pada dasarnya konstitusi tersebut bermuatkan
sifat yuridis saja akan tetapi termuat sifat sosiologis dan politis bukan
hanya bermakna UUD yang tertulis.

Perkembangan Rechtverfassung[3] di Indonesia ada lima konstitusi yang


pernah berlaku di Indonesia sampai sekarang;

 UUD 1945; periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949


 UUDS 1950; periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
 UUD 1945 yang berlaku lagi sejak Dekrit periode 5 Juli 1959
 UUD NRI Tahun 1945. Periode 1998 dan terus berubah dengan
amandemen sebanyak 4 (empat) kali hingga saat ini.
[2] Konstitusi yang tertulis dalam hal ini bermakna konstitusi yang biasa saja
atau hanya mengandung unsure yuridis (Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim)

[3] Dalam arti lain bermakna konstitusi Lihat dalam buku Moh. Kusnardi dan
Harmaily Ibrahim Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta : CV Sinar
Bakti, 1988).

Akan tetapi pada prinsipnya hanya ada 4 (empat) Rechtverfassung yang


pernah dimiliki Indonesia hingga kini yaitu UUD 1945, RIS, UUDS 1950, UUD
NRI 1945. Rechtverfassung yang dibuat oleh para tokoh Indonesia sejak pertama
hingga kini, sejarah panjang tersebut dapat diceritakan dengan singkat dalam
beberapa periode, antara lain :

1) Periode Pertama (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)

Pada periode ini saat negara kita menyatakan kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945 belum mempunyai Rechtverfassung atau UUD. Baru sehari selepas
tanggal 17 Agustus 1945 yaitu pada tangal 18 Agustus 1945 barulah memiliki
UUD yang telah disusun sejak BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dapat disebut juga Dokuritsu Junbi
Cosakaiyang dipimpin dr. Radjiman Wediodiningrat. BPUPKI merupakan badan
persiapan kemerdekaan yang tidak terlepas dari intervensi Jepang dalam
pendiriannya.

Sidang pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945) membahas berkenaan


tentang philosofische grondslag, dasar falsafah dari Indonesia merdeka, dan dalam
rangka tersebut Mr. Muh Yamin, Ir. Soekarno dan Dr. Soepomo membuat konsep.

Ir. Soekarno dengan konsep yang jelas menyatakan berjudul Pancasila dengan
konsepsi sila-silanya :

1)      Kebangsaan Indonesia

2)      Internasionalisme atau perikemanusiaan

3)      Mufakat atau demokrasi


4)      Kesejahteraan sosial

5)      Ketuhanan Yang Maha Esa

Mr. Muh. Yamin dengan konsep dasar negara :

1)      Peri Kebangsaan

2)      Peri Kemanusiaan

3)      Peri Ketuhanan

4)      Peri Kerakyatan

5)      Kesejahteraan Rakyat

2) Periode ke dua (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)

Pada periode ini Indonesia mengalami agresi militer Belanda[4] yang


mengharuskan mengubah bentuk negara yang bermodel Presidensil menjadi
model pemerintahan Parlementer. Selanjutnya akibat dari berubahnya model
pemerintahan Indonesia sehingga haruslah mengubah konstitusi negara.
Konstitusi negara Indonesia berubah menjadi parlementer yang menjadikan
Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara bukan Kepala Pemerintahan.

UUD 1945 lalu berubah menjadi UUD RIS (Undang-undang Republik


Indonesia Serikat). Pada Konfrensi Meja Bundar (KMB) dalam Konfrensi tersebut
dihasilkan persetujuan pokok yaitu:

a. Mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat


b. Penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat
c. Didirikan Uni antara Republik Indonesia Serikat dan Kerajaan Belanda

Dan seluruhnya disetujui oleh pihak Indonesia sebagai suatu persetujuan


bersama yang mulai berlaku pada tanggal 27 Desember 1949. Wilayah Indonesia
yang terbagi-bagi yang diatur dengan pasal UUD RIS dengan 16 negara bagian
berdasarkan perjanjian Renvile

3). Periode ke tiga (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)


Akibat UUD RIS merupakan paksaan dari Belanda dan bersifat sementara
maka Soekarno dan para Tokoh Bangsa berkumpul kembali untuk merumuskan
kembali secara baik UUD yang terbaik.

[4] Agresi militer Belanda pertama pada tahun 1947 dan yang ke dua 1948 lalu
terjadi KMB (Konfrensi Meja Bundar)

Proses peralihan ini mengharuskan mengganti terlebih dahulu UUD RIS


dengan UUDS 1950 yang bersifat sementara dan mengatur tentang pembubaran
RIS menjadi RI.

Pembubaran tersebut diproklamirkan oleh Soekarno dihadapan parlemen


(DPRS). Pembubaran yang dilakukan oleh Soekarno memiliki alasan yang tidak
bisa dibantah oleh Belanda dimana berdasarkan UUD RIS pasal 43 yang
menyebutkan :

“Dalam penyelesaian susunan federasi RIS maka berlakulah asas pedoman,


bahwa kehendak rakyatlah di daerah-daerah bersangkutan yang dinyatakan
dengan merdeka menurut jalan demokrasi, memutuskan status yang
kesudahnnya akan diduduki oleh daerah-daerah tersebut dalam federasi.”

Selanjutnya naskah UUD baru ini diberlakukan secara resmi mulai 17


agustus 1950, yaitu dengan ditetapkannya UU no 7 tahun 1950.

Berbeda dengan UUD RIS , yang tidak sempat mewujudkan Konstituante,


maka di bawah UUDS 1950 sebagai realisasi dari pasal 134, telah
dilaksanakan pemilu pada bulan Desember 1955 untuk memilih anggota
konstituante.[5] Pemilihan umum ini dilaksanakan pada tanggal 10 November
1956 di Bandung dan diresmikanlah konstituante dengan legalisasi pemilu
berdasarkan UU no 7 tahun 1953.

4). Periode ke empat (5 Juli 1959 – hingga kini)


Setelah runtuhnya rezim Orde lama maka bangkitlah Soeharto sebagai
pahlawan yang menggantikan Soekarno.

[5]  Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim., Op. Cit. hlm 95

Soeharto setelah melakukan penumpasan Gerakan 30 September Partai


Komunis Indonesia (G30SPKI) menjadikan UUD 1945 sebagai kitab suci yang
selalu harus ditaati. Penjelasan pada makna pasal-pasal pada UUD 1945 memiliki
dua pendapat :

UUD 1945 hanya terdiri dari Pembukaan dan Batang Tubuh saja. Penjelasan
bukanlah bagian resmi dari UUD 1945.

UUD 1945 terdiri dari Batang Tubuh, Pembukaaan, dan Penjelasan. Jadi
Penjelasan UUD tersebut merupakan bagian resmi dari UUD 1945.

Dengan pendapat kedua yang menyatakan bahwa penjelasan UUD 1945


merupakan bagian dari Konstitusi sehingga dengan begitu Soeharto menggunakan
penjelasan UUD sebagai alat untuk mengkontrol pola pikir bangsa sehingga
menjadi kendaraan kekuasaan rezim ORBA.

5)  UUD 1945 periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949

Pada saat proklamasi kemerdekaan tanggal 17 agustus 1945, Negara Republik


Indonesia belum memiliki konstitusi atau UUD, namun sehari kemudian tepatnya,
18 Agustus 1945, Panitia Pesiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan
sidang pertama yang salah satu keputusanya adalah mengesahkan UUD yang
kemudian disebut UUD 1945. Mengapa UUD 1945 tidak disahkan oleh MPR
sebagaimana yang diatur dalam pasal 3 UUD 1945? sebab, saat itu MPR belum
dibentuk.
Naskah UUD yang disahkan oleh PPKI tersebut disertai penjelasanya
dimuat dalam Berita Rebuplik Indonesia No. 7 tahun II 1945 tersebut terdiri atas
tiga bagian yaitu Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasan. Perlu dikemukakan
bahwa Batang Tubuh terdiri atas 16 bab yang terbagi menjadi 37 pasal, serta 4
Pasal Aturan Peralihan dan 2 ayat Aturan Tambahan.

6) Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949

Perjalanan Negara baru Republik Indonesia tidak luput dari rongrongan pihak
Belanda yang menginginkan menjajah kembali Indonesia. Belanda berusaha
memecah-belah bangsa Indonesia dengan cara membentuk negara “boneka”
seperti Negara Sumatera Timur, Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, dan
Negara Jawa Timur di dalam Negara Republik Indonesia.

Bahkan Belanda kemudian melakukan agresi atau pendudukan terhadap ibu


kota Jakarta, yang dikenal dengan Agresi Militer I pada tahun 1947 dan Agresi
MIliter II atas kota Yogyakarta pada tahun 1948. Untuk menyelesaikan pertikaian
Belanda denga Republik Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turun
tangan dengan menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag
(Belanda) tanggal 23 Agustus-2 November 1949. Konferensi ini dihadiri oleh
wakil-wakil dari rebuplik Indonesia, BFO yaitu gabungan dari Negara-Negara
boneka yang dibentuk oleh Belanda dan Belanda serta sebuah Komisi PBB untuk
Indonesia.

KMB tersebut menghasilkan tiga buah persetujuan pokok yaitu :

1.      Didirikan Negara Republik Indonesia Serikat

2.      Penyerahan kedaulatan kepada republik Indonesia serikat dan

3.      Didirikan Uni antara RIS dengan Kerajaan Inggris

Perubaham bentuk Negara dari Negara kesatuan menjadi Negara serikat


mengharuskan adanya pergantian UUD. Oleh karena itu, disusunlah naskah UUD
Rebublik Indonesia Serikat. Rencangan UUD tersebut oleh gelegasi RI dan
delegasi BFO pada Konferensi Meja Bundar.
7)  UUD 1945 Periode 19 Oktober 1999- Sekarang

Seiring dengan tuntutan reformasi dan setelah lengsernya Presiden Soeharto


sebagai penguasa orde baru, maka sejak tahun 1999 dilakukan perubahan
(amandemen) terhadap UUD 1945. UUD 1945 sudah mengalami empat tahap
perubahan, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Penyebutan UUD
setelah perubahan menjadi lengkap, yaitu: Undang-Undang dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

Melalui empat tahap perubahan tersebut, UUD 1945 telah mengalami


perubahan yang cukup mendasar. Perubahan itu menyangkut kelembagaan
Negara, pemilihan umum, pembatasan kekuasaan presiden dan wakil presiden,
memperkuat kedudukan DPR, pemerintahan daerah, dan ketentuan yang terinci
tentang hak-hak asasi manusia. Setelah perubahan UUD 1945, ada beberapa
praktik ketatanegaraan yang melibatkan rakyat secara langsung. Misalnya dalam
pemilihan presiden dan wakil presiden, dan pemilihan kepala daerah (Gubernur
dan Bupati/ Walikota). Hal-hal tersebut tentu lebih mempertegas prinsip
kedaulatan rakyat yang dianut Negara kita.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Negara merpakan suatu organisasi di antara kelompok atau beberapa
kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu
wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang
mengurus tata tertib dan keselamatan kelompok atau beberapa
kelompok manusia yang da diwilayahnya.
2. Perubahan yang begitu besar menimbulkan implikasi terhadap
struktur ketatanegaraan, yaitu terjadinya perubahan kelembagaan
secara mendasar.

B. SARAN
Bagi pembaca diharapkan agar mengetahui apa pengertian dari
konstitusi. Dengan mengetahui hakikat dari konstitusi negara, diharapkan
kita bisa menjadi warna negara yang baik dan mampu melaksanakan
segala peraturan yang tertuang dalam konstitusi secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://up-date09.blogspot.co.id/2012/11/makalah-konsepdasar-konstitusi.html
2. http://egiwulan8gmail.blogspot.co.id/
3. http://avirista.blogspot.co.id/2012/09/peran-konstitusi-dalam-negara.html
4. http://www.edukasippkn.com/2015/09/tujuan-dan-fungsi-konstitusi-
undang.html
5. https://dukunhukum.wordpress.com/2012/04/09/sejarah-singkat-konstitusi-
indonesia/
6. http://riesaan.blogspot.co.id/2013/05/perubahan-konstitusi.html

Anda mungkin juga menyukai