Anda di halaman 1dari 2

Term of Reference

Temu Penggerak Media Ansor


Sumedang
“Jalan Dakwah di Sosial Media”
3-4 Oktober 2020
Tempat: PCNU Sumedang

Latar Belakang

“Membacalah untuk mengembangkan diri, bicaralah supaya didengar, menulislah agar


dipahami, dan bergeraklah untuk sebuah perubahan.” K.H Abdurrahman Wahid

Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi—khususnya internet/media online--


yang terus berkembang pesat dari waktu ke waktu telah memunculkan realitas baru di
tengah masyarakat dunia. Realitas baru tersebut adalah pasar bebas ide (free market of
ideas). Di dalamnya, semua orang berlomba memperoleh informasi sebanyak-
banyaknya tentang apa saja yang menyangkut hidup dan kehidupannya (Syah, 2012).

Bahkan, media online kini marak digunakan sebagai salah satu sumber informasi,
pembelajaran, serta alat penyebaran pesan keagamaan. Setidaknya, hal itu karena
media online memungkinkan informasi disampaikan secara cepat dan berulang-ulang
dan menciptakan “density of information” dan “density of emotion,” dua hal yang
berperan penting dalam dakwah dan gerakan sosial.

Sekadar contoh, anak-anak muda di Mesir memanfaatkan Facebook, Twitter dan


Youtube sebagai alat mobilisasi massa dalam aksi melawan rezim otoriter korup di
negaranya. Anak-anak muda yang menggerakkan Occupy Wall Street juga
menggunakan Facebook dan Twitter untuk menyatukan berbagai lapisan masyarakat
yang jengah dengan sistem ekonomi kapitalisme yang hanya menguntungkan segelintir
orang kaya di negara mereka. Jadi, internet dan media sosial bisa menjadi “the new
tools for social goods.”
Namun, sebagai alat, media bisa digunakan sesuai keinginan pengguna, termasuk
untuk menyebar hoax, ujaran kebencian, dan radikalisme atas nama agama. Media
penyebar kebencian yang mengklaim diri berbasis Islam ini bukan saja mencoreng citra
Islam sebagai agama cinta damai dan menjunjung tinggi toleransi, tapi juga bisa
merusak keharmonisan dalam berbangsa dan bernegara.

Ansor dan Media Sosial

Setidaknya, Media sosial itu adalah bagian dari wadah perjuangan GP Ansor. Front
perjuangan Ansor adalah front semesta, bukan hanya di ruang-ruang kelas tapi juga di
dunia maya juga harus bertarung. Dengan demikian, kalangan kader Ansor harus
berperan aktif di media sosial, bukan hanya konsumen tapi juga harus menjadi
produksi konten positif.

Era media sosial seperti saat ini adalah momentum yang tepat bagi jurnalistik kader
Ansor untuk tampil ke permukaan dengan jangkauan yang tidak terbatas. kader Ansor
harus berkecimpung di ruang publik baru ini—meminjam Habermas—arena
pertarungan ide dan gagasan. Setiap kelompok mengambil peran dalam ruang publik
dan berusaha mengambil kuasa, pemenangnya adalah ide dan gagasan yang dikelola
dengan baik. Temu Pengelola Media Online ini adalah sebuah ikhtiar untuk
memetakan media-media yang dikelola kader Ansor, menakar kekuatan masing-
masing untuk bersinergi, dan terus menggali ide-ide baru serta pola mengelolanya
dengan baik. Dari forum ini diharapkan para jurnalis bisa merapatkan barisan dan
bersiap memenangkan kerahmatan Islam di ruang publik tersebut.

Tujuan:

1. Saling menguatkan dan berbagi


2. Ajang silaturrahmi antar penulis sehingga dapat berjejaring
3. Terlibat aktif untuk menyebarkan virus Islam Damai di media sosial

Target:

1. Data base penulis


2. Update perkembangan situs Islam

Materi Pelatihan
1. Dasar-dasar Jurnalistik
2. Penulisan Berita
3. Editing Photo
4. Editing Video

Anda mungkin juga menyukai