Anda di halaman 1dari 6

CENTIVE 2018 INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Perancangan dan Analisis Desain Jaringan Fiber To The


Building (Fttb) Berbasis Gpon untuk Apartemen Taman
Kemayoran Condominium
Bianca Alfathan Pratama1, Dodi Zulherman2, Fauza Khair3
1,2
Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro, IT Telkom Purwokerto
1,2
Jl. D. I Panjaitan No. 128, Purwokerto Selatan 53116, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia
14101044@ittelkom-pwt.ac.id1, zulherman.dodi@ittelkom-pwt.ac.id2, fauza.khair@ittelkom-pwt.ac.id3

Abstrak – Dahulu masyarakat hanya membutuh layanan suara, namun saat ini masyarakat juga membutuhkan
layanan video dan data. Fiber To The Building (FTTB) merupakan infrastruktur jarring serat optik yang dapat
memberikan ketiga layanan tersebut. Skripsi ini membandingkan kedua STO dengan menggunakan teknologi
yang sama yaitu teknologi GPON, dalam perancangan jaringan FTTB untuk menghasilkan rekomendasi
teknologi mana yang lebih baik untuk diterapkan. Skripsi ini dimulai dengan melakukan surver lokasi,
melakukan perancangan jaringan, menentukan perangkat dan spesifikasi, serta membuat simulasi jaringan
menggunakan OptiSystem dan melakukan melakukan perhitungan parameter. Lokasi perancangan terdapat pada
Apartemen Taman Kemayoran Condominium Tower Cendana. Apartemen adalah blok bangunan yang
didalamnya terbagi-bagi sejumlah ruang pribadi sebagai pengganti rumah. Pada penelitian didapatkan nilai
power link budget pada teknologi GPON untuk downstream -22.709 dBm dan -24.536 dBm untuk STO
Kemayoran. Sedangkan untuk STO Cempaka Putih downstream -22,865 dBm dan untuk upstream -24,692 dBm.
Untuk perhitungan rise time budget untuk STO Kemayoran adalah 0,17 ns untuk downstream (syarat 0,28 ns)
dan 0,29 ns untuk upstream (syarat 0,56 ns), sedangkan untuk STO Cempaka Putih untuk downstream 0,17 ns
(syarat 0,28 ns) dan untuk upstream 0,29 ns (syarat 0,56 ns). Pada parameter BER untuk downstream sebesar
5,18344 x 10-122 dan upstream sebesar 2,03382 x 10-013 untuk STO Kemayoran. Pada STO Cempaka Putih untuk
downstream 1,65701 x 10-117 dan untuk upstream 1,18132 x 10-012 (standar 10-10). Pada jaringan FTTB teknologi
GPON yang telah dirancang layak untuk diterapkan karena telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh
PT.Telkom Akses dan ITU-T.

Kata kunci – FTTB, GPON, Link Power Budget, Rise Time Budget dan Bit Error Rate

Abstract – In the past, people only needed voice services, but now people also need video and data services.
Fiber To The Building (FTTB) is a fiber optic jarring infrastructure that can provide all three services. This
thesis compares the two STOs using the same technology that is GPON technology, in FTTB network design to
produce recommendation which technology is better to apply. This thesis starts by doing location surveys,
network designing, specifying device and specification, and making network simulation using OptiSystem and
doing parameter calculation. The location of the design is located on Taman Kemayoran Condominium Tower
Cendana Tower. The apartment is a building block which is divided into several private spaces instead of the
house. In the research, the value of power link budget on GPON technology for downstream -22.709 dBm and -
24.536 dBm for STO Kemayoran. As for STO Cempaka Putih downstream -22,865 dBm and for upstream -
24,692 dBm. For the calculation of rise time budget for STO Kemayoran is 0,17 ns for downstream (condition
0,28 ns) and 0,29 ns for upstream (condition 0,56 ns), while for STO Cempaka Putih for downstream 0,17 ns
(requirement 0.28 ns) and for upstream 0,29 ns (requirement of 0.56 ns). On the BER parameter for downstream
of 5,18344 x 10-122 and upstream of 2,03382 x 10-013 for STO Kemayoran. At STO Cempaka Putih for
downstream 1,65701 x 10-117 and for upstream 1,18132 x 10-012 (standard 10-10). In the FTTB network GPON
technology that has been designed feasible to be applied because it meets the standards set by PT.Telkom Akses
and ITU-T.

Keywords – FTTB, GPON, Link Power Budget and Bit Error Rate

372 | Proceedings on Conference on Electrical Engineering, Telematics, Industrial Technology, and Creative Media, 11 Agustus 2018
CENTIVE 2018 INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

PENDAHULUAN nilai parameter yang akan digunakan untuk


Teknologi telekomunikasi saat ini adalah prioritas pengaplikasian jaringan FTTH. Perhitungannya ini
utama bagi masyarakat. Hal ini didorong oleh berupa besaran sinyal optik dan noise. Power Budget
perkembangan teknologi telekomunikasi yang mengacu pada rugi-rugi yang dapat ditoleri, dengan
semakin berkembang sangat pesat baik di kawasan kata lain data tepat menjaga operasi yang di sesuaikan
urban, sub-urban dan rural. Apartemen merupakan atau patokan.
sebuah hunian yang sangat popular di daerah urban. Link Power Budget di parameter ini
Salah satu apartemen seperti Apertemen Taman mempertimbangkan total kerugian daya optik dapat
Kemayoran Condominium yang terletak pada pusat terjadi diantara sensor cahaya dengan sumber cahaya
kota menjadi salah satu tempat hunian masyarakat dan dapat mengalokasikan kerugian yang terdapat di
perkotaan yang membutuhkan akses internet yang redaman kabel, remana konektor, redaman splice dan
system margin. Berikut ini adalah persamaan untuk
memiliki kecepatan tinggi dan tidak terbatas [1].
menentukan redaman total.
Komunikasi serat optik menjadi pilihan yang
α total = L xαf + Nc x αc + Ns xαs + Nspxαsp
baik untuk mendukung perkembangan tersebut.
Jaringan serat optik dapat menggantikan kabel Margin daya harus diutamakan memiliki nilai
tembaga sebagai media transmisi dengan performa lebih dari 0 (nol), margin daya adalah daya yang
yang sesuai dengan kebutuhan. Sehingga pelanggan memiliki sisa dari power transmitter setelah dikurangi
dapat menikmati layanan Triple Play Service yaitu dari loss selama proses transmisi yang dapat
menyediakan layanan akses internet yang dirumuskan sebagai berikut.
bekecepatan tinggi, layanan yang melibatkan M = ( Ptx - Prx) - α total - Ms
komunikasi dalam bentuk suara, data dan video dalam Rise Time Budget
satu infrastruktur pada unit pelanggan [2].
Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, PT. Merupakan sebuah metode untuk bertujuan untuk
Telkom sebagai salah satu penyedia jasa menentukan suatu batasan dipersi jaringan link serat
telekomunikasi terbesar di Indonesia saat ini mulai optik. Pada metode ini berfungsi sebagai menganalisis
menggunakan teknologi telekomunikasi jaringan sistem transmisi digital. Bertujuan agar apakah
Fiber To The Building (FTTB). Jaringan Fiber To The kinerja jaringan telah tercapai secara keseluruhan dan
Building (FTTB) ini adalah sistem penyediaan akses dapa memenuhi kapsitas kanal sesuai yang dinginkan.
jaringan fiber optik dimana menggunakan serat optik Pada paremeter Rise Time Transmitter, Rise Time
sebagai media transmisinya yang terletak pada suatu Disperse material, Rise Time Disperse modal dan Rise
ruangan baik berupa hotel, perkantoran, apartemen Time disisi receiveri merupaka komponen yang haru
dan umumnya berada di dalam suatu gedung yang ada jika ingin melakukan perhitungan Rise Time
berada di dalam kamar user. Jaringan Fiber To The Budget. Secara keseluruhan, total link tidak boleh
Building (FTTB) ini dimulai dari sentral kemudian melebihi dari 70% dari sebuah bit NRZ (Non-Return
berakhir disuatu gedung seperti gedung Apartemen to Zero) atau 35% dari bit RZ (Return to Zero).
atau Perkantoran [3]. Tsys = [ttx2 + tmat2 +tmod2+trx2 ] 1/2
Dalam penelitian ini, penulis menaganlisi Bit Error Rate (BER)
perancangan jaringan FTTB berteknologi GPON di Bit Error Rate merupakan laju bit yang salah
kawsan Apartemen Taman Kemayoran dalam sistem transmisi digital, dimana terdapat
Condominium. Pada penelitian ini menganalisis daya besaran yang ukuran kualitas sinyal dalam
penerima pelanggan berdasarkan parameter power komunikasi digital. Dalam komunikasi voice memiliki
link budget, rise time budget dan BER. nilai BER maksimal 10-10, yang artinya dalam 1000
METODE PENELITIAN bit sinyal dikirimkan dalam maksimum bit yang
hanya boleh salah adalah 10 bit.
Pada penelitian ini melakukan perbandingan
terhadap dua STO dengan menggunakan teknologi
yang sama, yaitu GPON. Kemudian melakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
perancangan , menentukan spsifikasi yang dapat di
Power Link Budget
implementasikan, kemudian menentukan jumlah
perangkat yang akan digunakan, kemudian penulis Pada perhitungan dihitung berdasarkan jarak
mencari hasil parameter-parameter berupa link power terjauh dari STO menuju ONT, yaitu dengan jarak
budget, rise time budget dan BER. Dan kemudian 3.047 km untuk STO Kemayoran dan STO Cempaka
diambil kesimpulan dari hasil penelitian apakah Putih berjarak 3.827 km. Dari hasil perhitungan
perancangan jaringan FTTB teknologi GPON di menggunakan splitter 1:4 dan 1:8 menunjukan bahwa
kawasan Apartemen Taman Kemayoran Tower kedua STO tersebut memenuhi standar ITU-T G.984
Cendana termasuk layak atau tidak. yaitu maksimal – 28 dB dan sudah memenuhi standar
PT.Telkom Akses yaitu sebesar – 25 dB.
Power Link Budget DOWNLINK 1490 nm
Merupakan sebuah perhitungan keadaan α.tot = L.αserat + Nc.Ωc + Ns. αs + αsp
sesungguhnya yang harus dilakukan untuk masukan = (3.047 x 0,28) + (8 x 0,25) +

Proceedings on Conference on Electrical Engineering, Telematics, Industrial Technology, and Creative Media, 11 Agustus 2018 | 373
CENTIVE 2018 INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

(11 x 0,05) + (7.25 + 10.38) Upstream Upstream


= 0,85316 + 2 + 0,55 + 17,63 STO Hasil Hasil
= -21,03316 dBm Perhitungan Simulasi
Nilai power Prx = 2 – 21,03316 = -19,03316 dBm STO Kemayoran -21,24645 -24,536
Sehingga untuk perhitungan margin daya adalah : STO Cempaka
M = (Pt – Pr) - αtot - SM -21,51945 -24,692
Putih
= (2-(-28)) – 21,03316 - 6
= 2,96684 dBm Pada tabel 3.2 dan 3.3 dapat dilihat
UPSTREAM 1310 nm perbandingan antar hasil perhitungan power link
α.tot = L.αserat + Nc.Ωc + Ns. αs + αsp budget dengan simulasi menggunkan OptiSystem.
= (3,047 x 0,35) + (8 x 0,25) + Hasil pada tabel 4.3 kedua STO menggunakan
(11 x 0,05) + (7,25 + 10,38) teknologi yang sama yaitu teknologi GPON. Dari
= 1,06645 + 2 + 0,55 + 17,63 hasil perhitungan dengan hasil simulasi menggunakan
= -21,24645 dBm OptiSystem memiliki selisi tidak terlalu jauh atau
Nilai power Prx = 2 – 21,24645 = -19,24645 dBm selesih kecil, hasil dari perhitungan dengan simulasi
Sehingga untuk perhitungan margin daya adalah : hasil ini sudah masuk dalam standar ITU-T G.984 dan
M = (Pt – Pr) - αtot - SM bisa dikatan bagus.
= (2-(-28)) – 21,24645 - 6
= 2,75355 dBm Rise Time Budget
Pada tabel 4.2 merupakan hasil dari simulasi Pada perhitungan rise time budget dihitung pada
menggunakan simulasi OpstiSystem, simulasi ini saat proses pengiriman data dari sentral menuju
dilakukan dari OLT ke ONT untuk downstream pelanggan jaringan FTTB di Apartemen Taman
dengan menggunkan frekuensi 1490 nm dan dari
Kemayoran Condominium Tower Cendana.
ONT ke OLT untuk uplink dengan menggunakan
frekuensi 1310 nm. Perhitungan ini dilakukan dengan mengukur jarak
Tabel 3.1 Hasil Simulasi Power Link Budget dari masing-masing STO menuju ke ODC, ODC
STO STO Cempaka menuju ODP dan ODP menuju ke ONT dengan jarak
Data Rate
Kemayoran Putih pelanggan terjauh. Pelanggan FTTB di Apartemen
Downstream -22,709 -22,865 Taman Kemayoran Condominium Tower Cendana
Upstream -24,536 -24,692 dengan jarak terjauh dari masing-masing STO, yakni
Pada tabel 4.2 adalah hasil dari simulasi dari sisi downstream dan sisi upstream.
menggunakan OptiSystem, mengukuran dilakukan
DOWNSTREAM
dari OLT ke ONT, dan juga sebaliknya. Pada tabel
0,/
Bit NRZ
4.2 kedua STO sama menggunakan teknologi GPON
8Q 4Á^ Â @
dengan Panjang gelombang untuk downstream 1490 NRZ tr =
0,/
nm dan untuk upstream 1310 nm. Dari perhitungan
*,6..h 0Ã
menggunakan simulasi OptiSystem memiliki = = 2,813504823 x 10-10
perbedaan tidak terlalu jauh, dikarenakan jarak STO
= 0,2813504823 ns
Cempaka Putih lebih jauh beberapa meter dari STO
Dispersi Material
o tkojs k = itko × Ä° ×
Kemayoran. Sehingga bandwidth yang terdapat di
STO Cempaka Putih lebih besar dibandingkan dengan
STO Kemayoran. Untuk hasil ini bisa dikatakan o tkojs k = 4 ps/(nm.km) × 0,001 nm
sesuai standar ITU-T G.984 yaitu maksimal power × 3,047 Km
link budget -28 dBm = 0,000012188 nT

210 210
Rise time receiver
Tabel 3.2 Perbandingan Power Link Budget
8•Å *6.. <)Æ
trx = =
Downstream
Downstream Downstream = 0,14 ns
STO Hasil Hasil Rise time total
Perhitungan Simulasi Tsys = [ttx2 + tmat2 + tmod2 + trx 2]1/2
STO = ((0,12) + (0,0000121882) + (02) + (0,142))1/2
-21,03316 -22,709 = 0,172046505 ns
Kemayoran
STO
Cempaka -21,25156 -22,865
Putih

Tabel 3.3 Perbandingan Power Link Budget Upstream

374 | Proceedings on Conference on Electrical Engineering, Telematics, Industrial Technology, and Creative Media, 11 Agustus 2018
CENTIVE 2018 INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

UPSTREAM semakin besar bit rate yang digunakan maka semakin


besar bandwidth yang hilang. Karena pada parameter
0,/
Bit NRZ
rise time budget berfungsi untuk menentukan batas
8Q 4Á^ Â @
NRZ tr = dipersi dari serat optik, maka para perancangan
0,/
jaringan GPON terdapat dispersi yang terjadi banyak
,*66h 0Ã
= = 5,62700964 x 10-10 yang diakibatkan oleh gelombang cayaha yang
melawati beberapa serat optik yang memeiliki
= 0,562700964 ns
karakterisistik dispersi material.
Dispersi Material Tabel 3.6 Hasil rise time budget STO
o tkojs k = itko × Ä° × Cempaka Putih
o tkojs k = 4 ps/(nm.km) × 0,001 nm Downstream 2.488 Gbit/s
× 3,047 Km NRZ tmat ttx trx tsys
= 0,000012188 pT 0,28 ns 0,000015 ps 0,1 ns 0,14 ns 0,172 ns

210 210
Rise time receiver Pada tabel 3.6 telah didapatkan hasil perhitungan
rise time budget untuk STO kemayoran untuk
8•Å *6.. <)Æ
trx = =
downstream. Dari hasil data yang telah dihitung dapat
= 0,14 ns diambil kesimpulan bahwa perancangan jaringan
Rise time total GPON masih masuk dalam kelayakan standar GPON.
Tsys = [ttx2 + tmat2 + tmod2 + trx 2]1/2 Dapat dilihat (tsys) pada tabel 4.6 degradasi waktu
= ((0,12) + (0,0000121882) + (02) + (0,142))1/2 yang terjadi adalah 0,172 ns masih dibawah nilai line
= 0,172046505 ns code NRZ sebesar 0,28 ns, jika nilai tsys melebihi nilai
Tabel 3.4 Hasil rise time budget STO Kemayoran NRZ maka dipastikan perancangan jaringan GPON
Downstream 2.488 Gbit/s yang sudah di rancang tidak bias jalan, dikarenakan
NRZ tmat ttx trx tsys nilai tersebut melebihi line code NRZ sebesar 0,28 ns.
0,28 ns 0,000012 ns 0,1 ns 0,14 ns 0,17 ns Tabel 3.7 Hasil rise time budget STO
Pada tabel 4.4 telah didapatkan hasil perhitungan Cempaka Putih
rise time budget untuk STO kemayoran untuk Upstream 1,244 Gbit/s
downstream. Dari hasil data yang telah dihitung dapat NRZ tmat ttx trx tsys
diambil kesimpulan bahwa perancangan jaringan 0,56 ns 0,000015 ps 0,1 ns 0,14 ns 0,172 ns
GPON masih masuk dalam kelayakan standar GPON. Pada tabel 4.7 telah didapatkan hasi perhitungan
Dapat dilihat (tsys) pada tabel 4.4 degradasi waktu rise time budget untuk STO Kemayoran untuk
yang terjadi adalah 0,17 ns masih dibawah nilai line upstream. Dari hasil data yang telah dihitung dapat
code NRZ sebesar 0,28 ns, jika nilai tsys melebihi nilai diambil kesimpulan bahwa perancangan jaringan
NRZ maka dipastikan perancangan jaringan GPON GPON masih masuk dalam kelayakan standar GPON.
yang sudah di rancang tidak bias jalan, dikarenakan Dapat dilihat (tsys) pada tabel 4.7 degradasi waktu
nilai tersebut melebihi line code NRZ sebesar 0,28 ns. yang terjadi adalah 0,172 ns masih dibawah nilai line
Tabel 3.5 Hasil rise time budget STO Kemayoran code NRZ sebesar 0,56 ns, jika nilai tsys melebihi nilai
Upstream 1,244 Gbit/s NRZ maka dipastikan perancangan jaringan GPON
NRZ tmat ttx trx tsys yang sudah di rancang tidak bias jalan, dikarenakan
0,56 ns 0,000012 ns 0,1 ns 0,14 ns 0,17 ns nilai tersebut melebihi line code NRZ sebesar 0,56
Pada tabel 3.5 telah didapatkan hasi perhitungan 70% dari bit rate 2,488 Gbit/s.
rise time budget untuk STO Kemayoran untuk Pada hasil dari perhitungan rise time budget
upstream. Dari hasil data yang telah dihitung dapat untuk downstream dan upstream terdapat hasil yang
diambil kesimpulan bahwa perancangan jaringan berbeda terutama nilai (tsys) dan nilai bandwidth.
GPON masih masuk dalam kelayakan standar GPON. Perbedaan hasil dari nilai bandwidth yang dimana
Dapat dilihat (tsys) pada tabel 4.5 degradasi waktu hasil downstream lebih besar dibandingkan upstream
yang terjadi adalah 0,17 ns masih dibawah nilai line hal itu dikarenakan perbedaan bit rate yang
code NRZ sebesar 0,56 ns, jika nilai tsys melebihi nilai digunakan pada downstream sebesar 2,488 Gbit/s dan
NRZ maka dipastikan perancangan jaringan GPON untuk upstream sebesar 2,488 Gbit/s, sehingga
yang sudah di rancang tidak bias jalan, dikarenakan semakin besar bit rate yang digunakan maka semakin
nilai tersebut melebihi line code NRZ sebesar 0,56 besar bandwidth yang hilang. Karena pada parameter
70% dari bit rate 2,488 Gbit/s. rise time budget berfungsi untuk menentukan batas
Pada hasil dari perhitungan rise time budget dipersi dari serat optik, maka para perancangan
untuk downstream dan upstream terdapat hasil yang jaringan GPON terdapat dispersi yang terjadi banyak
berbeda terutama nilai (tsys) dan nilai bandwidth. yang diakibatkan oleh gelombang cayaha yang
Perbedaan hasil dari nilai bandwidth yang dimana melawati beberapa serat optik yang memiliki
hasil downstream lebih besar dibandingkan upstream karakterisistik dispersi material.
hal itu dikarenakan perbedaan bit rate yang
digunakan pada downstream sebesar 2,488 Gbit/s dan Tabel 3.8 Perbandingan rise time budget
untuk upstream sebesar 2,488 Gbit/s, sehingga kedua STO

Proceedings on Conference on Electrical Engineering, Telematics, Industrial Technology, and Creative Media, 11 Agustus 2018 | 375
CENTIVE 2018 INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Bandwidth
STO
Downstream Upstream
Kemayoran 0,17046505 ns 0,17046505 ns
Cempaka Putih 0,172046506 ns 0,172046506 ns
Pada hasil data perhitungan rise time budget
perbandingan kedua STO pada tabel 4.8. Perbedaan
terjadi pada bandwidth yang didapat di tiap reveiver.
Komponen dan karakteristik yang digunakan dalam
perancangan kedua STO tersebut sama tidak memiliki
perbedaanya, hanya satu parameter yang
membedakan tersebut adalah jarak kabel serat optik.
Dari ke dua STO ini Pada kesimpulanya dalam Gambar 3.2 Eye Diagram upstream STO Kemayoran
perhitungan ini jarak pada kabel serat optik ini sangat Pada gambar 3.2 menampilkan hasil dari eye
mempengaruhi bandwidth yang didapat pada receiver, diagram dari STO Kemayoran denagan menggunakan
walaupun memiliki perbedaan, tetapi tidak terlalu teknologi GPON. Hasil yang bisa dikatakan baik
signifikan. Di karenakan jarakn anatara ke dua STO karena sudah memenuhi standar GPON, yaitu untuk
menuju ONT perbedaannya tidak terlalu jauh dan minimal Q Factor sebesar 6 sedangkan BER minimal
penggunaan bit rate yang sama. Semakin Panjang yaitu 10-10 untuk GPON. Serta pada gambar 3.2
jarak serat optik maka semakin banyak bandwidth terlihat jelas perbedaan antara informasi bit “1” dan
yang akan berkurang. “0”.
Bit Error Rate (BER)
Pada parameter BER berfungsi sebagai
menentukan kualitas transmisi, pengukuran yang
digunakan yaitu dari STO menuju ke ODC, ODC
menuju ke ODP dan ODP menuju ke ONT dengan
jarak pelanggan terjauh. Pelangan FTTB di
Apartemen Taman Kemayoran Condominium Tower
Cendana dengan jarak terjauh dari STO, yakni dari
sisi downstream dan sisi upstream. Berikut ini adalah
ahsil dari BER menggunakan simulasi OptiSystem
pada jaringan FTTB di Apartemen Taman Kemayoran
Condominium Tower Cendana. Gambaer 3.3 Eye Diagram downstream STO
Cempaka Putih
Pada gambar 3.3 menampilkan hasil dari eye
diagram dari STO Kemayoran denagan menggunakan
teknologi GPON. Hasil yang bisa dikatakan baik
karena sudah memenuhi standar GPON, yaitu untuk
minimal Q Factor sebesar 6 sedangkan BER minimal
yaitu 10-10 untuk GPON. Serta pada gambar 3.3
terlihat jelas perbedaan antara informasi bit “1” dan
“0”.

Gambar 3.1 Eye Diagram downstream STO


Kemayoran
Pada gambar 3.1 menampilkan hasil dari eye
diagram dari STO Kemayoran denagan menggunakan
teknologi GPON. Hasil yang bisa dikatakan baik
karena sudah memenuhi standar GPON, yaitu untuk
minimal Q Factor sebesar 6 sedangkan BER minimal
yaitu 10-10 untuk GPON. Serta pada gambar 3.1
terlihat jelas perbedaan antara informasi bit “1” dan
“0”. Gambar 3.4 Eye Diagram upstream STO Cempaka
Putih

376 | Proceedings on Conference on Electrical Engineering, Telematics, Industrial Technology, and Creative Media, 11 Agustus 2018
CENTIVE 2018 INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO

Tabel 3.9 Hasil perbandinga frequency BER Hasil kedua STO memiliki perbedaan yang
Freaquency sedikit, sehinggan STO Kemayoran lebih baik
STO dibandingkan dengan STO Cempaka Putih.
Downstream Upstream
5,18344 x 10- 2,03382 x 10- 3. Berdasarkan nilai BER yand didapatkan dari
STO Kemayoran 122 013 hasil simulasi OptiSystem untuk redaman
STO Cempaka 1,65701 x 10- 1,18132 x 10- downstream sebesar 5,18344 x 10-122, sedangkan
Putih 117 012 untuk redaman upstream sebesar 2,03382 x 10-013
Pada tabel 3.9 merupakan hasuk dari simulasi untuk STO Kemayoran. Pada STO Cempaka
OptiSystem pada parameter BER dengan Putih redaman downstream sebesar 1,65701 x 10-
117
membandingan kedua STO dengan menggunakan , sedangkan untuk redaman upstream sebesar
teknologi yang sama yaitu teknologi GPON. Pada 1,18132 x 10-012. Dari hasil yang didapat bisa
tabel 4.9 pada STO Kemayoran hasil BER disimpulkan bahwa simulasi ini memiliki kualitas
menunjukan sebesar 5,18344 x 10-122 sedangkan transmisi yang baik karena hasil yang didapat
untuk STO Cempaka Putih menunjukan hasik BER masih berada didalam standar yaitu minimal BER
sebesar 1,65701 x 10-117 untuk bit rate downstream. 10-10. Hasil ini menunjukan STO Kemayoran
Hasil ini menunjukan bahwa STO Kemayoran lebih lebih baik dibandingkan dengan STO Cempaka
baik di bandingkan dengan STO Cempaka Putih, Putih pada pengujian parameter BER.
walaupun kedua STO masih bisa dikatakan hasil yang
baik. Untuk bit rate upstream menunjukan hasil BER Saran
sebesar 2,03382 x 10-013 untuk STO Kemayoran dan
1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat
untuk STO Cempaka Putih menunjukan hasil BER
membahas jaringan Fiber To The Building
sebesar 1,18132 x 10-012. Hasil ini menunjukan bahwa
dengan membandingkan teknologi GPON dan
STO Kemayoean lebih baik dibandingkan dengan
STO Cempaka Putih, walaupun kedua STO masih XGPON.
bisa dikatakan hasil yang baik. 2. Untuk hasil yang lebih baik dapat dikembangkan
dengan membandingkan hasil perancangan dan
PENUTUP
simulasi dengan hasil pengukuran yang terdapat
Kesimpulan di lapangan.
1. Berdasarkan hasil pengujian kelayakan sistem
untuk power link budget pada jarak terjauh, DAFTAR PUSTAKA
didapat hasil perhitungan power link budget
untuk STO Kemayoran redaman downstream [1] D. S. SAFITRI, dalam Penanganan Gangguan Kabel
sebesar -22,709 dBm, sedangkan untuk redaman Fiber Optic Putus Pada Jaringan Fiber To The
upstream sebesar -24,536 dBm. Sedangkan untuk Home (FTTH) di PT. Transdiator Indonesia Oleh
STO Cempaka Putih didapat hasil perhitungan PT. Telkom Infra, vol. II, 2017. S. Hani, "Sensor
power link budget redaman downstream sebesar - Ultrasonik SRF05 Sebagai Memantau Kecepatan
22,865 dBm, sedangkan untuk redaman upstream Kendaraan Bermotor," IST AKPRIN
sebesar -24,692 dBm. Hasil ini masih diatas YOGYAKARTA, Yogyakarta.
standar ITU-T G.984 yaitu -28 dBm, dan standar
[2] R. D. SAVITRI, dalam EVALUASI PERANCANGAN
PT.Telkom yaitu -25 dBm. Dari hasil ini STO
JARINGAN FTTH (Fiber To The Home) DENGAN
Kemayoran lebih baik redamanya dibandingkan
TEKNOLOGI GPON (Gigabit Passive Optical
STO Cempaka Putih, walaupun kedua STO ini
Network) (STUDI KASUS PLAZA 1 PONDOK
masuk dalam standar ITU-T G.984.
INDAH JAKARTA SELATAN), vol. II, 2011.
2. Berdasarkan hasil pengujian kelayakan untuk rise
time budget pada jarak terjauh untuk hasil rise [3] Anonymous, “Elektro Indonesia,” Jaringan Akses
time total (tsys) downstream sebesar 0,17 ns, nilai Fiber, April 1999. [Online]. Available:
tersebut masih dibawah nilai pengkodean NRZ https://www.elektroindonesia.com/elektro/tel25.html.
yaitu 0,28 ns. Sedangkan untuk rise time total [Diakses 11 November 2017].
(tsys) upstream sebesar 0,17 ns, nilai tersebut [4] A. J. Maulana, Perancanaan Desain Jaringan Metro
masih dibawah nilai pengkodean NRZ yaitu 0,56 FTTH di Universitas Indonesia, vol. II, 2012.
ns untuk STO Kemayoran. Sedangkan untuk [5] Anonymous, “Digital Meter Indonesia,” Memahami
STO Cempaka Putih hasil rise time total (tsys) Apa itu Passive Optical Network ?, [Online].
downstream sebesar 0,172 ns, nilai tersebut Available: https://indo-digital.com/memahami-apa-
masih dibawah nilai pengkoddean NRZ yaitu itu-passive-optical-network.html. [Diakses 11
0,28 ns. Sedangkan untuk rise time total (tsys). November 2017].
upstream sebesar 0,172 ns, nilai tersebut masih
dibawah nilai pengkodean NRZ yaitu 0,56 ns.

Proceedings on Conference on Electrical Engineering, Telematics, Industrial Technology, and Creative Media, 11 Agustus 2018 | 377

Anda mungkin juga menyukai