KRITERIA INVESTASI
Oleh :
AGUS SUPRIYONO
C 201 19 562
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU SULAWESI TENGAH
2020
KRITERIA INVESTASI
Pada hakekatnya melalui penilaian atau evaluasi kegiatan dapat menyimpulkan dua
hal, yaitu:
1. Mengetahui apakah benefit bersih suatu kegiatan lebih besar atau lebih kecil
daripada benefit bersih suatu kesempatan investasi kegiatan marginal.
2. Menyusun urutan berbagai kegiatan, sehingga kegiatan yang akan menghasilkan
benefit yang lebih besar terletak dalam urutan atas dalam susunan kegiatan.
t n
NPV NetBenefit DF
t 0
34,99 35,00
Nilai NPV sebesar Rp 35.000 (35,00 x Rp 000), berarti kegiatan tersebut
menguntungkan atau layak untuk diusahakan.
3.2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah
NPV negatif. Net B/C menunjukkan berapa kali lipat Benefit akan diperoleh dari
cost yang dikeluarkan.
Rumus :
t n t n
NetBenefitNegatif DF
t 0
NPV
t 0
Negatif
t n
NPV Positif
156,19
Net B / C t 0
t n
1,29 1,3
121,20
NPV
t 0
Negatif
Nilai Net B/C = 1,3, lebih besar dari satu, kegiatan tersebut layak diusahakan karena
benefitnya 1,3 kali lipat dari biayanya.
t n
Bt t n t n
1 i
t 0
t Bt DF PV B
Gross B / C t n
t 0
t n
t 0
t n
Ct
1 i
t 0
t C DF
t 0
t PV C
t 0
PV B 257,48
Gross B / C t 0
t n
1,16
222,48
PV C
t 0
Gross B/C > 1 maka, kegiatan tersebut layak untuk diusahakan, karena setiap
mengeluarkan biaya RP 1, akan menghasilkan benefit Rp 1,16.
3.4. Internal Rate of Return (IRR)
IRR digunakan untuk mengetahui prosentase keuntungan suatu kegiatan tiap tahun
dan merupakan alat ukur kemampuan suatu kegiatan dalam mengembalikan bunga
pinjaman.
Terdapat dua jenis IRR berdasar analisis evaluasi kegiatan, yaitu : Finansial Internal
Rate of Return (FIRR) dan Economic Internal Rate of Return (EIRR).
Nilai IRR menunjukkan bahwa pada tingkat bunga tersebut (senilai IRR-nya), nilai
PV (B) = PV (C), atau NPV = 0. Dengan demikian untuk mencari IRR, kita harus
menaikkan Discount Factor (DF) sehingga tercapai NPV = 0. Berdasarkan hal
tersebut, maka langkah-langkah perhitungan IRR sebagai berikut:
1. Siapkan tabel Cash Flow suatu kegiatan.
2. Pilih DF agar NPV = 0, (misal 13%), nilai NPV sebesar 10,92 (Tabel 1), bernilai
positif, belum mencapai NPV = 0.
3. Pilih DF berikutnya (misal 15%), nilai NPV =- 2,74, bernilai negatif, belum
mencapai NPV = 0.
4. Diperoleh nilai NPV positif dan negatif, harus dilakukan interpolasi antara DF
saat NPV positif dan DF saat NPV negatif (interpolasi antara 13% dan 15%),
dengan rumus :
NPV
IRR i1 i2 i1
NPV NPV
Keterangan:
i1 = DF (Tingkat Bunga) pertama saat NPV positif.
i2 = DF (Tingkat Bunga) kedua, saat NPV negatif
Rumus PP :
Investasi
PP
Net Benefit Rata rata tiap tahun
Nilai Net Benefit yang digunakan untuk menghitung PP ada 2, yaitu :
1. Net Benefit Kumulatif.
2. Net Benefit rata-rata tiap tahun.
Mendasarkan data pada Tabel 1, PV Net Benefit selain investasi = 131,19 dan PV
Investasi = 95, maka :
131,19
PR 1,38
95,00
Nilai PR sebesar 1,38 menunjukkan bahwa kegiatan tersebut menghasilkan
keuntungan 1,38 kali dari investasinya.
Sensitivity Analysis
Apabila akan merencanakan suatu kegiatan, semua biaya yang akan
dikeluarkan dan benefit yang akan diperoleh tiap tahun, semuanya diperkirakan
berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan yang sudah ada atau dari teori yang
berhubungan dengan kegiatan yang direncanakan.
Dengan demikian mungkin saja terjadi kekeliruan atau ketidaktepatan perkiraan
biaya dan benefit yang telah disususn. Ketidaktepatan perkiraan itu diantaranya:
1. Terjadi kenaikan biaya, terutama biaya operasional.
2. Dengan adanya kegiatan, produk meningkat yang memungkinkan untuk
turunnya harga produk, sehingga akan menurunkan benefit.
3. Mundurnya waktu berproduksi sehingga menurunkan benefit.
Mengatasi hal-hal tersebut diatas diperlukan adanya Sensitivity Analysis
(Analisis Kepekaan). Banyaknya analisis kepekaan yang akan dianalisis tergantung
dari asumsi-asumsi yang ditentukan. Contoh asumsi-asumsi yang biasa digunakan
adalah:
1. Biaya naik 10 persen dari perkiraan semula, sedangkan benefit tetap.
2. Biaya tetap seperti semula, tetapi benefit turun 10 persen.
3. Penurunan harga produk 5 persen.
Seandainya asumsi yang dibuat sebanyak tiga, berarti analisis kepekaan yang
dibuat sebanyak tiga. Jika kegiatan masih layak untuk diusahakan, maka dengan
analisis kepekaan itu akan menambah kepercayaan atas kelayakan kegiatan yang
akan diusahakan.