NO.1
Kasus Ayam Goreng “Kaki 5”
• Herlan adalah pemuda desa yang memiliki mimpi yang besar. Meskipun berasal dari desa,
Herlan bermimpi 20 tahun yang akan datang dapat memiliki restoran yang tersebar di
seluruh Indonesia. Untuk mewujudkan mimpinya tersebut Herlan harus memulai langkah
pertama, yaitu membangun restoran pertamanya. Bagong percaya, dengan resep masakan
Ayam goreng warisan dari eyangnya restoran yang akan dia buka akan diminati oleh
masyarakat.
• Untuk dapat mencapai omzet tersebut Bagong mengidentifikasi beberapa kebutuhan yang
harus dipenuhi sebagai persiapan pembukaan restoren Ayam Gorengnya, yaitu:
• Tempat untuk berjualan. Herlan menemukan tempat yang cukup strategis untuk dapat
disewa sebagai tempat usaha. Biaya sewa/tahun tempat tersebut adalah Rp6 juta (per
bulan Rp500 ribu)
• Ayam dan bahan-bahan habis pakai lainnya yang harus disediakan untuk memulai
membuka restoran diperkirakan rata-rata bernilai Rp700 ribu per hari. Untuk berjaga-
jaga terhadap fluktuasi permintaan, Herlan mengambil kebijakan pembelian bahan-
bahan tersebut 10% lebih banyak dari rata-rata kebutuhan.
• Ayam dan bahan-bahan habis pakai tersebut diperoleh dari suplier-suplier yang
merupakan teman lama Herlan. Karena kedekatan personal tersebut, Bagong
mendapatkan fasilitas pembayaran 5 hari setelah barang dibeli.
• Kas kecil yang digunakan untuk memperlancar transaksi diperkirakan sebesar Rp200 ribu
• Pada satu sisi uang yang ada di tangan Herlan saat ini hanya Rp25 juta hasil dari Herlan
memenangkan lomba lari maraton yang dia ikuti dalam rangka HUT RI ke-64 beberapa
waktu yll
• Beruntung, Herlan memperoleh fasilitas pinjaman lunak dari suatu NGO sebesar
Rp15 juta dengan tingkat bunga sebesar 12% per tahun yang harus dikembalikan
dalam jangka waktu 1 tahun
• Dari proses produksi yang dilakukan oleh Herlan, terdentifikasi bahwa Biaya bahan
baku dan bahan habis pakai adalah Rp7 ribu per porsi.
• Untuk mendukung penjualan Herlan mengeluarkan biaya pemasaran sebesar Rp100 per
bulan. Sementara biaya administrasi dan operasional lainnya adalah Rp25 ribu per
bulan.
• Karena masih merupakan bisnis pemula, Herlan belum membayar pajak atas bisnisnya
• Bagaimana efektifitas Bagong dalam pengelolaan aset yang dimiliki? Bagaimana pula
likuiditas bisnis Herlantersebut?
Jawab :
Target
Menjual 36.000 ayam
Omzet Rp 360.000.000 Per tahun
Rincian 100 Porsi Per hari
hari kerja 30 Per bulan
Kebutuhan
Peralatan Produksi Rp 10.000.000 Per tahun
Biaya sewa lahan jual Rp 6.000.000 Per bulan
rincian = Rp 500.000 Per bulan
bahan habis pakai Rp 700.000 Per bulan
Fluktuasi bahan habis pakai 10% Rp 70.000 Per bulan
Kas Rp 200.000 Per bulan
karyawan 2 orang @750rbu Rp 1.500.000 Per bulan
Modal/Uang ditangan
milik sendiri Rp 25.000.000
pinjaman LSM Rp 15.000.000
Bunga pinjaman LSM 12% /tahun Rp 1.800.000
Cost Production / HPP Rp 7.000 Per porsi
Pemasaran Rp 100.000 Per bulan
Administrasi dan operasional Rp 25.000 Per bulan
Jual Rp 10.000 Per porsi
Piutang pelanggan Rp 300.000 Per bulan
APP : Kendaraan Rp 10.000.000
Pajak Rp - Masih pemula
Penjualan
Penjualan - Piutang Rp 29.700.000
Pembelian bahan baku (Rp 19.250.000)
Beban (Rp 2.125.000)
Bunga (Rp 150.000)
Aktiva Pasiva
Keterangan Jumlah Keterangan Jumlah
Kas Rp 48.175.000 Utang Dagang Rp 3.850.000
Piutang Rp 300.000 Utang Lembaga Keuangan Rp 15.000.000
Persediaan Rp 2.100.000. Laba di tahan Rp 6.725.000
Peralatan Rp 10.000.000 Modal Mandiri Rp 35.000.000
TOTAL Rp 60.575.000 TOTAL Rp 60.575.000
NO 2
ANALISIS PENILAIAN ANALISIS
PT KAWAN KITA
Membutuhkan dana investasi Rp 450.000.000
Menghasilkan Cash flow Selama 5 tahun
Tahun 1 : Rp 150.000.000
Tahun 2 : Rp 200.000.000
Tahun 3 : Rp 250.000.000
Tahun 4 : Rp 200.000.000
Tahun 5 : Rp 100.000.000
Analisis dengan metode PP
PP = 2 tahun +