Malaysia merupakan salah satu negara yang menjadi pelopor berdirinya bank
yang berbasiskan Islam di Asia Tenggara. Tidak berbeda dengan Indonesia, penduduk
muslim Malaysia pun hanya memanfaatkan jasa bank konvensional sebelum
berdirinya bank yang berbasiskan syariah. Sebagai negara yang mayorits
penduduknya adalah muslim, dorongan untuk mendirikan bank yang berbasiskan
islam pun sangat kuat.
Oleh karena itu, berdirilah bank islam pertama di Malaysia yaitu Bank Islam
Malaysia Berhad pada bulan Juli tahun 1983. Pemerintah juga memegang peranan
yang cukup penting di dalam perkembangan bank syariah di kemudian harinya. Salah
satu usaha pemerintah untuk mendorong perkembangan bank syariah adalah dengan
mengeluarkan kebijakan yaitu memberikan izin kepada bank konvensional untuk
menawarkan produk atau jasa yang berasaskan syariah.
Sebagai Negara yang berideologi sekuler, Turki termasuk negeri yang cukup awal
memiliki perbankan syariah. Pada tahun 1984, pemerintah Turki memberikan izin kepada
Daar al-maal al-Islami (DMI) untuk mendirikan bank yang beroperasi berdasarkan prinsip
bagi hasil. Menurut ketentuan bank sentral Turki, bank syariah diatur dalam satu yuridiksi
khusus. Setelah DMI berdiri, pada bulan Desember 1984 didirikan pula Faisal Finance
Institution dan mulai beroperasi bulan April 1985. Di samping dua lembaga tersebut Turki
memiliki ratusan, jika tidak ribuan, lembaga wakaf yang memberikan fasilitas pinjaman dan
bantuan kepada masyarakat. (Antonio, 2001 : 24).