awal Islam diawali dengan bedirinya sebuah bank tabungan local yang beroperasi tanpa bunga di
Desa Mit Ghamir yang berlokasi di tepi Sungai Nil pada tahun 1963 oleh Dr. Abdul Hamid an-
Nggar. Meskipun beberapa tahun kemudian ditutup, namun telah mengilhami diadakannya
Konferensi Ekonomi Islam pertama di Makkah pada tahun 1975. Sebagai tindak lanjut
rekomendasi dari konferensi tersebut, dua tahun kemudian lahirlah Islamic Development Bank
(IDP) yang kemudian diikuti dengan pembentukan lembaga-lembaga keuangan Islam di berbagai
Negara yang secara umum berbentuk bank Islami komersial dan lembaga investasi. Aset
keuangan syariah global diperkirakan mencapai triliun dolar Amerika dengan rata-rata
pertumbuhan 10 sampai 15%.
Ide pengembangan perbankan syariah di Iran sesungguhnya bermula sesaat sejak revolusi
Iran yang dipimpin Ayatullah Khomeini pada tahun 1979, sedangkan perkembangann dalam arti
riil baru dimulai sejak Januari tahun1984 setelah dikeluarkannya undang-undang yang disetujui
pemerintah pada Agustus 1983. Islamisasi sistem perbankan Iran ditandai dengan nasionalisasi
seluruh industri perbankan yang dikelompokkan menjadi dua kelompok besar
Sebagai Negara yang berideologi sekuler, Turki termasuk negeri yang cukup awal
memiliki perbankan syariah. Pada tahun 1984, pemerintah Turki memberikan izin kepada Daar
al-maal al-Islami (DMI) untuk mendirikan bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil.
Menurut ketentuan bank sentral Turki, bank syariah diatur dalam satu yuridiksi khusus. Setelah
DMI berdiri, pada bulan Desember 1984 didirikan pula Faisal Finance Institution dan mulai
beroperasi bulan April 1985. Di samping dua lembaga tersebut Turki memiliki ratusan, jika tidak
ribuan, lembaga wakaf yang memberikan fasilitas pinjaman dan bantuan kepada masyarakat.
(Antonio, 2001 : 24).