Anda di halaman 1dari 3

Pelayanan Kesehatan Dasar

Pengertian Pelayanan Kesehatan


Dalam buku pegangan sosialisasi JKN tahun 2014, Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
akan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Pelayanan kesehatan sebagai produk jasa memiliki keunikan dengan ciri utama yakni:
1. Adanya sifat ketidak pastian (uncertainity) terkait waktu, tempat urgensi dan biaya.
2. Adanya ketidakseimbangan informasi ( asymmetry of information ) antara provider dengan
pengguna jasa.
Pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia terintegrasi dalam sebuah sistem
kesehatan yang bernama Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dalam SKN terebut terdapat berbagai
sub sistem yang saling terintegrasi. Pelayanan kesehatan termasuk kedalam sub sistem upaya
kesehatan. Upaya kesehatan dalam SKN adalah segala upaya kesehatan dan pengelolaan upaya
kesehatan yang terpadu, berkesinambungan, paripurna dan berkualitas, meliputi upaya
peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan, yang diselenggarakan guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pelayanan Kesehatan dalam Jaminan Kesehatan Nasional


Dalam Jaminan Kesehatan Nasional ada 2 (dua) jenis pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat, yaitu berupa pelayanan kesehatan yang bersifat medis serta akomodasi dan fasilitas
pendukung medis seperti ambulans (manfaat non medis). Berdasarkan Permenkes RI No.71 tahun
2013 dinyatakan bahwa setiap peserta dalam JKN berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang
mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan
bahan medis abis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukann.
Universitas

Pelayanan kesehatan yang dijamin oleh pemerintah melalui BPJS Kesehatan berjenjang dana terdiri
atas :
1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Pelayanan kesehatan tingkat pertama bagi peserta diselenggarakan oleh fasilitas kesehatan tingkat
pertama tempat peserta terdaftar. Pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan
kesehatan non spesialistik yang meliputi :
a. Administrasi pelayanan;
b. Pelayanan promotif dan preventif;
c. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
d. Tindakan medis non spesialistik, baik promotif maupun non operatif;
e. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
f. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;
g. Pemeriksaan penunjang diagnostic laboraturium tingkat pertama; dan
h. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis.

Secara spesifik pelayanan kesehatan dasar yang diberikan meliputi:


1. Kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di pelayanan
kesehatan tingkat pertama;
2. Kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum
dilakukan rujukan;
3. Kasus medis rujuk balik;
4. Pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan gigi
tingkat pertama;
5. Pemerikasaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita oleh bidan atau dokter; dan
6. Rehabilitasi medik dasar.

2. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut


Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut upaya pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat
spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat
lanjutan, dan rawat inap di ruang perawatan khusus. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut
merupakan pelayanan kesehatan tingkat kedua (spesialistik) dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga
(sub spesialistik) yang meliputi :
a. klinik utama atau yang setara;
b. rumah sakit umum; dan
c. rumah sakit khusus.
Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan meliputi :
a. administrasi pelayanan;
b. pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis
dan subspesialis;
c. tindakan medis spesialistik baik bedah maupun non bedah sesuai dengan
indikasi medis;
d. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
e. pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis;
f. rehabilitasi medis;
g. pelayanan darah;
h. pelayanan kedokteran forensik klinik;
i. pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di Fasilitas Kesehatan;
j. perawatan inap non intensif; dan
k. perawatan inap di ruang intensif.

Pelayanan Kesehatan Berjenjang


Sistem Rujukan berjenjang adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal
maupun horizontal yang dilakukan dari faskes I menuju faskes lanjutan (Kemenkes RI, 2013).

Tata Cara Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang


1. Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai kebutuhan medis,
yaitu:
a. Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh fasilitas
kesehatan tingkat pertama.
b. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat
dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat kedua.
c. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya dapat
diberikan atas rujukan dari faskes primer.
d. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersier hanya dapat
diberikan atas rujukan dari faskes sekunder dan faskes primer.

2. kesehatan di faskes primer yang dapat dirujuk langsung ke faskes tersier hanya untuk kasus yang
sudah ditegakkan diagnosis dan rencana terapinya,
merupakan pelayanan berulang dan hanya tersedia di faskes tersier.

3. Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi :


a. Terjadi keadaan gawat darurat;
Kondisi kegawatdaruratan mengikuti ketentuan yang berlaku;
b. Bencana;
Kriteria bencana ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Daerah
c. Kekhususan permasalahan kesehatan pasien;
Untuk kasus yang sudah ditegakkan rencana terapinya dan terapi tersebut hanya dapat dilakukan di
fasilitas kesehatan lanjutan
d. Pertimbangan geografis; dan
e. Pertimbangan ketersediaan fasilitas

4. Pelayanan oleh bidan dan perawat


a. Dalam keadaan tertentu, bidan atau perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan tingkat
pertama sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
b. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter gigi pemberi
pelayanan kesehatan tingkat pertama kecuali dalam kondisi gawat darurat dan kekhususan
permasalahan kesehatan pasien, yaitu kondisi di luar kompetensi dokter dan/atau dokter gigi
pemberipelayanan kesehatan tingkat pertama
5. Rujukan Parsial
Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke pemberi pelayanan kesehatan lain
dalam rangka menegakkan diagnosis atau pemberian terapi, yang merupakan satu rangkaian
perawatan pasien di Faskes tersebut.
Rujukan parsial dapat berupa:
1) pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang atau
tindakan
2) pengiriman spesimen untuk pemeriksaan penunjang
Apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka penjaminan pasien dilakukan oleh
fasilitas kesehatan perujuk.

Anda mungkin juga menyukai