Anda di halaman 1dari 2

Nama : Yunita Sari

NIM : 1920525320002
Jurusan : S2 – Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Mata Kuliah : Pengolahan Limbah dan Bioremediasi Lahan Tercemar
Dosen : Prof. Dr. Ir. H. Danang Biyatmoko, M.Si.

PENGANTAR PENGOLAHAN LIMBAH

Limbah atau yang biasa disebut sampah merupakan benda yang terlihat remeh
namun tidak pernah muncul dengan sendirinya. Sampah tersebut muncul karena ada sisa
proses konsumsi. Selama belum dikonsumsi, sampah tidak pernah disebut sampah. Dapat
diambil contoh, ketika kita mengkonsumsi makanan kemasan yang apabila dikonsumsi
maka tersisalah kemasan kosong. Dulu, ketika masih kecil saya mengura apabila sampah
dibuang ke tempat sampah maka masalah sampah sudah selesai. Namun, kenyataanya
sampah sisa konsumsi tersebut tidak hilang atau lenyap tapi berpindah tempat.
Perpindahan tempat ini dapat berpengaruh dalam masalah lingkungan (negatif). Masalah
ini dapat berpengaruh pada kesehatan manusia. Oleh karena itu, diperlukan penanganan
dan pengelolaan limbah atau sampah.Mekanisme dasar pengolahan limbah, yaitu produk
yang dihasilkan oleh industri akan dikonsumsi oleh konsumen yang kemudian
menghasilkan limbah. Limbah ini kemudian dilakukan pengelolaan. Dan, apabila limbah
yang sudah diolah dan ingin dibaung ke tempat bebas maka harus memeneuhi standar
ataupun syarat. Limbah dikarenaka mengandung bahan pencemar maka berdasarkan
karakteristik limbah (sifat fisiknya( maka yang lebih dahulu dikelola seperti limbah cair,
padat, gas, serta bahan berbahaya dan beracun (B3). Dalam mengidentifikasi limbah
diliputi faktor seperti sumber limbah, uji karakteristik limbah, uji toksikologi limbah,
diperlukan pencatatan dan pengumpulan data, evaluasi, seta dampak pengaruh positif dan
atau negatif terhadap lingkungan.
Jenis-jenis limbah terdiri dari limbah organik dan organik. Limbah organik
memiliki sifat organik yanh berasal dari sisa makhluk hidup. Dan, biasanya dihasilkan
dari sisa konsumsi rumah tangga dan industri. Contohnya, seperti sisa sayur dan buah.
Limbah ini mudah diuraikan dengan proses alami. Pengelolaan limbah organik dapat
dilakukan dengan cara komposter, lubang resapan biopori (LRB), dan eco-cleaners.
Metode-metode tersebut sifatnya didekomposisikan untuk kembali menjadi senyawa
organik. Selain itu, pengolaan limbah tersebut lebih mudah dikelola dibandingkan limbah
anorganik. Hal ini dikarenakan, limbah anorganik berasal dari sumberdaya alam yang
tidak dapat diurai maupun diperbaharui. Limbah ini umunya berasal dari limbah
pertambangan, industri, dan rumah tangga. Contoh limbah anorganik yang berasal dari
kegiatan rumah tangga seperti botol kaca, kaleng, botol plastik, dan sebagainya.
Pengelolaan limbah anorganik dapat dilakukan dengan cara daur ulang menjadi produk
baru dan eco-bricks. Metode eco-bricks terbuat dari bahan dasar sampah botol plastik,
plastik kemasan yang kaku, dan kantong plastik yang lembut. Metode ini akhirnya dapat
dimanfaatkan menjadi barang-barang rumah tangga seperti kursi, meja, dan bahan
bangunan.
Sumber-sumber limbah sendiri terdiri dari limbah domestik rumah tangga, industri,
logam dan elektronika, pertanian, pertambangan, pariwisata, dan medis. Limbah rumah
tangga (dari yang sifat fisiknya padat sampai cair) berasal dari dapur, kotoran manusia,
dan air cucian. Untuk limbah industri, terdiri dari industri pangan serta kimia dan bahan
bangunan. Limbah industri ini memerlukan pengelolaan yang lebih dibandingkan limbah
lainnya. Hal ini dikarenakan, kapasitas limbah yang dihasilkan lebih besar. Untuk limbah
industri logam dan elektronika, proses yang digunakan dalam proses produksi
menghasilkan limbah. Untuk limbah pertanian, biasanya kita merasa tidak ada limbah
secara kasat mata. Kenyataannya, limbah ini dihasilkan dari kegiatan pemupukkan dan
pemberantasan hama yang menggunakan pestisida. Produk tersebut mengguankan bahan-
bahan beracun yang mengakibatkan akumulasi pada produk pertanian yang
membahayakan konsumen ketika mengkonsumsi. Untuk limbah pertambangan, misal
dalam industri batubara dalam pengelolaan air bekas tambang batubara memerlukan
banyak bahan-bahan kimia seperti koagulan dan flokulan. Limbah yang dihasilkan dapat
berupa logam. Apabila komposisi yang digunakan kecil memang belum terlihat
berpengaruh besar dalam masalah lingkungan. Namun, apabila jumlahnya besar maka
pengaruh negatifnya akan semakin besar. Untuk limbah pariwisata, dalam sarana
transportasi seperti kapal. Sumber energinya berupa minyak dan oli akan terbuang ke
jalur transportasi yang dilalui (perairan). Dan, yang terakhir yaitu limbah medis berasal
dari obat-obatan dan beberapa zat kimia.

Anda mungkin juga menyukai