Anda di halaman 1dari 27

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK


PADA DESA PATTUMBUKAN KABUPATEN KEPULAUAN
SELAYAR

TUGAS MATA KULIAH PERENCANAAN SISTEM PEMBANGKIT


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains Terapan

ANDI HASNIAR (44217031)


ADITYA NUGRAHA ADJI SANTOSO (44217033)
AHMAD AL AMIN (44217043)
ZAINAL ARIFIN (44217044)

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2017

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

BAB 1 .................................................................................................................... vi

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.1.1 Topografi dan Iklim Daerah Pattumbukan ................................................. 2

1.1.2 Geografi Daerah ......................................................................................... 2

1.1.3 Demografi Penduduk .................................................................................. 3

1.1.4 Aktivitas Masyarakat .................................................................................. 3

1.1.5 Kondisi Wilayah ......................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.4 Karakeristik Beban ................................................................................... 4

BAB II ..................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6

2.1 Solusi Permasalahan ................................................................................. 6

2.1 Pembangunan Sarana Transportasi ......................................................... 6

2.2.1 Pengertian Transportasi .............................................................................. 6

2.2.2 Fungsi dan Manfaat Transportasi ............................................................... 7

2.2.3 Sarana Transportasi Desa Pattumbukan ..................................................... 7

2.2 Pembangunan Jaringan Distribusi ............................................................ 8

2.3.1 Pengertian Jaringan Distribusi.................................................................... 8

2.3.2 Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik .................................. 9

iii
2.3.3 Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik .......................................... 10

2.3.4 Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Desa Pattumbukan .................. 12

2.3 Pemanfaatan hybrid PLTS dengan Listrik PLN ..................................... 12

2.4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya ............................................................ 12

2.4.2 Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU – TS).................... 17

2.4.3 Penggunaan PLTS Dan Listrik PLN ........................................................ 18

2.4 Kajian Kelayakan Finansial (KKF) ........................................................ 18

BAB III ................................................................................................................. 20

PENUTUP ............................................................................................................. 20

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 20

3.2 Saran ............................................................................................................ 20

Daftar pustaka ....................................................................................................... 21

LAMPIRAN .......................................................................................................... 22

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik Beban Daerah Pattumbukan (kW) ...................................... 5

Tabel 2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pengadaan Jaringan Tegangan Menengah


(JTM) Desa Pattumbukan ..................................................................................... 19

Tabel 3. Perhitungan Finansial JTM Desa Pattumbukan ...................................... 19

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Konfigurasi Sistem Tenaga Listrik ....................................................... 9

Gambar 2. Saluran Konfigurasi Horizontal .......................................................... 11

Gambar 3. Saluran Konfigurasi Vertikal .............................................................. 11

Gambar 4. Saluran Konfigurasi Delta ................................................................... 12

Gambar 5. Prinsip Kerja PLTS ............................................................................. 14

Gambar 6. Bagian – bagian PLTS ........................................................................ 15

Gambar 7. Konstruksi Solar cell ........................................................................... 16

Gambar 8. Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) ................. 18

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan data pasang baru kWh meter, PT PLN (Persero) Rayon Selayar
mencatat kebutuhan listrik pulau selayar bertambah menjadi 50 kWh sampai
dengan 100 kWh setiap bulannya pada tahun 2017. Peningkatan kebutuhan listrik
belum diimbangi dengan daya yang tersedia. PT PLN (Persero) UIP Sulbagsel akan
membangun PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Minyak dan Gas) berkapasitas
10 MW pada tahun 2019 untuk memenuhi kebutuhan listrik pulau selayar yang
diperkirakan akan meningkat menjadi 12 MW atau 12000 KW pada tahun 2020.
Kabupaten Kepulauan Selayar terbagi menjadi 2 sub wilayah yakni, wilayah
daratan dan wilayah kepulauan. Pulau Selayar terbagi menjadi 6 Kecamatan yaitu
Kecamatan Benteng, Kecamatan Bontoharu, Kecamatan Bontomanai, Kecamatan
Buki, Kecamatan Bontosikuyu dan Kecamatan Bontomatene. Daerah Pattumbukan
merupakan bagian dari Kecamatan Bontosikuyu yang terletak di ujung timur Pulau
Selayar.
Daerah Pattumbukan merupakan salah satu Pelabuhan di Pulau Selayar
selain Pelabuhan Benteng dan Pelabuhan Pamatatta. Dewasa ini kebutuhan listrik
untuk Daerah Pattumbukan tidak hanya digunakan untuk melistriki Kantor
Pelabuhan akan tetapi masyarakat sekitar yang juga membutuhkan listrik untuk
keperluan rumah tangga, tata kelola wisata, mata pencaharian dan sebagainya.
Kebutuhan listrik untuk desa Pattumbukan masih disediakan oleh PLTS – PLTS
kecil yang digunakan untuk menerangi lampu penerangan, adapun untuk keperluan
rumah tangga masih menggunakan mesin genset. Seiring bertambahnya
ketersediaan pembangkit, peningkatan kebutuhan listrik dan pentingnya listrik
masuk ke daerah Pattumbukan diharapkan analisa kebutuhan listrik segera disusun
sehingga daerah ini segera teraliri listrik.

1
1.1.1 Topografi dan Iklim Daerah Pattumbukan

Berdasarkan sudut topografinya Kabupaten Kepulauan Selayar mempunyai


luas 1.357,03 Km2 (wilayah daratan) dan terdiri dari beberapa pulau. Iklim pada
daerah ini termasuk tipe B dan C, dimana musim hujan terjadi pada bulan
November hingga Juni dan musim kemarau terjadi pada bulan Agustus hingga
September. Secara umum curah hujan cukup tinggi dan sangat dipengaruhi oleh
angin musiman.
Karakteristik Daerah atau Topografi Wilayah Pattumbukan terdiri dari :
1. Batuan Induk Vulkanik
Terbentuk dari pertemuan jalur pegunungan muda sirkum mediterania
dan sirkum pasifik, yang membentuk daerah Pattumbukan adalah batuan
yang cukup mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
2. Bentang Alam
a. Pegunungan dengan ketinggian rata – rata 800 meter sehingga tidak
cukup untuk terjadinya hujan orografis. Pada bagian utara pegunungan
terdapat sumber mata air kurang lebih 3 Km dari pemukiman penduduk.
b. Daerah ledok dan lembah, untuk daerah daerah pertanian dan
persediaan air.
c. Daerah daratan rendah yang digunakan untuk pemukiman penduduk

1.1.2 Geografi Daerah

Kabupaten Selayar merupakan salah satu dari 24 Kabupaten/Kota pada


Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di Selatan. Pulau Selayar memanjang dari
utara ke selatan. Gugusan Pulau di Kepulauan Selayar terdapat 130 buah. Luas
wilayah daratan 1.357,93 km2 wilayah daratan dan 9.146,66 km2 wilayah lautan.
Secara geografis, Kabupaten kepulauan selayar berada pada koordinat 5o 42’ – 7o
35’ Lintang Selatan dan 120o 15’ – 122o 30’ Bujur timur yang berbatasan dengan
1. Utara, yakni Kabupaten Bulukumba dan Teluk Bone
2. Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur
3. Barat, Laut Flores dan Selat Makassar
4. Timur, Laut Flores

2
Daerah Pattumbukan merupakan daerah pesisir yang memiliki luas kurang
lebih 43,5 km2 dengan mata pencaharian penduduk nelayan, petani kelapa, pegawai
pelabuhan dan penyedia kapal pariwisata.

1.1.3 Demografi Penduduk

Pada tahun 2000 jumlah penduduk kabupaten kepulauan selayar tercatat


sebanyak 103.473 ribu jiwa. Dalam waktu tiga tahun (2003) jumlah penduduk
bertambah 6506 jiwa. Pada tahun 2009 jumlah penduduk selayar menurut data BPS
menjadi 121.479 Jiwa dengan kecamatan Bontosikuyu berpenduduk 12.450 jiwa.
Daerah Pattumbukan berpenduduk kurang lebih 100 Orang, dengan
penduduk usia produktif kurang lebih 70 %, 30 % sisanya lansia dan anak – anak.

1.1.4 Aktivitas Masyarakat

Sebagian besar mata pencaharian penduduk Pattumbukan merupakan


nelayan dikarenakan kondisi geografi masyarakat yang berada di daerah pesisir
laut. Pagi harinya diisi dengan istirahat. Sore bersiap untuk melakukan pencarian
ikan. Sebagian masyarakat lain ada yang mengurus ternak, mengolah ladang,
mengurus kapal pariwisata, dan pekerjaan rumah tangga.

1.1.5 Kondisi Wilayah

Desa Pattumbukan merupakan pemukiman paling timur di Pulau Selayar.


Wilayah Pattumbukan didominasi oleh wilayah pelabuhan dimana masyarakat
banyak mendiami pemukiman tersebut. Pada bagian utara daerah Pattumbukan
merupakan kawasan pegunungan batu yang masih sedikit dimanfaatkan untuk hajat
hidup masyarakat. Daerah Pattumbukan pada siang hari rata - rata beriklim >
30o Celcius dan pada malam hari cukup sejuk yakni rata – rata beriklim 20o Celcius.
Pelabuhan Pattumbukan berjarak > 81 km dari kota Benteng,

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan listrik daerah


Pattumbukan , Kabupaten Kepulauan Selayar ?

3
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui solusi yang tepat untuk mengaliri listrik di daerah
Pattumbukan, Kepulauan Selayar.

1.4 Karakeristik Beban

Secara garis besar klasifikasi beban pada daerah Pattumbukan terbagi


menjadi 2, yakni :
1. Beban Rumah Tangga
Beban rumah tangga, yakni lampu untuk penerangan, alat rumah tangga,
seperti kipas angin, televisi dan sebagainya. Beban rumah tangga mencapai
puncak pada malam hari. Daerah Pattumbukan kurang lebih terdiri dari 25
Rumah, 1 Masjid dan Kantor Pelabuhan yang meliputi 2 Pos Jaga, 2 Rumah
Dinas, 1 Kantor utama.
2. Beban Fasilitas Umum
Beban fasilitas umum antara lain lampu penerangan jalan.
Berikut adalah karakteristik beban berdasarkan perkiraan kebutuhan beban
listrik oleh penduduk Pattumbukan pada Bulan Desember Tahun 2017.

4
Tabel 1. Karakteristik Beban Daerah Pattumbukan (kW)

Tabel Karakteristik Beban

No Uraian Beban Jam Operasi


01.00 02.00 03.00 04.00 05.00 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 00.00
1 Rumah Warga 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 10 10 10 10 10 10 9 9
Lampu
TV
Kipas Angin
2 Kantor 7 7 7 7 7 7 7 7 9 9 9 9 9 9 9 9 10 10 10 10 10 10 8 8
Lampu
Kipas Angin
Radio
Charge
3 Sekolah 2 2 2 2 2 2 2 2
Lampu
4 Masjid 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Lampu
Speaker
5 Lampu Jalan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Total 16 16 16 16,5 16 16 17 17 19 19 19 19,5 19 19 17,5 18 20,5 21,5 21,5 21,5 21,5 21,5 18 18
Keterangan
Beban Puncak (Demand) = 21,5 kW (Pukul 18.00 - 22.00)

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Solusi Permasalahan

Listrik merupakan hak seluruh warga negara Indonesia, dalam hal ini PLN
maupun swasta terkait harus bahu – membahu merealisasikan listrik hingga ke
pelosok desa. Tidak terkecuali desa Pattumbukan di salah wilayah di Kabupaten
Kepulauan Selayar . Desa Pattumbukan berjarak 81 km dari pusat kota yang terletak
di ujung timur Pulau Selayar. Ketersediaan listrik di Pulau Selayar yang semakin
meningkat haruslah diimbangi dengan rasio elektrifikasi yang meningkat pula.
Daya mampu atau ketersediaan listrik di Pulau Selayar yang dikelola PT PLN
(Persero) Unit PLTD Selayar pada tahun 2017 sebesar 8017 kW dengan beban
puncak 5700 kW. Terdapat cadangan energi sekitar 2000 kW yang diharapkan
mampu menjangkau hingga Desa Pattumbukan serta desa – desa yang belum teraliri
listrik di Pulau Selayar. Ada 3 solusi permasalahan agar desa Pattumbukan bisa
teraliri listrik, yakni :
1. Pembangunan sarana transportasi
2. Pembangunan jaringan distribusi baru
3. Pemanfaatan hybrid PLTS dengan Listrik PLN

2.1 Pembangunan Sarana Transportasi

2.2.1 Pengertian Transportasi

Transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke


tempat tujuan. Sedangkan menurut Sukarto, pengertian transportasi adalah
perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat
pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi,
kerbau), atau mesin. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan (trip)
antara asal (origin) dan tujuan (destination).
Di dalam pengertian transportasi tersebut, terdapat unsur-unsur yang terkait
erat dalam berjalannya konsep transportasi itu sendiri. Unsur-unsur dalam
transportasi tersebut adalah sebagai berikut:

6
1. Manusia yang membutuhkan
2. Barang yang dibutuhkan
3. Kendaraan sebagai alat/sarana
4. Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi
5. Organisasi (pengelola transportasi)

2.2.2 Fungsi dan Manfaat Transportasi

Fungsi dan manfaat transportasi diklasifikasikan menjadi beberapa bagian


penting. Transportasi memiliki fungsi yang terbagi menjadi dua yaitu melancarkan
arus barang dan manusia dan menunjang perkembangan pembangunan (the
promoting sector). Sedangkan manfaat transportasi menjadi tiga klasifikasi yaitu:
1. Manfaat Ekonomi
Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan
menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang
menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis
barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi.
2. Manfaat Sosial
Transportasi menyediakan berbagai kemudahan, diantaranya :
a. Pelayanan untuk perorangan atau kelompok
b. Pertukaran atau penyampaian informasi
c. Memendekkan jarak
3. Manfaat Kewilayahan
Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman terutama
yang berkaitan dengan sirkulasi dan mobilisasi serta perangsang pembangunan.

2.2.3 Sarana Transportasi Desa Pattumbukan

Jalan merupakan sebuah fasilitas yang dibuat untuk mempermudah


transportasi melalui jalur darat. Dalam perkembangannya pada zaman dahulu
manusia hanya mengenal jalan yang terbuat dari tanah dan hanya bisa di lalui
dengan berjalan kaki ataupun dengan menggunakan kuda.
Hingga saat ini manusia membutuhkan jalannya tidak hanya untuk dilalui oleh
pejalan kaki namun juga oleh kendaraan dengan roda. Perkembangan selanjutnya
manusia mampu jalan dengan perkerasan beton dan aspal.

7
Pada tahun 2017 jalan yang dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Selayar memasuki tahap akhir atau penyelesaian. Jalan yang layak sangatlah
diperlukan, mengingat kondisi wilayah desa Pattumbukan yang berada di ujung
timur Pulau Selayar. Jarak antara pusat kabupaten dengan desa yakni 81 km.
Tersedianya sarana transportasi tersebut diharapakan akan mempermudah
masuknya sistem kelistrikan di desa Pattumbukan. Jalan dapat digunakan untuk
mengangkut material material maupun produsen untuk pengerjaan jaringan
distribusi ke desa Pattumbukan.

2.2 Pembangunan Jaringan Distribusi

2.3.1 Pengertian Jaringan Distribusi

Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem


distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik
besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen, Jadi fungsi distribusi tenaga
listrik adalah :
a. Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan)
b. Sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan,
karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung
melalui jaringan distribusi.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan
dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan
transformator penaik tegangan menjadi 70 kV, 154 kV, 220 kV atau 500 kV
kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah
untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal
ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I2R).
Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang
mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran
transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun
tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut
penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran
distribusi primer inilah gardu – gardu distribusi mengambil tegangan untuk
diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah,

8
yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke
konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian
yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan.
Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan setinggi
mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat
tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain:
berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan-perlengkapannya,
selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban.
Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan
kembali dengan menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai
tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-
bagian saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda-beda.
Pada sistem penyaluran jarak dekat atau daerah isolated (tidak terkoneksi
dengan pembangkit lain) seperti halnya di Pulau selayar, digunakan jaringan
tegangan menengah (JTM) yakni listrik yang dihasilkan dari generator pembangkit
sebesar 6,2 kV kemudian dinaikkan tegangannya menggunakan transformator Step
up menjadi 20,5 kV kemudian langsung didistribusikan menuju pelanggan.

2.3.2 Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik

Gambar 1. Konfigurasi Sistem Tenaga Listrik

9
Untuk kemudahan dan penyederhanaan, lalu diadakan pembagian serta
pembatasan-pembatasan seperti pada Gambar diatas:
a. Daerah I : Bagian pembangkitan (Generation)
b. Daerah II : Bagian penyaluran (Transmission) , bertegangan tinggi
(HV,UHV,EHV)
c. Daerah III : Bagian Distribusi Primer, bertegangan menengah (6 atau
20kV).
d. Daerah IV : (Di dalam bangunan pada beban/konsumen), Instalasi,
bertegangan rendah.
Dengan demikian ruang lingkup Jaringan Distribusi adalah:
a. SUTM, terdiri dari : Tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan
peralatan perlengkapannya, serta peralatan pengaman dan pemutus.
b. SKTM, terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan outdoor termination dan lain-
lain.
c. Gardu trafo, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangka tempat
trafo, LV panel, pipa-pipa pelindung, Arrester, kabel-kabel, transformer
band, peralatan grounding,dan lain-lain.
d. SUTR dan SKTR, terdiri dari: sama dengan perlengkapan/material pada
SUTM dan SKTM. Yang membedakan hanya dimensinya.

2.3.3 Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik

Secara umum, menurut susunan (konfigurasi) saluran tenaga Listrik atau


saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Saluran Konfigurasi horizontal, bila saluran fasa terhadap fasa yang
lain/terhadap netral, atau saluran positip terhadap negatip (pada sistem DC)
membentuk garis vertikal.

10
Gambar 2. Saluran Konfigurasi Horizontal

b. Saluran Konfigurasi Vertikal, bila saluran-saluran tersebut membentuk


garis vertikal.

Gambar 3. Saluran Konfigurasi Vertikal

11
c. Saluran konfigurasi Delta, bila kedudukan saluran satu sama lain
membentuk suatu segitiga (delta).

Gambar 4. Saluran Konfigurasi Delta

2.3.4 Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Desa Pattumbukan

Jaringan distribusi yang digunakan adalah Saluran Konfigurasi Horizontal


dengan tiang beton. Tiang beton dipilih karena lebih tahan lama dan tahan terhadap
korosi mengingat Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan daerah pesisir. Kabel
NYM merupakan kabel instalasi rumah atau gedung dan sistem tenaga serta kabel
ini bisa digunakan dalam kondisi lingkungan yang kering maupun basah.
Spesifikasi kabel yang digunakan adalah NYM 3 x 6 mm sepanjang ± 35 km yang
dihubungkan dengan desa terakhir yang teraliri listrik.

2.3 Pemanfaatan hybrid PLTS dengan Listrik PLN

2.4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah


energi surya (cahaya) menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik bisa dilakukan
dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan fotovoltaik dan secara tidak
langsung dengan pemusatan energi surya. Fotovoltaik mengubah secara langsung
energi cahaya menjadi listrik menggunakan efek fotolistrik. Pemusatan energi surya
menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak
untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk menggerakan mesin kalor
(panas) seperti mesin stirling atau lainnya.
Indonesia memiliki karunia sinar matahari yang hampir sepanjang tahun ada
karena indonesia terletak di wilayah katulistiwa. Hampir di setiap pelosok
Indonesia, matahari menyinari sepanjang pagi sampai sore. Energi matahari yang
dipancarkan dapat diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya

12
(solar cell). Pembangkit listrik tenaga surya termasuk pembangit listrik ramah
lingkungan, dan sangat menjanjikan. Sebagai salah satu alternatif untuk
menggantikan pembangkit listrik menggunakan uap (dengan minyak dan batubara).
Perkembangan teknologi dalam membuat panel surya semakin hari semakin lebih
baik terutama dalam meningkatkan tingkat efisiensi, pembuatan aki yang tahan
lama, pembuatan alat elektronik yang dapat menggunakan Direct Current. Pada
saat ini penggunaan tenaga matahari (solar cell) masih mahal karena tidak adanya
subsidi dari pemerintah.
Energi surya merupakan salah satu sumber energi alternatif pengganti
Bahan Bakar Minyak (BBM). Tak hanya itu saja, energi surya juga merupakan
sumber energi terbarukan yang tidak akan habis meski digunakan secara terus
menerus oleh manusia. Berbeda dengan Bahan Bakar Minyak yang dapat semakin
menipis ketika digunakan secara terus menerus. Hal ini dikarenakan Bahan Bakar
Minyak berasal dari fosil jutaan tahun lalu. Berbeda dengan energi surya yang
memerlukan sinar matahari. Untuk memanfaatkan energi ini agar menjadi energi
listrik dibutuhkan sebuah media panel surya yang akan mengubah panas sinar
matahari menjadi energi listrik.
a. Tersedia Terus Menerus
Keuntungan yang pertama adalah tidak akan pernah habis dan ramah
lingkungan. Seperti yang Anda ketahui energi matahari merupakan sumber
energi terbarukan yang tidak akan pernah habis. Penggunaan energi surya
juga dapat mencegah penggunaan bahan bakar fosil menjadi semakin
menipi. Dan bahkan saat ini banyak sekali negara-negara maju yang
menggunakan energi surya untuk menjadikannya energi listrik.
b. Ramah lingkungan
Yang kedua adalah ramah lingkungan. Dikatakan ramah lingkungan
karena penggunaan energi surya tidak akan menghasilkan emisi karbon
sama seperti BBM. Oleh karena itu energi surya dapat dikatakan sebagai
salah satu sumber energi alternatif yang sangat lingkungan. Dan pastinya
hal ini dapat mencegah pemanasan global yang dapat menyebabkan
perubahan iklim tak menentu.
c. Hanya membutuhkan sedikit perawatan

13
Keuntungan pembangkit listrik tenaga surya selanjutnya adalah
hanya membutuhkan sedikit perawatan. Setelah instalasi dan dioptimasi,
panel surya dapat menciptakan listrik dengan luasan hanya beberapa
milimeter dan tidak memerlukan perawatan yang berarti. Tak hanya itu saja,
panel surya juga memproduksi energi dalam diam, sehingga tak
mengeluarkan bunyi bising dan lainnya.
d. Sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia
Meskipun memiliki keuntungan, PLTS juga memiliki beberapa kelemahan,
berikut ulasannya :
a. Daya yang dihasilkan berkurang ketika mendung
Seperti yang kita ketahui PLTS membutuhkan sinar matahari untuk
bekerja. Ketika mendung ataupun pada malah hari keluaran energi panel
surya pastinya kurang maksimal. Namun untuk menyiasati hal ini banyak
PLTS skala besar yang melacak matahari untuk menjaga panel surta di sudut
optimal sepanjang hari.
b. Besarnya biaya pembangunan
Pembangkit listrik ini juga sangat membutuhkan biaya yng sangat
besar per MW. Oleh karena itu banyak sekali negara-negara yang
memikirkan hal ini ketika akan membangunnya.

Gambar 5. Prinsip Kerja PLTS

14
Prinsip kerja dari pembangkit listrik jenis ini cukup sederhana. Komponen
utama dari sumber energi ini adalah sel foltovotaik. Sel tersebut memiliki peranan
untuk menangkap panas matahari yang kemudian akan diubah menjadi energi
listrik. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik yang lain, jenis pembangkit
listrik ini diklaim lebih ramah lingkungan, murah dan hampir tidak memiliki polusi
ataupun limbah.
Panel surya / solar cell sebagai komponen penting pembangkit listrik tenaga
surya, mendapatkan tenaga listrik pada pagi sampai sore hari sepanjang ada sinar
matahari. Umumnya kita menghitung maksimun sinar matahari yang diubah
menjadi tenaga listrik sepanjang hari adalah 5 jam. Tenaga listrik pada pagi – sore
disimpan dalam baterai, sehingga listrik dapat digunakan pada malam hari, dimana
tanpa sinar matahari. Karena pembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung
kepada sinar matahari, maka perencanaan yang baik sangat diperlukan.
Perencanaan terdiri dari: Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-
hari (Watt). Berapa besar arus yang dihasilkan panel surya / solar cell (dalam
Ampere hour), dalam hal ini memperhitungkan berapa jumlah panel surya / solar
cell yang harus dipasang. Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang
diinginkan dan pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari. (Ampere hour).

Gambar 6. Bagian – bagian PLTS

15
Dalam nilai ke-ekonomian, pembangkit listrik tenaga surya memiliki nilai
yang lebih tinggi, dimana listrik dari PT. PLN tidak dimungkinkan, ataupun
instalasi generator listrik bensin ataupun solar. Misalnya daerah terpencil:
pertambangan, perkebunan, perikanan, desa terpencil, dll. Dari segi jangka panjang,
nilai ke-ekonomian juga tinggi, karena dengan perencanaan yang baik, pembangkit
listrik tenaga surya dengan panel surya / solar cell memiliki daya tahan 20 – 25
tahun. Baterai dan beberapa komponen lainnya dengan daya tahan 3 – 5 tahun.
Beberapa komponen dari pembangkit listrik tenaga surya (cara kerjanya dapat
dibaca di Instalasi Listrik Tenaga Surya):
1. Panel surya / solar cell
Sel surya atau sel fotovoltaik adalah alat yang mengubah energi
cahaya menjadi energi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Dibuat
pertama kali pada tahun 1883 oleh Charles Fritts.
Pembangkit listrik tenaga surya tipe fotovoltaik adalah pembangkit
listrik yang menggunakan perbedaan tegangan akibat efek fotoelektrik
untuk menghasilkan listrik. Solar panel terdiri dari 3 lapisan, lapisan panel
P di bagian atas, lapisan pembatas di tengah, dan lapisan panel N di bagian
bawah. Efek fotoelektrik adalah di mana sinar matahari menyebabkan
elektron di lapisan panel P terlepas, sehingga hal ini menyebabkan proton
mengalir ke lapisan panel N di bagian bawah dan perpindahan arus proton
ini adalah arus listrik.
2. Charge controller
3. Baterai
4. Inverter DC to AC

Gambar 7. Konstruksi Solar cell

16
2.4.2 Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU – TS)

Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) adalah lampu


penerangan jalan yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi
listriknya. Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya ( PJU-TS ) sangat cocok
digunakan untuk jalan-jalan di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh listrik
PLN dan juga daerah-daerah yang mengalami krisis energi listrik terutama di
daerah terpencil.
Penerangan Jalan Tenaga Surya merupakan sebuah alternatif yang murah
dan hemat untuk digunakan sebagai sumber listrik penerangan karena
menggunakan sumber energi gratis dan tak terbatas dari alam yaitu energi
matahari. Menggunakan Modul/Panel Surya dengan lifetime hingga 25 tahun yang
berfungsi menerima cahaya (sinar) matahari yang kemudian diubah menjadi listrik
melalui proses photovoltaic. Lampu Jalan Tenaga Surya ( PJU Tenaga Surya)
secara otomatis dapat mulai menyala pada sore hari dan padam pada pagi hari
dengan perawatan yang mudah dan efisien selama bertahun
tahun.Menggunakan Lampu LED jenis hi-power yang sangat terang, hemat energi
dan tahan lama . Masa pemakaian Lampu LED bisa mencapai 50.000 jam dengan
sumber daya DC. Dengan lamanya interval penggantian lampu berarti juga
mengurangi frekuensi dan menghemat biaya operasional pemeliharaan untuk
ongkos jasa penggantian bola lampunya saja. Baterai yang digunakan adalah baterai
bebas perawatan (maintenance free) jenis VRLA dan tipe Deep Cycle.
PJU Tenaga Surya beroperasi secara mandiri dan tidak memerlukan kabel
jaringan antar tiang sehingga installasinya menjadi sangat mudah, praktis, sangat
ekonomis dan tentunya dapat terhindar dari black out total jika terjadi gangguan.
Lampu penerangan jalan (PJU) tenaga matahari mempunyai ketinggian tiang yang
berbeda-beda, mulai dari 7 m s/d 9 m. Jarak antar tiang juga bervariasi mulai dari
15m s/d 40m. Jarak antar tiang tergantung ketinggian tiang, jenis lampu, dan cahaya
yang dibutuhkan (brightness).
Secara keseluruhan sistem ini dirancang untuk penyediaan cahaya
penerangan umum dengan sumber energi terbarukan, bebas biaya perawatan dan
berumur ekonomis lama.

17
Gambar 8. Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS)

2.4.3 Penggunaan PLTS Dan Listrik PLN

Solusi pemanfaatan PLTS dan Listrik PLN adalah Penerangan Jalan


Umum Tenaga Surya ( PJU - TS ) digunakan untuk jalan sedangkan listrik PLN
digunakan untuk keperluan rumah tangga masyarakat desa Pattumbukan.
Pemanfaatan PJU – TS yang sudah ada seperti pada penerangan lampu area
pelabuhan tetap dipertahankan, sehingga potensi penghematan energi akan
meningkat. Listrik PLN haruslah segera direalisasikan mengingat kebutuhan
masyarakat saat ini hanya disuplai dari genset, sedangkan kuantitas listrik yang
dihasilkan dari genset tidak memenuhi kebutuhan listrik di desa Pattumbukan.

2.4 Kajian Kelayakan Finansial (KKF)

Diasusmsikan pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) Desa


Pattumbukan adalah Rp 1.200.000.000,00 (Satu Milyar Dua Ratus Juta Rupiah),
maka dapat ditentukan :

18
Tabel 2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pengadaan Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) Desa Pattumbukan

JUMLAH
HARGA
NO URAIAN SATUAN VOL HARGA
SATUAN(RP)
(RP)
1 Pengadaan LOT 1 1.200.000.000,00 1.200.000.000,00
JTM Desa
Pattumbukan
Catatan : Asumsi Berdasarkan Rekondisi Jumlah 1.200.000.000,00
JTM Kabupaten Selayar Tahun 2017 PPN 10 % 120.000.000,00
Jumlah Total 1.320.000.000,00

Kajian Kelayakan Finansial pembanguna JTM Desa Pattumbukan sebagai


berikut :
1. Inflasi biaya O & M / tahun = 3,0 %
2. Suku Bunga Bank / Tahun = 12 %
3. Umur Ekonomis = 25 Tahun
4. Depresiasi dengan Straght Light Method = 5 % / Tahun
5. Biaya O & M Fungsi Distribusi 3 % / Tahun = Rp. 39.600.000,00
Kelayakan Secara finansial dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 (Terlampir),
dengan kesimpulan sebagai berikut :

Tabel 3. Perhitungan Finansial JTM Desa Pattumbukan

Layak /
No Perhitungan Finansial Kriteria
Tidak Layak
1 IRR = 240,01 % > 12,0 % Layak
2 NPV = 26.412.387.668 Rp. > 0 (positif) Layak
3 B/C = 17,34 Kali > 1 Kali Layak
4 PBP = 0,44 Tahun <10 Tahun Layak
5 PI = 20,01 Kali > 0 (Positif) Layak

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan kebutuhan utama masyarakat untuk memenuhi kebutuhan


listrik maka jalan sebagai sarana transportasi diperlukan untuk mendukung
percepatan masuknya sistem kelistrikan di desa Pattumbukan.
2. Berdasarkan jarak dan wilayah desa Pattumbukan maka jaringan distribusi
tegangan menengah dibangun menggunakan saluran konfigurasi horizontal
dengan menggunakan tiang beton dan kabel NYM. Tiang beton dipilih
karena tahan korosi dan tahan lama sedangkan, kabel NYM dipilih karena
bisa digunakan dalam kondisi lingkungan yang kering maupun basah.
3. Berdasarkan kondisi desa Pattumbukan maka dapat dilakukan pemanfaatan
Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya ( PJU - TS ) untuk penerangan jalan
dan listrik PLN untuk keperluan rumah tangga masyarakat desa
Pattumbukan.
4. Berdasarkan kajian kelayakan finansial pembangunan JTM desa
Pattumbukan maka, pembangunan JTM desa Pattumbukan layak
dilaksanakan.

3.2 Saran

1. Diperlukan kajian strategis yang lebih mendalam untuk mengetahui kondisi


dan kebutuhan listrik yang layak untuk desa Pattumbukan
2. Dilaksanakan percepatan pembangunan untuk mendukung terealisasinya
sistem kelistrikan di desa Pattumbukan

20
DAFTAR PUSTAKA

Jenis jenis Kabel Listrik, materisemasasekolah.wordpress.com diakses pada 16 –


01 - 2018
http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2008/12/sistem-distribusi-tenaga-listrik.html
diakses pada 18 – 01 - 2018
http://kelas-fisika.com/2017/04/18/pembangkit-listrik-tenaga-surya-pengertian-
cara-kerja-dan-kelebihan-dan-kekurangannya/ diakses pada 18 – 01 - 2018
http://www.alpensteel.com/component/virtuemart/?page=shop.browse&category_
id=25&vmcchk=1 diakses pada 18 - 01 - 2018

21
LAMPIRAN

TABEL 1 : PERHITUNGAN NET CASH FLOW TANPA NILAI UANG


PENGADAAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM) DAERAH PATUMBUKAN

COST (BIAYA) TOTAL


TAHUN INVESTASI O&M SAVING COST REVENUE NET CASH FLOW PAYBACK PERIOD
KE (Rp)
A B COST (BIAYA) D F G H I J
217 - 1.320.000.000 39.600.000 - 1.359.600.000 - (1.359.600.000) (1.359.600.000)
218 1 40.788.000 3.139.257.600 40.788.000 3.139.257.600 3.098.469.600 1.738.869.600
219 2 42.011.640 3.515.968.512 42.011.640 3.515.968.512 3.473.956.872 5.212.826.472
220 3 43.271.989 3.937.884.733 43.271.989 3.937.884.733 3.894.612.744 9.107.439.216
221 4 44.570.149 4.410.430.901 44.570.149 4.410.430.901 4.365.860.753 13.473.299.969
222 5 45.907.253 4.939.682.610 45.907.253 4.939.682.610 4.893.775.356 18.367.075.325
223 6 47.284.471 5.532.444.523 47.284.471 5.532.444.523 5.485.160.052 23.852.235.377
224 7 48.703.005 6.196.337.866 48.703.005 6.196.337.866 6.147.634.860 29.999.870.237
225 8 50.164.095 6.939.898.409 50.164.095 6.939.898.409 6.889.734.314 36.889.604.552
226 9 51.669.018 7.772.686.219 51.669.018 7.772.686.219 7.721.017.200 44.610.621.752
227 10 53.219.089 8.705.408.565 53.219.089 8.705.408.565 8.652.189.476 53.262.811.228

1.320.000.000 507.188.709 55.089.999.937 1.827.188.709 55.089.999.937 53.262.811.228

TABEL 2 : PERHITUNGAN NET CASH FLOW DENGAN PV DISCOUNT FACTOR


PENGADAAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM) DAERAH PATUMBUKAN

PRESENT VALUE - DISCOUNT RATE 12% DISCOUNTED TAHUN PRESENT VALUE - DISCOUNT RATE 35,0449% DISCOUNTED TAHUN
COST REVENUE NET CASH FACTOR KE : COST REVENUE NET CASH FACTOR KE :
FLOW FLOW
112% 135%
1.359.600.000 - (1.359.600.000) 1,00000 - 1.359.600.000 - (1.359.600.000) 1,00000 -
36.417.857 2.802.908.571 2.766.490.714 0,89286 1 30.203.297 2.324.603.557 2.294.400.260 0,74049 1
33.491.422 2.802.908.571 2.769.417.149 0,79719 2 23.036.342 1.927.919.359 1.904.883.016 0,54833 2
30.800.147 2.802.908.571 2.772.108.424 0,71178 3 17.570.038 1.598.927.715 1.581.357.678 0,40604 3
28.325.135 2.802.908.571 2.774.583.436 0,63552 4 13.400.835 1.326.077.166 1.312.676.331 0,30067 4
26.049.008 2.802.908.571 2.776.859.563 0,56743 5 10.220.944 1.099.787.459 1.089.566.515 0,22264 5
23.955.785 2.802.908.571 2.778.952.787 0,50663 6 7.795.612 912.113.176 904.317.564 0,16487 6
22.030.766 2.802.908.571 2.780.877.805 0,45235 7 5.945.787 756.464.750 750.518.963 0,12208 7
20.260.437 2.802.908.571 2.782.648.135 0,40388 8 4.534.909 627.377.099 622.842.191 0,09040 8
18.632.366 2.802.908.571 2.784.276.206 0,36061 9 3.458.818 520.317.734 516.858.916 0,06694 9
17.135.122 2.802.908.571 2.785.773.449 0,32197 10 2.638.073 431.527.616 428.889.543 0,04957 10

1.616.698.046 28.029.085.714 26.412.387.668 7 1.478.404.655 11.525.115.631 10.046.710.976 3,71204

22

Anda mungkin juga menyukai