ii
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
BAB 1 .................................................................................................................... vi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
iii
2.3.3 Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik .......................................... 10
PENUTUP ............................................................................................................. 20
LAMPIRAN .......................................................................................................... 22
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan data pasang baru kWh meter, PT PLN (Persero) Rayon Selayar
mencatat kebutuhan listrik pulau selayar bertambah menjadi 50 kWh sampai
dengan 100 kWh setiap bulannya pada tahun 2017. Peningkatan kebutuhan listrik
belum diimbangi dengan daya yang tersedia. PT PLN (Persero) UIP Sulbagsel akan
membangun PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Minyak dan Gas) berkapasitas
10 MW pada tahun 2019 untuk memenuhi kebutuhan listrik pulau selayar yang
diperkirakan akan meningkat menjadi 12 MW atau 12000 KW pada tahun 2020.
Kabupaten Kepulauan Selayar terbagi menjadi 2 sub wilayah yakni, wilayah
daratan dan wilayah kepulauan. Pulau Selayar terbagi menjadi 6 Kecamatan yaitu
Kecamatan Benteng, Kecamatan Bontoharu, Kecamatan Bontomanai, Kecamatan
Buki, Kecamatan Bontosikuyu dan Kecamatan Bontomatene. Daerah Pattumbukan
merupakan bagian dari Kecamatan Bontosikuyu yang terletak di ujung timur Pulau
Selayar.
Daerah Pattumbukan merupakan salah satu Pelabuhan di Pulau Selayar
selain Pelabuhan Benteng dan Pelabuhan Pamatatta. Dewasa ini kebutuhan listrik
untuk Daerah Pattumbukan tidak hanya digunakan untuk melistriki Kantor
Pelabuhan akan tetapi masyarakat sekitar yang juga membutuhkan listrik untuk
keperluan rumah tangga, tata kelola wisata, mata pencaharian dan sebagainya.
Kebutuhan listrik untuk desa Pattumbukan masih disediakan oleh PLTS – PLTS
kecil yang digunakan untuk menerangi lampu penerangan, adapun untuk keperluan
rumah tangga masih menggunakan mesin genset. Seiring bertambahnya
ketersediaan pembangkit, peningkatan kebutuhan listrik dan pentingnya listrik
masuk ke daerah Pattumbukan diharapkan analisa kebutuhan listrik segera disusun
sehingga daerah ini segera teraliri listrik.
1
1.1.1 Topografi dan Iklim Daerah Pattumbukan
2
Daerah Pattumbukan merupakan daerah pesisir yang memiliki luas kurang
lebih 43,5 km2 dengan mata pencaharian penduduk nelayan, petani kelapa, pegawai
pelabuhan dan penyedia kapal pariwisata.
3
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui solusi yang tepat untuk mengaliri listrik di daerah
Pattumbukan, Kepulauan Selayar.
4
Tabel 1. Karakteristik Beban Daerah Pattumbukan (kW)
Total 16 16 16 16,5 16 16 17 17 19 19 19 19,5 19 19 17,5 18 20,5 21,5 21,5 21,5 21,5 21,5 18 18
Keterangan
Beban Puncak (Demand) = 21,5 kW (Pukul 18.00 - 22.00)
5
BAB II
PEMBAHASAN
Listrik merupakan hak seluruh warga negara Indonesia, dalam hal ini PLN
maupun swasta terkait harus bahu – membahu merealisasikan listrik hingga ke
pelosok desa. Tidak terkecuali desa Pattumbukan di salah wilayah di Kabupaten
Kepulauan Selayar . Desa Pattumbukan berjarak 81 km dari pusat kota yang terletak
di ujung timur Pulau Selayar. Ketersediaan listrik di Pulau Selayar yang semakin
meningkat haruslah diimbangi dengan rasio elektrifikasi yang meningkat pula.
Daya mampu atau ketersediaan listrik di Pulau Selayar yang dikelola PT PLN
(Persero) Unit PLTD Selayar pada tahun 2017 sebesar 8017 kW dengan beban
puncak 5700 kW. Terdapat cadangan energi sekitar 2000 kW yang diharapkan
mampu menjangkau hingga Desa Pattumbukan serta desa – desa yang belum teraliri
listrik di Pulau Selayar. Ada 3 solusi permasalahan agar desa Pattumbukan bisa
teraliri listrik, yakni :
1. Pembangunan sarana transportasi
2. Pembangunan jaringan distribusi baru
3. Pemanfaatan hybrid PLTS dengan Listrik PLN
6
1. Manusia yang membutuhkan
2. Barang yang dibutuhkan
3. Kendaraan sebagai alat/sarana
4. Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi
5. Organisasi (pengelola transportasi)
7
Pada tahun 2017 jalan yang dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Selayar memasuki tahap akhir atau penyelesaian. Jalan yang layak sangatlah
diperlukan, mengingat kondisi wilayah desa Pattumbukan yang berada di ujung
timur Pulau Selayar. Jarak antara pusat kabupaten dengan desa yakni 81 km.
Tersedianya sarana transportasi tersebut diharapakan akan mempermudah
masuknya sistem kelistrikan di desa Pattumbukan. Jalan dapat digunakan untuk
mengangkut material material maupun produsen untuk pengerjaan jaringan
distribusi ke desa Pattumbukan.
8
yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke
konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian
yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan.
Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan setinggi
mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat
tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain:
berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan-perlengkapannya,
selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban.
Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan
kembali dengan menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai
tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-
bagian saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda-beda.
Pada sistem penyaluran jarak dekat atau daerah isolated (tidak terkoneksi
dengan pembangkit lain) seperti halnya di Pulau selayar, digunakan jaringan
tegangan menengah (JTM) yakni listrik yang dihasilkan dari generator pembangkit
sebesar 6,2 kV kemudian dinaikkan tegangannya menggunakan transformator Step
up menjadi 20,5 kV kemudian langsung didistribusikan menuju pelanggan.
9
Untuk kemudahan dan penyederhanaan, lalu diadakan pembagian serta
pembatasan-pembatasan seperti pada Gambar diatas:
a. Daerah I : Bagian pembangkitan (Generation)
b. Daerah II : Bagian penyaluran (Transmission) , bertegangan tinggi
(HV,UHV,EHV)
c. Daerah III : Bagian Distribusi Primer, bertegangan menengah (6 atau
20kV).
d. Daerah IV : (Di dalam bangunan pada beban/konsumen), Instalasi,
bertegangan rendah.
Dengan demikian ruang lingkup Jaringan Distribusi adalah:
a. SUTM, terdiri dari : Tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan
peralatan perlengkapannya, serta peralatan pengaman dan pemutus.
b. SKTM, terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan outdoor termination dan lain-
lain.
c. Gardu trafo, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangka tempat
trafo, LV panel, pipa-pipa pelindung, Arrester, kabel-kabel, transformer
band, peralatan grounding,dan lain-lain.
d. SUTR dan SKTR, terdiri dari: sama dengan perlengkapan/material pada
SUTM dan SKTM. Yang membedakan hanya dimensinya.
10
Gambar 2. Saluran Konfigurasi Horizontal
11
c. Saluran konfigurasi Delta, bila kedudukan saluran satu sama lain
membentuk suatu segitiga (delta).
12
(solar cell). Pembangkit listrik tenaga surya termasuk pembangit listrik ramah
lingkungan, dan sangat menjanjikan. Sebagai salah satu alternatif untuk
menggantikan pembangkit listrik menggunakan uap (dengan minyak dan batubara).
Perkembangan teknologi dalam membuat panel surya semakin hari semakin lebih
baik terutama dalam meningkatkan tingkat efisiensi, pembuatan aki yang tahan
lama, pembuatan alat elektronik yang dapat menggunakan Direct Current. Pada
saat ini penggunaan tenaga matahari (solar cell) masih mahal karena tidak adanya
subsidi dari pemerintah.
Energi surya merupakan salah satu sumber energi alternatif pengganti
Bahan Bakar Minyak (BBM). Tak hanya itu saja, energi surya juga merupakan
sumber energi terbarukan yang tidak akan habis meski digunakan secara terus
menerus oleh manusia. Berbeda dengan Bahan Bakar Minyak yang dapat semakin
menipis ketika digunakan secara terus menerus. Hal ini dikarenakan Bahan Bakar
Minyak berasal dari fosil jutaan tahun lalu. Berbeda dengan energi surya yang
memerlukan sinar matahari. Untuk memanfaatkan energi ini agar menjadi energi
listrik dibutuhkan sebuah media panel surya yang akan mengubah panas sinar
matahari menjadi energi listrik.
a. Tersedia Terus Menerus
Keuntungan yang pertama adalah tidak akan pernah habis dan ramah
lingkungan. Seperti yang Anda ketahui energi matahari merupakan sumber
energi terbarukan yang tidak akan pernah habis. Penggunaan energi surya
juga dapat mencegah penggunaan bahan bakar fosil menjadi semakin
menipi. Dan bahkan saat ini banyak sekali negara-negara maju yang
menggunakan energi surya untuk menjadikannya energi listrik.
b. Ramah lingkungan
Yang kedua adalah ramah lingkungan. Dikatakan ramah lingkungan
karena penggunaan energi surya tidak akan menghasilkan emisi karbon
sama seperti BBM. Oleh karena itu energi surya dapat dikatakan sebagai
salah satu sumber energi alternatif yang sangat lingkungan. Dan pastinya
hal ini dapat mencegah pemanasan global yang dapat menyebabkan
perubahan iklim tak menentu.
c. Hanya membutuhkan sedikit perawatan
13
Keuntungan pembangkit listrik tenaga surya selanjutnya adalah
hanya membutuhkan sedikit perawatan. Setelah instalasi dan dioptimasi,
panel surya dapat menciptakan listrik dengan luasan hanya beberapa
milimeter dan tidak memerlukan perawatan yang berarti. Tak hanya itu saja,
panel surya juga memproduksi energi dalam diam, sehingga tak
mengeluarkan bunyi bising dan lainnya.
d. Sangat cocok untuk daerah tropis seperti Indonesia
Meskipun memiliki keuntungan, PLTS juga memiliki beberapa kelemahan,
berikut ulasannya :
a. Daya yang dihasilkan berkurang ketika mendung
Seperti yang kita ketahui PLTS membutuhkan sinar matahari untuk
bekerja. Ketika mendung ataupun pada malah hari keluaran energi panel
surya pastinya kurang maksimal. Namun untuk menyiasati hal ini banyak
PLTS skala besar yang melacak matahari untuk menjaga panel surta di sudut
optimal sepanjang hari.
b. Besarnya biaya pembangunan
Pembangkit listrik ini juga sangat membutuhkan biaya yng sangat
besar per MW. Oleh karena itu banyak sekali negara-negara yang
memikirkan hal ini ketika akan membangunnya.
14
Prinsip kerja dari pembangkit listrik jenis ini cukup sederhana. Komponen
utama dari sumber energi ini adalah sel foltovotaik. Sel tersebut memiliki peranan
untuk menangkap panas matahari yang kemudian akan diubah menjadi energi
listrik. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik yang lain, jenis pembangkit
listrik ini diklaim lebih ramah lingkungan, murah dan hampir tidak memiliki polusi
ataupun limbah.
Panel surya / solar cell sebagai komponen penting pembangkit listrik tenaga
surya, mendapatkan tenaga listrik pada pagi sampai sore hari sepanjang ada sinar
matahari. Umumnya kita menghitung maksimun sinar matahari yang diubah
menjadi tenaga listrik sepanjang hari adalah 5 jam. Tenaga listrik pada pagi – sore
disimpan dalam baterai, sehingga listrik dapat digunakan pada malam hari, dimana
tanpa sinar matahari. Karena pembangkit listrik tenaga surya sangat tergantung
kepada sinar matahari, maka perencanaan yang baik sangat diperlukan.
Perencanaan terdiri dari: Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-
hari (Watt). Berapa besar arus yang dihasilkan panel surya / solar cell (dalam
Ampere hour), dalam hal ini memperhitungkan berapa jumlah panel surya / solar
cell yang harus dipasang. Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang
diinginkan dan pertimbangan penggunaan tanpa sinar matahari. (Ampere hour).
15
Dalam nilai ke-ekonomian, pembangkit listrik tenaga surya memiliki nilai
yang lebih tinggi, dimana listrik dari PT. PLN tidak dimungkinkan, ataupun
instalasi generator listrik bensin ataupun solar. Misalnya daerah terpencil:
pertambangan, perkebunan, perikanan, desa terpencil, dll. Dari segi jangka panjang,
nilai ke-ekonomian juga tinggi, karena dengan perencanaan yang baik, pembangkit
listrik tenaga surya dengan panel surya / solar cell memiliki daya tahan 20 – 25
tahun. Baterai dan beberapa komponen lainnya dengan daya tahan 3 – 5 tahun.
Beberapa komponen dari pembangkit listrik tenaga surya (cara kerjanya dapat
dibaca di Instalasi Listrik Tenaga Surya):
1. Panel surya / solar cell
Sel surya atau sel fotovoltaik adalah alat yang mengubah energi
cahaya menjadi energi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Dibuat
pertama kali pada tahun 1883 oleh Charles Fritts.
Pembangkit listrik tenaga surya tipe fotovoltaik adalah pembangkit
listrik yang menggunakan perbedaan tegangan akibat efek fotoelektrik
untuk menghasilkan listrik. Solar panel terdiri dari 3 lapisan, lapisan panel
P di bagian atas, lapisan pembatas di tengah, dan lapisan panel N di bagian
bawah. Efek fotoelektrik adalah di mana sinar matahari menyebabkan
elektron di lapisan panel P terlepas, sehingga hal ini menyebabkan proton
mengalir ke lapisan panel N di bagian bawah dan perpindahan arus proton
ini adalah arus listrik.
2. Charge controller
3. Baterai
4. Inverter DC to AC
16
2.4.2 Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU – TS)
17
Gambar 8. Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS)
18
Tabel 2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pengadaan Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) Desa Pattumbukan
JUMLAH
HARGA
NO URAIAN SATUAN VOL HARGA
SATUAN(RP)
(RP)
1 Pengadaan LOT 1 1.200.000.000,00 1.200.000.000,00
JTM Desa
Pattumbukan
Catatan : Asumsi Berdasarkan Rekondisi Jumlah 1.200.000.000,00
JTM Kabupaten Selayar Tahun 2017 PPN 10 % 120.000.000,00
Jumlah Total 1.320.000.000,00
Layak /
No Perhitungan Finansial Kriteria
Tidak Layak
1 IRR = 240,01 % > 12,0 % Layak
2 NPV = 26.412.387.668 Rp. > 0 (positif) Layak
3 B/C = 17,34 Kali > 1 Kali Layak
4 PBP = 0,44 Tahun <10 Tahun Layak
5 PI = 20,01 Kali > 0 (Positif) Layak
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
PRESENT VALUE - DISCOUNT RATE 12% DISCOUNTED TAHUN PRESENT VALUE - DISCOUNT RATE 35,0449% DISCOUNTED TAHUN
COST REVENUE NET CASH FACTOR KE : COST REVENUE NET CASH FACTOR KE :
FLOW FLOW
112% 135%
1.359.600.000 - (1.359.600.000) 1,00000 - 1.359.600.000 - (1.359.600.000) 1,00000 -
36.417.857 2.802.908.571 2.766.490.714 0,89286 1 30.203.297 2.324.603.557 2.294.400.260 0,74049 1
33.491.422 2.802.908.571 2.769.417.149 0,79719 2 23.036.342 1.927.919.359 1.904.883.016 0,54833 2
30.800.147 2.802.908.571 2.772.108.424 0,71178 3 17.570.038 1.598.927.715 1.581.357.678 0,40604 3
28.325.135 2.802.908.571 2.774.583.436 0,63552 4 13.400.835 1.326.077.166 1.312.676.331 0,30067 4
26.049.008 2.802.908.571 2.776.859.563 0,56743 5 10.220.944 1.099.787.459 1.089.566.515 0,22264 5
23.955.785 2.802.908.571 2.778.952.787 0,50663 6 7.795.612 912.113.176 904.317.564 0,16487 6
22.030.766 2.802.908.571 2.780.877.805 0,45235 7 5.945.787 756.464.750 750.518.963 0,12208 7
20.260.437 2.802.908.571 2.782.648.135 0,40388 8 4.534.909 627.377.099 622.842.191 0,09040 8
18.632.366 2.802.908.571 2.784.276.206 0,36061 9 3.458.818 520.317.734 516.858.916 0,06694 9
17.135.122 2.802.908.571 2.785.773.449 0,32197 10 2.638.073 431.527.616 428.889.543 0,04957 10
22