Anda di halaman 1dari 4

D.

PANCASILA SEBAGAI DASAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN


BERNEGARA

Setiap bangsa di dunia senantiasa memiliki suatu cita-cita serta pandangan


hidup yang merupakan suatu basis nilai dalam setiap pemecahan masalah yang
dihadapi oleh bangsa tersebut. Bangsa yang hidup dalam suatu kawasan negara
bukan terjadi secara kebetulan melainkan melalui suatu perkembangan kausalitas,
dan hal ini menurut Ernest Renan dan Hans Khons sebagai suatu proses sejarah
terbentuknya suatu bangsa, sehingga unsur kesatuan atau nasionalisme suatu
bangsa ditentukan juga oleh sejarah terbentuknya bangsa tersebut. Meskipun
bangsa Indonesia terbentuk melalui proses penjajahan bangsa asing, namun
tatkala akan mendirikan suatu negara telah memiliki suatu landasan filosofis yang
merupakan suatu esensi kultural religius dari bangsa Indonesia sendiri yaitu
berkeTuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, dan berkeadilan.
Hal inilah yang oleh Notonagoro bangsa Indonesia disebut sebagai kausa
materialis Pancasila (Notonagoro, 1975). Tekat untuk menentukan bahwa filsafat
Pancasila sebagai dasar filosofis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini
telah mendapatkan legitimasi yuridis tatkala “the founding fathers” kita
mengesahkan dalam konstitusi UUD 1945 18-8-1945.

Nilai-nilai Pancasila merupakan suatu pangkal tolak derivasi baik dalam


bidang politik, sosial,ekonomi, hukum serta kebijakan hukum internasional. Hal
inilah dalam wacana ilmiah di istilahkan bahwa pancasila sebagai paradigma
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengertian paradigma itu sendiri
adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum yang
merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu
pengetahuan sehingga sangat menentukan sikap, ciri serta karakter ilmu
pengetahuan itu sendiri.

Untuk mencapai tujuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam


melaksanakan pembangunan dan pembaruan maka harus mendasarkan pada suatu
kerangka piker, sumber nilai serta arahan yang didasarkan pada nilai-nilai
pancasila. Secara filosofis kedudukan Pancasila sebagai paradigma kehidupan
kenegaraan dan kebangsaan mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala
aspek kehidupan kenegaraan dan kebangsaan mendasar pada nilai-nilai yang
terkandung dalam nilai-nilai Pancasila. Secara ontologis manusia adalah sebagai
pendukung pokok negara dan manusia memiliki unsur fundamental
“monopluralis”, yang unsur-unsurnya meliputi susunan kodrat jasmani-rokhani,
sifat kodrat individu, makhluk sosial dan kedudukan kodrat makhluk pribadi-
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Negara merupakan perwujudan sifat kodrat manusia individu, makhluk


sosial (Notonagoro, 1975), yang senantiasa tidak dapat dilepaskan dengan
lingkungan geografis sebagai ruang tempat bangsa tersebut hidup. Akan tetapi
bahwa manusia kedudukan dan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan Yan
Maha Esa, oleh karena itu baik dalam kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan
kenegaraan tidak dapat dipisahkan dengan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kenyataan objektif nilai-nilai filosofis Pancasila sebagaiparadigma


kehidupan kenegaraan dan kebangsaan tidak pada tingkatan legitimasi yuridis dan
politissaja melainkan pada tingkatan sosio-kultural-religius. Dalam upaya untuk
merealisasikan cita-cita dalam negara, bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan
dalam kodrati dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Negara dan bangsa akan
eksis dan berkembang dengan baik manakala dikembangkan rasa kebersamaan
dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Dalam kenegaraan harus senantiasa dilandasi oleh moral kemanusiaan


antara lain dalam kehidupan pemerintahan negara, politik, ekonomi, hokum,
sosial budaya, pertahanan, dan keamanan serta dalam kehidupan keagamaan. Oleh
karena itu kehidupan bersama negara harus dijiwai oleh moral kemanusiaan untuk
saling menghargai meskipun terdapat suatu perbedaan.

Secara rinci filsafat Pancasila sebagai dasar kehidupan kebangsaan dan


kenegaraan merupakan Identitas Nasional Indonesia. Hal ini didasarkan pada
suatu realita bahwa kausa materialis atau asal nilai-nilai Pancasila adalah bangsa
Indonesia sendiri. Konsekuensinya ciri khas, serta karakter bangsa Indonesia
tercermin dalam suatu sistem nilai filsafat Pancasila.

Selain itu filsafat Pancasila merupakan dasar dari Negara dan Konstitusi
(Undang-Undang Dasar Negara) Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa
Filsafat Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia., memiliki segala
konsekuensi segala peraturan perundang undangan dijabarkan dari nilai-nilai
Pancasila. Dengan kata lain, Pancasila merupakan sumber hokum dasar Indonesia,
sehingga seluruh peraturan hokum positif Indonesia diderivasikan atau dijabarkan
dari nilai-nilai Pancasila.

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia harus berlandaskan filsafat Pancasila,


dalam arti demokrasi tidak bersifat individualistik, tidak bersifat sekuler karena
demokrasi di Indonesia harus ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila kedua
Pancasila ‘Kemanusiaan yang adil dan beradab’ yang secara filosofis menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia yang beradab.

Pancasila juga merupakan dasar dan basis geopolitik dan geostrategi


Indonesia. Geopolitik diartikan sebagai politik atau kebijaksanaan dan strategi
nasional Indonesia, yang didorong oleh aspirasi nasional geografik atau
kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, yang apabila
dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung kepada
sistem politik negara. Sebaliknya politik negara itu, secara langsung akan
berdampak kepada geografi negara yang bersangkutan (Suradinata, 2005:11),
wawasan nusantara merupakan geopolitik Indonesia, karena dalam wawasan
nusantara terkandung konsepsi geopolitik yaitu unsur ruang, namun menyangkut
seluruhnya (Sumiarno,2006). Wawasan nusantara dilandasi oleh kebangsaan
Indonesia, dan hal itu dilambangkan secara literial pada sila garuda Pancasila,
serta seloka Bhineka Tunggal Ika.

Sebagai konsekuensi dari konsep geopolitik Indonesia, maka Pancasila


merupakan dasar filosofi geostrategi Indonesia. Hal ini berdasarkan analisis
sistematis bahwa Pancasila merupakan core philo-shopy dari pembukaan UUD
1945. Geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, melalui proses
pembangunan nasional dengan memanfaatkan geopolitik Indonesia. Dengan
Pancasila sebagai dasarnya, maka pembangunan Indonesia akan memiliki visi
yang jelas dan terarah.

Anda mungkin juga menyukai