(STANDAR 2014 Kepala Rumah Sakit Tk II dr. Soepraoen PROSEDUR OPERASIONAL) dr. Sofyan Solichin, MM Kolonel Ckm NRP 31411
Beberapa infeksi oportunistik (IO) pada ODHA dapat dicegah dengan
pemberian pengobatan profilaksis. Terdapat dua macam pengobatan pencegahan yaitu profilaksis primer dan profilaksis sekunder. Profilaksis primer adalah pemberian pengobatan pencegahan untuk PENGERTIAN mencegah suatu infeksi yang belum pernah diderita. Profilaksis sekunder adalah pemberian pengobatan pencegahan yang ditujukan untuk mencegah berulangnya suatu infeksi yang pernah diderita sebelumnya.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah Pemberian Pengobatan
TUJUAN Pencegahan Kotrimoksasol (PPK) untuk pasien dengan HIV/ AIDS. 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 782/MENKES/SK/IV/2011 KEBIJAKAN tentang Rumah Sakit rujukan bagi ODHA 2. Surat Perintah Karumkit Nomor Sprin/579/VII/2014 tanggal 17 Juli 2014 tentang Tim Pelayanan HIV/AIDS Rumkit Tk II dr Soepraoen
Ajurkan pemberian PPK pada ODHA yang bergejala (Stadium klinis
PROSEDUR 2,3, atau 4) termasuk perempuan hamil dan menyusui, semua bayi lahir dari ibu hamil HIV positif berusia 6 minggu. ODHA dengan jumlah CD4 di bawah 200 sel/mm 3 Anjurkan pemberian kotrimoksasol 2 minggu sebelum ARV Hentikan penggunaan bila sel CD4 naik > 200 sel/ mm3 pada pemeriksaan dua kali interval 6 bulan berturut-turut. Untuk bayi hentikan pada usia 18 bulan dg hasil test HIV negatif atau hasil HIV positif dan jika mendapatkan terapi ARV. Berikan kotrimoksasol untuk pencegahan sekunder setelah terapi PCP atau Toxoplasmosis selesai dan diberikan selama 1 tahun.
UNIT TERKAIT 1. Instal Farmasi, Rawat Jalan, Rawat Inap