keluhan rasa sakit berdenyut di daerah gigi paling belakang sebelah kanan dan terasa
bengkak ± sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengalami kesulitan saat makan akibat
pembengkakan tersebut dan telah berusaha mengobatinya sendiri dengan meminum
obat yang dibelinya di warung, namun rasa sakit hanya hilang sementara dan
pembengkakan semakin besar. Pasien juga mengeluh badannya terasa demam 2 hari
belakangan ini. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik dan sebelumnya tidak
pernah melakukan perawatan gigi.
Pada pemeriksaan ekstraoral dijumpai pipi sebelah kanan terlihat sedikit
membengkak dan terasa hangat ketika dipalpasi. Pada pemeriksaaan intraoral terlihat
adanya gigi impaksi dengan posisi mesioangular pada gigi 36 dimana sebagian gusi
menutupi mahkota gigi dan sulit dipakai untuk mengunyah sehingg pasien hanya
mengunyah memakai satu sisi.
Tindakan awal yang dilakukan oleh dokter gigi tersebut adalah eksisi untuk
membantu jalan erupsi gigi tersebut. Kemudian, dokter gigi memberikan resep
sebagai berikut: antibiotik kapsul Clindamycin 300 mg 4 kai sehari selama 5 hari;
analgetik-antipiretik yaitu paracetamol tablet 500 mg selama 3 kali sehari selama 3
hari pada pasien tersebut. Pasien dijadwalkan untuk kontrol 7 hari lagi.
Pertanyaan:
Saraf trigeminal, sebagian besar berisi saraf aferen somatik dengan proporsi
serat eferen yang lebih kecil. Saraf trigeminal mempunyai tiga cabang, masing-
masing cabang memiliki tempat masuk dari cranial fossa bagian tengah:3
Saraf opthalmicus (CN V1): masuk ke orbital melalui fissura orbitalis
superior
Saraf maksilaris (CN V2): masuk ke fossa pterygopalatine melalui foramen
rotundum
Saraf mandibularis (CN V3): masuk melalui foramen ovale
1. Saraf lakrimalis, mempersarafi kulit dari kelopak mata bagian atas dan
konjungtiva
2. Saraf frontalis, bercabang menjadi:
1) Saraf supratroklearis, mempersarafi kulit dari kelopak mata bagian atas serta
dahi
2) Saraf supraorbitalis, mempersarafi kulit dari kelopak mata bagian atas, dahi,
serta sampai ke bagian belakang kepala
3. Saraf nasosiliaris, bercabang menjadi:
1) Saraf siliaris panjang, mempersarafi kornea; bersama serabut simpatik,
mempersarafi iris dan siliaris
2) Saraf siliaris pendek, mempersarafi kornea; bersama serabut simpatik
mempersarafi siliaris dan bersama serabut parasimpatetik mempersarafi iris
3) Saraf infratroklearis, mempersarafi kulit kelopak mata bagian atas, korunkula
lakrimalis, dan kantung lakrimal
4) Saraf etmoidal posterior dan anterior, mensuplai sinus etmoidal
1. Saraf zigomatikus, masuk ke orbita melalui fisura orbitalis inferior, lalu bercabang
menjadi zigomaticofacial dan zigomaticotemporal, yang mempesarafi lengkungan
zigomatik dan pelipis
2. Saraf infraorbitalis, juga melalui fisura orbitalis inferior dan masuk ke infraorbital
foramen, kemudian bercabang menjadi:
1) Cabang palpebra inferior, mempersarafi kulit kelopak mata bagian bawah
2) Cabang supralabial, mempersarafi bibir bagian atas
3) Cabang nasal, mempersarafi hidung
4) Cabang lainnya membentuk plexus dental superior, yang mempersarafi gigi-gigi
maksila:
a. Cabang alveolar superior-anterior, mempersarafi insisivus dan kaninus
b. Cabang alveolar superior-medii, mempersarafi gigi premolar dan gingiva di
sekitarnya
c. Cabang alveolari superior-posterior, mempersarafi molar dan gingiva di
sekitarnya
Gigi-gigi pada mandibula dipersarafi oleh plexus dental inferior. Saraf alveolaris
inferior berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah akar gigi molar sampai ke
tingkat foramen mental. Cabang pada gig ini tidaklah merupakan sebuah cabang
besar, tetapi merupakan 2 atau3 cabang yang lebih besar yang membentuk plexus
dimana cabang pada inferior ini memasuki tiap akar gigi pada mandibula.3
Reseptor nyeri atau disebut nosireseptor terletak pada semua ujung saraf bebas. Ujung
saraf bebeas terletak dan tersebar pada permukaan kulit dan organ visera.5
KESIMPULAN
1. Saraf trigeminal terbagi atas saraf opthalmicus, saraf maksilaris, dan saraf
mandibularis.
2. Gigi-gigi pada maksila dipersarafi oleh saraf alveolaris superior, sedangkan gigi-gigi
pada mandibula dipersarafi oleh saraf alveolaris inferior.
3. Saraf yang menyampaikan informasi sensorik dari wajah/rahang adalah saraf
trigeminal.
4. Mekanisme nyeri melibatkan empat proses, yaitu transduksi, transmisi, modulasi, dan
persepsi. Nosireseptor terletak di ujung saraf bebas di permukaan kulit dan organ
visera.
5. Jalur nyeri di sistem saraf pusat, terdiri dari jalur asenden dan desenden.
6. Antibiotik dapat digolongkan berdasarkan aktivitas, cara kerja, serta struktur
kimianya. Analgetik-antipiretik antara lain terdiri dari parasetamol, asetosal, antalgin,
tramadol.
7. Clindamycin merupakan antimikroba yang spektrumnya merupakan linkomisin
namun aktivitasnya lebih besar terhadap organisme yang sensitif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Feriyawati L. Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam Regulasi Kontraksi Otot
Rangka. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, 2006.
2. Bahrudin M. Neurologi Klinis. Malang: UMM Press, 2013.
3. Schumke M, Schulte E, Schumaker U. Atlas of Anatomy: Head, Neck, and
Neuroanatomy. 2nd edition. New York: Thieme Medical Publisher, Inc; 2016.
4. Ardinata D. Multidimensional Nyeri. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara
2007;2 (2): 77-81.
5. Bahrudin M. Patofisiologi Nyeri. Saintika Medika 2017; 13 (1): 7-13.
6. Ganiswara SG. Faramakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta: UI Press, 1995.
7. Lullmann H, Mohr K, Hein L, Bieger N. Color Atlas of Pharmacology Third Edition.
New York: USA, 2005.
8. Tan Hoan T, Rahardja K. Obat-Obat Penting. Jakarta: Gramedia, 2007: 70-88.
9. Turk DC, Flor H. Chronic pain: A Biobehavioral Perspective. In: Gatchel RJ, Turk
DC (Ed.): Physicosocial Factors in Pain. New York: The Gullford Press, 1999: 18-34.
10. McGuire DB, Sheilder VR. Pain. In: Groen SL, Fragge MH, Goodman, Yarbro CH
(Ed.): Cancer Nursing: Principles and Practice (3rd edition). Boston: Jones and Bartett
Publisher, 1993: 499-556.
11. Davis MP. Cancer and Pain. The Cleveland Clinic Foundation. http://
www.clevelandclinicmeded.com. (04 mei 2020).
12. Price SA. Patofisiologi. Jakarta: EGC, 2006.
13. Katzung BG. Basic and Clinical Pharmacology. 10 th edition. Boston: McGraw Hill,
2007.
14. Dexa Medica. Clindamycin. https://www.dexa-medica.com/OGB/Clindamycin. (04
mei 2020)