Anda di halaman 1dari 64

CURRICULUM FOUNDATION,

PRINCIPLES, AND ISSUES


(Allan C. Ornstein & Francis P. Hunkins)
Dosen : Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd.

Oleh : Ipin Aripin

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Chapter 7 : Curriculum Development

Technical- Non
Scientific Technical-
approach Scientific
approach
Technical-Scientific approach
• Pendekatan teknis-ilmiah dapat digunakan untuk
pengembangan kurikulum dan pendidikan
1

• Merencanakan kurikulum untuk mengoptimalkan hasil


yang diperoleh
2
• Mengembangan kurikulum adalah perencanaan untuk
penataan lingkungan belajar dengan mengkoordinasikan
3 unsur-unsur personel, material, dan peralatan
Bobbitt and Charters
• Menurut Bobbit tugas pertama dalam pengembangan
kurikulum adalah untuk menemukan kegiatan yang
membuat siswa, mempunyai kemampuan dan kualitas
pribadi yang diperlukan untuk kinerja yang tepat.
Bobit

• Perubahan kurikulum selalu didahului dengan modifikasi


dalam konsepsi kita tentang tujuan pendidikan. Urutan
Rekontruksi Kurikulum (1) memilih tujuan, (2) membagi
siswa-siwa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan
cita-cita dan kegiatan kesukaan mereka, (3) menganalisis
Charters batas unit kerja, (4) metode pengumpulan prestasi
Model Tyler
Pada tahun 1949 Tyler mempublikasikan empat prinsip dasar
kurikulum dan pengajaran dengan tujuan untuk memeriksa masalah
kurikulum dan pengajaran

Tujuan sekolah

Pengalaman pendidikan yang berkaitan


dengan organisasi tujuan

Mengorganisasi pengalaman lainnya

Evaluasi tujuan
Model Tyler
Model Taba (Grassroots)
• Perbedaan teori Taba dengan Tyler adalah ia percaya
bahwa kurikulum yang diajarkan harus dirancang oleh
pengguna dan pelaksana program pembelajaran yaitu
guru
• Guru harus memulai proses tersebut dengan
menciptakan suatu pembelajaran khusus bagi siswa
mereka
• Model dari para ahli kurikulum yang telah diberikan
kepada guru, dipastikan harus dikembangkan kemudian
diawasi oleh administrator untuk memastikan bahwa ide-
ide atau model-model itu diterapkan dalam pembelajaran
Model Taba
• Diagnosis kebutuhan. Perancang kurikulum adalah guru yang harus memulai
prosesnya dengan mengidentifikasi kebutuhan siswa dan untuk siapa kurikulum
1 harus direncanakan

• Perumusan objek. Setelah guru mengidentifikasi kebutuhan yang diperlukan, ia


menentukan tujuan yang akan dicapai
2

• Pemilihan isi. Objek yang akan dipilih atau yang akan diciptakan disarankan
harus mencakup semua yang terkandung dalam materi pelajaran atau isi
3 kurikulum

• Mengorganisasi Isi. Seorang guru tidak hanya memilih isi kurikulum, tetapi harus
mengaturnya dalam beberapa jenis urutan dengan mempertimbangkan
4 kematangan peserta didik dari segi prestasi akademiknya, dan minat mereka
Model Taba (2)
• Pemilihan pengalaman belajar. Isi kurikulum harus
disampaikan kepada murid dan murid harus
5 terlibat didalamnya

• Organisasi kegiatan belajar. Isi kurikulum harus


diurutkan secara terorganisir sehingga kegiatan
6 pembelajaran dapat berjalan dengan lancar

• Evaluasi dan sarana evaluasi. Perencana


kurikulum harus menentukan hasil yang diinginkan
7 setelah selesai melaksanakan pembelajaran
Model Hunkins (Pengambilan keputusan)
• Kurikulum konseptualisasi dan legitimasi, tahap pertama menuntut
peserta didik terlibat dalam kegiatan mengenai sifat dasar dari kurikulum
1 dan juga nilai politik pendidikan dan sosial

• Diagnosis, melibatkan dua tugas utama yaitu mencari keebutuhan apa


saja yang diperlukan dalam pengembangan kurikulum dan mencari
penyebab dari kebutuhan itu, serta menciptakan hasil dari kebutuhan
2 yang ada

• Pilihan isi, Kandungan isi adalah dasar dari kurikulum. Kandungan isi
kurikulum mengacu pada fakta, konsep, prinsip, teori, dan
generalisasi. Kandungan isi kurikulum juga mengacu pada proses kognitif
3 peserta didik yang akan menuntut mereka untuk berpikir dalam belajar
Model Hunkins (2)
• Pengalaman seleksi, pada tahap ini guru memutuskan bahan ajar apa yang
akan digunakan, apakah buku teks, program perangkat lunak, film, buku
4 referensi, bahan utama, peta, gambar, dan sebagainya

• Pelaksanaan
5
• Evaluasi, tahap ini biasanya dilakukan pada saat kurikulum berjalan untuk
memberikan data sehingga keputusan untuk melanjutkan, memodifikasi, atau
6 menghentikan program pembangunan kurikulum dapat dilaksanakan

• Pemeliharaan, meliputi metode dan sarana serta pengelolalan program yang


akan dilaksanakan untuk menjamin dalam melanjutkan fungsi yang efektif.
7
Nontechnical-Non Scientific
Approach
Glattohorn : The
Naturalistic Deliberation
Model Model

Post-positivist-
Conversational
Postmodern
Approach
Models
1. Glattohorn : Naturalistic Model
Assess the Stake out Develop a
alternatives the terrioty constituency

Build the Plan quality


Blok in the
knowledge learning
unit
base experinces

Develop the Develop the


course learning
examination scenario
2. The Deliberation Model

Highlighting
Explaining
Public sharing agreement and
positions
disagreement

Highlihting
Negotiating point Adopting
change in
of agreement decision
position
3. Conversational Approach
Free association

Clustering interests
Formulating questions or curricular
focusses
Squencing questions or curricular
focuses
Contructing contexts for the focuses
Komponen yg harus diperhatikan dalam
pengembangan kurikulum

Curriculum Conception of Organization of


content content content

Criteria for Relationship of


Curriculum
selecting content and
Experience
content experiences

Education Criteria for


Environments environment
Partisipan dalam Pengembangan
Kurikulum

Political Area School Area


1. Teachers 2. Student
participant participant

6.
4.Curriculum 5. Asistent
Superintendent
3. Principals (Associate)
(pengawas
specialists superintendent
sekolah)

Participant Other
7. Lay citizen
outside the
(Masy. Sekitar) participant
school district
CHAPTER 8
Curriculum Design
Komponen Desain Kurikulum

Maksud, sasaran,
dan tujuan

Materi
Evaluasi
pelajaran

Pengalaman
belajar;
Sources for Curriculum Design

1 Science as sources (ilmu pengetahuan sebagai sumber)


Metode ilmiah memberikan makna bagi desains kurikulum

Society as a source (masyarakat sebagai sumber)


2 Sekolah adalah agen masyarakat, dan dengan demikian sekolah harus
menarik gagasannya untuk kurikulum dari analisis situasi sosial

Eternal and Divine Sources (Sumber Abadi & Ilahi)


3 Desain semacam itu menekankan elemen konten dan bahwa konten
(subjek) tertentu lebih penting daripada konten lainnya
Sources for Curriculum Design

• Knowledge as a • Learner as Sources


sources • Fungsi kurikulum
• Pengetahuan adalah
merupakan sumber mengembangkan
dalam desain kurikulum potensi siswa shg
kurikulum harus
berorientasi pada siswa

4 5
Representative Curriculum
Design

Subject Problem
Center Center
Design Design

Subject
Design
Subject Center Design
Subject centered design curriculum merupakan bentuk
desain yang paling popular, paling tua dan paling
banyak digunakan. Dalam subject centered design,
kurikulum di pusatkan pada isi atau materi yang akan
diajarkan. Kurikulum tersusun atas sejumlah mata-
mata pelajaran, dan mata-mata pelajaran tersebut
diajarkan secara terpisah-pisah. Karena terpisah-
pisahnya itu maka kurikulum ini disebut juga separated
subject curriculum.
Subject Center Design

• The subject design curriculum • Menekankan pada isi atau • Menyatukan beberapa mata
merupakan bentuk desain kurikulum, batang tubuh pelajaran yang berdekatan
yang paling murni dari subject keilmuan sudah jelas suatu atau berhubungan menjadi
centered design. Materi bahan pelajaran disiplin ilmu satu bidang studi seperti
pelajaran disajikan secara atau bukan. sejarah, geografi, dan
terpisah-pisah dalam bentuk • Isi kurikulum di sekolah ekonomi digabung menjadi
mata-mata pelajaran. adalah disiplin ilmu ilmu pengetahuan social,
• Menekankan pd pemahaman aljabar, ilmu ukur, dan
berhitung menjadi
matematika, dan sebagainya

Subject Discipline Broad Fields


Design Design Design
Subject Center Design
• Model desain ini pun
• Desain proses fokus pada siswa
berkembang dari the sebagai pembuat makna. Desain
separate subjects proses fokus pada pengajaran
untuk kecerdasan dan
design, dengan jalan pengembangan karakter intelektual
mengintegrasikan • Desain kurikulum perlu membahas
beberapa mata proses, atau bagaimana peserta
didik belajar dan penerapan proses
pelajaran yang erat pada materi pelajaran
hubungannya

Correlation Process
Design Designs
Learner Center Design
Learner centered, memberi tempat utama kepada peserta
didik. Di dalam pendidikan atau pengajaran yang belajar
dan berkembang adalah perserta didik sendiri. Guru atau
pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar-
mengajar, mendorong dan memberikan bimbingan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik
Model Learner Center Design

Child Central Design Experience Central Design


• Para penganjur child-centered design • Desain kurikulum yang berpusat pada
ini meyakini bahwa pembelajaran kebutuhan anak. Ciri utama dari
yang optimal adalah ketika siswa experience-centered design
dapat aktif di lingkungannya. adalah pertama, struktur kurikulum
Pembelajaran tidak dapat dipisahkan ditentukan oleh kebutuhan dan minat
dari kehidupan siswa di peserta didik. Kedua, kurikulum tidak
lingkungannya. Dengan demikian, dapat disusun terlebih dahulu,
child centered design harus berdasar melainkan disusun secara bersama-
kepada kehidupan, kebutuhan, dan sama oleh guru dengan para
kepentingan siswa siswa. Ketiga, desain kurikulum ini
menekankan prosedur pemecahan
masalah.
Model Learner Center Design

Romantic • Setiap individu dapat menemukan kebenaran dr


apa yg mereka lihat di alam
• Kurikulum diatur untuk menumbuhkan
(Radical) kepercayaan pada siswa dan keinginan untuk
budaya bersama yang tidak benar-benar ada

Design dan untuk mempromosikan toleransi perbedaan

• Pendidikan diarahkan kepada membina manusia


yang utuh bukan saja segi fisik dan intelektual
Humanistic tetapi juga segi sosial dan afektif (emosi, sikap,
perasaan, nilai, dan lain-lain)

Design
Problem Center Design

Problem centered design berpangkal pada filsafat yang


mengutamakan peranan manusia (man centered).
Berbeda dengan learner centered yang mengutamakan
manusia atau peserta didik secara individual, problem
centered design menekankan manusia dalam kesatuan
kelompok yaitu kesejahteraan masyarakat
Model Desain Berbasis PCD

Life Situation Design Core Design

• Menekankan prosedur • Dalam mengintegrasikan


belajar melalui bahan ajar, mereka memilih
pemecahan masalah. mata-mata pelajaran/bahan
Tujuan yang bersifat ajar tertentu sebagai inti (core).
proses (process Pelajaran lainnya
objectives) dan yang dikembangkan di sekitar core
bersifat isi (content tersebut. Karena pengaruh
objectives) pendidikan progresif,
diintegrasikan. berkembang teori tentang core
Pengalam dlm design yang didasarkan atas
kehidupan nyata sebagai pandangan progresif. Menurut
pembuka dlm konsep ini inti-inti bahan ajar
mempelajari kehidupan dipusatkan pada kebutuhan
individual dan social.
Model Desain Berbasis PCD
Social Problem and
Recontructionist Designs
• Kurikulum rekonstruksionis
sosial memiliki tujuan utama
untuk melibatkan pelajar
dalam menganalisis banyak
masalah berat yang
dihadapi manusia.
Chapter 9
Aims, Goals, and Objectives
Pengertian

Aim Goal Objective

• Pernyataan • Pernyataan • Pernyataan


umum yg tujuan. lebih spesifik yang
memberikan spesifik menunjukkan
arahan atau daripada Aim hasil umum
maksud atau spesifik
untuk
tindakan
pendidikan
Tujuan Sekolah di A.S Menurut Ralph Tyler

• Mengembangkan self-realization
• Membuat individu literate
1

• Mendorong mobilitas sosial


• Memberikan keterampilan dan pemahaman yang penting
2 untuk tenaga kerja yang produktif

• Melengkapi alat-alat yang diperlukan dalam mengambil


pilihan yang efektif tentang benda dan jasa, material maupun
nonmaterial
3 • Mempersiapkan diri untuk belajar terus menerus
Sources of Aims

Spencers Report The Cardinal The Purpose of


• Setiap individu ingin Prinsiples Education in
hidup sukses • Trd 7 aspek, yaitu American
kesehatan, proses Democracy
umum & dasar,
kekeluargaan, • Pendidikan harus
pendidikan kejuruan, memenamkan nilai
pendidikan moral, menekankan pd
kewarganegaraan, pengetahuan, dan
memanfaatkan waktu informasi penting ttg
luang, dan karakter intitusi dan ekonomi,
etika dan mengembangkan
kreativitas
Sources of Aims (2)

Education for all The Central Purpose A National at Risk


American Youth of American • Pendidikan dpt
• Generasi muda perlu Education diibaratkan sebagai
mengembangkan investasi yg
• Menekankan pd
keterampilan dan sikap. dipersiapkan untuk
pengembangan
Terdapat 10 kebutuhan sukses di era informasi
matematika dan sains
dlm pengembangan dan persaingan global
keterampilan tsb
diantaranya Mampu
berpartisipasi secara
produktif dan cerdas
dalam kehidupan
ekonomi
Goals of Educations
Goals merupakan pernyataan akhir / out come dari
pendidikan dengan kata lain pernyatan tentang
tujuan. Dengan menganalisis sebuah tujuan sekolah,
kita dapat menentukan scop dari program pendidikan
secara keseluruhan.
Levels of Goals
• Level ekstrem satu, kesamaan terhadap tujuan
dan reflek dasar filosofi
• Level ekstrim lain : berhubungan dengan tujuan tentang
pencapaian khusus.

• The Assoc. for


Supervision for
2 • President Bush and
Government
Curriculum • The Phi Delta Pappa merekomendasikan 6
merekomendasikan 10 Honor Society tahapan
goals diantaranya self- merekomendasikan 10 pengembangan
esteem goals seperti belajar pendidikan di Amerika
menjadi warga yang
baik

1 3
Objectives of Education
• Objektive of Education adalah tujuan yang bersifat khusus
atau erat berkaitan dengan hasil dari kurikulum itu sendiri.
Akan tetapi agak sedikit sulit mengartikan ketiga istilah
ini; aims, goals and objektive karena bermakna sama
• Menurut Ornstein tdp 3 level objective :

Program Course objective


Classrom
Objective (biology or
objective
(science or math) algebra)
Type of Education Objective

Behavioral
Objective

Non
Behavioral
Objcetive
Guidelines for Formulating Education
Objective
Matching Worth Wording

• tujuan yang • nilai yang • artinya bahwa


berhubungan berkaitan dengan susunan
dengan “goals” kebermaknaan kurikulum
dan “aims” yang apakah tingkat sebaiknya
mereka lakukan ketercapaian dari memiliki isi
sebuah tujuan bahasa yang
pendidikan baik, tersusun
memiliki nilai- dan mudah
harga untuk dipahami tanpa
membentuk bermakna
perilaku siswa ambigu
Guidelines for Formulating Education
Objective
Logical Periodic
Appropriateness
grouping Revision
• tujuannya • Membuat unit- • Perbaikan
ialah unit / berbeda
kesesuaian kelompok- (jadwal
yang kelompok pengayaan
diciptakan pengajaran kepada siswa
terhadap dan evaluasi yang belum
tingkatan yang telah mampu)
penguasaan ditentukan
siswa
Taxonomi Level

The Cognitive The Affective The Psychomotor


Domain Domain Domain
• Knowledge • Receiving • Reflex movements
• Comprehension • Responding • Fundamental
• Application • Valuing movements
• Analysis • Organization • Perceptual abilities
• Synthesis • Characterization • Physical abilities
• Evaluation • Skilled movement
• Nondiscursive
communication
Chapter 10
Curriculum Implementation
The Nature of Implementation
• Leslie Bishop mengatakan bahwa implementasi
memerlukan restrukturisasi dan pergantian.
Implementasi menghendaki pengorganisasian kembali,
penyesuaian perilaku pribadi, cara bersikap, penekanan
program, lama pembelajaran dan adanya jadwal serta
kurikulum.
• Kesuksesan implementasi kurikulum merupakan hasil
dari perencanaan
Inovasi Perubahan Kurikulum dpt berhasil jika :

Inovasi dirancang untuk memperbaiki tingkat


perkembangan siswa

Inovasi yang berhasil menghendaki adanya


perubahan struktur dari sekolah tradisional

Inovasi harus ditata dengan baik dan merata bagi


semua guru

Implementasi yang sukses dilakukan harus bersifat


organik bukan birokratis

Perlu adanya rancangan kurikulum yang pasti untuk


memfokuskan usaha seseorang, waktu dan uang
agar aktifitas tersebut berjalan secara rasional
Curriculum Implementation Models
1. Overcoming Resistance to Change Model (OCR)
(Resistensi thd perubahan adalah natural)
• Unrelated concerns. Para guru pd tingkatan ini
tidak merasa adanya suatu hubungan antara diri
mereka dengan perubahan yang diusulkan
• Personal concerns. Individu bereaksi kepada
inovasi dlm hubungan dengan situasi pribadinya
• Task-related concerns. Berhubungan dengan
penggunaan nyata dari inovasi dlm kelas
• Impact-related concerns. Ketika bereaksi pd
langkah ini, seorang guru jadi lebih terkait dengan
bagaimana inovasi akan mempengaruhi organisasi
Curriculum Implementation Models

2. Organizational Development

• Bersifat top-down
• Penekanan pada kultur ogranisasi
• Implementasi proses interaktif yg terus berjalan
Curriculum Implementation Models
3. Organizational parts, units, and loops

• Penetapan secara langsung tujuan dan sasaran pada suatu titik di


mana sasaran tersebut terukur dan berorientasi pada hasil;
pekerjaan (kegiatan, program, kebijakan) mengarah pada sasaran;
dan mengukur hasilnya dengan memperbandingkan capaian kinerja
(performance results) dengan kinerja yang direncanakan
(performance plan)
• Double-Loop learning terjadi ketika para anggota organisasi menguji
dan mengoreksi asumsi-asumsi dasar yang menyokong misi dan
kebijakan inti mereka
Curriculum Implementation Models
4. Educational change model

• Perubahan yang berhasil melibatkan


kebutuhan, kejelasan, kompleksitas, dan
kualitas program
Chapter 11
Evaluation Curriculum
Scientific-Positivistic Evaluation Model

1. Provus’ Discrepancy

2. Stake’s Congruence Contingency

3. Stufflebeam’s

4. Judicial Approach to Evaluation


Provus’s Discrepancy

Stage Ferformance Standar


1 Design Design criteria
2 Installation Installation fidelity
3 Processes Process adjustment
4 Products Product assessment
5 Cost Comparisons and cost-
benefit
Stake’s Congruence Contingency
Stufflebeam

Context Input

Process Product
Judicial Approach to Evaluation

Evaluator terdiri atas beberapa kelompok orang.


Ada yang bertindak sebagai tim penyelidik dan
penyidik, jaksa penuntut umum, hakim, pembela,
penganalisis kasus, moderator dan lain-lain
Humanistic & Naturalisti Evaluation Model

1. Eisner’s Connoisseurship

2. Stake’s Responsive

3. Illuminative Evaluation Model

4. Portraiture Model
Eisner’s Connoisseruship

Intention Structural Curricular

Pedagogic Evaluatif
Stake’s Responsive
Menegosiasikan kerangka evaluasi dg sponsor

Dapatkan topik, isu, atau pertanyaan yg mendapat perhatian sponsor

Memformulasikan pertanyaan untuk memandu dlm evaluasi

Identifikasi skop dan aktivitas dlm kurikulum; identifikasi kebutuhan klien dan
personal

Observasi, wawancara, menyiapkan log, studi kasus dst

Identifikasi isu /pertanyaan utama

Menyajikan temuan awal dlm laporan sementara

Analisis reaksi dan investigasi msalah utama sepenuhnya

mencari bukti yang bertentangan yang akan membatalkan temuan, serta bukti
kolaboratif yang akan mendukung temuan

Melaporkan hasil
Illuminative Evaluation Model

Observasi

Inkuiri

Eksplanasi
Portraiture Model

Deskripsi kegiatan

Merekam dan mengomentari org dlm sistem

Memasukan dialog

Menginterpretasi situasi

Mencatat hasil/data
Phase of Evaluation
1. Focusing on the curricular
phenomena to be evaluated

2. Collecting the information

3. Organizing the
informatiton

4.Analyzing the information

5. Reporting the information

6. Recycling the information


Yg berperan penting dlm Evaluasi

1. Student

2. Teacher

3. Evaluator

4. Consultant

5. Parents and
Community member
Thank You !!

Anda mungkin juga menyukai