tentang
“Perkembangan dan Pengembangan IPA”
Disusun oleh :
Kelompok 3
Fauziah Novita Sari
Khairanti Winanda
Mayeza Aulia
M Afdal Saputra
Seksi 18 BKT 11
Dosen pembimbing :
Dra. Zuryanty, M.Pd
Puji dan syukur kami ucapkan kehadiran ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul Pengantar Ilmu Alamiah Dasar (IAD) untuk memenuhi tugas Ilmu
Kealaman Dasar .
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi penyajian
maupun dari segi penyusunan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun atau perbaikan penyusunan makalah lainnya yang akan
datang. Semoga makalah ini bermanfaat, khusus bagi penulis dan umumnya bagi semua
pembaca.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.3. Latar Belakang
I.2. Rumusan Masalah
I.1. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengertian IPA
II.2 Metode ilmiah sebagai dasar IPA
II.3 Sejarah perkembangan IPA
II.4 Perkembangan IPA
II.5 Ruang lingkup IPA dan pengembangannya
II.6 IPA klasik dan IPA modern
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini kata ilmu pengetahuan dan kata teknologi makin sering digunakan orang dalam
ceramah maupun dalam percakapan sehari - hari. Baik dia seorang ilmuwan, politisi ataupun
pengusaha, bahkan orang awam pun seringkali menyebut kedua kata itu. Penggabungan
kedua kata itu memunculkan akrononim atau singkatan IPTEK. Kata sains diambil dari kata
bahasa Latin sciencia yang berarti pengetahuan. Menurut filsafat ilmu, pengetahuan yang
terkoordinasi, terstuktur dan sistematik disebut ilmu. Pengertian sains dibatasi hanya pada
pengetahuan yang positif, artinya yang hanya dijangkau melalui indera kita. Pada mulanya
ilmu hanya mempelajari alam, namun dalam perkembangannya juga mempelajari alam atau
ilmu pengetahuan alam, dan dapat berarti ilmu pada umumnya. Dalam hal ini sains berarti
ilmu pengetahuan alam.
Tidak dapat disangkal bahwa sains telah berkembang dengan pesat sekali terutama sejak abad
19 hingga sekarang. Sebagai ilustrasi, kemajuan dalam bidang elektronika memungkinkan
kita dewasa ini dapat menyaksikan suatu peristiwa yang terjadi di luar negeri bahkan di
angkasa luar melalui televisi pada saat peristiwa itu terjadi. Demikian pula dengan kemajuan
dalam bidang biologi. Masih banyak lagi perkembangan sains yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari - hari maupun yang masih mengandung masalah bagi keselamatan manusia.
Dengan demikian, informasi akan terus bertambah dan berkembang dari masa ke masa, serta
berkembang sesuai zamannya, sejalan dengan cara berfikir dan alat bantu yang ada pada
saat itu. Oleh karena itu, pengetahuan alam sangat penting dalam kehidupan dan
perkembangan zaman.
Sejalan dengan cara berfikir dan sifat manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang sudah
diketahuinya, menjadikan ilmu pengetahuan menjadi siklus yang akan terus berkembang.
Munculnya istilah “metode ilmiah” tidak lepas dari hal di atas. Dalam hal ini, metode ilmiah
merupakan jembatan untuk berkembangnya ilmu pengetahuan alam. Betapa pentingnya ilmu
pengetahuan alam dengan bantuan metode ilmiahnya, menjadikan berbagai negara dan
elemen - elemen di dalamnya berlomba - lomba untuk menjadi lebih baik lagi. Karena
berbeda zaman akan berbeda pula pengetahuan yang di dapat serta bertambah pula
pengetahuan yang ada. Ilmu pengetahuan alam sangat berpengaruh pada segala aspek dan
segala bidang. Metode ilmiah menjadi suatu yang penting yang di dalamnya terdapat langkah
- langkah operasional yang mendukung terciptanya pengetahuan.
Di era globalisasi saat ini, sangat dituntut untuk penemuan hal - hal yang baru, pengetahuan
yang baru agar bisa bersaing dan bisa mengimbangi perkembangan yang ada. Dengan metode
ilmiah IPA klasik, tercipta banyak sekali ilmu pengetahuan yang menjadi dasar untuk metode
ilmiah IPA modern yang nantinya akan menemukan pengetahuan – pengetahuan yang baru
dengan alat bantu dan cara berfikir yang lebih dari IPA klasik.
B. RUMUSAN MASALAH
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
dirumuskan sebagai berikut:
C. TUJUAN
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan IPA klasik dan IPA modern beserta
perbedaannya.
D. MANFAAT
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Ilmu pengetahuan alam adalah sekumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui metode
tertentu. Proses pencarian ini telah diuji kebenarannya secara bersama – sama oleh beberapa
ahli sains dan pemirsanya. Sains atau IPA berusaha menjelaskan apa saja yang termasuk
bidang kajiannya dan untuk itu diperlukan objektivitas dan kejelasan metode. Selain itu sains
berusaha meningkatkan taraf hidup, efisiensi, dan efektifitas kerja. Sejarah sains dari zaman
ke zaman membantu manusia menemukan metode dan struktur yang tepat untuk bidang
kajiannya. Pengetahuan yang di dapat, disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya,
dan terus dikembangkan dari generasi dulu, sekarang, sampai generasi yang akan datang.
Metode ilmiah adalah prosedur atau cara dalam memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu.
Ini berarti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.
Berbagai cara dilakukan manusia untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan
nonilmiah maupun pendekatan ilmiah.
1) Prasangka
2) Intuisi
a. Logis, yaitu pengetahuan tersebut masuk akal dan sesuai dengan kaidah - kaidah ilmu
pengetahuan.
b. Objektif, yaitu pengetahuan yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung
oleh fakta empiris.
c. Metodik, yaitu pengetahuan diperoleh dengan cara - cara tertentu yang teratur,
dirancang, diamati, dan dikontrol.
d. Sistematis, yaitu pengetahuan disusun dalam satu sistem yang saling berkaitan dan
menjelaskan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
e. Berlaku umum atau universal, yaitu pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan di
mana saja yaitu dengan cara eksperimentasi yang sama akan diperoleh hasil yang
sama.
f. Kumulatif, yaitu sesuai dengan khasanah ilmu pengetahuan yang selalu bertambah
dengan hadirnya ilmu pengetahuan yang baru. Ilmu pengetahuan yang terbukti salah
harus diganti dengan ilmu pengetahuan yang benar.
Dalam operasionalnya, metode ilmiah memiliki langkah – langkah tertentu sebagai berikut.
i. Perumusan masalah
Yang dimaksud masalah adalah menyangkut topik atau objek yang diteliti dengan batasan
yang jelas serta dapat diidentifikasi faktor - faktor yang terkait. Oleh sebab itu, masalah
merupakan pertanyaan apa, mengapa atau bagaimana tentang objek yang diteliti itu.
ii. Penyusunan Hipotesis
iii. Pengujian Hipotesis
Merupakan upaya pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan dan diuji
apakah fakta tersebut mendukung hipotesis atau tidak.
iv. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data untuk melihat apakah hipotesis yang
diajukan diterima atau ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan yang
kebenarannya teruji secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.
Selain langkah – langkah operasional, metode ilmiah juga memiliki sikap yang disebut sikap
ilmiah, yaitu jujur, terbuka, objektif, toleran, skeptis, optimis, pemberani, kreatif, inovatif,
selalu ingin tahu, teliti, hati – hati, seksama dalam bertindak, mengambil keputusan
berdasarkan bukti, dan dapat membedakan antara opini dan fakta.
1) Zaman Purba
Sejarah perkembangan sains diawali dengan kegiatan pengamatan manusia atas peristiwa –
peristiwa alam, seperti matahari yang terbit di sebelah timur dan tenggelam disebelah barat.
Demikian pula pengamatan terhadap peredaran benda - benda langit seperti bintang –
bintang di malam hari merupakan awal perkembangan ilmu astronomi yang sangat berguna
sebagai pedoman arah bagi pelayaran di laut.
Pada zaman ini manusia telah mencapai kemampuan dasar untuk perkembangan ilmu
pengetahuan : membedakan macam – macam hal, mengumpulkan berdasarkan kelompok,
mendesain alat – alat bantu kerja, meningkatkan efisiensi, dan sebagainya. Kemampuan dasar
ini diperoleh untuk bertahan hidup dan berhadapan dengan alam yang keras. Bukti kemajuan
teknologi dapat dilihat dari peninggalan di gua tempat tinggal mereka, alat berburu, lumbung
tempat penyimpanan makanan, dan cara – cara pengawetan makanan secara sederhana untuk
persediaan. Gambar di gua menunjukkan cara mereka berkomunikasi dan juga kebudayaan
serta seni berkomunikasi yang mereka miliki.
2) Zaman Kuno
Pada zaman ini peradaban sudah maju dalam rupa kerajaan di Cina, India, Mesir, Babilonia,
dan Yunani. Adanya kerajaan dan pemerintah serta rakyat menunjukkan bagaimana manusia
berinteraksi dan hidup bersama. Kemampuan bahasa sudah berkembang amat baik, yang
dapat diihat dari kemanjuan ilmu pengetahuan seperti matematika dan astronomi, dan juga
mitologi kuno yang tak bisa dilepaskan dari manisfestasi kerinduan manusia untuk mengerti
gejala alam yang pada saat itu belum terpecahkan.
Di peninggalan di lembah Mesopotamia telah ditemukan 12 rasi bintang dengan nama –
nama bintang yang merupakan hasil pengamatan mendetail para ahli terhadap pengamatan
benda – benda di langit, dan untuk menghitung waktu yang sudah digunakan peredaran bulan
dan matahari. Selain itu, di Mesir sudah didapatkan kemajuan ilmu matematika, ditemukan
bilangan Phi ( ) untuk rumus lingkaran dan benda – benda yang mempunyai unsur lingkaran,
dipergunakannya jam matahari untuk mengatur kehidupan sehari – hari, pertanian di sekitar
sungai Nil sudah menggunakan teknologi pula. Di Cina ditemukan banyak gambar bermakna
sebagai tulisan dan syair kuno yang bijaksana. Selain itu juga terdapat alat
hitung abacus (sempoa) untuk memudahkan pekerjaan menghitung.
Di sekitar 500 SM orang sudah berpikir sangat abstrak dan berbicara bahasa yang penuh
simbolisme. Perkembangan filsafat di zaman Yunani Kuno merupakan cikal bakal
perkembangan filsafat modern. Agama kuno di masa ini bercirikan politeisme. Di antara abad
15 – 16 SM telah ditemukan unsur besi, tembaga, dan perak yang tampak pada peralatan -
peralatan mereka. Pembuatan alat – alat perunggu juga telah ditemukan di Mesir.
Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan
oleh kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak hanya
menerima pengetahuan sebagaimana adanya, tetapi secara spekulatif mencoba mencari
jawaban tentang asal - usul dan sebab - akibat dari segala sesuatu. Adapun tokoh-tokoh yang
terkenal pada masa ini yaitu:
Ahli filsafat dan matematika, pelopor dari segala cabang ilmu. Ia dianggap orang pertama
yang mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya. Thales berpendapat bahwa pangkal
segala sesuatu adalah air: dari air asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan kembali.
Disamping itu dia juga menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan
bulan menerima cahaya dari matahari.
Berpendapat bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat terjadi dari udara yang merapat dan
merenggang. Pendapat ini mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu
tergantung kepada pernafasan.
c) Anaximander (610-546 SM)
Berpendapat langit dengan segala isinya itu mengelilingi bumi dan sebenarnya langit yang
nampak itu hanya separohnya.
Menyatakan bahwa api adalah asal segala sesuatu, sebab api ini yang menggerakkan sesuatu,
menghidupkan alam semesta, yang berubah - ubah sifatnya di dalam proses yang kekal. Yang
kekal hanyalah perubahan, segala sesuatu adalah mengalir.
Mengemukakan 4 unsur dasar yaitu bumi, air, udara, dan api. Dalam bidang matematika
menemukan dalil yang terkenal yaitu bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah segi tiga siku
- siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku -sikunya.
Menerima 4 unsur dasar menurut Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda
terjadi dari pencampuran keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda. Keempat
unsur itu adalah sifat panas, dingin, basah dan kering. Kering dan dingin membentuk bumi,
panas dan kering unsur pembentuk api. Air dari basah dan dingin, udara dari basah dan panas.
Selain itu juga dinyatakan bahwa segala benda yang sejenis akan tarik menarik, sedang yang
berlawanan akan tolak menolak.
Dalam mencari unsur dasar dari segala sesuatu Leukippos & Demokritos mengemukakan
teori atom sebagai berikut : Zat memiliki bangun butir. Segala zat terdiri atas atom, yang
tidak dapat dibagi, tak dapat dimusnahkan tak dapat diubah. Atom-atom dapat berbeda dalam
jumlah dan susunan atom. Semua perubahan akibat dari penggabungan dan penguraian atom
menurut hukum sebab-akibat. Tidak ada masalah kebetulan dan ciptaan yang ada hanyalah
atom dan kehampaan.
Menyangkal teori atom, yang menganggap bahwa kebaikan dan keindahan itu timbul dari
sebab-akibat mekanik. Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah yang sejak
semula telah ada dalam alam pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera
hanyalah bayangan belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh
roh dari alam yang gaib.
Menerima 4 unsur dasar: tanah, udara, air dan api dan menambahkan unsur yang kelima yaitu
eter atau “quint essentia”. Ia menganggap unsur yang satu dapat berubah menjadi unsur yang
lain, kecuali eter yang tak dapat berubah. Dari air dan tanah yang menjadi masak terjadi
garam, biji dan logam. Emas adalah logam yang tidak mengandung tanah. Logam perak,
tembaga, timah putih dan besi, pada dasarnya banyak mengandung tanah. Semua logam akan
mengalami proses memasak menjadi logam mulia, yaitu emas. Pendapat bahwa unsur
berubah menjadi unsur lain inilah yang menjadi dasar dari alkimia untuk mengubah logam
biasa menjadi emas. Pendapat Aristoteles yang lain adalah bahwa untuk mencari pengetahuan
yang benar adalah dengan jalan pikiran secara deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles
menyangkal bahwa pengetahuan yang benar itu berasal dari dunia yang gaib. Melainkan
menghargai pengetahuan yang diperoleh dan dibuktikan dengan pancaindera.
j) Ptolomeus (127-151)
Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat jagat raya, bintang dan matahari mengelilingi bumi
(geosentrisme). Planet beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara bumi dan bintang.
Karya Ptolomeus ditulis sekitar tahun 150 dan diberi nama Syntaxis, yang kemudian oleh
bangsa Arab dinamakan Almagest yang menjadi ensiklopedia dalam ilmu perbintangan.
Pendapat dan pandangan dari Aristoteles serta Ptolomeus berpengaruh sangat lama sampai
dengan menjelang zaman modern, yaitu sampai zaman Galileo, geosentrisme diganti
dengan heliosentris (matahari sebagai pusat jagat raya).
4) Zaman Pertengahan
Zaman ini ditandai dengan karya para teolog yang juga bekerja dibidang ilmu pengetahuan
alam. Perkembangan berpikir dan penemuan baru banyak terjadi di zaman ini. Perumusan
hukum alam mendasar digabungkan dengan karya para teolog menjadi warna pada zaman
ini. Berpadunya agama Islam dan Kristen dalam menggali ilmu pengetahuan membuat
penemuan demi penemuan menjadi fenomenal dan sangat berguna untuk perkembangan sains
di zaman selanjutnya. Kebudayaan Yunani ditemukan kembali lewat penterjemahan karya
Plato dan Aristoteles oleh beberapa filsuf Arab , yang dipadukan dengan penemuan sains
ditambah dengan hasil penyelidikan matematika (aljabar dan arithmatika) serta penemuan di
lingkup kedokteran dan ilmu bumi mewarnai perkembangan ilmu pengetahuan alam
berikutnya.
Zaman ini ditandai dengan bangkitnya akal budi yang melepaskan diri dari dogma – dogma
agama. Dimulai dari revolusi Kopernikus (1473 – 1543) yang merumuskan bahwa alam
semesta ini heliosentris, yang bertentangan dengan ide geosentrisme dari Ptolomeus.
Johannes Keppler (1571 - 1630) merumuskan orbit benda – benda angkasa yang berupa elips
dan juga meramalkan terjadinya gerhana matahari dan bulan dengan menghitung posisi benda
langit tersebut.
Konsep ini diteliti lanjut oleh Galilieo Galilei (1564 – 1642) dengan teleskopnya yang juga
menemukan planet Jupiter dan membuktikan bahwa di bulan juga ada kawah, dan planet juga
tidak mempunyai cahaya sendiri. Langkah – langkah ilmiah Galilieo mulai dikenal dan
dilakukan dalam penyelidikan ilmiah yaitu, observasi, eliminasi, idealisasi dan penyusunan
teori secara spekulatif, yang disebut prediksi, serta setiap saat bisa dilakukan pengukuran dan
percobaan. Zaman modern ini sering disebut dengan zaman sains rasionalis, karena lebih
mementingkan rasio dalam menjelaskan alam.
Zaman ini ditandai dengan pola pikir induksi telah mulai digunakan sebagai landasan dalam
penyelidikan ilmiah. Zaman ini sering disebut juga zaman timbulnya empirisme besar –
besaran yang benar – benar menghantar sains ke kemajuan teknologi.
7) Zaman Kontemporer
Zaman ini ditandai dengan kemajuan ilmu alam terutama fisika. Dizaman ini manusia sudah
mendapatkan hukum kekekalan materi dan energi. Hubble dengan teleskopnya telah melihat
dinamika di alam raya, dan besarnya alam raya melebihi yang dibayangkan sebelumnya.
Teori tentang asal – usul alam semesta ditemukan dengan pendekatan baru dari hasil
penemuan terbaru masa itu. Lahirnya teori Big Bang (Dentuman Besar) oleh Stephen
Hawking juga menimbulkan banyak kontroversi pada saat itu. Mekanika kuantum dengan
sukses melegakan banyak pihak pemerhati atom dan partikel elementer karena banyak
masalah yang bisa dijelaskan dengan teori kuantum ini.
Sains di masa depan adalah sains digital. Karenanya manusia akan menghadapi kenyataan
baru, yakni kenyataan virtual. Pesatnya laju komunikasi antara komputer besar maupun kecil,
sekecil telepon genggam, membuat realitas fisika yang selama ini dipelajari dalam ilmu alam
menjadi dunia yang sama sekali tidak menyentuh realitas yang akan dibicarakan di masa
depan. Bahkan kemajuan sains di dunia elektronika dan komputer ini mengubah warna sains
empiris maupun sains deduktif yang selama ini kita pelajari.Warna baru sains ini juga akan
mengubah peta perkembangan pengetahuan secara umum, bahkan sampai realitas sosial
sekalipun. Teori – teori perkembangan pengetahuan yang selama ini dipelajari akan
mempunyai warna baru pada era digital di masa yang akan datang. Perkembangan realitas
maya ini sangat menarik bagi pengamatannya. Tanpa aspek kesadaran, maka pelaku zaman
bisa hanyut dalam rumitnya dunia maya ini.
Sebagai gambaran ringkas, skema perkembangan IPA dapat dilihat pada tabel berikut.
2000 SM - 1400 - Abad ke - Abad ke – Abad ke -
Ilmu 300 - 1400 Abad ke - 17
300 1600 18 19 20
Teori
Probalitas
Informasi
Teori dan statiska
bilangan Teori
Persamaan
Ilmu Hitung Fungsi
Mate- deferensial
Aljabar
matik- Geometri Geometri
Geometri Kalkulus
a noneuclid
Logika
analitik Geometri
Logika
Trigonometri analitis
Matematik
Topologi
-a
Fisika Mekanika Termodina- Kristalogr- Cryogenik
mika afi
Optika Mekanika
Listrik dan statiska
kemagnetan
Mekanika
kuantum
Fisika
partikel
Fisika
nuklir
Fisika
plasma
Fisika
atom
Fisika
molekul
Fisika zat
padat
Fisika
relativitas
Kimia
kuantum
Farmakolog-
Kimia Kimia
i
anorganik Kimia fisika
Kimia Alkimia Biokimia
Kimia analitis Kimia
Kimia
kedokter-an nuklir
Organik
Kimia
polimer
Astronauti-
ka
Kosmologi Mekanika
Astro- Astronomi Radio
Astronomi benda –
nomi fisika astronomi
posisi benda langit
Astrofisik-
a
Geofisika
Stratigrafi
Sejarah
geologi Struktur
geologi
Paleontolog-
Geodesi
Geolo i Geokimia
Eksplorasi Mineralogi
-gi Mineralogi Hidrologi
Meteorologi
Petrologi Oceanolog
-i
Geomorfolo-
gi
Geografi
fisis
Biofisika
Fisiologi Anatomi
Radiobiol-
Anatomi perbandinga-
ogi
n
Biolo- Ilmu obat – Botani dan Mikrobiolo-
Taksonom-i Biologi
gi obatan Zoologi gi Citologi
molekul
Embriologi Histologi
Genetika
Pathologi Biokimia
Ekologi
Arkeologi
Pemerintahan Antropolo-
Antropologi
Sosial Sejarah Poltik Ekonomi gi budaya
fisik
Filsafat Psikologi
Sosiologi
D. PERKEMBANGAN IPA
Untuk menjelaskan fenomena alam, maka perlu dilakukan pengamatan atau penelitian yang
terus - menerus. Suatu penelitian tentu diperlukan landasan pengamatan atau teori yang sudah
ada. Landasan atau strata ilmu dapat dibagi atas tiga, yaitu:
1. Hipotesis
Merupakan strata ilmu yang paling rendah, berupa dugaan atau prediksi yang diambil
berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab penelitian yang sedang
dilakukan.
2. Teori
Merupakan strata ilmu yang lebih tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu yang telah teruji
kebenarannya, namun teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih
tepat.
Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak pernah
merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut,
maka ilmu pengetahuan merupakan siklus ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak
pernah terputus, bahkan ia akan semakin membesar dan meluas.
1. Klasifikasi IPA
Ilmu pengetahuan alam dapat dibagi menjadi tiga bidang utama yaitu:
a. Ilmu Sosial dan Budaya; membahas hubungan antarmanusia sebagai makhluk sosial,
yang selanjutnya dibagi atas:
1. Psikologi, mempelajari proses mental dan tingkah laku.
2. Pendidikan, proses latihan yang terarah dan sistematis menuju ke suatu tujuan.
b. Antropologi, mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan
dan tingkah laku sosial.
c. Etnologi, cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek sistem sosio-ekonomi
dan pewarisan kebudayaan terutama keaslian budaya.
d. Sejarah, pencatatan peristiwa - peristiwa yang telah terjadi pada suatu bangsa, negara
atau individu.
e. Ekonomi, yang berhubungan dengan produksi, tukar-menukar barang
produksi, pengolahan dalam lingkup rumah tangga, negara atau perusahaan.
f. Sosiologi, studi tentang tingkah laku sosial, terutama tentang asal usul organisasi,
institusi, perkembangan masyarakat.
g. Ilmu Pengetahuan Alam, yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya.
h. Fisika, mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan yang
bersifat sementara, seperti bunyi cahaya, gelombang magnet, teknik kelistrikan,
teknik nuklir.
i. Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek susunan materi dan
perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi menjadi kimia organik
(protein, lemak) dan kimia anorganik (NaCl), hasil dari ilmu ini dapat diciptakan
seperti plastik, dan bahan peledak.
j. Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala - gejalanya.
k. Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh – tumbuhan.
l. Zoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan
m. Morfologi, ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk hidup.
n. Anatomi, suatu studi tentang struktur dalam atau bentuk dalam makhluk hidup.
o. Fisiologi, studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh makhluk hidup
p. Sitologi, ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam.
q. Histologi, studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang merupakan
serentetan sel sejenis.
r. Palaentologi, studi tentang makhluk hidup masa lalu.
s. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, yaitu studi tentang bumi sebagai salah satu
anggota tata surya, dan ruang angkasa dengan benda angkasa lainnya.
t. Geologi, yang membahas tentang struktur bumi. (yang bahasannya meliputi dari ilmu
kimia dan fisika) contoh dari ilmu ini petrologi (batu-batuan), vukanologi (gempa
bumi), mineralogi (bahan-bahan mineral).
u. Astronomi, membahas benda - benda ruang angkasa dalam alam semesta yang
meliputi bintang, planet, satelit dan lainnya. Manfaatnya dapat digunakan dalam
navigasi, kalendar dan waktu
a. Pemfokusan Ilmu
Dengan pengembangan ilmu yang begitu cepatnya, terutama mulai awal abad ke-20
menyebabkan klasifikasi ilmu berkembang ke arah disiplin ilmu yang lebih spesifik. Sebagai
contoh, dalam disiplin fisika telah terjadi pemfokusan menjadi berbagai subdisiplin fisika,
antara lain bunyi dan getaran, magnet, listrik, optik, mekanika, dan fisika modern.
Perkembangan interdisiplin IPA pun cukup banyak dan berkembang sangat pesat. Sehingga
perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola pandang dan kehidupan sosial saat ini.
Oleh karena itu, suatu ilmu yang dikembangkan berdasarkan interdisiplin ilmu tetapi karena
dampak sosial perlu diperhitungkan, sehingga pembahasannya berubah menjadi multidisiplin
ilmu.
1. IPA Klasik
Bila ditinjau dari pengertian klasik sendiri, maka dapat diartikan bahwa yang klasik
umumnya bersifat tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan, atau naluri semata.
Meskipun ada kreasi, namun merupakan tiruan dari keadaan alam sekitar.
IPA klasik merupakan suatu proses IPA di mana teori dan eksperimen memiliki peran saling
melengkapi dan memperkuat. IPA klasik memiliki kajian yang bersifat makroskopik, yakni
mengacu pada hal-hal yang berskala besar dan kaidah pengkajiannya menggunakan cara
tradisional.
IPA klasik secara umum, sebagai contoh digambarkan pembuatan ragi tempe dan juga ragi
tapis, meskipun hanya berdasarkan pengalaman petani, namun tanpa disadari petani tersebut
telah berkecimpung dalam bidang mikrobiologi, mikologi, dan tentu saja tidak lepas dari ilmu
fisika yang mendasarinya. Contoh lain, pembuatan gula kelapa merupakan proses fisika
bersama - sama kimia yang telah tinggi tingkatannya, juga pembuatan terasi, ikan asin,
rendang, dan telor asin adalah merupakan karya IPA klasik. Petani pembuat / pengrajin sama
sekali tidak mengetahui proses yang terjadi dalam mewujudkan karyanya. Demikian pula
segala kegiatan yang merupakan larangan berdasarkan kepercayaan. Dengan kata lain,
dianggap tabu adalah merupakan usaha untuk mempertahankan keseimbangan lingkungan,
sebagai contoh tokek tidak boleh dibunuh, ikan di suatu tempat angker tidak boleh dimakan.
Mereka tidak melakukan penelitian dan pengujian, namun hanya berdasarkan pengalaman
dari nenek moyangnya.
2. IPA Modern
IPA modern adalah suatu proses IPA di mana penekanan terhadap teori lebih banyak dari
pada praktek. IPA modern memiliki telaahan yang bersifat mikroskopik, yakni sesuatu yang
bersifat detail dan berskala kecil. Selain itu, IPA modern menerapkan teori eksperimen, di
mana ia menggunakan teori yang telah ada untuk eksperimen selanjutnya.
IPA modern diperoleh atas dasar penelitian dengan menggunakan metode ilmiah disertai
pengujian berulang kali sehingga diperoleh ilmu yang mantap, baik untuk terapan atau ilmu
murni. Banyak contoh kegiatan IPA modern, seperti pemanfaatan energi matahari untuk
kegiatan yang berkaitan dengan listrik untuk transportasi, industri dan rumah tangga, yaitu
pemanfaatan foron untuk menimbulkan aliran muatan listrik (elektron) karena perbedaan
panas, sehingga terbentuklah sel pembangkit listrik.
Dengan energi panas bumi dapat diperoleh tenaga listrik. Dalam kaitannya dengan alam
lingkungan, untuk menciptakan suasana bersih, timbul pemikiran pemanfaatan sampah sisa
organisme, seperti jerami, sisa tanam-tanaman lain, dan kotoran hewan diproses dengan
bantuan bakteri dalam kondisi tertentu sehingga menghasilkan gas - gas yang ternyata dapat
dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar. Proses di atas sering disebut sebagai energi
biogas.
Berdasarkan pengertian IPA Klasik dan IPA Modern yang dipaparkan di atas, dapat diketahui
bahwa penggolongan IPA menjadi IPA Klasik dan IPA Modern didasarkan pada konsepsi,
yang meliputi cara berfikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu gejala alam.
Namun pada IPA Klasik, suatu pengetahuan didapatkan dari awal, yakni didasarkan dari hasil
eksperimen yang dilakukan dan kajian pada IPA Klasik lebih dangkal karena terbatas pada
media atau alat bantu penelitian. Sedangkan pada IPA Modern, suatu pengetahuan diperoleh
melalui eksperimen yang dilakukan dengan berkiblat pada teori yang telah ada dan dengan
bantuan teknologi yang lebih canggih dan maju, maka kajian dari IPA Modern lebih
mendetail. Sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu fenomena
alam. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa IPA Modern merupakan pengembangan
dari IPA Klasik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
IPA berkembang dengan sangat pesatnya sejalan dengan sifat manusia yang mempunyai rasa
ingin tahu atau curiousity yang juga selalu berkembang (dinamis). Dengan sifat ini, dalam
benak manusia selalu bertanya karena keingintahuannya: apa
sesungguhnya (what), bagaimana sesuatu terjadi (how), dan mengapa demikian (why).
Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas dan mendalam sesuai dengan hasil - hasil
penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang - cabang ilmu yang
dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
(IPBA). Ilmu pengetahuan alam memberikan sumbangan yang besar terhadap kemajuan
peradaban sekarang. Karena melalui teori yang di terapkan ini untuk memudahkan pekerjaan
manusia.
B. SARAN
Saran kami sebagai penulis ialah kita sebagai generasi muda penerus bangsa seharusnya lebih
meningkatkan ilmu pengetahuan yang kita miliki dan mengembangkan ilmu pengetahuan
yang sudah ada demi kemajuan bangsa Indonesia. Kita juga sudah sepatutnya meneladani
sikap – sikap ilmiah dalam IPA, agar sejak dini, sikap – sikap tersebut sudah tertanam dalam
benak kita dan dapat berguna bagi masyarakat luas dan negara. Penerapan metode ilmiah juga
sebaiknya kita lakukan, yaitu kita harus menguji kebenaran dari segala aspek baik yang kita
lihat maupun yang kita dengar dan harus selalu sesuai dengan realita yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Rosdakarya.
1. Beberapa kriteria yang harus dimiliki untuk diakui menjadi suatu ilmu pengetahuan, yaitu
kecuali.....
A. Logis
B. Objektif
C. Metodik
D. Sistematik
E. Khusus
A. Penemuan masalah
B. Mencari masalah
C. Penyusunan hipotesis
D. Pengujian hipotesis
E. Penarikan kesimpulan
3. Pada zaman purba kemampuan dasar yang telah dicapai manusia yaitu...
A. Thales
B. Anaximenes
C. Johannes Kepler
D. Anaximender
E. Plato
C. Sains digital
B. Kenyataan virtual
E. Revolusi kopernikus
7. Kenyataan baru yang akan dihadapi manusia pada masa sains di masa depan yaitu....
A. Kenyataan audio
D. Kenyataan virtual
A. Kristalografi
C. Cyrogenik
D. Mekanika statistika
E. Fisika partikel
9. Ilmu yang mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan dan
tingkah laku sosial adalah.....
A. Etnologi
B. Ekonomi
C. Sosiologi
D. Biologi
E. Antropologi
10. Pernyataan yang benar tentang IPA modern dan IPA klasik yaitu......
Kunci jawaban
1. E
2. B
3. A
4. C
5. D
6. A
7. D
8. B
9. E
10. C