Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat penting bagi manusia untuk
mengaktualkan potensi yang mereka miliki dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai
khalifah di bumi. Sekolah Dasar merupakan tempat dimana siswa menjalani pendidikan
dasarnya dalam rangka pengembangan potensi yang mereka miliki tersebut sejak dini yang
akan mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan dan
keterampilan baru.
Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Dalam pengajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa. Kedudukan siswa
dalam pengajaran adalah sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek. Maka inti proses
pengajaran adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Persoalan yang
timbul adalah mampukah siswa belajar dengan memanfaatkan segala kemampuan yang
dimilikinya dari situasi serta kondisi yang ada dilingkungannya untuk mencapai hasil yang
maksimal.
Hal ini , tentunya tidak terlepas dari pembentukan sikap pada diri peserta didik
terutama dengan sikap hormat dan patuhnya pada orang tua maupun guru, yang tentunya
sangat besar peranannya dalam dalam pembentukkan akhlak anak didik, baik di lingkungan
keluarga maupun lingkungan sekolah.
Dengan pembentukkan akhlak yang diharapkan terbentuk dengan baik pada peserta
didik, maka pada makalah ini akan membahas tentang “Hormat dan Patuh pada Orang Tua
dan Guru”, yang diharapkan makalah ini dapat menjadi auan bagi penulis maupun pembaa
yang lainnya untuk bersikap hormat dan patuh kepada orang tuan dan guru.
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Akhlak Terpuji


Islam adalah agama yang menyenangi perilaku terpuji. Perilaku terpuji akan
tergambar dalam akhlak. Akhlak terpuji artinya sifat atau perilaku baik yang dimiliki
seseorang.1[1] Perilaku baik tersebut dapat menjadikan manusia disukai dan dicintai oleh
orang lain, sehingga diri seseorang akan menjadi teladan kebaikannya bagi orang lain.
Menurut Al-Ghazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya”menghilangkan semua adat
kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam dan menjauhkan diri dari
perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya
dan mencintainya”.2[2]Sedang menurut Hamka, ada beberapa hal yang mendorong seorang
untuk berbuat baik, diantaranya:3[3]
1.    Karena bujukan atau ancaman dari orang lain
2.    Mengharap pujian atau karena takut mendapat cela
3.    Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani)
4.    Mengharap pahala dan surga
5.    Mengharap pujian dan takut azab Allah
6.    Mengharap keridhaan Allah semata
Dari dua pengertian di atas, maka dapat kita pahami bahwa perilaku atau akhlak
terpuji adalah segala perbuatan baik yang sudah ada pada diri seseorang dan tentunya dengan
perbuat baik yang dilakukan mengharapkan ridha dan surga dari Allah SWT. Sesuai dengan
pemikiran tasawuf, bahwa akhlak yang baik atau terpuji letaknya pada kata al-ruh dan kata
al-qalb.4[4] Artinya pada jiwa dan hati manusia itu berpotensi untuk berbuat baik.

Manusia juga diciptakan Allah sebagai makhluk Allah yang tertinggi, hal ini terdapat
dalah Q.S. At-Tiin ayat 4 yang berbunyi:5[5]
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

5
Keistimewaan ini menyebabkan manusia dijadikan khalifah atau wakil (mandataris-
pen) Tuhan di muka bumi, yang kemudian dipercaya untuk memikul amanah berupa tugas
dalam menciptakan tata kehidupan yang bermoral di muka bumi.
Secara lebih jelas, keistimewaan dan kelebihan manusia diantaranya bernbentuk daya
dan bakat sebagai potensi yang dimiliki peluang begitu besar untuk dikembangkan. Dalam
kaitan dengan pertumbuhan fisiknya, manusia dilengkapi dengan potensi berupa kekuatan
fisik, fungsi organ tubuh dan panca indera. Kemudian dari aspek mental, manusia dilengkapi
dengan potensi akal, bakat, fantasi maupun gagasan. Potensi ini dapat mengantarkan manusia
memiliki peluang untuk bisa menguasai serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan sekaligus menepatkannya sebagai makhluk berbudaya.
Di luar itu, manusia juga dilengkapi dengan unsur lain, yaitu kalbu. dengan kalbu ini
terbuka kemungkinan manusia untuk menjadi dirinya sebagai makhluk bermoral, merasakan
keindahan, kenikmatan beriman dan kehadiran Ilahi secara spiritual. Sebagai makhluk ciptaan
Allah, manusia pada dasarnya telah dilengkapi dengan perangkat yang dibutuhkan untuk
menopang tugas-tugas pengabdiannya. Sudah cukup persyaratan yang ia miliki, sehingga
manusia merupakan makhluk yang mengabdi.

B.  Hormat dan patuh Pada Orang Tua dan Guru


1.      Hormat dan Patuh pada Orang Tua
Ibu dan bapak adalah orang yang sangat berjasa dalam kehidupan kita. Kita hadir di
dunia fana ini karena melalui orang tua kita. Sejak dalam kandungan lalu dilahitkan, disusui,
diberi makan minum, diasuh, dididik, disayangi, dilindungi dan hingga sampai saat ini. Allah
memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada orang tua, sesuai dengan firman Allah
SWT pada Q.S. Al-Isra ayat 23, yang berbunyi:6[6]
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah
seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang
mulia”.
Dari ayat di atas, dapat di jelaskan bahwa kita harus hormat kepada orang tua sampai
orang tua kita berusia lanjut. Pada kedua orang tua kita dilarang untuk mengatakan “ah”
apabila perkataan-perkataan yang lainnya.
6
Hal ini juga sejalan dengan Q.S. An-Nisa ayat 36, bunyinya:7[7]
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.
Dari beberpa ayat diatas, jelaslah perintah Allah SWT kepada manusia bagaimana
seorang anak diperintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Termasuk dosa besar
ketika seorang anak menyakiti dan durhaka terhadap kedua orang tuanya.
Hormat dan patuh pada orang tua hatus tetap kita laksanakan, baik selama beliau
masih hidup maupun setelah meninggal dunia. Sikap kita untuk menghormati orang tua yang
masih hidup itu banyak caranya. Hal ini tergambar dari bagaimana adab kita terhadap orang
tua. Adab kepada kedua orang tua artinya tata cara yang baik bergaul dengan kedua orang
tua, baik dalam hal perbuatan, sikap dan tutur kata.8[8] Adapun adab kepada kedua orang tua
yang masih hidup antara lain:9[9]
a.       Berperilaku hormat
b.      Bersikap kasih sayang
c.       bersikap dan berbicara dengan sopan santun.
d.      Mentaati setiap perintah kedua orang tua kita, selama tidak bertentangan dengan ajaran
Islam.
e.       Membantu meringankan pekerjaan merema.
f.       Mendo’akan kebaikan bagi kedua orang tua setiap selesai shalat fardhu.
g.      Gembirakan mereka dengan perbuatan-perbuatan yang baik, misalnya dengan rajin
ibadah dan sebagainya agar mereka selalu ridha kepada kita. Dalam sebuah hadits Nabi
mangatakan:” Ridha Allah tergantung kepada ridha orang tua, dan murka Allah
terkandung kepada murka kedua orang tua”.
h.      Muliakan keduanya, terutama ibu. Namun tidak berarti bapak tidak perlu dimuliakan
tetap saja wajib, hanya kepada ibu harus lebih-lebih dimuliakan. Sebagaimana disebutkan
dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW: “ Siapakah orang yang paling saya jadikan
sebagai sahabat dalam kehidupan ini? Baginda SAW menjawab dengan singkat: “Ibumu”

9
kemudian orang itu bertanya lagi: “Kemudian siapa lagi ya Rasulullah?” beliau
menjawab lagi:”Ibumu”. Dengan penasaran dan tidak puas orang itu bertanya
lagi:”Kemudian dengan siapa lagi ya Rasulullah?”Rasulullah SAW menjawab lagi
dengan tegas;’Ibumu”. Dan orang itu masih bertanya lagi: “Kemudian siapa lagi, ya
Rasulullah?” Rasul menjawab: “Kemudian dengan ayahmu” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sealain itu al-qur’an juga menggambarkan betapa susah seorang ibu dalam mengurus
anaknya dari ketika dalam kandungan. Terdapat dalam Q.S. Luqman ayat 14, bunyinya: 10
[10]
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu.
g. Jagalah nama baik keduanya.
Jadi, sebagai anak harusnyalah kita tetap harus dapat menghormati dan mematuhi
segala apa yang di perintahkannya, selama perintahnya tidak melanggar ajaran agama Islam.
Selanjutnya, walaupun orang tua kita sudah meninggal dunia maka kita juga masih
harus tetap hormat kepada beliau, semuanya haruslah kita kita tahu bagaimana adab yang
harus dan bisa kita lakukan kepada orang tua kita yang sudah meninggal dunia. Adab kepada
orang tua yang sudah meninggal dunia tentunya berbeda dengan adab kita terhadap orang tua
kita yang masih hidup. Untuk itu, kita akan menuliskan adab kita terhadap orang tua kita
yang sudah meninggal dunia, diantaranya:11[11]
a.       Selalu mendo’akannya.
b.      Atau do’a khusu untuk orang yang sudah meninggal.
c.       Tidak memutuskan tali silaturahim dengan keluarga, kerabat dan sahabat-sahabat
mereka.
d.      Pergilah berziarah ke kuburnya. Sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:”Barang siapa yang berziarah ke kubur kedua orang
tuanya, atau salah seorang darim keduanya pada tiap hari jum’at, maka dosanya akan
diampuni Allah dan ia dinyatakan sebagai seorang anak yang berbakti kepada kedua
orang tuanya.
e.       Meneladani sikap-sikap yang baik dari keduanya.

10

11
f.       Melaksanakan setiap wasiat atau pesan dari keduanya.
g.      Melanjutkan cita-cita atau perjuangan yang pernah dilakukan sewaktu hidup.
Pentingnya kita menghormat dan menyayangi orang tua yang masih hidup. Bila kita
hendak mengukur betapa besar jasa kedua orang tua kepada kita, niscaya tidak dapat terukur
meskipun bumi terbelah dua. Dan baktinya tidak akan terbayar dengan bakti kita sampai
berakhir hayat kita. Maka sebenarnya harta kita miliki adalah harta kepunyaan kedua orang
tua kita.
Dan setelah meninggal pun kedua orang tua kita, maka kewajiban kita untuk
mendo’akan untuk memohon ampun, menepati janji dan membayar nazar kedua orang kita
sewaktu masih hidup, dan selalu menjaga tali silaturahim dengan kerabat orang tua kita.
Berbakti kepada orang tua semasa mereka hidup dapat dilakukan dengan cara:12[12]
a. Pahala berbakti kepada kedua orang tua di dunia dan akhirat
b. Berbakti kepada kedua orang tua merupakan hak dan kewajiban setiap manusia . Ini
dapat dipahami dari sebuah riwayat berikut ini. Pada suatu hari seorang laki-laki
menghadap Rasulullah saw, dan berkata:”Wahai Rasulullah , siapakah orang yang
paling berhak saya perlakukan dengan baik?” Rasulullah menjawab, “Ibumu, ayahmu,
saudara perempuanmu, saudara laki-lakimu dan hamba sahayamu merupakan hak dan
kewajibanmu serta menjadi sebuah keluarga yang harus disambung.” (HR. Abu
Dawud dari Qulaib Ibnu Manfa’ah). Hikmah yang dapat diambil apabila kita berbakti
pada kedua orang tua di dunua maka Allah akan menambah umur dan rezeki kita,
sedangkan untukm di akhiran, maka dosa-dosa kita selama di dunia akan terhapuskan.
c. Mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas fardhu kifayah.
d. Berbakti kepada orang tua adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim. Maka yang dapat
dilakukan adalah: mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas jihad di jalan
Allah; mengutamakan berbakti kepada orang tua diatas istri dan teman-temannya;
mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas haji; mengutamakan berbakti kepada
orang tua di ata mengunjungi Rasulullah saw; mengutamakan berbakti kepada orang
tua di atas anak-anak; mengutamakan berbakti kepada ibu di atas amalan-amalan
sunah; mengutamakan berbakti kepada orang tua di atas hijrah di jalan Allah. Abu
Ya’la dan Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang baik,13[13] sesungguhnya ada
seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw, lalu berkata:”Aku sangat

12

13
menginginkan untuk berjihad, tetapi aku tidak mampu?’ Nabi saw. bertanya:”Apakah
salah seorang dari kedua orang tua anda masih ada?’ Ia menjawab: “Ya, ibuku masih
ada.” Beliau bersabda:”Mohonlah kepada Allah agar dapat berbakti kepadanya. Bila
anda benar-benar melakukannya (berbakti padanya), maka anda mendapatkan pahala
seperti orang yang berhaji, umrah, dan berjihad.
e. Tidak ada ketaatan kepada orang tua untuk mendurhakai Allah, namun harus tetap
berbuat baik kepada keduanya.
f. Manusia yang paling berhak untuk ditemani adalah kedua orang tuamu.
g. Mengutamakan berbakti kepada ibu jika kepentingan ayah tidak bisa dikompromikan
dengan kepentingan ibu.
h. kamu dan hartamu adalah milik orang tuamu.
i. Saling mendoakan antara orang tua dan anak-anaknya.
j. Jangan menyebabkan orang lain mencaci kedua orang tuamu.
k. Berbanggalah dengan orang tuamu.
l. Menghajikan orang tua.
m. Melaksanakam nazar orang tua.
n. durhakan kepada orang tua termasuk dosa besar yang tercepat balasannya di dunia
dan akhirat.

Rasulullah saw. pernah memberi sepuluh wasiat kepada Muadz bin Jabal:
a. janganlah menyekutukan Allah, meskipun kamu dibunuh dengan cara dibakar.
b. Janganlah mendurhakankedua orang tua, meskipun kamu disuruh meninggalkan harta
dan keluargamu.
c. Janganlah meninggalkan shalat wajib dengan sengaja! karena, orang yang
meninggalkan shalat wajib dengan sengaja terlepas dari tanggungan Allah.
d. Janganlah minum minuman keras! karena, itu adalah pangkal segala kebejatan.
e. Ingat, hindarilah perbutan maksiat! karena maksiat itu mengundang kemurkaan Allah.
f. Ingat, hindarilah melarikan diri dari medan perang, meskipun semua harus tewas.
g. Jika manusia pada meninggal, sedang kamu ada diantara mereka, maka bertahanlah!
h. Berilah nafkah kepada keluargamu dengan usahamu!
i. Janganlah memukul mereka dengan alasan mendidik!
j. Tanamkanlah rasa takut mereka kepada Allah.
Apapun dan bagaimanapun kejadiannya, hormat dan patuh kepada kedua orang
dapat kita jalankan dengan cara mengabdi dan membuat senang orang tua, baik secara
lahiriah maupun bathinia.

2.      Hormat dan Patuh pada Guru


Pendidikan adalah juga merupakan bagian dari upaya untuk membantu manusia
memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagian hidup, baik secara
individu maupun kelompok.14[14] Sebagai proses, pendidikan memerlukan sebuah sistem
yang terprogram dan mantap, serta tujuan yang jelas agar arah yang dituju mudah dicapai.
Pendidikan adalah upaya yang disengaja. Makanya pendidikan merupakan suatu rancangan
dari proses suatu kegiatan yang memiliki landasan dasar yang kokoh, dan arah yang jelas
sebagai tujuan yang hendak dicapai.
Adapun pemikiran yang dijadikan dasar pandangan ilmu pengetahuan meliputi
prinsip-prinsip sebagai berikut:15[15]
a. Pengetahuan merupakan pengembangan dari kemampuan nalar manusia yang potensial
dasarnya bersumber dari anugerah Allah.
b. Penegtahuan dapat diperoleh manusia melalui usaha (belajar, meneliti atau eksperimen)
atau melalui penyucian diri serta pendekatan kepada Allah. Pengetahuan diperoleh dari
kesungguhan usaha tersebut.
c. Pengetahuan merupakan potensi manusia yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatjan
terbentuk menalui nalar dan penginderaan.
d. Pengetahuan manusia memilikim kadar kadar dan tingkatan yang berbeda sesuai dengan
obyek, tujuan dan metode yang digunakan.
e. Pengetahuan yang paling utama adalah pengetahuan yang berhubungan dengan Allah,
Perbuatan-Nya serta makhluk-Nya.
f. Pengetahua manusia pada hakikatnya adalah hasil penafsiran dan pengungkapan kembali,
segala bentuk permasalahan yang berkaitan dengan hukum-hukum Allah.
g. Pengetahuan yang hakiki adalah pengetahuan yang didasari oleh kaidah-kaidah dan nilai
akhlak, karena dapat mendatangkan ketentraman batin.
Hormat dan patuh pada guru, merupakan sifat terpuji yang harus ditanamkan pada
setiap anak didik. Guru adalah orang yang memberikan pelajaran, atau guru adalah seorang

14

15
pengajar serta pendidik yang mendidik dan orang yang nenberikan pelajaran terhadap sesuatu
yang baru. Oleh karena itu kita wajib hormat dan patuh kepada guru, karena guru telah
mengajarkan ilmu, mendidik, dan membekali kita dengan ketrampilan yang memadai
sehingga dapat berhasil.
Begitu berjasanya seorang guru bagi kehidupan generasi yang akan datang, karena
apabila ilmu itu hilang, maka kebodohanlah yang akan tampak. Bersumber dari Anas r.a, ia
berkata:” Sungguh aku ceritahkan kepadamu suatu hadits yang tidak diceritakan kepadanya
oleh seorangpun sesudah saya. Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:”Sesungguhnya
sebagian dari tanda-tanda kiamat adalah menyedikitkan ilmu, nampaknya kebodohan dan
perzinaan, banyaknya wanita dan sedikitnya laki-laki sehingga lima puluh wanita satu
penegak (laki-laki yang mengurus)”.16[16]
Jelaslah, bahwa peran guru sangat dibutuhkan demi berlangsungnya generasi muda
penerus bangsa yang memberikan dan membawa mereka pada tahap kemandirian dan
terhindar dari kebodohan.
Banyak hal yang harus di perhatikan bagi orang tua, pendidikan memang sangat perlu
dan penting, namun tanggung jawab mendidik anak tidak bisa hanya diberikan sepenuhnya
pada seorang guru, karena guru hanya sekian waktu saja berada pada anak didik, namun
orang tualah yang sangat banyak membantu. Hal ini tentunya perlu adanya kerjasama antara
guru dan orang tua. Wahai penanggung anak (orang tua), jika anda lemparkan tanggung
jawab pendidikan mereka ke tempat-tempat asuhan anak, saya khawatir anda akan menerima
siksa ganda. Siksa pedih sebab anda membiarkan mereka bersih itu menjadi tercemar dan
balasan setimpal akibat perlakuan anda yang keji itu. 17[17] Maka kerjasama yang abaik antara
guru dan orang tua dapat membentuk anak didik seprti yang di harapkanbaik orang tua
maupun guru itu sendiri.
Para sahabat dan salafus-shalih sangat serius dan hati-hati dlam memilihkan guru
untuk anak-anak mereka. Mereka sangat teliti dan selektif, karena guru bagi mereka adalah
cermin yang selalu akan dilihat oleh seorang anak, yang akan berpengaruh banyak pada
pribadi dan akal anak. Juga, guru merupakan sumber pertama seorang anak untuk
mendapatkan dan menimba ilmu.
Imam Al-Mawardi juga menegaskan pentingnya memilih pendidik yang baik. Ia
mengatakan,”Kemudian wajib (bagi orang tua) bersungguh-sungguh dalam memilih pendidik

16

17
atau guru untuk anak-anaknya.”18[18] Disini diharapkan sebagai orang tua dapat memilih
sekolah mana yang sesuai dengan pembentukkan akhlak yang berguna bagi anak kita. Orang
tua diharapkan agar lebih berhati-hati lagi dalam hal pendidikan.
Guru merupakan orang tua kita di sekolah. Guru banyak berjasa bagi kita. Guru
megajari kita banyak hal, kita mampu membaca, menulis, menghitung karena diajarkan oleh
guru. Karena itu, sudah seharusnya kita berperilaku hornat dan santun kepada guru.
Sebagai seorang pelajar yang baik, kita harus selalu menghormati bapak dan ibu guru.
Hormat kepada guru dilakukan dimanapun, baik di sekolah maupun di jalan. Menghormati
guru bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:19[19]
a.       Apabila berjumpa dengan guru, ucapkan salam dan ciumlah tangannya dengan
membukukkan sedikit badan.
b.      Apabila guru sedang mengajar, duduklah dengan tenang, dan dengarkan apa yang
diajarkan agar mudah memehaminya.
Guru adalah orang yang berjasa dalam hidup kita. Mereka mengajarkan kita ilmu
yang bermanfaat. Di sekolah, kita harus selalu menghormati semua perintah guru. Mematuhi
perintah guru dapat dilakukan dengan cara:20[20]
a.       Apabila kita diperintahkan oleh guru, misalnya mengambil kapur, mengantarkan buku,
menghapus papan tulis dan sebaginya, kita harus melaksanakannya.
b.      Selalu mentaati peraturan sekolah. Misalnya apabilah tidak masuk karena sakit, harus
membuat surat izin, memakai seragam sesuai waktunya, dan sampai di kelas tepat pada
waktunya.
c.       Apabila mendapat tugas atau pekerjaan rumah (PR) selalu dikerjakan dan dikumpulkan
tepat pada waktunya.
d.      Apabila mendapat tugas piket, berangkat lebih awal agar tidak mengganggu waktu
belajar.
Bapak dan ibu guru dapat dijadikan panutan dalam kehidupan kita. Mereka orang
yang membimbing kita. Oleh karena itu, kita dapat meneladani sikap baik bapak dan ibu
guru. Meneladani sikap baik guru dapat dilakukan dengan cara:21[21]

18

19

20

21
a.       Meniru kebiasaan baiknya. Misalnya, bu guru sering mengisi waktu istirahat dengan
membaca buku.
b.      Meniru tutur katanya.
c.       Melaksanakan semua nasihatnya.
Oleh karena itu, karena guru adalah sebagai suri teladan yang baik pada anak didik,
maka sebagai seorang guru harus bisa menjaga sikap hingga bisa menjadi contoh bagi anak
didiknya.

KESIMPULAN DAN SOLUSI

Hormat dan patuh pada orang tua dan guru adalah merupakan akhla yang terpuji,
himgga harus bisa diterapkan oleh peserta didik. Hormat dan patuh pada orang tua dan guru
itu meliputi:
1.    Orang tua adalah orang telah melahirkan kita, menyusui, mendidik, mencukupi semua
kebutuhan hidup kita sampai kita dewasa dan sampai menghantar kita sampai menikah.
2.    Orang tua adalah orang yang wajib kita hormati dan patuhi., baik selama mereka masih
hidup maupun setelah meninggal dunia.
3.    Harta yang kita punya adalah harta orang tua kita
4.    Mengurus orang tua itu lebih utama dari berjihad di jalan Allahm karena mengurus orang
tua termasuk jihad di jalan Allah.
5.    Mendo’akan mereka setelah meninggal dunia adalah salah satu hormat kita kepada orang
tua.
6.    Mendatangi kuburnya (ziarah kubur) adalah salah satu bakti mkita kepada orang tua.
7.    Guru adalah orang yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada kita, dari kita tidak
mengenal apapun sampai kita menemukan pengetahuan yang baru.
8.    Guru adalah cermin bagi peserta didik, oleh karena seorang pendidik harus menjadi
contoh teladan bagi anak didiknya.
9.    Menghormati dan patuh pada guru dapat dilakukan dengan cara mengucapkan salam bila
bertemu, mematuhi peraturan sekolah, mengerjakan apa yang diperintahkan kepada kita
(PR)
Solusinya adalah karena orang tua dan guru adalah sebagai orang tua kita di rumah
dan di sekolah, maka mematuhi dan menghormati kesuanya adalah merupakn suatu
kewajiban, oleh karena itu baik di rumah maupun di sekolah pendidikan akhlah adalah
menjadi pokok utama pembentukkan perilaku terpuji pada anak didik kita.

Anda mungkin juga menyukai