Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kopi merupakan minuman yang marak dan digemari oleh pemuda masa kini, tidak
heran bahwa banyak usaha warung kopi yang didirikan di Indonesia. Menjamurnya kedai-
kedai kopi ini dapat pula menjadikan sumber-sumber kemunculan ekonomi kreatif
dengan menggunakan berbagai olahan kopi-kopi kemsan. Menurut beberapa informasi
yang di dapat, Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsumsi kopi terbesar di
dunia. Telah dilansir oleh databoks.katadata.co.id bahwa Data International Coffee
Organization (ICO) mencatat konsumsi kopi Indonesia periode 2016/2017 mencapai 4,6
juta kemasan 60 kg/lb (60 kg) berada di urutan ke-6 negara dengan konsumsi kopi
terbesar di dunia di bawah Rusia.
Kopi yang berasal dari Afrika Barat ini tumbuh pada dataran yang lebih rendah dan
suhu lebih tinggi. Produksi kopi Robusta menyumbang sekitar 30% dari total produksi
kopi di dunia, dimana Vietnam adalah negara pengekspor terbesarnya. Dari statistik,
tahun 2017 dan 2018, produksi kopi Robusta di seluruh dunia mencapai sekitar 64.89 juta
(standar 60kg). Dengan hal ini menjadikan kopi sebagai salah satu produk perkebunan
yang memiliki daya ekonomis tinggi. Selanjutnya akan menunjang penghasilan para
petani kopi di indonesia.
Seperti yang dijelaskan oleh Rahardjo (2012), Kopi merupakan salah satu hasil
komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman
perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya
berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan
bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia.
Tidak hanya petani kopi yang menjadi faktor penunjang kenaikan ekonomi
Indonesia, salah satu faktornya adalah warung kopi. Di era globalisasi ini kopi bukan
hanya disajikan sekedar kopi dengan gula saja, namun pembaruan-pembaruan dengan
dasar kopi menjadi marak di dalam era ini. Pembaruan-pembaruan ini salah satunya
adalah menyajikan kopi dengan berbagai bahan dan teknologi. Diantara bahan-bahan
tersebut antara lain susu, krim, coklat, kacang ijo, jagung dan lain sebagainya serta
penyajian khas dengan berbagai teknologi dengan teknologi baru.
Salah satu warung kopi yang memiliki keunikan atau keunggulan produk yaitu
Warung May Way yang berada di Kabupaten Jember. Banyak sekali para peminat kopi
yang datang untuk menikamti kopi di warung kopi ini. Warung kopi yang tampak
sederhana ini tidak menghalangi minat konsumen untuk menikmati kopi di warung
tersebut, terutama para peminat kopi robusta. Kebanyakan yang telah menikmati kopi di
Warung Kopi May Way akan mengajak teman -temannya untuk ikut menikmati sajian dari
Warung Kopi May Way.
Selain itu letak warung kopi yang strategis juga menjadi penyebab ramainya Warung
Kopi May Way ini. Warung kopi ini terletak di daerah kampus sehingga pengunjung
warung kopi selalu ramai terutama kalangan pemuda-pemudi. Selanjutnya warung Kopi
ini menawarkan salah satu produk andalannya yakni Kopi Robusta. Kopi Robusta
merupakan produk yang paling banyak diminati oleh para konsumen. Kalangan
konsumen tidak hanya remaja, namun banyak juga konsumen dari kalangan usia
menengah ke atas.
Loyalitas konsumen Kopi Robusta di Warung Kopi May Way merupakan tujuan inti
dari upaya sebuah usaha Warung Kopi May Way. Pada umumnya konsumen yang loyal
terhadap suatu produk akn memunculkan keinginan untuk mengkonsumsi kembali.
Sedangkan konsumen yang tidak loyal akan menunjukkan perilaku untuk berpindah ke
lain produk atau dengan kata lain berubah (tidak konstan). Dari latar belakang tersebut,
maka dirasa perlu untuk melakukan penelitian tentang “ANALISIS LOYALITAS
KONSUMEN TERHADAP MINUMA KOPI ROBUSTA DI WARUNG KOPI MAY
WAY DI KABUPATEN JEMBER”.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah penelitian ini yaitu :
1. Apa saja faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap Kopi Robusta di
warung kopi May Way Kabupaten Jember?
2. Bagaimana daya beli konsumen berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
loyalitas konsumen terhadap Kopi Robusta di warung kopi May Way Kabupaten
Jember?

1.3. Tujuan penelitian


Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Menentukan faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap Kopi Robusta
di warung kopi May Way Kabupaten Jember.
2. Mengetahui daya beli konsumen berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
loyalitas konsumen terhadap Kopi Robusta di warung kopi May Way Kabupaten
Jember.

1.4. Manfaat penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu:
1. Bagi pemilik, dimana hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai dasar
dalam penetapan kebijakan terkait pembelian.
2. Bagi konsumen, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan
wawasan pengetahuan, khususnya bagi para konsumen atau penikmat kopi di warung
kopi.
3. Bagi peneliti yang akan datang, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
penelitian yang sejenis dan juga dapat mengembangkan penelitain ini menjadi
penelitian yang memberikan informasi lebih luas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Telaah Penelitian Terdahulu


Menelaah dari penelitian yang berjudul Analisis Loyalitas Konsumen Dalam
Mengkonsumsi Produk Pemutih Wajah oleh Lamidi (2007), Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh dimensi produk pemutih kulit yang terdiri dari kualitas,
citra publik, dan beriklan terhadap loyalitas pelanggan, yang diukur melalui niat
untuk membeli kembali dengan merek yang sama di masa mendatang. Dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan 100 responden
sebagai sampel penelitian yang diambil dari mahasiswa fakultas Ekonomi UNSIRI
Surakarta. Analisisnya menggunakan regresi logistik dengan variabel dependen
skala biner untuk memprediksi pengaruh dimensi produk pemutih kulit yang terdiri
dari kualitas, citra publik, dan beriklan terhadap loyalitas pelanggan. Dimana hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga dimensi yang memiliki produk
pemutih kulit. Hasil uji Exp (B) menunjukkan kontribusi yang diberikan oleh
Variabel kualitas dalam menciptakan loyalitas pelanggan lebih besar dari variabel
lain.
Selanjutnya penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Harapan Pelanggan,
Kualitas Produk, Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Flash
Unlimited Di Semarang oleh Dinar Ika Pratiwi (2010) bertujuan meneliti faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat loyalitas pelanggan internet Flash Unlimited di
kkota Semarang. Populasinya berupa pelanggan yang sudah berlangganan minimal
selama enam bulan atau yang masih berlangganan layanan internet tersebut.
Penentuan sampel pada penelitian ini bersifat tidak acak (Non probability) dengan
metode penelititan Purposive sampling. Analisis dalam penelitian ini menggunakan
Regresi Linier Berganda dengan diperoleh hasil bahwa faktor yang dominan
berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan adalah varibel kualitas produk.
Selanjutnya diikuti dengan variabel harapan pelanggan, dan yang paling kecil
berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan adalah variabel kepuasan pelanggan.
Dalam penelitian Rahmaddiansyah, et., al (2015) dengan judul pelnelitian
Analisis Loyalitas Konsumen Terhadap Minuman Kopi Robusta Di Kota Banda
Aceh. Dijelaskan bahwa salah satu minuman yang diminati terbesar di dunia adalah
kopi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap minuman kopi robusta dan hubungan
antar kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen terhadap minuman kopi robusta di
Banda Aceh. Analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik biner yang
menunjukkan bahwa rasa dan harga minuman kopi robusta merupakan faktor
penyebab utamayang mempengaruhi loyalitas konsumen. Hasil uji Chi-Square
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
kepuasan konsumen dengan loyalitas konsumen terhadap minuman kopi robusta di
Banda Aceh.
Terakhir, penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan, Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Dalam Pembelian Roti
Ceria Di Jember oleh Haris Hermawan (2015) yang menjelaskan bahwa Roti Ceria
adalah produk yang dijual di Kabupaten Jember. Pimpinan perusahaan
menggunakan
strategi bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, strategi harga,
distribusi dan strategi promosi, tetapi tidak tahu efektif tidaknya, masalah
perluasan dari penjualan membutuhkan kondisi yang mengukur tentang pengaruh
bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian, kepuasan dan loyalitas
pelanggan Roti Ceria sebagai tindak lanjutnya. Hasilnya menunjukkan bahwa
variable bauran pemasaran yang berupa produk, distribusi dan promosi berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Variable produk dan harga berpengaruh terhadap
kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap loyalitas
pelanggan.

2.2. Tinjauan Pustaka


2.2.1. Loyalitas Konsumen
Menurut Tjiptono dalam Suryati (2015) loyalitas pelanggan adalah
komitmen pelanggan terhadap suatu merk, toko, atau pemasok, berdasarkan
sikap yang sangan positif dan tercermin dalam pembelin ulang yang konsisten.
Dengan hal ini dapat dikatakan bahwa loyalitas juga berperan penting
dalam suatu perilaku konsumsi. Sikap loyal konsumen merupakan sumber
kepercayaan dan hubungan kuat ketertarikan antara konsumen dengan suatu
produk yang dibeli. Keterlibatan konsumen yang loyal dalam pembelian suatu
produk dapat dicirikan dengan aktifnya konsumen dalam pencarian informasi
eksternal maupun internal.
Dijelaskan kembali oleh Hasan dalam Suryati (2015) bahwa loyalitas
pelanggan berkembang, mengikuti empat tahapan, yaitu:
a. Tahap Pertama: Loyalitas Kognitif
Konsumen yang mempunyai loyalitas tahap pertama ini menggunakan basis
informasi yang memaksa menunjuk pada satu merk atas merk lainnya,
loyalitas hanya didasarkan pada aspek kognisis saja.
b. Tahap Kedua: Loyalitas Afektif
Loyalitas tahap kedua kedua didasarkan pada asapek afektif konsumen.
Sikap merupakan fungsi dari kognisis (pengharapan) pada periode awal
pembelian dan merupakan fungsi dari sikap sebelumnya ditambah dengan
keouasan dari periode berikutnya.
c. Tahap Ketiga: Loyalitas Konatif
Dimensi konatif (niat melakukan) yang dipengaruhi oleh perubahan-
perubahan afektif terhadap merek. Konasi menunjukkan suatu niat/
komitmen untuk melakukan sesuatu ke arah tujuan tertentu.
d. Tahap Keempat: Loyalitas Tindakan
Pada tahapan ini, untuk mengenali perilaku loyal pada tahap ini ialah
komitmen pembelian ulang yang ditunjukkan pada suatu produk dalam
kurun waktu tertentu secara teratur.
Menurut Griffin dalam Suryati (2015) terdapat empat jenis loyalitas
yang berbeda, yaitu:
a. Tanpa Loyalitas
Konsumen memiliki berbagai alasan untuk tidak mengembangkan
loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu. Secara umum, perusahaan
haru menghindari para pembali jenis ini, karena mereka tidak akan
menjadi pelanggan yang loyal, mereka hanya memberikan sedikit
kontribusi terhadap keuangan perusahaan.
b. Loyalitas yang Lemah
Ketertarikan yang lemah dogabungkan dengan pembalian berulang yang
tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia loyalty). Konsumen
ini membli karena kebiasaan dan pembeli jenis ini merasakan
ketidakpuasan yang nyata.
c. Loyalitas Tersembunyi
Tingkat preferensi yang lebih tinggi digabungkan dengan tingkat
pembelian yang rendah, menunjukkan loyalitas tersembunyi (latent
loyalty). Bila pelanggan memiliki loyalitas tersembuyni, maka yang
menentukan pembelian berulang adalah pengaruh situasi dan bukan
pengaruh sikap.
d. Loyalutas Premium
Jenis loyalitas ini adalah yang paling sering dapat ditingkatkan yang
terjadi bila ada tingkat ketertarikan yang tinggi dan tingkat pembelian
berulang yang tinggi. Ini merupakan jenis loyyalitas yang lebih disukai
untuk setiap knsumen di setiap perusahaan. Pada tingkat preferensi
paling tinggi tersebut, orang bangga karena menemukan dan
menggunakan produk tertentu dan senang membagi pengetahuan mereka
dengan rekan ataupun keluarga.

2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen


Menurut Kotler dan Keller Griffin dalam Suryati (2015) alat yang
digunakan untuk melacak dan mengkur kepuasan konsumen adalah:
a. Sistem keluhan dan saran
Sistem organisasi yang berpusat pada pelanggan mempermudah para
konsumen atau pelanggannya guna memasukkan saran dan keluhan.
b. Survai kepuasan pelanggan
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa walaupun para pelanggan
kecewa pada suatu hari dari empat pemebelian, kurang dari 5% yang akan
mengadukan keluhan. Kebanyakan pelanggan akan membeli lebih sedikit
atau berpindah pemasok. Perusahaan yang tanggap mengukur minat beli
ulang dan mengukur kesediaan merekomendasikan perusahaan dan merk
ke orang lain.
c. Ghost shopping
Perusahaan dapat membayar orang untuk beperan sebagai calon pembeli
guna melaporkan titik kuat dan lemah yang dialami sewaktu mebeli
produk perusahaan dan pesaing.pembelanjaan misterius ini dapat cara
penjualan karyawan di perusahaan itu menangani berbagai situasi penjulan
di perusahaannya dan pesaingnya dengan cara menyamar, untuk
mengetahui langsung bagaimana karyawannya berinteraksi dan
memperlakukan para pelanggannya.
d. Lost CustomerAanalysis
Perusahaan harus menghubungi para pelanggan yang berhenti atau yang
telah beralih ke perusahaan lain, guna mempelajari alasan kejadian itu.
Dan supaya dapat mengambil kebijakan atau penyempurnaan selanjutnya.
Serta yang penting juga adalah memantau tingkat kehilangan pelanggan.
Menurut Mardalis (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas adalah
kepuasan pelanggan, kualitas, citra publik, dan rintangan untuk berpindah.
Kepuasan pelanggan erat kaitannya dengan perasaan konsumen setalah
membeli ataupun mengkinsumsi suatu produk, entah berupa barang ataupun
jasa. Ketika pelanggan merasa puas maka pelanggan tersebut akan bertahan
dengan suatu produk, begitu juga sebaliknya. Menurut Kotler dan Keller
dalam Yuliati (2016) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil)
suatu produk dan harapan - harapannya.
Selain itu untuk menciptakan kesetiaan pelanggan perlu adanya tambahan
nilai produk yang ditawarkan karena jika hanya mengandalkan kepuasan konsumen
saja tidak akan menjamin pelanggan untuk kembali membeli ulang produk tersebut.
Kualitas juga harus diamati dengan baik, kualitas dapat berupa fitur, daya
tahan produk, pelayanan, estetika packaging , dan lain sebagainya.
Menurut Kotler dlam Lamidi (2007) pengertian antara identitas dengan citra
adalah berbeda. Identitas adalah berbagai cara yang diarahkan perusahaan untuk
mengidentifikasikan dirinya atau memposisikan produknya. Citra atau image adalah
persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya.

2.2.3. Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dipakai, dimiliki, atau dikonsumsikan sehingga dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan (Firmsnsyah,2019). Produk merupakan
bentuk nyata atas sesuatu yang dipasarkan. Produk tidak hanya berupa barang,
ada juga yang berbentuk jasa. Salah satu tujuan pemasaran adalah bagaiman
produk yang diciptakan bisa bermanfaat bagi khalayak.
Produk dapat dibedakan menjadi dua, yakni produk konsumsi dan
produk industri. Bedanya adalah dari tingkat pengelolahannya, prduk industri
memerlukan pengolahan lebih lanjut sebelum pada akhirnya dikonsumsi oleh
konsumen. Selanjutnya produk konsumsi merupak produk siap guna bagi
konsumen tanpa memerlukan pengolahan lebih lanjut.
Adapun produk konsumsi antara lain dalan kebutuhan sehari-hari yaitu
barang kelontong, baterai, dan sebagainya. Uumnya barang kebutuhan sehari-
hari (convenience goods) berupa barang-barang yang umum dibeli dan mudah
sekali untuk mendapatkannya. Selanjutnya ada barang belanja (shopping
goods), dimana konsumen membeli barang ini dengan memerlukan beberapa
pertimbangan berdasarkan harga mutu dan model. Barang-barang ini antara
lain pakaian, sepatu, sabun, dll. Terakhir ada barang khusus (speciality goods)
dengan barang ini konsumen berusaha untuk memiliki karena memiliki
keunikan ndan biasanya merupakan barang dengan merk yang khas. Misalnya
telebisis, kulkas, mobil dan lain sebagainya.
Selanjutnya produk indutri antara lain adalah bahan mentah yang perlu
ulahan lebih lanjut untuk mejadi bahan siap pakai seperti hutan, gandum, dan
lain sebgainya. Selain itu ada bahan baku suku cadang pabrika misalnya mesin
dan pasir. Ada perbekalan operasional yaitu kebutuhan seperti ala-alat kantor
dan lain-lain.
Menururt Kotler dalam Firmsnsyah (2019) produk dapat
diklasisfikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan Wujudnya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua
kelompok utama:
a. Barang, merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa
dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan,
dipindahkan, dan diperlakukan fisik lainnya.
b. Jasa, merupakan aktivitas, atau manfaat kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel
reparasi, dalon kecantikan, hotel dan lain sebagainya.
2. Berdasarkan aspek daya tahannya, dapat dikelmpokkna menjadi dua:
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang yang
biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.
Contohnya: sabu, pasta gigi, minuman kaleng dan lain sebgainya.
b. Barang tahan lama (durable goods), merupakan barang berwujud
yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian.
Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian, dan lain-lain.
3. Berdasarkan tujuan konsumsi, produk diklasifikasikan menjadi dua,
antara lain:
a. Barang Konsumsi (consumer’s goods)
Barang konsumsi merupakan suatu produk yang lansung dapat
dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh
manfaat dari produk tersebut.
b. Barang Industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih
memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu
manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang induteri
diperjual belikan kembali.

2.2.4. Kopi Robusta


Sebagian besar pemasok kopi dunia adalah kopi robusta dan kopi
arabika. Meskipun kuliats kopi robusta sedikit berada dibawah kopi arabika,
namun keunggulan dari kopi robusta adalah tahan terhadap penyakit karat
daun. Seperti yang dijelaskan oleh Rahardjo, 2019 “....tetapi kopi robusta
tahan terhadap penyakit karat daun. Oleh karena itu, luas areal pertanaman
kopi robusta di Indonesia lebih besar daripada luas arela pertanaman kopi
arabika sehingga produksi kopi robusta lebih banyak.”
Tanaman kopi yang dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sebagian
besar adalah Kopi Robusta. Rahardjo (2019) menerangkan bahwa
pengusahaan kopi robusta awalnya untuk mengatasi kerusakan tanaman kopi
arabika akibat serangan penyakit karat daun. Kini tanaman kopi robusta telah
berkembang pesat dan mendomiasi arela tanaman kopi di Indonesia.

2.3. Kerangka Pemikiran


Pembelian ulang taupun perpindahan pembelian terhadap merk lain.
Didasarkan pada konsep konsep loyalitas, maka konsumen yang loyal akan
cenderung mengulang pembelian dengan merk yang sama. Keloyalan ini juga
dipengaruhi oleh beberpa faktor yaitu kepuasan pelanggan, kualitas, citra publik, dan
rintangan untuk berpindah.

Faktor-Faktor
Loyalitas Konsumen 1. Kepuasan Pelanggan
2. Kualitas
3. Citra Publik
4. Rintangan Untuk Berpindah

Loyalitas
Konsumen

Niat beli ulang dengan Berpindah merk


merk yang sama
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Warung Kopi May Way di Kabupaten Jember yang
terletak di Jalan Mastrip No.73, Krajan Barat, Sumbersari, Kec. Sumbersari, Kab.
Jember. Penelitian ini dilakukan selama satu Bulan, dimulai dari Bulan Juni – Bulan
Juni.
3.2. Metode Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah konsumen Kopi Robusta yang ada di Warung
Kopi May Way Kabupaten Jember. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada faktor-
faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap minuman kopi robusta, serta
tingkat kepuasan konsumen dengan loyalitas konsumen minuman kopi robusta.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen kopi robusta di Warung Kopi May Way
di Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan metode Accidental Sampling dimana
pengumpilan datanya dilakukan secara tidak sengaja atau kebetulan. Dengan ini siapa
saja ang bertemu dengan peneliti bisa menjadi sampel apabila konsumen tersebut dirasa
cocok dan layak menjadi narasumber.
3.3. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari obyeknya. Pada penelitian ini
data primer diperoleh dari hasil survey dan pengisian kuesioner untuk mengetahui
loyalitas pelanggan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas.
2. Data Skunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, baik berupa
keterangan maupun literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sifatnya
melengkapi atau mendukung data primer.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Penentuan jumlah responden dilakukan dengan memilih hari dengan
pengunjung tertinggi selama satu pekan. Setelah diketemukan jumlah konsumen
tertinggi, selanjutnya kuisioner dibagikan pada pekan selanjutnya dengan jumlah
separuh dari jumlah konsumen tertinggi pada pekan sebelumnya. Penentuannya
menggunakan metode Simple Random Sampling, dimana teknik penarikan sampel
menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi
untuk menjadi sampel penelitian.
Selanjutnya peneliti membagikan kuisioner untuk menentukan faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Konsumen yang loyal dapat dilihat dari
perilaku membeli kembali dikemudian hari dengan produk dan merk yang sama, namun
konsumen yang loyalitasnya rendah akan berpindah ke lain merk.
3.5. Teknik Analisis Data
Definisis operasional dari faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas dihitung
menggunakan skala likert 5 poin mulai dari sangat setuju (Skor=5), setuju (skor=4),
netral (skor=3), tidak setuju (skor=2), dan sangat tidak setuju (Skor=1). Perhitungan
melalui skala likert berupa faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen.
Dalam penelitian ini loyalitas konsumen merupakan variabel yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana konsumen ingin membeli kembali merek terakhir atau
berpindah ke merek lain. Skala yang digunakan adalah skala Biner yaitu jika responden
melakukan pembelian ulang dengan merek yang sama diberi skor 1, sedangkan jika
responden berpindah ke merek lain diberi skor 0.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Untuk pengujian validitas menggunakan korelasi pearson, dimana kita melihat
probabilitas yang diperoleh, Jika α < 0,05 maka butir dinyatakan valid. Selanjutnya
pengujian reliabilitas menggunakan Analisis Alpha Cronbach, jika dari hasil uji
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6 maka instrumen dinyatakan reliabel.

2. Analisis Regresi Binary Logistic


Dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Logistik Berganda bertujuan
untuk menunjukkan pola hubungan antara variabel dependen yang bersifat biner (0
= berhenti membeli atau 1 = membeli ulang) dengan lebih dari satu variabel
independen (kualitas produk, citra (image) publik, dan periklanan). Dengan
persamaan:
L=β o + β 1 K + β2 Q+ β 3 C + β 4 R +ε
Dimana:
L = Loyalitas Konsumen
Skor 1 = responden membeli ulang dengan merk sama
Skor 0 = responden berpindah ke merek lain
K = Kepuasan pelanggan
Q = Kualitas
C = Citra Publik
R = Rintangan berpindah ke merek lain
βo = Konstanta
β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi
ε = error

3. Uji Ketepatan Model Regresi


Pengujian ketepatan model regresi ini menggunakan nilai Chi Square, dilihat pada
tingkat signifikansi 0,05 dngan keputusan :
Ho diterima, jika Sig > 0,05 artinya model regresi sesuai data
Ho ditolak, jika Sig < 0,05 artinya model regresi tidak sesuai data

4. Uji Koefisien Regresi


Uji signifikansi parsial dalam regresi ini dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi Wald yang tercantum pada output SPSS. Dengan keputusan:
Ho diterima, jika Sig > 0,05 artinya pengaruh variabel independen tehadap
variabel dependen signifikan
Ho ditolak, jika Sig < 0,05 artinya pengaruh variabel independen tehadap
variabel dependen tidak signifikan

Rahardjo, Pudji. 2012. Kopi. Jakarta: Penebar Swadaya

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/12/12/indonesia-masuk-daftar-negara-konsumsi-
kopi-terbesar-dunia
ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN KOPI ROBUSTA DI
KOTA BANDA ACEH Rahmaddiansyah*, Fajri* dan Cut Vania Utami Agrisep Vol (16)
No. 2 , 201

Analisis Pengaruh Harapan Pelanggan, Kualitas Produk, Kepuasan Pelanggan


Terhadap Loyalitas Pelanggan Internet Flash Unlimited Di Semarang. Dinar Ika
Pratiwi. SKRIPSI. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. 2010

Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan, Kepuasan Dan Loyalitas


Konsumen Dalam Pembelian Roti Ceria Di Jember . Haris Hermawan. Prodi Manajemen FE
Universitas Muhammadiyah Jember. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia Vol. 1 No. 2
Desember 2015.

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI PRODUK


PEMUTIH WAJAH (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNISRI
Surakarta). Lamidi. Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Jurnal
Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 7, No. 2, Oktober 2007 : 94 – 104

Suryati, lili. 2015. Manajemen Pemasara. Yogyakarta : CV BUDI UTAMA

Pemasaran Produk dan Merek: Planning dan Strategy.


Firmansyah, Anang. 2019.
Pasuruan: Qiara Media.
Winarno, Tjondro dan Darsono. 2019. Ekonomi Kopi Rakyat Robusta Di Jawa Timur. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai