Anda di halaman 1dari 19

STRUKTUR, FUNGSI, DAN PROSES PADA SISTEM ORGAN MANUSIA

(TUGAS 8 )

Mata Kuliah : Biologi Umum


Dosen
DR.Syamsurizal
Rijal Satria, PhD
Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Miftahur Rahma (19035092)
2. Rodiatul Kamilah (19035109)
3. Shania Ramadani (19035164)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami sebagai penyusun dapat
menyelesaikan makalah tentang Sistem Organ Manusia tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada DR. Syamsurizal dan
Rijal Satria Ph.D sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
saran, nasihat, dan petunjuk dalam penyusun makalah ini. Semoga hasil makalah ini,
dapat bermanfaat bagi Anda yang membacanya.
“Tiada Gading Yang Tak Retak”, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan dari kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 10 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………. 1
1.3. Tujuan Penulisan………………………………………………………... 1
1.4. Metode Penulisan……………………………………………………….. 1
BAB II STRUKTUR, FUNGSI, DAN PROSES pada SISTEM ORGAN MANUSIA
2.1. Sistem Pencernaan ……………………………...………………..……. 2
2.2. Sistem Pernapasan ………………………….…………………………. 5
2.3. Sistem Peredaran Darah………………………………………………… 12
BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan……………………………………………………………… 15
3.2. Saran……………………….………………………………………..… 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh kita terdiri atas berbagai macam bagian-bagian yang mempunyai fungsi
dan tugas berbeda-beda, antara lain mulut, hidung, kulit yang merupakan
bagian-bagian luar, sedangkan bagian dalam yaitu jantung, paruparu, hati, ginjal, dan
lain-lain. Semua bagian-bagian tersebut dinamakan organ. Jadi, apakah yang
dimaksud organ? Jika dilihat dari hierarkinya, organ merupakan kumpulan dari
berbagai jaringan yang bekerja sama menjalankan satu fungsi yang sama. Misalnya,
usus, merupakan organ dalam yang tersusun dari berbagai macam jaringan, antara lain
jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan saraf. Jaringan-jaringan tersebut
bekerja sama dalam rangka menjalankan fungsi usus sebagai alat penyerapan. Ada
beberapa sistem organ dalam tubuh manusia antara lain, sistem organ pencernaan,
respirasi (pernapasan), gerak, peredaran darah, dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam pembahasan
makalah ini adalah :
1. Bagaimana cara kerja sistem pencernaan pada manusia ?
2. Bagaimana cara kerja sistem pernapasan pada manusia ?
3. Bagaimana cara kerja sistem peredaran darah pada manusia ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan dalam pembahasan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui sistem pencernaan pada manusia.
2. Untuk mengetahui sistem pernapasan pada manusia.
3. Untuk mengetahui sistem peredaran darah manuisa.

1.4 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kualitatif.
Hal tersebut dikarenakan tidak mengadakan penelitian secara langsung, melainkan
hanya melalui beragam sumber di internet.

1
BAB II

STRUKTUR, FUNGSI, DAN PROSES PADA SISTEM ORGAN MANUSIA

2.1 Sistem pencernaan pada manusia


1. Pengertian Sistem Pencernaan Manusia
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar
menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang
kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan
organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan
jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan
yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana.
2. Saluran Pencernaan Manusia
Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar
dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(penguyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim zat cair yang terbentang
mulai dari mulut sampai anus.
a. Mulut
Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut
terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan
kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan
secara mekanik dan kimiawi. Beberapa organ di dalam mulut, yaitu :
b. Kerongkongan
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut
dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah
dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses
pencernaan.
c. Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga
perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan
bagian bawah (pilorus). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan
kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian
ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau sfingter yang mengatur masuk dan
keluarnya makanan ke dan dari lambung. Struktur lambung dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
d. Usus Halus
Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat
terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :
• Usus dua belas jari (duodenum)
• Usus kosong (jejenum)
• Usus penyerap (ileum)
e. Usus Besar
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir
akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri
Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan
menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan
vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa
makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan

2
air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air
merupakan fungsi penting dari usus besar. Usus besar terdiri dari bagian yang naik,
yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan
berakhir pada anus.
f. Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus,
feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap
dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot
spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi, proses
defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot
dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfingter anus dan kontraksi
kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus.

3
1. Kelenjar ludah
2. Parotis
3. Submandibularis
(bawah rahang)
4. Sublingualis (bawah
lidah)
5. Rongga mulut
6. Amandel
7. Lidah
8. Esofagus
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. duodenum
15. Saluran empedu
16. Kolon
17. Kolon transversum
18. Kolon ascenden
19. Kolon descenden
20. Ileum
21. Sekum
22. Appendiks/Umbai
cacing
23. Rektum/Poros usus
24. Anus

4
2.2 Sistem pernapasan pada manusia
Fungsi bernapas adalah memasukkan oksigen dari udara yang akan digunakan untuk
mengoksidasi makanan serta mengeluarkan sisa hasil oksidasi, yaitu karbon dioksida.
Proses bernapas disebut juga proses respirasi. Proses bernapas akan berlangsung jika
ditunjang oleh alatalat pernapasan. Untuk itu, kali ini akan dibahas mengenai
pernapasan, organ-organ pernapasan, serta beberapa gangguan yang berhubungan
dengan sistem pernapasan.

1. Organ-Organ Pernapasan
Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia. Pada proses ini terjadi
pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara tubuh dan lingkungan. Sebelum
membahas sistem pernapasan lebih jauh, akan dijelaskan dahulu beberapa organ yang
berperan dalam sistem pernapasan.

1. Hidung
Rongga hidung merupakan tempat yang paling awal
dimasuki udara pernapasan. Hidung merupakan alat
pernapasan yang terletak di luar dan tersusun atas tulang
rawan. Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung,
dan ujung rongga hidup. Sekitar 15.000 liter udara setiap
hari akan melewati hidung (Endang dan Idun, 2009: 231). Di dalam rongga hidung,
udara disaring oleh rambut-rambut kecil (silia) dan selaput lendir yang berguna untuk
menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara
pernapasan, maupun menyelidiki adanya bau. Berikut ini adalah fungsi hidung.
a. Menghangatkan udara
Hidung memiliki struktur pembuluh darah yang sangat kecil dan tipid yang berada
di sekitar hidung. Ketika udara yang terhirup dingin hidung memperbesar
pembuluh-pembuluh darah sehingga menambah luas permukaan untuk proses
penghangatan udara yang lebih besar.
b. Melembapkan udara
Hidung mensekresikan lendir, bahkan setiap harinya lendir yang diekskresikan
mencapai ±1 liter. Dengan lendir tersebut, air akan diuapkan untuk melaksanakan
proses pelembapan udara tersebut sehingga udara yang masuk ke paru-paru akan
selalu dalam keadaan lembap yaitu, ±80%
c. Membersihkan udara
Lendir juga ternyata dapat menjerat kotoran atau kuman yang berhasil lolos dari
saringan dari rambut hidung.

5
2. Laring
Laring disebut juga pangkal tenggorok atau kotak suara. Bagian sebelah atas
laring disebut faring yang memiliki panjang sekitan ± 4 cm. Struktur laring disusun
oleh kepingan tulang rawan, antara lain seperti berikut.
1. Tulang rawan epiglotis berjumlah satu dan terletak di puncak laring berbentuk
daun.
2. Tulang rawan tiroid berjumlah satu, berbentuk seperti perisai yang terletak di
sebelah anterior dari laring. Perbedaan antara pria dan wanita yakni pada pria lebih
besar dan menonjol yang membentuk jakun (Endang dan Idun, 2009: 232).
3. Tulang rawan krikoid berjumlah satu dan membatasi bagian bawah laring
berbentuk cincin.
4. Tulang rawan aritenoid berjumlah dua dan terletak di atas krikoid yang
berhubungan dengan pita suara
5. Tulang rawan kuneiformis berjumlah dua dan terletak di antara epiglotis dan
aritenoid.
6. Tulang rawan kornoculatum berjumlah dua dan terletak di atas aritenoid.
Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis)
(Purnomo, dkk, 2009: 220). Pada waktu menelan makanan, epiglotis melipat ke
bawah menutupi laing sehingga makanan tidak dapat masuk dalam laring. Sementara,
pada saat bernapas epiglotis akan membuka. Itulah sebabnya saat kita menelan
makanan tidak mungkin bersamaan dengan menghirup udara.

3. Trakea
Tulang Makanan masuk
Rawan Esofagus Trakea

Trakea (batang tenggorokan) merupakan pipa yang panjangnya ± 9 cm. batang


tenggorokan atau trakea merupakan pipa yang dindingnya terdiri atas tiga lapis. Lapis
luar terdiri atas jaringan ikat, lapis

6
tengah terdiri atas otot polos, dan cincin tulang rawan, sedangkan lapis terdalam
terdiri atas jaringan epitel bersilia. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang dihasilkan
oleh epithelium bersilia (Purnomo, dkk, 2009: 220). Silia-silia ini bergerak ke atas ke
arah laring sehingga dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang
masuk saat menghirup napas dapat dikeluarkan.

4. Bronkus
Ujung trakea bercabang menjadi dua bagian
yang disebut bronkus. Apabila pada bagian
ini kemasukan debu akibatnya terjadi
penyempitan pada saluran pernapasan
sehingga menyebabkan seseorang sukar
bernapas yang menyebabkan seseorang akan
bersin jika saluran pernapasan kemasukan benda asing yang mengganggu pernapasan
(Endang dan Idun, 2009: 233). Bronkus terdiri dari dua percabangan yaitu bronkus
kanan dan kiri. Letaknya juga berbeda bronkus kanan lebih vertical daripada kiri.
Karena struktur ini, sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing
yang menyebabkan paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit bronkhitis
(Endang dan Idun, 2009: 234). Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga
bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Pada
seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi sehingga
akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih banyak benda
asing yang menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita akan mengalami sesak
napas. Sedangkan pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat oleh
lendir.

5. Paru-paru
Paru-paru manusia berjumlah sepasang,
masing-masing dibungkus oleh selaput
pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Paru-paru kanan berukuran lebih besar
daripada kiri dan beratnya sekitar 620 gram
untuk paru-paru kanan dan 560 gram untuk
paru-paru kiri. Di dalam paru-paru terdapat

7
gelembung halus yang merupakan perluasan permukaan paru-paru disebut alveolus
dan jumlahnya ± 300 juta buah. Alveolus ini memiliki dinding yang elastik dan
banyak mengandung kapiler darah, disitulah terjadinya pertukaran udara secara proses
difusi, oksigen akan diikat sedangkan CO2 dan air akan dilepaskan. Pada seseorang
yang menderita emfisema, alveolusnya mengalami gangguan kelenturan sehingga
sulit untuk mengembang dan mengempis (Endang dan Idun, 2009: 236).

2. Proses Pernapasan pada Manusia


Udara dapat masuk dan keluar paru-paru karena adanya tekanan udara luar
dengan udara dalam paru-paru. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh terjadinya
perubahan besar kecilnya rongga udara, rongga perut dan rongga alveolus. Jalur udara
pernapasan pada manusia untuk menuju sel-sel tubuh adalah rongga
hidung-faring(ronggatekak)-laring-trakea (batang tenggorok)-bronkus-alveolus-sel-sel
tubuh (Purnomo, dkk, 2009: 222). Namun proses pernapasan manusia tidak semudah
itu terdapat mekanisme pertukaran gas O2 dan CO2. Pernapasan atau pertukaran gas
pada manusia berlangsung pada dua tahap yaitu pernapasan luar (eksternal) dan
pernapasan dalam (internal) berikut ini penjelasannya.
1. Pernapasan luar (eksternal)
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas dari udara luar atau udara bebas ke
dalam sel-sel darah pada jaringan epitel selaput alveolus (Slamet dan Sri, 2007: 198).
Dengan kata lain, pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) antara
udara dan darah. Pada pernapasan ini, oksigen dari udara bebas atau luar berdifusi ke
dalam darah kapiler paru-paru. Darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang
mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3-) dengan
persamaan reaksi sebagai berikut.
H++ HCO3- H2CO3 H2O + CO2
Reaksi ini akan dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase yang terdapat di dalam
sel-sel darah. Ketika reaksi berlangsung, hemoglobin melepaskan ion-ion hidrogen
yang telah diangkut. HHb menjadi Hb. Hb adalah singkatan dari haemoglobin, yaitu
jenis protein dalam sel darah merah. Selanjutnya, hemoglobin mengikat oksigen dan
menjadi oksihemoglobin (HbO2).
Hb + O2 HbO2

8
Pertukaran gas pada alveolus inilah yang dimaksud dengan pernapasan luar. Selama
pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2
meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi.
2. Pernapasan dalam (internal)
Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di dalam jaringan tubuh) darah masuk ke
dalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke
dalam cairan jaringan tubuh.
HbO2 Hb + O2
Oksigen dapat dengan mudah berdifusi ke cairan sel jaringan tubuh karena
oksigen yang dikandung jaringan tubuh secara terus menerus digunakan untuk
oksidasi biologis di dalam sel, sehingga kadar O2 di dalam cairan jaringan tubuh
rendah. Oksidasi biologis di dalam jaringan menyebabkan kadar CO2 di dalam
jaringan tubuh tinggi. Hal inilah yang mempermudah Hb yang telah membebaskan
oksigen untuk mengikat dan mengangkut sebagian CO2 dalam bentuk
karbominohemoglobin. Oksigen dari sel-sel darah keluar dan berdifusi menuju ke
jaringan tubuh, sebaliknya CO2 dari jaringan tubuh berdifusi ke sel-sel darah.
Pertukaran gas ini yang disebut pernapasan dalam. Lebih jelasnya dengan melihat
gambar dibawah ini.

Oksigen yang telah masuk ke dalam sel jaringan tubuh akan digunakan untuk
pernapasan seluler atau oksidasi biologis, yaitu untuk pemecahan zat makanan
(Slamet dan Sri, 2007: 200). Tidak semua CO2 yang diangkut darah melalui paru-paru

9
dibebaskan ke udara bebas. Darah yang melewati paru-paru hanya membebaskan 10%
CO2. Sisanya sebesar 90% tetap bertahan di dalam darah dalam bentuk ion-ion
bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam darah ini sebagai buffer atau penyangga karena
mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas pH darah. Apabila terjadi
gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam karbonat (H2CO3) akan
meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah yang berperan
sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gangguan fisiologis yang
disebut asidosis (Purnomo, 2009: 226).

3. Mekanisme Pernapasan pada Manusia


Berdasarkan otot yang berperan aktif pada proses pernapasan, pernapasan pada
manusia dapat dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi bila
otot-otot tulang rusuk luar
berkontraksi, akibatnya
tulang rusuk naik dan
volume rongga dada akan
lebih kecil daripada udara
luar. Karena adanya
perbedaan tekanan udara ini,
maka udara luar masuk ke
dalam rongga dada, sehingga terjadi proses inspirasi. Proses ekspirasi terjadi apabila
otot antar tulang rusuk dalam berkontraksi. Akibatnya, tulang rusuk turun dan volume
rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada akan lebih besar.
Selanjutnya, udara akan terdorong ke luar. Secara sederhana urutan prosesnya sebagai
berikut.
Proses Inspirasi

Tulang rusuk berkontraksi tulang rusuk naik volume rongga


dada membesar, berakibat tekanan udaranya kecil udara masuk

Proses Ekspirasi

Tulang rusuk mengendur tulang rusuk turun volume rongga dada


mengecil berakibat tekanan udaranya besar udara keluar

10
2. Pernapasan Perut
Pada pernapasan perut, fase inspirasi terjadi
apabila otot diafragma (sekat rongga dada)
mendatar dan volume rongga dada membesar,
sehingga tekanan udara di dalam rongga dada
lebih kecil daripada udara di luar, akibatnya udara masuk. Adapun fase ekspirasi
terjadi apabila otot-otot diafragma mengkerut (berkontraksi) dan volume rongga dada
mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih besar daripada udara di
luar. Akibatnya udara dari dalam terdorong ke luar. Secara sederhana urutan
prosesnya sebagai berikut.
Proses inspirasi
Otot-otot mengendur otot diafragma mendatar volume
rongga dada membesar tekanan udara rongga dada lebih kecil
udara masuk

Proses ekspirasi

Otot diafragma berkontraksi volume rongga dada


mengecil tekanan udara rongga dada lebih besar udara ke
luar

11
2.3 Sistem peredaran darah pada manusia
Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup dan ganda.
Peredaran darah tertutup artinya dalam peredarannya darah selalu mengalir di dalam
pembuluh darah. Peredaran darah ganda artinya dalam satu kali beredar, darah
melalui jantung sebanyak dua kali sehingga terdapat peredaran darah besar dan
peredaran darah kecil.
1. Alat Peredaran Darah
a. Jantung
Jantung berperan sebagai pemompa dalam sistem peredaran darah. Dua rongga atas
yang disebut dengan serambi (atrium) dan dua rongga bawah yang disebut bilik
(ventrikel). Jantung memiliki tiga katup yaitu katup vena semilunair yang terletak
pada pangkal aorta(arteri besar), katup valvula bikuspidalis yang terletak antara bilik
(ventrikel) kiri dan serambi (atrium) kiri, serta valvula trikuspidalis yang terletak
antara bilik (ventrikel) kanan dan serambi (atrium) kanan.
Saluran yang keluar dari jantung disebut arteri. Arteri yang berhubungan langsung
dengan jantung yaitu Arteri pulmonalis dan Aorta. Arteri pulmonalis membawa darah
kaya CO2 menuju paru-paru dan aorta adalah arteri terbesar yang mengalirkan darah
dari jantung(bilik/ventrikel kiri) menuju ke seluruh tubuh.
Saluran yang menuju ke jantung disebut vena. Pada jantung terdapat tiga buah vena
yang berhubungan langsung dengan jantung atrium yaitu vena cava superior, vena
cava inferior dan vena pulmonalis. Vena cava superior adalah vena yang membawa
darah dari organ tubuh bagian atas menuju ke jantung, vena cava inferior adalah vena
yang membawa darah dari organ tubuh bagian bawah menuju ke jantung dan vena
pulmonalis adalah vena yang membawa darah kaya oksigen dari paru-paru menuju ke
jantung.
Tekanan darah pada orang dewasa yang normal adalah 120/80 mmHg. Nilai 120
mmHg menunjukkan tekanan darah saat ventrikel berkontraksi disebut tekanan sistol.
Nilai 80 mmHg menunjukkan tekanan darah saat ventrikel relaksasi disebut tekanan
diastol.
Bilik (ventrikel) kiri mempunyai lapisan yang paling tebal karena berfungsi
mengedarkan arah dari jantung ke seluruh tubuh. Dan yang kedua ketebalannya
adalah bilik (ventrikel) kanan karena tugasnya lebih ringan yaitu memompakan darah
menuju paru-paru.

b. Pembuluh Darah
Pembuluh darah terdiri dari pembuluh darah nadi (arteri), pembuluh balik (vena),
dan kapiler.
1) Arteri, Arah alirannya meninggalkan jantung. Darah dalam arteri kaya akan
oksigen kecuali arteri paru-paru, letak pembuluh ini agak dalam dari permukaan kulit
2) Arteriole, merupakan pembuluh darah kecil yang menghubungkan kapiler dengan
arteri.
3) Kapiler, berupa saluran tipis yang memungkinkan terjadi pertukaran zat antara
darah dengan sel jaringan tubuh. Pada saat darah berada di kapiler, terjadi pertukaran
gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Oksigen dari darah berdifusi ke sel-sel
tubuh sedangkan karbon dioksida dari selsel tubuh berdifusi ke dalam darah.
4) Venule, merupakan pembuluh darah kecil yang menghubungkan kapiler dengan
vena.
5) Vena, berfungsi untuk mengalirkan darah dari kapiler menuju jantung.
Dindingnya tipis dan kurang elastis. Arah aliran darah dalam vena menuju ke jantung.

12
Darah di dalam vena kaya akan CO2 kecuali vena paru-paru. Letak pembuluh vena
dekat dengan permukaan kulit

d. Darah
Darah manusia berwarna merah karena mengandung hemoglobin. Hemoglobin
berfungsi untuk mengankut oksigen dan karbondioksida.
a. Plasma
Merupakan bagian darah yang berupa cairan. Fungsinya mengangkut sari makanan ke
seluruh tubuh. Selain itu di dalam plasma darah terdapat protein-protein yang
mempunyai fungsi khusus.
b. Sel-Sel Darah
sel-sel darah merupakan bagian darah yang berupa padatan.yang terdiri dari :
1) Eritrosit(sel darah merah), berfungsi untuk mengangkut hemoglobin yang
berperan sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida.
2) Leukosit (sel darah putih), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh dan
kekebalan, yaitu membunuh dan memakan mikroorganisme dan zat asing yang masuk
ke dalam tubuh.
3) Trombosit, berperan dalam pembekuan darah ketika terjadi luka. Trombosit
dibentuk di sumsum tulang belakang dan dapat hidup selama 8 hari.

2. Mekanisme Sistem Peredaran Darah Manusia


Sistem peredaran darah manusia dapat terbagi menjadi tiga, yakni sirkulasi sistemik,
sirkulasi pulmonal, dan sirkulasi koroner. Ketiga sirkulasi ini saling bekerja sama
untuk memastikan kelangsungan hidup manusia.
a. Sirkulasi sistemik
Sirkulasi sistemik merupakan sirlukasi darah yang mencakup seluruh tubuh.
Sirkulasi ini berlangsung ketika darah yang mengandung oksigen mengisi serambi kiri
jantung melalui vena pulmonalis, usai melakukan pelepasan karbon dioksida di
paru-paru. Kemudian, darah yang sudah berada di serambi kiri diteruskan ke bilik kiri,
untuk selanjutnya disalurkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah utama (aorta).
Darah yang dipompa melewati aorta akan terus mengalir hingga ke bagian paling tepi
di seluruh area tubuh. Setelah menyalurkan berbagai zat yang dibawanya ke sel-sel
tubuh, darah akan mengalir kembali menuju serambi kanan jantung untuk mengalami
proses pembersihan darah.
b. Sirkulasi pulmonal
Sirkulasi pulmonal (paru), ini merupakan sirkulasi darah dari jantung menuju
paru-paru, dan sebaliknya. Sirkulasi ini berlangsung saat darah yang mengandung
karbon dioksida dari sisa metabolisme tubuh kembali ke jantung melalui pembuluh
vena besar (vena cava). Lalu, memasuki serambi kanan dan diteruskan ke bilik kanan
jantung. Selanjutnya, darah yang sudah berada di bilik kanan akan dialirkan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis, untuk melakukan pertukaran gas karbon dioksida
dengan oksigen. Setelah itu, darah bersih yang kaya oksigen akan memasuki serambi
kiri jantung melalui vena pulmonalis.

13
c. Sirkulasi koroner

Sama seperti organ tubuh lain, jantung juga membutuhkan asupan oksigen dan
nutrisi supaya dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Darah yang menutrisi
jantung akan dialirkan melalui arteri koroner ke otot-otot jantung. Maka dari itu,
sumbatan pada arteri koroner bisa mengurangi aliran oksigen dan nutrisi ke otot
jantung, sehingga meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

3. Kelainan pada Peredaran Darah


Beberapa kelainan pada sistem peredaran darah adalah sebagai berikut :
a. Anemia, merupakan keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin atau sel darah
merah. Kadar hemoglobin yang rendah menyebabkan tubuh kekurangan oksigen
sehingga tubuh akan terasa lesu, kepala pusing, dan muka pucat. Perdarahan yang
berat juga dapat mengakibatkan anemia. Selain itu anemia dapat terjadi akibat
terganggunya produksi eritrosit.
b. Serangan jantung, ditandai dengan sakit pada bagian dada, gelisah, pucat, dan
kulit terasa dingin. Serangan jantungnya hebat dan tidak segera mendapat pertolongan
dapat menimbulkan gagalnya jantung memompa darah. Faktor-faktor yang
meningkatkan resiko terkena serangan jantung adalah tekanan darah tinggi, kadar
kolesterol tinggi, merokok, penyakit diabetes melitus, kegemukan, dan kurang
olahraga.
c. Varises, yaitu pelebaran pembuluh vena terutama di bagian kaki. Pada varises
yang parah, pembuluh vena tampak melebar dan berkelok-kelok. Varises disebabkan
oleh cacat/kerusakan pada katup vena sejak lahir. Varises juga sering terjadi karena
bertambahnya beban vena akibat terlalu banyak berdiri, kehamilan, dan sebagainya.
Pelebaran vena pada bagian anus disebut wasir atau ambeian.
d. Tekanan darah rendah (hipotensi), yaitu keadaan tekanan darah yang di bawah
normal. Gejala hipotensi adalah lesu, pusing, dan gangguan penglihatan, bahkan
sampai pingsan. Penyebabnya dapat karena terlalu banyak meminum obat penurun
tekanan darah, muntaber, dan pendarahan.
e. Tekanan darah tinggi (hipertensi), yaitu keadaan tekanan darah yang melebihi
tekanan normal. Penyebab hipertensi adalah nikotin pada rokok, faktor keturunan,
stress, kelebihan berat badan, kelebihan garam, kurang olahraga dan kelebihan
obat-obatan.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makhluk hidup multiseluler adalah organisme dengan kompleksitas sistem yang
tinggi. Pada organisme multiseluler, fungsi-fungsi hidupnya ditopang oleh sistem
organ. Sistem organ terdiri atas beberapa organ yang bekerja sama menjalankan suatu
proses yang menunjang kehidupan seluruh sistem-sistem organ yang lain.
Keseluruhan sistem organ tersebut, akhirnya membentuk satu individu organisme.
Makhluk hidup multiseluler misalnya manusia, memiliki berbagai macam organ
diantaranya :
1. Sistem Pencernaan
Sistem ini berfungsi mengolah dan mengubah makanan, berupa molekul
organik kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana (sari pati makanan) agar
dapat diserap tubuh. Organ yang terkait dengan fungsi sistem ini, antara lain mulut
(kelenjar ludah, gigi, dan lidah), esofagus, lambung, usus halus, dan usus besar.
2. Sistem Pernapasan
Sistem ini berfungsi menyediakan oksigen dan mengeluarkan sisa
metabolisme yang berbentuk CO2. Sistem pernapasan tersusun oleh beberapa organ,
di antaranya saluran-saluran pernapasan yang meliputi faring, laring, dan trakea serta
paru-paru yang meliputi sistem bronkus dan alveolus.
3. Sistem Peredaran Darah
Sistem ini berfungsi mengangkut dan mendistribusikan oksigen, air, dan sari makanan
berupa molekul-molekul organik seperti glukosa. Selain itu, berfungsi juga
mengangkut hasil sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh. Sistem ini terdiri
atas organ-organ, seperti jantung, arteri dan vena, pembuluh limfa, dan kelenjar limfa.

3.2 Saran
Sistem organ merupakan system pembentuk tubuh kita yang fungsinya sangat
vital. Oleh karena itu kita harus menjaga kesehatan tubuh kita dengan sebaik-baiknya
dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan
kepada kita bberupa tubuh yang sehat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah. (2009). BSE Biologi Mahkluk Hidup dan
Lingkungannya untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Depdiknas.

Purnomo, dkk. (2009). BSE Biologi Kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta: Depdiknas.

Slamet Prawirohartono dan Sri Hidayati. (2007). Sains Biologi 2 SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wenham, Martin (2001). 200 Science Investigations for Young Students Practical
Activities for Science 5-11. London : Sage Publication Company.

Wandy.2012. Pencernaan manusia. https://wandylee.wordpress.com di akses 21


November 2016 19:30.
Sasrawan, Hedi.2012.System pencernaan pada manusia materi .
http://hedisasrawan.blogspot.co.id di akses 21 November 2016 19:35.

Anda mungkin juga menyukai