Sofyan Sauri 2016
Sofyan Sauri 2016
ABSTRAK
Tanah merupakan material dasar yang sangat penting karena merupakan tempat dimana struktur akan
didirikan. Banyaknya daerah di Indonesia yang memiliki jenis tanah lempung ekspansif, hampir 20% dari
luasan tanah di Pulau Jawa dan kurang lebih 25% dari luasan tanah di Indonesia, salah satunya di
Ngasem Bojonegoro. Tanah lempung ekspansif memiliki daya dukung tanah yang rendah pada kondisi
muka air yang tinggi, sifat kembang susut (swelling) yang besar dan plastisitas yang tinggi. Kondisi
tersebut merugikan bangunan yang ada di atasnya. Dengan kerugian dari akibat kembang susut tanah
ekspansif, maka diperlukan stabilisasi untuk mengurangi kembang susut dan meningkatkan daya dukung.
Salah satunya dengan menggunakan aditif.Pada penelitian ini aditif yang digunakan adalah kapur dan
abu ampas tebu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari aditif tersebut
dapat menstabilisasi tanah lempung ekspansif dilihat dari CBR, swelling dan durabilitas dengan
perlakuan siklus basah-kering. Tanah di campur dengan 3 variasi campuran yaitu tanah dengan 4%
kapur, tanah dengan 8% abu ampas tebu, dan tanah dengan 4% kapur + 8% abu ampas tebu. Masing-
masing campuran tanah mengalami siklus basah-kering sebanyak 1 periode, 2 periode, dan 3 periode, 1
periode adalah 1 kali direndam selama 4 hari dan 1 kali diangin-anginkan selama 4 hari. Pengujian
dilakukan setelah siklus basah-kering berakhir sesuai ketentuan dan hasil yang di dapat bahwa
campuran terbaik adalah dengan kapur 4%, nilai CBR menunjukkan peningkatan yang signifikan
sebesar 1181,49% pada periode pertama, peningkatan sebesar 8.877% di periode kedua dan penurunan
yang kecil di periode ketiga serta nilai swelling-nya mengalami penurunan secara signifikan sekitar
99,237%, serta durabilitasnya paling baik dilihat dari perubahan volume tertinggi sekitar 3,05% dan
perubahan berat tertinggi sekitar 0,5%.
Kata-kata kunci: lempung ekspansif, kapur, abu ampas tebu, CBR, swelling, durabilitas
merupakan tempat dimana suatu struktur memiliki permasalahan baik dari segi
akan didirikan. Karakteristik tanah penurunan beban yang bertumpu pada tanah
ketinggian, tekstur, unsur hara dan letak Permasalahan tersebut dapat mengakibatkan
suatu daerah. Oleh karena itu daya dukung kerusakan - kerusakan pada struktur
bangunan maupun jalan, seperti turun atau karena itu para engineer berupaya untuk
naiknya suatu pondasi, permukaan jalan mengatasi permasalahan dengan
yang bergelombang dan retaknya dinding memperbaiki sifat-sifat tanah lempung
pada suatu bangunan. Permasalahan tanah ekspansif tersebut agar suatu struktur
ini tidak hanya terbatas pada terjadinya (gedung, jalan) yang dibangun diatasnya
penurunan (settlement) saja tetapi juga dapat stabil.
mencakup secara menyeluruh, seperti Berbagai cara yang digunakan untuk
adanya penyusutan dan pengembangan memperbaiki sifat-sifat tanah dan kekuatan
tanah. tanah, salah satunya adalah stabilisasi.
Banyak daerah di Indonesia, Sampai saat ini stabilisasi tanah merupakan
diantaranya di daerah barat (meliputi kajian yang menarik untuk diteliti baik
Cikampek, Cikarang, Bandung dan Serang); metodenya maupun bahan-bahan yang
daerah tengah selatan (meliputi Ngawi, dipakai untuk stabilisasi tanah tersebut.
Caruban, Solo, Sragen, Wates dan Stabilisasi ini bertujuan untuk mengurangi
Yogyakarta); dan disekitar pantai utara Jawa sifat kembang susutnya dan meningkatkan
(meliputi Semarang, Purwodadi, Kudus, daya dukung tanah yang semula rendah
Cepu, Bojonegoro dan Gresik) memiliki menjadi lebih tinggi guna menopang beban
jenis tanah lempung ekspansif. Tanah yang ada di atasnya.
lempung ekspansif merupakan tanah
Metode Penelitian
lempung yang memiliki nilai plastisitas
tinggi, daya dukung rendah, serta kembang Pengujian dilakukan dengan
susut yang drastis jika terjadi perubahan pengujian nilai CBR (California Bearing
kadar air. Perilaku tanah ekspansif sangat Ratio), uji durabilitas dan uji pengembangan
dipengaruhi oleh kadar air dan (swelling). Kadar penambahan yang
mineraloginya. Pada musim kemarau digunakan adalah 4% kapur , 8% abu ampas
volume porinya akan membesar sehinnga tebui, 4% kapur + 8% abu ampas tebu.
tanah tersebut akan mengalami penyusutan, Pengujian CBR dilakukan berdasarkan
sedangkan pada musim penghujan volume pada ASTM D-1883, sedangkan pengujian
tanah akan mengembang dan kandungan air swelling dilakukan berdasarkan pada ASTM
di dalamnya akan sulit keluar karena D-4546-90. Pengujian durabilitas
permeabilitas tanah yang rendah. Oleh menggunakan siklus basah-kering.
CBR CBR CBR
OMC
Tiap campuran tanah mengalami siklus (%) (%) (%)
Sampel
Period Period Period
basah-kering sebanyak 1 periode, 2 periode, (%)
1 2 3
dan 3 periode, 1 periode ialah 1 kali 26,8 2,51 1,84 2,15
Tanah Asli
direndam selama 4 hari dan 1 kali diangin-
anginkan selama 4 hari. Pengujian CBR
Tanah Asli
dilakukan setelah siklus basah-kering 31,2 32,127 34,979 25,977
+ 4% kapur
berakhir sesuai dengan ketentuan,
sedangkan pengujian swelling dan Tanah Asli
31,21 9,674 5,849 4,237
durabilitas dilakukan pada saat siklus basah- + 8% AAT
kering berlangsung. Tanah Asli
+ 4% kapur 23,544 34,714 29,733 24,473
Hasil dan pembahasan + 8% AAT
Uji CBR Tabel 1. Hasil Uji CBR
Hasil dari pengujian CBR, ditampilkan Dari gambar 1 dan tabel 1 dapat
pada gambar 1 dan tabel 1. kita lihat bahwa durabilitas tanah asli
sangatlah jelek, dilihat dari nilai CBR tiap
periode yang sangat kecil dan tren yang
CBR
40.000 cenderung turun. Hal yang berbeda terjadi
Tanah Asli
35.000 34.714 34.979 setelah tanah dicampur zat aditif, durabilitas
32.127
30.000 29.733
tanah mengalami peningkatan, yang dapat
25.977
Nilai CBR (%)
Tanah Asli
15 dan gambar grafik swelling dapat kita lihat
10 kapur 4% bahwa pengembangan tanah yang paling
signifikan terjadi pada periode pertama,
5 5.17 5.23 5.23 5.23 8% AAT
nilai rata-rata swelling selama empat hari
0 0
0 0.61
0.050.61
0.060.61
0.060.61
0.07 4% Kapur + perendaman pada periode pertama adalah
0 1 2 3 4 5 8% AAT
Waktu (Hari) 17,051% untuk tanah asli, 0,13% untuk
campuran tanah asli + 4% kapur, 0,61%
Gambar 2. Grafik Uji Swelling
untuk campuran tanah asli dengan 4%
kapur + 8% abu ampas tebu, dan 5,168%
Berikut ini adalah hasil uji swelling
untuk campuran tanah asli dengan 8% abu
ditampilkan pada tabel 2.
ampas tebu.
Tabel 2 Hasil Uji Swelling Pada periode kedua dan ketiga sudah
buat
basah
basah
basah
pemeraman
kering
kering
kering
4% Kapur
Pada uji durabilitas ini sampel tanah + 8% AAT
yang telah dipadatkan dengan kadar air Siklus
optimum sesuai campurannya direndam di
dalam air tanpa penambahan beban. Selama Gambar 3. Grafik Perubahan Volume
masa perendaman, perubahan tinggi sampel
tanah tersebut diukur dengan penggaris
Penambahan Berat (%)
untuk mengetahui seberapa tinggi
140
pengembangan untuk mengukur 120
Penambahan Berat (%)
Tanah Asli
penambahan volume yang terjadi, serta 100
Daftar Pustaka
Hardiyatmo, Hary Christady. 2010.
Braja, M. Das., Noor Endah, dan Indrasurya Mekanika Tanah 1. Yogyakarta:
B. Mochtar. 1995. Mekanika Tanah Gadjah Mada University Press.
(Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis)
Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hardiyatmo, Hary Christady. 2013.
Stabilisasi Tanah untuk Perkerasan
Chen, F.H., 1975, Foundation on Expansive Jalan. Yogyakarta: Gadjah Mada
Soils, Developments in Geotechnical University Press.
Engineering 12, Else-Vier Scientific
Publishing Company, New York. Herman. 2013. Pengaruh Abu Batubara
PLTU Sijantang terhadap Parameter
Coduto, D. P., 1994. “Foundation Design: Geser Tanah Lempung. Jurnal
Principles and Practices”,Prentice-Hall, Momentum Volume 14 Nomor 1.
Inc., New Jersey, USA. Teknik Sipil Fakultas Teknik dan
Perencanaan Institut Teknologi Padang.
Craig, R.F., 2004., Craig’s Soil Mechanics,
Seventh Edition., Spon Press. Holtz, R.D. and Gibbs, H.J, (1956),
Engineering Properties of Expansive
Clay Transactions, ASCE, Vol. 121:pp
641-677. Skempton, A. W. (1953), “The Colloidal
Aktivity of Clays”, Proceedings, 3rd
Neville, AM. 1998. Properties of Concrete. International Conference of Soil
Fourth Edition. Mechanics and Foundation Engineering,
London, Vol.1, 57-61. dalam Braja M.
Prasetyo, Y. E. 2014. Pengaruh Penambahan Das, 2008, Advanced soil mechanics
Abu Ampas Tebu dan Kapur Terhadap third edition, hal. 26.
Karakteristik Tanah Lempung
Ekspansif Di Bojonegoro. Skripsi, Susanti. 2006. Karakteristik Kelembaban
Program Studi Sarjana pada Jurusan Tiga Jenis Tanah. IPB.
Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya. Malang. Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-dasar ilmu
tanah (konsep dan kenyataan). Kanisius.
Rachmansyah, A. 2008. Pengaruh Yogyakarta.
Prosentase Pasir pada Kaolin yang
Dipadatkan dengan Pemadatan Standar Wafid, Muhammad. 1997. Permeabilitas
terhadap Rasio Daya Dukung California Tanah Lempung Ditinjau dari Teori
(CBR). Jurnal Rekayasa Sipil / Volume Lapisan Ganda. Jakarta: Universitas
2, No.3 – 2008 ISSN 1978 – 5658. Trisakti.