Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 3, No.

1, April 2017

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN STABILISASI TANAH


MENGGUNAKAN KAPUR TERHADAP NILAI CBR
Fitridawati Soehardi
Program Studi Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning
Jalan Yos Sudarso Km. 8 Rumbai Pekanbaru
E-mail : fitridawati@unilak.ac.id

Lusi Dwi Putri


Program Studi Teknik Sipil Universitas Lancang Kuning
Jalan Yos Sudarso Km. 8 Rumbai Pekanbaru
E-mail : lusidwiputri@unilak.ac.id

Abstrak

Tanah merupakan elemen penting dari struktur bawah sebuah kontruksi, sehingga tanah
harus mempunyai daya dukung yang baik. Namun kenyataan di lapangan banyak
ditemukan tanah yang memiliki daya dukung yang rendah, sehingga perlu untuk
melakukan stabilisasi tanah dengan kapur. Penelitian bertujuan untuk menentukan
persentase yang efektif dalam penambahan kapur dan pengaruh penambahan kapur
terhadap perubahan sifat fisis tanah dari segi nilai CBR (California Bearing Ratio)
terhadap lama waktu pemeraman. Penelitian ini dilakukan di laboratorium, dengan
melakukan pengujian sifat-sifat fisis tanah dan kuat dukung tanah (CBR) dengan variasi
penambahan kapur 0%, 5%, 10% dan 15% dengan lama pemeraman 0, 4, 7 dan 14 hari.
Pengujian sampel dilakukan dengan dua perlakuan yaitu sampel tanah diperam dulu
baru dipadatkan dan sampel di padatkan dulu baru diperam. Dari hasil penelitian
didapat nilai CBR terbesar terjadi pada variasi penambahan kapur 15 % dengan lama
waktu pemeraman 14 hari dengan benda uji tanah dipadatkan terlebih dahulu baru
dilakukan pemeraman yaitu sebesar 82,1%, hal ini disebabkan campuran tanah dengan
kapur tersebut telah memadat sebelum sempat terjadi penggumpalan, rongga antar
partikel tanah juga menjadi padat, sehingga kekuatan pun meningkat.

Kata Kunci : CBR, Stabilisasi Kapur, Waktu Pemeraman

Abstract

The soil is an essential element of a structure under construction so that the soil should
have a good carrying capacity. But the fact the field is found soil that has the low
bearing capacity, so it is necessary to conduct soil stabilisation with lime. The study
aims to determine the percentage that is effective in adding lime and the effect of adding
lime to the soil physical properties change in terms of the value of CBR (California
Bearing Ratio) to the long curing time. This research was conducted in the laboratory,
by testing the physical properties of soil and the strong support of land (CBR) with the
addition of lime variation of 0%, 5%, 10% and 15% by long curing 0, 4, 7 and 14 days.
Tests were conducted with two treatments, soil samples were cured first and then
compacted and samples were pressed first and brooded. The result is the value of CBR

1
Soehardi, F., Putri, L.D., / Pengaruh Waktu Pemeraman Stabilisasi / pp. 1 – 9

greatest on the variation of the addition of lime to 15% by long curing time 14 days with
the test specimen compacted soil first and do the ripening in the amount of 82,1%, this
is due to a mixture of soil with lime has been solidified before it had occurred clotting,
cavities between the soil particles become too dense, so the strength increases.

Keywords : CBR, Stabilisation Lime, Curing Time

A. PENDAHULUAN Penelitian diharapkan dapat


Tanah merupakan elemen penting menentukan persentase yang efektif
dari struktur bawah sebuah kontruksi, dalam penambahan kapur dan pengaruh
baik untuk kontruksi bawah bangunan penambahan kapur terhadap perubahan
dan jembatan maupun kontruksi sifat fisis tanah dari segi nilai CBR
perkerasan jalan. Sehingga tanah harus (California Bearing Ratio) terhadap
mempunyai daya dukung yang baik lama waktu pemeraman, sehingga
untuk menahan beban yang akan diharapkan dengan melakukan
dipikulnya. Namun kenyataan stabilisasi tanah-kapur tanah tersebut
dilapangan banyak ditemukan tanah dapat digunakan sebagai tanah timbun
yang memiliki daya dukung yang atau tanah dasar yang baik dan nilai
rendah, hal ini dapat dipengaruhi oleh ekonomis yang tinggi.
sifat tanah yang tidak memadai,
misalnya kompresibilitas, permeabilitas, B. TINJAUAN PUSTAKA
maupun plastisitasnya 1. Tanah Lempung
Kekuatan tanah dasar merupakan Tanah lempung dan mineral
hal yang sangat penting sehingga perlu lempung adalah tanah yang memiliki
untuk melakukan stabilisasi tanah partikel- partikel mineral tertentu yang
dengan kapur. Hal ini dikarenakan “menghasilkan sifat-sifat plastis pada
stabilisasi tanah kapur lebih cocok tanah bila dicampur dengna air”.
dengan waktu ikatan yang lebih lama, Partikel-partikel tanah berukuran yang
sehingga dapat menguntungkan bila lebih kecil dari 2 mikron (=2µ), atau
terjadi penundaan pekerjaan yang agak <5 mikron menurut sistem klasifikasi
lama setelah pencampuran dan tidak ada yang lain, disebut saja sebagai partikel
resiko berkurangnya kekuatan campuran berukuran lempung daripada disebut
oleh akibat pemadatan. lempung saja. Partikel-partikel dari
Penelitian mengenai stabilisasi mineral lempung umumnya berukuran
tanah lempung telah banyak dilakukan, koloid (<1µ) dan ukuran 2µ merupakan
antara lain penelitian Rosyidi dan batas atas (paling besar) dari ukuran
Sucriana (2000) pada tanah lempung partikel mineral lempung.
ekspansif dengan penambahan kapur Tanah lempung merupakan tanah
dan abu sekam padi dan penelitian yang berukuran mikroskopis sampai
Agung Prihanto (2001) pada tanah dengan sub mikroskopis yang berasal
lempung dengan penambahan kerak dari pelapukan unsur-unsur kimiawi
ketel. Dari penelitian di atas dijelaskan penyusun batuan. Tanah lempung
bahwa dengan penambahan zat aditif sangat keras dalam keadaan kering dan
(kapur, abu sekam padi, kerak ketel) bersifat plastis pada kadar air sedang.
akan mampu memperbaiki sifat-sifat
Pada kadar air lebih tinggi, lempung
mekanik tanah dan meningkatkan daya bersifat lengket (kohesif) dan sangat
dukung tanah lempung ekspansif. lunak (Das, 2006).

2
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 3, No. 1, April 2017

Sifat-sifat yang dimiliki tanah tersebut dikenal dengan quick lime.


lempung (Hardiyatmo HC, 1999) adalah Kapur dari hasil pembakaran ini bila
sebagai berikut: ditambah air akan mengembang dan
a. Ukuran butir halus, kurang dari 0,002 retak-retak. Banyaknya panas yang
mm keluar selama proses ini akan
b. Permeabilitas rendah menghasilkan kalsium hidroksida
c. Kenaikan air kapiler tinggi (Ca(OH)2). Proses ini disebut slaking
d. Bersifat sangat kohesif adapun hasilnya disebut slaked lime
e. Kadar kembang susut yang tinggi atau hydrated.
f. Proses konsolidasi lambat Kapur tohor atau quick lime
(CaO) yaitu hasil langsung dari
Tanah yang akan dipergunakan pembakaran batuan kapur yang
dalam pekerjaan teknik sipil memiliki berbentuk oksida-oksida dari kalsium
beberapa kriteria, diantaranya haruslah atau magnesium. Jenis kapur yang
mempunyai indeks plastisitas <17%, paling baik digunakan dalam stabilisasi
karena tanah yang mempunyai indeks tanah adalah kalsium hidroksida
plastisitas >17% dapat mempengaruhi (Ca(OH)2) dan kalsium oksida (CaO)
masalah teknis, sifat tanah ini mudah (Rohman, 2015).
menyerap air dan menyebabkan Kalsium hidroksida (slaked lime)
kembang susut yang besar. Tanah paling banyak digunakan sebagai bahan
dengan IP>17% dikategorikan sebagai stabilisasi tanah dan disarankan berupa
tanah lempung (Hardiyatmo HC, 1999). bubuk. Ini sangat penting untuk
Tanah Lempung merupakan jenis mengurangi masalah yang timbul
tanah berbutir halus yang sangat yaitu menghindari iritasi kulit bagi
dipengaruhi oleh kadar air dan pekerja konstruksi (Ariyani dan Yuni,
mempunyai sifat yang cukup rumit. 2010).
Kadar air mempengaruhi sifat kembang
susut dan kohesi pada tanah berbutir 3. Stabilisasi Tanah
halus jenis lempung. Tanah Lempung Stabilisasi tanah adalah usaha
yang mempunyai fluktuasi kembang untuk memperbaiki sifat-sifat tanah
susut yang tinggi disebut lempung
yang ada, sehingga didapakan sifat-sifat
ekspansif. Tanah lempung ekspansif tanah yang memenuhi syarat-syarat
ini sering menimbulkan kerusakan pada teknis untuk lokasi konstruksi
bangunan seperti jalan bergelombang, bangunan. Tujuan lain dari stabilisasi
retaknya dinding, dan terangkatnya tanah ini yaitu untuk memperbaiki
pondasi. kondisi tanah tersebut, kemudian
mengambil tindakan yang tepat terhadap
2. Kapur masalah-masalah yang dihadapi.
Kapur dihasilkan dari pembakaran Metode stabilisasi yang banyak
Kalsium Karbonat (CaCO3) atau batu digunakan adalah stabilisasi mekanis
kapur alam (natural limestone) dengan dan stabilisasi kimiawi. Stabilisasi
pemanasan 980oC karbon dioksidanya mekanis yaitu menambah kekuatan dan
dilepaskan sehingga tinggal kapurnya kuat dukung tanah dengan cara
saja (CaO). Kalsium oksida yang perbaikan struktur dan perbaikan sifat-
diperoleh dari proses pembakaran sifat mekanis tanah.

3
Soehardi, F., Putri, L.D., / Pengaruh Waktu Pemeraman Stabilisasi / pp. 1 – 9

Sedangkan stabilisasi kimiawi 2 (dua) macam yaitu, CBR


yaitu menambah kekuatan dan kuat Laboratorium rendaman (Soaked
dukung tanah dengan mengurangi atau Laboratory CBR) dan CBR tanpa
menghilangkan sifat-sifat teknis tanah rendaman (Unsoaked Laboratory CBR).
yang kurang menguntungkan dengan Tujuan penelitian ini adalah untuk
cara mencampur tanah dengan bahan mengetahui pengaruh sifat-sifat fisis
kimia seperti semen, kapur atau tanah lempung ini, baik yang telah
pozzolan (Harnein, 2007). distabilisasi ataupun yang belum
distabilisasi dengan menggunakan kapur
4. Pemadatan Tanah dan menentukan persentase yang efektif
Pemadatan tanah merupakan dalam penambahan kapur dan pengaruh
proses densifikasi tanah dengan waktu perendaman terhadap
mengurangi rongga udara menggunakan peningkatan nilai CBR pada tanah
peralatan mekanis. Derajat pemadatan lempung.
tanah diketahui dalam parameter
pengukuran unit berat kering. C. DATA DAN ANALISA DATA
Proctor (1993) telah mengamati 1. Data
bahwa ada hubungan yang pasti antara Data sekunder adalah data yang
kadar air dan berat volume kering tanah diperoleh dari studi literatur dengan
padat. Untuk berbagai jenis tanah mempelajari penelitian - penelitian
umumnya, terdapat satu nilai kadar air sejenis yang pernah dilakukan, teori-
optimum tertentu untuk mencapai berat teori yang berkaitan dengan stabilisasi
volume kering maksimumnya. tanah, metode-metode perbaikan tanah,
Berat volume kering setelah prosedur pengujian, teknik analisis data
pemadatan bergantung pada jenis tanah, yang dapat menunjang penelitian
kadar air, dan usaha yang diberikan oleh kemudian observasi lapangan dengan
alat penumbuknya karakteristik melakukan kunjungan langsung ke
kepadatan tanah dapat dinilai dari lapangan dilakukan untuk melihat
pengujian standar laboratorium yang kondisi tanah dan melakukan
disebut Protor. pengambilan sampel tanah yang akan
dilakukan pengujian terhadap sifat fisik
5. California Bearing Ratio (CBR) tanah dan nilai California Bearing Ratio
Laboratorium (CBR) laboratoriumnya.
Pengujian CBR adalah pengujian Data primer merupakan data
untuk memperoleh perbandingan antara utama yang diperoleh berdasarkan
beban yang dibutuhkan untuk mencapai penelitian atau pengujian di
hasil penetrasi tertentu di dalam sampel laboratorium untuk mendapatkan data
tanah pada kondisi kadar air dan berat karakteristik sifat fisik tanah asli yang
volume tertentu terhadap beban standar diambil dari lokasi jalan Teluk Lembu
yang dibutuhkan untuk mencapai Ujung - Kawasan Industri Tenayan
penetrasi standar (Bowles, 1989). (Lingkar Luar) dan Kapur padam atau
Dalam pengujian diketahui ada hydrated lime (Ca(OH)2)) dari daerah
berbagai macam jenis CBR, namun padang panjang.
untuk CBR laboratorium dibedakan atas

4
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 3, No. 1, April 2017

2. Analisis Data D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data-data sampel tanah yang 1. Sifat-sifat Tanah Asli
didapat sesuai dengan kondisi real di Sampel tanah yang diperoleh dari
lapangan diteliti di laboratorium, lokasi dilakukan pengujian di
dengan melakukan pengujian analisa laboratorium. Kemudian diperoleh hasil
saringan, berat jenis, batas konsistensi pengujian terhadap gradasi butiran
tanah (Atterber Limit), nilai kadar air mengandung 0,06% pasir, 65,55% pasir
optimum, dan kuat dukung tanah halus, 34,43% lempung. Sedangkan
(CBR). Kemudian dilanjutkan dengan dari hasil pengujian konsitensi tanah
pengujian sampel dengan penambahan didapat nilai batas cair (LL), batas
kapur 0%, 5%, 10% dan 15% dengan plastis (PL) dan indeks plastisitas (PI).
lama pemeraman 0, 4, 7 dan 14 hari. Kemudian hasil dari pengujian ini
Pengujian sampel dilakukan dengan 2 disesuaikan dengan tabel klasifikasi
(dua) perlakuan yaitu sampel tanah tanah AASTHO sesuai dengan tabel 1.
diperam dulu baru dipadatkan dan Dari tabel 1, untuk tanah asli pada
sampel di padatkan dulu baru diperam. penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan hasil tersebut dapat tanah tersebut termasuk dalam
diketahui pengaruh variasi klasifikasi tanah A-7-6 yaitu tanah
penambahan kapur terhadap lama berlempung.
pemeraman.

Tabel 1. Kriteria Tanah untuk AASTHO


No Kriteria Keterangan
1 Persentase lolos saringan No. 200 > 35 % Tanah Berbutir Halus
2 Analisa Saringan:
a. Lolos Saringan No.4 100
b. Lolos Saringan No.10 100
c. Lolos Saringan No.200 34,49
3 Nilai Atterberg Limit:
a. Batas Cair (LL) 66,80
b. Batas Plastis (PL) di 32,84
c. Indeks Plastis (PI) 33,96
4 PI < (LL-30) 33,96< 36,80
5 PI > (LL-30)
6 Klasifikasi Tanah A-7-6

2. Pengaruh Kadar Air Optimum kadar air optimum dan berai isi kering
dan Berat Isi Kering Terhadap dapat dilihat pada tabel 2.
Penambahan Kapur Grafik hubungan penambahan
Hasil penelitian uji proctor persentase kapur, terhadap perilaku
standar tentang hubungan penambahan kadar air optimum dan berat isi kering
persentase kapur terhadap perilaku dapat dilihat pada gambar 1.

5
Soehardi, F., Putri, L.D., / Pengaruh Waktu Pemeraman Stabilisasi / pp. 1 – 9

Dari gambar 1 dapat dilihat terflokulasi (acak) sehingga terbentuk


bahwa berat isi kering cendrung banyak rongga, akan mengakibatkan
mengalami penurunan seiring dengan angka pori meningkat. Peningkatan
pertambahan kapur pada tanah asli. Hal nilai angka pori pada tanah akan
ini disebabkan karena dengan mengakibatkan terjadinya penurunan
menambahankan kapur pada tanah asli kepadatan tanah yang ditandai dengan
menyebabkan struktur tanah menjadi turunnya berat isi kering.

Tabel 2. Hasil Pengujian Nilai Kadar air Optimum dan Berat Isi Kering
Terhadap Variasi Penambahan Kapur
Variasi
Kadar Air Optimum (%) Berat Isi Kering (gr/cc)
Persentase Kapur
Kapur 0 % 8,36 12,41 15,83 19,85 1,474 1,592 1,719 1,661
Kapur 5 % 8,46 12,79 16,77 21,06 1,233 1,531 1,687 1,557
Kapur 10 % 9,99 13,87 17,42 21,52 1,215 1,519 1,601 1,511
Kapur 15% 10,02 13,72 17,92 21,86 1,118 1,369 1,526 1,419

Gambar 1. Grafik Hasil Pengujian Nilai Kadar air Optimum dan Berat Isi Kering
terhadap Variasi Penambahan Kapur

3. Hasil Pengujian California (komponen pozzolanik seperti silica


Bearing Ratio (CBR) Terhadap hydrous), untuk membentuk ikatan antar
Variasi Penambahan Kapur air dan gel yang tidak dapat larut dari
Hasil pengujian California kalsium silikat, yang mengikat partikel-
partikel tanah.
Bearing Ratio (CBR) yang dilakukan
pada tanah asli dan tanah yang sudah Fungsi perantara ikatan
dicampur kapur dengan persentase 5%, mempunyai kesamaan dengan kapur
10% dan 15% tanpa dilakukan portland (semen). Namun pada kapur
pemeraman) dapat terlihat pada gambar portland mempunyai perbedaan yaitu,
2. gel kalsium silikat terbentuk dari
Dari gambar 2 terlihat bahwa hidrasi dan anhydours kalsium silikat,
nilai CBR rata-rata pada tanah lunak sedang pada kapur, gel terbentuk hanya
cendrung mengalami kenaikan seiring sesudah adanya reaksi dan terpecahrnya
dengan penambahan kapur. Hal ini silica dari mineral lempung dari tanah.
disebabkan kapur bereaksi dengan Penambahan komposisi kapur yang
mineral lempung dalam tanah, atau semakin besar pada tanah tidak akan
dengan butiran halus yang lain berarti menaikan kekuatan tanah.

6
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 3, No. 1, April 2017

Gambar 2. Grafik Hasil Pengujian California Bearing Ratio (CBR)

Dari gambar 2 terlihat bahwa nilai 4. Pengaruh Pemeraman Sampel


CBR rata-rata pada tanah lunak terhadap nilai CBR
cenderung mengalami kenaikan seiring Pengujian benda uji dilakukan
dengan penambahan kapur. Hal ini dengan dua perlakuan yaitu benda uji
disebabkan kapur bereaksi dengan tanah diperam dulu baru dipadatkan dan
mineral lempung dalam tanah, atau benda uji di padatkan dulu baru
dengan butiran halus yang lain diperam. Sehingga diperoleh tren
(komponen pozzolanik seperti silica pengaruhnya. Hasil pengujian
hydrous), untuk membentuk ikatan antar California Bearing Ratio (CBR) yang
air dan gel yang tidak dapat larut dari dilakukan pada tanah asli dengan
kalsium silikat, yang mengikat partikel- variasi penambahan kapur 5%, 10%
partikel tanah. dan 15% pada variasi lama pemeraman
Fungsi perantara ikatan sampel 0 hari, 4 hari, 7 hari, dan 14
mempunyai kesamaan dengan kapur hari. Namun 4 hari sebelum dilakukan
portland (semen). Namun pada kapur pengujian California Bearing Ratio
portland mempunyai perbedaan yaitu, (CBR) dilakukan perendaman sampel
gel kalsium silikat terbentuk dari hidrasi agar didapat kondisi jenuh air dapat
dan anhydours kalsium silikat, sedang dilihat pada tabel 3.
pada kapur, gel terbentuk hanya sesudah Grafik hubungan penambahan
adanya reaksi dan terpecahrnya silica persentase kapur, terhadap CBR dengan
dari mineral lempung dari tanah. lama waktu pemeraman dan dua
Penambahan komposisi kapur yang perlakuan yaitu benda uji tanah diperam
semakin besar pada tanah tidak akan dulu baru dipadatkan dan benda uji di
berarti menaikan kekuatan tanah. padatkan dulu baru diperam dapat
dilihat pada Gambar 3.

7
Soehardi, F., Putri, L.D., / Pengaruh Waktu Pemeraman Stabilisasi / pp. 1 – 9

Tabel 2. Hasil Pengujian Nilai Kadar air Optimum dan Berat Isi Kering
Terhadap Variasi Penambahan Kapur
Lama Waktu Variasi Penambahan Kapur
Sampel CBR
Pemeraman 5 10 15
CBR tanah asli 0 32,39 38,02 43,88
CBR diperam 4 hari baru dipadatkan 4 45,06 54,92 56,62
CBR diperam 7 hari baru dipadatkan 7 57,74 60,55 62,28
CBR diperam 14 hari baru dipadatkan 14 74,64 77,45 79,27
CBR dipadatkan baru diperam 4 hari 4 52,10 56,33 60,87
CBR dipadatkan baru diperam 7 hari 7 59,15 61,96 66,53
CBR dipadatkan baru diperam 14 hari 14 76,04 78,86 82,10

Gambar 3. Grafik Hubungan CBR terhadap CBR dengan Lama Waktu Pemeraman
dan Dua Perlakuan Benda Uji

Dari gambar 3 dapat dilihat nilai kapur tersebut telah memadat sebelum
CBR benda uji yang dipadatkan terlebih sempat terjadi penggumpalan, rongga
dahulu baru kemudian diperam didalam antar partikel tanah juga menjadi padat,
mold selalu lebih tinggi dari pada nilai sehingga kekuatan pun meningkat.
CBR benda uji yang diperam terlebih
dahulu didalam plastik baru dipadatkan. E. KESIMPULAN
Nilai CBR terbesar terjadi pada variasi Nilai CBR benda uji yang
penambahan kapur 15% dengan lama dipadatkan terlebih dahulu baru
waktu pemeraman 14 hari dan benda kemudian diperam di dalam mold selalu
uji tanah dipadatkan baru dilakukan lebih tinggi dari pada nilai CBR benda
pemeraman yaitu sebesar 82,1%. Hal uji yang diperam terlebih dahulu di
ini diakibatkan terjadinya dalam plastik baru dipadatkan. Nilai
penggumpalan pada butiran tanah dan CBR terbesar terjadi pada variasi
saat dilakukan pemadatan butiran tanah penambahan kapur 15% dengan lama
menjadi lebih besar dan tanah waktu pemeraman 14 hari dan benda
cenderung non kohesif. Sebaliknya jika uji tanah dipadatkan baru dilakukan
benda uji dipadatkan terlebih dahulu pemeraman yaitu sebesar 82,1%.
baru kemudian dilakukan pemeraman
di dalam mold, campuran tanah dengan

8
Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 3, No. 1, April 2017

DAFTAR PUSTAKA
Ariyani N., Yuni, A., 2010, Pengaruh Rokman A., Artiani G.P., 2015,
Penambahan Kapur pada Tanah Perbaikan Sifat Fisik Tanah
Lempung Ekspansif dari Dusun Bekas Timbunan Sampag
Bodrorejo Kalten, Jurnal Jurusan Dengan Menggunakan Bahan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Stabilisasi Kapur, Jurnal
UKRIM. Semnastek, FT UNJ, Jakarta.
Bowles J.E., 1984, Sifat-sifat Fisis Syahrial., 2010, Stabilisasi Tanah
Tanah dan Geoteknik Tanah Lempung Menggunakan Kapur,
Edisi Kedua, Erlangga, Tesis, Program Magister Teknik
Yogyakarta. Sipil Universitas Islam Riau,
Das B.M., 1993, Mekanika Tanah Pekanbaru.
(Prinsip-prinsip Rekayasa Trissiyana., 2015, Pengaruh Waktu
Geoteknis) Edisi Ketiga, Pemeraman dengan
Erlangga, Jakarta. Penambahan Kapur Sebagai
Hardiyatmo H.C., 2014, Mekanika Bahan Additive Pada Tanah
Tanah I Edisi Keenam, Gajah Lempung Ekspansif Terhadap
Mada University Press, Nilai CBR Tanah, Jurnal Juristek
Yogyakarta. Volume 4 Nomor 1 Juli 2015 :
Hardiyatmo H.C., 1992, Mekanika 70-78.
Tanah II Edisi Kelima, Gajah Ukirman, 2013, Pengaruh
Mada University Press, Penambahan Kapur dan Semen
Yogyakarta. terhadap Nilai CBR Tanah
Harnaeni S.R., 2007, Tinjauan CBR lempung Merah, Jurnal Wahana
Lempung yang distabilisasi TEKNIK SIPIL Volume 18
dengan Kapur Pada Pemadatan Nomor 1 Juni 2013 : 163-269.
Sisi Basah, Jurnal Dinamika Widhiarto H., Andriawan A.H.,
TEKNIK SIPIL Volume 7 Nomor Matulessy A., 2015, Stabilisasi
2 Juli 2007 : 163-269. Tanah Lempung Ekspansif
Prihanto A., 2001, Tinjauan dengan Menggunakan
Penggunaan Baggase Ash Campuran Abu-Sekam dan
Sebagai Aditif Untuk Kapur, Jurnal Pengabdian LPPM
Memperbaiki Sifat-Sifat Tanah, UNTAG.
Tugas Akhir S1, FTS UKRIM,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai