Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan keberhasilan


sebuah proses adalah evaluasi. Melalui evaluasi orang akan mengetahui sampai sejauh mana
penyampaian pembelajaran atau tujuan pendidikan atau sebuah program dapat dicapai dengan
tujuan yang diinginkan. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan
dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Melalui evaluasi, kita akan mengetahui
perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat hubungan social, sikap dan
kepribadian siswa serta keberhasilan sebuah program.

Menurut PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,”Evaluasi pendidikan adalah


kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai
komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan”. Permendiknas 41/2007 tentang Standar
Proses menyatakan, “Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas
pembelajran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran ,
pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran”.

Pengawas sekolah adalah Pembina kepala sekolah /madrasah dan guru. Dalam hal
membina kepala sekolah/ madrasah, Pengawas Sekolah/ Madrasah mempunyai kewajiban
menilai kinerja Kepala Sekolah/Madrasah binaanya. Sedangkan terkait penilaian kinerja guru,
Pengawas Sekolah/Madrasah berkewajiban membimbing Kepala Sekolah/ Madrasah binaanya
dalam melaksanakan penilaian kinerja guru di sekolahnya. Sehingga melaksanakan evaluasi atau
penilaian terhadaphasil belajar, kinerja guru, dan kepala sekolah.

Kegiatan evalusi berlangsung setelah pelaksanaan supervise. Jika pemantauan


merupakangambaran kondisi awal, supervise adalah memperbaiki atau meningkatkan, dan
evaluasi adalah menentukan kualitas. Artinya evaluasi adalah untuk melihat apakah perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran telah memenuhi standar kualitas atau belum.
Dengan demikian, tujuan evaluasi berada pada tataran untuk melihat hasil supervise. Sementara
itu, manfaat dari diadakan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas, kekuatan, dan kelemahan
pelaksanaan dan hasil pendidikan. Selanjutnya masukan tersebutpada gilirannya dipergunakan
sebagai bahan dasar tindak lanjut untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Evaluasi Terhadap Hasil Belajar Mengacu Standar Penilaian Pendidikan


Evaluasi hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan berdasarkan Standar Penilaian Pendidikan yang berlaku scara nasional
(Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007) tentang Standar Penilaian Pendidikan. Dalam
Standar Penilaian Pendidikan dinyatakan bahwa penilaian hasil belajar olen pendidik
dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar
peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiaatan pembelajaran. Sementara tuga
Pengawas Sekolah adalah Pembina guru. Oleh karena itu Pengawas Sekolah perlu
memahami dengan baik isi dan makna dari kegiatan penilaian hasil belajar oleh pendidik
(guru) dan penerapannya dalam kegiatan pembelajaran sehari – hari.

Perinsip Penilaian
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur;
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai;
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat,status soaial ekonomi, dan gender;
4. Terpadu,berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteriapenilaian dan dasar pengembalian keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik Penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik;
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah –langkah baku;
8. Beracuan kriteria, berarti Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan;
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.

2. Fungsi dan Jenis Penilaian


a. Fungsi Penilaian
Penilaian memiliki fungsisebagai berikut :
1) Menggambarkan pengusaan peserta didik dalam pencapaian kompetensi.
2) Membantu peserta didikmemahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah
berikutnya, menyelesaikan masalah, baik untuk perencanaan program pembelajaran,
pengembangan kepribadian, maupun untuk penjuruan ( sebagai bimbingan).
3) Mementukan kesulitan belajar, kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta
didik, dan menjadi alat diagnostikikumremedialatau pengayaan.
4) Menentukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung
guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
5) Mengendalikan kemajuan perkembangan peserta didik.
6) Memotivasi peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

b. Jenis Penilaian
Jenis – jenis Penilaian telah diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas
RI Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, jenis penilain meliputi:
Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Kenaikan Kelas, Ujian Sekolah dan
Ujian Nasional.

2. Teknik Penilain

Berbagai teknik penilain dapat dilakukukan untuk mengumpulkan informasi


kemajuan belajar peserta didik, baik yangnberhubungan dengan proses belajar maupun hasil
belajar, sesuai dengan kompetensi yang harusdikuasai. Penilaian kompetensi dilakukan
melalui pengukuran indicator – indicator pada setiap kompetensi dasar. Dalam penilaian
hasil belajar oleh pendidik dapat digunakan berbagai teknikpenilaian di antarannya adalah:
tes ( tes tertulis, tes lisan, tes kinerja/ tes praktik), observasi dan penugasan baik perorangan
maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah atau proyek, produk dan portofolio,
penilaian efektif.

a. Penilaian melalui Tes Tertulis


Penilaian secara tertulis dilakukan dengan menggunakan tes tertulis. Tes tertulis
merupakan tes di mana soal dan jawaban yang tulisan. Dalam menjaab soal, peserta
didiktidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk
yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainnya. Bentuk dari
tes tulis yaitu tes objektif dan uraian.
Dalam menyusun instrument penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal – hal
berikut :
1) Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diujikan;
2) Materi, misalnnya kesesuaian soal dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indicator pencapaian kompetensi;
3) Kontruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas;
4) Bahasa, misalnya rumusan soal tidk menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan
penafsiran ganda dan sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.

b. Penilaian melalui Tes Lisan


Penilaian lisan dilaksanakan melalui komunikasi tatap muka antara peserta didik
dengan pendidik/ penguji. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan dan spontan. Tes
jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman penskoran.

c. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan


peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti;
praktik di laboratorium, pramtik sholat, praktik OR, presentasi, diskusi, bermain peran,
memainkan alat music, diskusi, benyanyi,membaca puisi/deklamasi dan lain –lain. Cara
penilaian ini dianggap lebih otentik daripada ter tertulis karena apa yang dinilai lebih
mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

Penilaian kinerja perlu mempertimbangkan hal- hal berikut :

1) Langkah – langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan
kinerja dari suatu kompetensi.
2) Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
3) Kemampuan – kemampuan khusus yang diperlakukan untuk menyelesaikan tugas.
4) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.
d. Penilaian melalui Penugasan

Penugasan adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan
menuntut di luar kegiatan pembelajran di kelas, yaitu dalam bentuk kegiatan terstruktur.
Penugasan dapat diberikan dalam bentu individual atau kelompok. Penugasan ada yang
berupa pekerjaan rumah, proyek, produk dan portofolio.

1) Pekerjaan Rumah

Pekerjaan rumah adalah tugas yang harus diselesaikan peserta didik diluar kegiatan
kelas, misalnya menyelesaikan soal – soal dan melakukan latihan.

2) Penilaian Proyek
Proyek adalah suatu tugas yang melibatkan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu dan umummya menggunakan
data lapangan. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan pengaplikasian, kemampuan menyelediki dan kemampuan menginformasikan
peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

e. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap persiapan, proses pembuatan dan kualitas
suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produk – produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya (patung, lukisan,
gambar), barang – barang terbuat dari kayu, keramik, plastic, dan logam.

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan
penilaian:
1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan dan mendesain produk.
2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat dan teknik.
3) Tahap penilaian produk ( appraisal), meliputi; penilaian produk yang dihasilkan peserta
didik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan

Penilaian produk biasannya menggunakan cara holistik atau analitik.


1) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek – aspek produk, biasannya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
2) Cara holistic, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasannya dilakukan pada
tahap appraisal.

f. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
hasil karya peserta didik yang berupa kumpulan tugas, karya , prestasi akademik/non
akademik, yang dikerjakan/dihasilkan peserta didik. Contoh karangan, puisi, surat,lukisan,
laporan penelitian, laporan kerja kelompok, sertifikat atau tanda tangan penghargaan yang
pernah diterima oleh peserta didik. Kumpulan ini menggambarkan minat, perkembangan,
prestasi, adan kreativitas peserta didik pada satu peroide tertentu.

Langkah – langkah penilaian Portofolio:

1) Jelaskan kepada peserta didik maksud penugasan portofolio .


2) Jelaskan sampel – sampel portofolio yang dapat digunakan
3) Peserta didik diharuskan mengumpulkan mengarsipkan portofolio
4) Cantumkan tanggal pembuatan pada setiap evidensi (bukti-bukti hasil belajar)
5) Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio
6) Lakukan perbaikan terhadap portofolio yang belum sesuai dengan kriteria
3. prosedur dan mekanisme penilaian

a. prosedur penilaian
penilaian hasil belajar oleh pendidikan dilakukan secara berkesinambungan,
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran, penilaian ini di laksanakan
dalam bentuk penugasan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas.
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh
dan berkesenambungan. Dengan penilaian ini, diharapkan pendidik dapat (a)
mengetahaui kompetensi yang dicapai peserta didik, (b) meningkatkan motivasi
belajar peserta didik , (c) mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi yang
telah di tentukan , (d) memperbaiki strategi pembelajaran dan , (e) meningkatkan
akuntabilitas sekolah
b. mekanis penilaian
system penilaian meliputi kegiatan perancangan dan pelaksanaan penilaian,
analisis dan tindak lanjut hasil penilaian, serta pelaporan penilaian
mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik digambarkan pada bagan berikut :
4. pelaporan hasil penilaian
Kegiatan pelaporan hasil peilaian diawali dengan melakukan intepretasi hasil
penilaian ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
akhir semester, selanjutnya menyusun laporan hasil penilaian. laporan hasil penilaian
dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas public. Kompomnen-komponen yang perlu di
perhatikan dalam menyusun hasil penilaian meliputi : bentuk laporan, isi laporan,
administrasi dan pelaporan, leger, buku laporan, transkip, paspor keterampilan, ijazah,
dan sertifikat kompetensi.
B. Evaluasi kinerja Guru
Evaluasi atau penilaian kinerja guru (PK Guru) di laksanakan untuk mewujudkan
guru yang professional, karena harkat dan martabat suatu profesi di tentukan oleh
kualitas layanan profesi yang bermutu. Terwujudnya kegiatan guru yang tepat di
dalam kelas dan membantuk guru untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya, akan memberi kontrbusi secara langsung pada peningkatan hasil
belajar yang di lakukan guru. Jika semua dapat di laksanakan dengan baik dan
obiyektif maka cita-cita pemerintah untuk menghasilkan insan yang cerdas
kompresif dan berdaya saing tinggi” lebih cepat direalisasikan.
PK guru dilaksanakan oleh kepala sekolah, pengawas sekolah adalah Pembina
kepala sekolah dan guru. Oleh karena itu pengawas sekolah perlu memahami tata
cara melaksanakan PK guru agar dapat membimbing PK guru dengan baik dan
mampu memotifasi guru agar terus meningkatkan kinerjanya secara terarah.
1. Fungsi
Secara umum, PK guru memiliki dua fungsi utama sebagai berikut:
a. Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi
dan keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbing
atau pelaksana tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/
madrasah yang dilakukannya pada tahun berikut :
2. Prinsip
Prinsip- prinsip utama dalam pelaksanaan PK guru adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan ketentuan
b. Berdasarkan kinerja
c. Berlandaskan dokumen PK Guru
d. Di Laksanakan secara konsisten
3. Aspek yang di nilai dalam PK guru
a. Penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan prose pembelajaran
bagi guru mata pelajaran atau guru klelas, meliputi kegiatan perencanaan
pembelajara, mengevaluasi dan menganalisis hasil penilaian dan
melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian dalam menerapkan 4 domain
kompetensi yaitu pedagogic, kepribadian, social dan professional
b. Penilaian kinerja dalam melaksanakan prose bimbingan bagi guru
bimbingan konseling (BK) konselor meliputi kegiatan merencanakan dan
melaksanakan bimbingan, mengevaluasi dan menilai hasil bimbingan ,
menganalisis hasil evaluasi bimbinggan dan melaksanakan tindak lanjut
hasil bimbingan
c. Kinerja yang terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah. Pelaksanaan tugas tambahan ini di kelompokan
menjadi 2, yaitu tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap
muka dan tidak mengurangi jam mengajar tata muka. Tugas tambahan
yang mengurangi jam mengajar tatap muka meliputi : (1) menjadi kepala
sekolah / madrasah pertahun, (2) menjadi wakil kepala sekolah/madrasah
pertahun, (3) menjadi ketua program keahlian/ program studi yang
sejenisnya, (4) menjadi kepala perpustakaan atau (5) menjadi kepala
labolatorium, bengkel, unit produk atau yang sejenisnya. Tugas tambahan
yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka dikelompokan menjadi 2
juga, yaitu : tugas tambahan minimal satu tahun (menjadi wali kelas, guru
pembimbing program induksi dan sejenisnya) dan tugas tambahan kurang
dari satu tahun (menjadi pengawas penilaian dan evaluasi pembelajaran,
penyusunan kurikulum, dan sejenisnya).
d. Penilaian kinerja guru dalam melaksanakan tugas tambahan yang
mengurangi jam mengajar tatap muka dinilai dengan menggunakan
instrument khusus yang dirancang berdasarkan kompetensi yang di
syaratkan untuk melaksanakan tugas tambahan tersebut.
4. Perangkat pelaksanaan PK guru
a. Pedoman PK Guru
Pedoman PK guru mengatur tentang tata cara penilaian dan norma-norma
yang harus di taati oleh penilai, guru yang dinilai, serta unsur lain yang
terlibat dalam proses penilaian
b. Instrumen PK Guru
Instrument penilaian kinerja yang relevan dengan tugas guru, terdiri dari:
1. Pelaksanaan pembelajaran untuk guru kelas kelas/ mata pelajaran
2. Pelaksanaan bimbingan untuk guru bimbingan dan konseling/konselor
3. Pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan dengan fungsi
sekolah/madrasah.
Instrument penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran atau bimbingan
terdiri dari :
1) Pelaksanaan Pembelajaran untuk guru kelas/mata pelajaran
2) Pelaksanaan Pembimbingan untuk guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor
3) Pelaksanaan Tugas Tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah

Instrument penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran atau pembimbingan terdiri dari :

1) Lembar pernyataan kompetensi, indicator, dan cara menilai


2) Format laporan dan evaluasi per kompetensi
3) Format rekapitulasi hasil PK Guru
4) Format perhitungan angka kredit
c. Laporan Kendali Kinerja Guru
a. Hasil PK Guru untuk masing – masing individu ( guru pembelajaran, guru bimbingan dan
konseling/konselor, maupun guru yang diberi tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah) kemudian direkap dalam format laporan kendali kinerja guru. Dengan
demikian, kinerja guru akan dapat dipantau dan dapat diarahkan dalam upaya
peningkatan kinerja guru yang bersangkutan agar mampu memberikan layanan
pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik.
C. Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah
Evaluasi kinerja sekolah/madrasah ( PK KS/M ) Merupakan serangkaian proses penilaian
untuk menentukan derajat mutu kinerja terhadap targetkegiatan kepala sekolah/madrasah dalam
melaksanakan tugas. Penilaian kinerja kepala kepala sekolah /madrasah bertujuan untuk :

1. Memproleh informasi kinerja kepala sekolah/madrasah sebagai dasar perhitungan


perolehan angka kredit untuk pengulasan kenaikan pangkat dan jabatannya;
2. Memproleh informasi kinerja kepala sekolah/madrasah sebagai dasar pengembangan diri
kepala sekolah/madrasah dalam melaksanakan tugasnya;
3. Mendapatkan data kinerja kepala sekolah/madrasah secara kolektif dalam siklus tahunan
sehingga dapat diperoleh gambaran umum kinerja kepala sekolah/madrasah pada tingkat
kabupaten kota/provinsi sebagai dasar untuk menentukan mutu kinerja kepala sekolah/madrasah
secara nasional;
4. Menghimpun data kinerja sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan program
pembinaan kompetensi mewujudkan kepala sekolah/madrasah yang professional dalam rangka
meningkatkan penjaminan mutu pendidikan nasonal.
PK KS/M dilaksanakan oleh pengawas sekolah. Oleh karena itu Pengawas Sekolah perlu
memahami tata cara melaksanakan PK KS/M agar dapat melaksanakan PK KS/M dengan baik.
1. Prinsip Penilaian Kinerja
Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2007 tentang Standarn Penilaian, evaluasi kinerja kepala sekolah/madrasah dilakukan
bersadarkan prinsip – perisip berikut :
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kinerja yang di ukur.
b. Objektif,berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi sub dan genjektivitas penilai.
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan kepala sekolah/madrasah
karena perbedaan latar belakang agama, suku,budaya,adat istiadat, status social ekonami, dan
gender.
d. Terpadu, berarti penilaian kepala sekolah/madrasah merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan kepala sekolah/ madrasah.
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan
dasar pengembalian keputusan dapat diketahui oleh pihak – pihaak yang berkepentingan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah
dilakukan secara menyeluruh, meliputi seluruh aspek yang dapat dan seharusnya dinilai, dan
dilakukan terus – menerus secara periodik.
g. Sistematis,berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dngan mengikuti
langkah – langkah baku.
h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
kepala sekolah/madrasah yang telah ditetapkan.
i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.

2. Prosedur Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah


a. Langkah – langkah Penilaian
Penilaian kinerja ini menggunakan Pendekatan 360. Dalam hal ini kepala
sekolah/madrasahdinilai oleh pengawas dengan menggali informasi dari pihak – pihak yang
sehari – hari dapat mengetahui perilaku dan kinerja kepala sekolah/madrasah yang bersangkutan
dalam menjalankan tugas dan fungsinnya. Para pihak itu meliputi bawahan ( guru dan tenaga
kependidikan), mitra kerja (komite sekolah/madrasah), dan atasan (pengawas
sekolah/madrasah).
Semua proses kegiatan penilaian disusun dalam alur atau tahapan kegiatan sebagai
berikut:(1) persiapan,(2)pelaksanaan,( penentuan nilai akhir).
(1) Persiapan
a) Pemberitahuan secara tertulis oleh Pengawas kepada Kepala Sekolah/madrasah yang
akan dimulai;
b) Kepala Sekolah/madrasah yang dinilai membuat laporan kinerja secara tertulisyang
dilengkapi dengan bukti – bukti yang dibutuhkan untuk penilaian kinerja kepada tim
penilai.
c) Tim penilai mempelajari laporan kinerja dan mengamati kelengkapan dan keabsahan
bukti – bukti yang disertakan.

(2) Penilaian kinerja kepala


a) Sekolah/madrasah dihadiri kepala sekolah/madrasah yang dinilai dan semua tim
penilai.
b) Penilaian dilaksanakan di sekolah/madrasah tempat kepala sekolah/madrasah yang
dinilai bertugas.
c) Penilaian diawali dengan pemaparan laporan kinerja oleh kepala sekolah/madrasah
yang dinilai. Pemaparan difokuskan pada komponen – komponen penilaian dan bukti
– bukti yang relevan.
d) Tim penilai dapat melakukan konfirmasi dan meminta penjelasan atas laporan kinerja
tertulis maupun lisan yang disampaikan oleh kepala sekolah/madrasah yang dinilai.
e) Tim penilai melakukan pengamatan dan pencatatan bukti – bukti lain yang ada di
lingkungan sekolah/madrasahatau meminta informasi dari orang – orang yang relevan
yang ada di lingkungan sekolah/madrasah seperti guru, karyawan sekolah/madrasah
atau peserta didik.
f) Tim penilai melakukan penilaian terhadap setiap komponen kinerja dan hasil
pengamatan kelengkapan dan keabsahan bukti – bukti yang dikumpulkan ileh kepala
sekolah/madrasah yang dinilai.
g) Tim penilai menetapkan nilai kinerja dengan cara merekap semua nilai komponen
kedalam format penilaian yang ditetapkan dan menuangkannya dalam instrument
penilaian.

(3) Penentuan Nilai Akhir


Pada prinsipnya, hasil penilain merupakan kewenangan professional dari tim penilai.
Prinsip transparansi, tim penilai hasil penilaian perlu mengonfirmasi hasil penilaian
kepala sekolah/madrasah yang dinilai dengan langkah – langkah sebagai berikut:
(a) Tim Penilai menyampaikan hasil penilaian kepada kepala seolah/madrasah yang
bersangkutan disertai berita acara dan bukti – bukti yang terekam dalam proses
penilaian.
(b) Kepala sekolah/madrasah yang dinilai mempelajari berita acara penilaian berikut
semua bukti – bukti yang disampaikan oleh tim penilai.
(c) Apabila diperlukan, kepala sekolah/madrasah dapat meminta penjelasan hasil
penilaian kepada Pengawas atau memberikan penjelasan atau bukti tambahan.
(d) Apabila hasil penilaian disetujui oleh kepala sekolah/madrasah, maka yang
bersangkutan membuat pernyataan persetujuan dengan menandatangani instrument
penilaian.
(e) Apabila kepala sekolah tidak menyetujui hasil penelitian, dapat mengajukan
keberatan disertai alas an dan bukti – bukti yang kuat.
(f) Tim penilai membahas kebertan yang diajukan oleh kepala sekolah/madrasah
mengkaji secara mendalam alas an dan bukti – bukti.
(g) Tim penilai dapat mengubah hasil penilaian apabila dipandang bahwa alas an dan
bukti – bukti yang menyertai keberatan tersebut dapat diterima.
(h) Apabila tidak tercapai kesepakatan antar penilai dan kepala sekolah/madrasah yang
dinilai terhadap hasil penilaian, hasil penilaian akhir ditetapkan berdasarkan hasil
penilaian tim penilai disertai catatan ketidaksetujuan kepala sekolah/ madrasah yang
bersangkutan.

b. Tahap Pemberian Nilai


1) Penilaian
Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada setiap kriteria berdasarkan
kelengkapan dan keabsahan bukti yang relevan dan terindentifikasi.
a) Bukti – bukti dapat berupa data, dokumen, kondisi lingkungan fisik
sekolah/madrasah, perilaku dan budaya dan lain – lain yang dapat diindentifikasi
oleh penilai melalui pengkajian, pengamatan, dan penggalian informasi dari pihak
–pihak yang terkait di sekolah/madrasah seprti guru, pegawai, komite
sekolah/madrasah, dan peserta didik.
b) Penilai mencatat semua bukti yang terindentifikasi pada tempat yang disediakan
pada setiap kriteria penilaian. Bukti – bukti yang dimaksud dapat berupa:
(1) Bukti yang teramati ( tangible evidence) seperti: dokumen – dokumen tertulis
kondisi sarana/prasarana (hardware dan/atau software) dan lingkungan
sekolah/madrasah.foto,gambar,slide,video,produk – produk peserta didik.
(2) Bukti yang tidak teramati ( intangible evidences) seperti sikap dan perilaku kepala
sekolah/madrasah. budaya dan iklim sekolah/madarasah.

Bukti – bukti ini dapat diperoleh melalui pengamatan, wawancara dengan


pemangku kepentingan pendidikan (guru, komite, peserta didik, mitra dunia usaha dan
dunia industry). Pemberian skor harus didasarkan kepada catatan hasil pengamatan dan
pemantauan serta bukti- bukti berupa dokumen lain yang dikumpulkan selama proses
penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah. Pemberian nilai untuk setiap kompetensi
dilakukan dengan tahapan angka 4,3,2 dan 1 dengan ketentuan sebagai baerikut:
1) Skor 4 diberikan apabila kepala sekolah/madrasah mampu menunjukkan bukti – bukti
yang lengkap dan sangat menyakinkan bahwa kepala sekolah/madrasah yang
bersangkutan berkinerja sesuai dengan setiap kriteria komponen yang dinilai.
2) Skor 3 diberikan apabila kepala sekolah/madrasah mampu menunjukkan bukti – bukti
yang lengkap dan cakup meyakinkan yang bahwa kepala sekolah/madrasah yang
bersangkutan berkinerja sesuai dengan setiap kriteria komponen yang dinilai.
3) Skor 2 diberikan apabila kepala sekolah/madrasah menunjukkan bukti – bukti yang
kurang lengkap dan cukup menyakinkan bahwa yang bersangkutan berkinerja sesuai
dengan setiap kriteria komponen yang dinilai.
4) Skor 1 diberikan apabila ditentukan bukti yang sangat terbatas dan kurang menyakinkan
atai tidak ditemukan bukti bahwa kepala sekolah/madrasah yang bersangkutan berkinerja
sesuai dengan setiap kriteria komponen yang dinilai.

2) Instrument Penilaian
Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilakukan dengan menggunakan Instrumen
Penilaian Kinerja Kepala Sekolah ( IPKKS ) sebagaimana Instrumen ini terdiri atas enam aspek
penilaian dengan menggunakan skala penilaian 1 sampai dengan 4 dengan rentang skor antara 6
sampai dengan 24.
Untuk menyesuaikan skala penilaian dengan Permenpan nomor 16 tahun 2009
diperlakukan konversi skor dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
NKKS = Nilai Kinerja Kepala Sekolah

NIPKKS = Skor Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

3) Kategori Hasil Penilaian


Sesuai dengan Permenpan Nomor 16 Tahun 2009, konversi hasil penilaian denagn
IPKKS di konversikan kedalam Kategori Hasil Penilaian yang dinyatakan dalam rentang nilai 1
sampai 100 dan dibedakan menjadi lima kategori penilaian yaitu’ Amat
Baik’,Baik’,Cukup’,Sedang’, dan kurang’. Dengan ketentuan sebagai berikut:

Table Konversi Nilai


4) Nilai Perolehan Kinerja

Nilai perolehan kinerja (NPK) adalah persentase angka kredit unsur


pembelajaran/bimbingan yang diperoleh yang dihitung berdasarkan kategori hasil penilaian
berdasarkan IPKKS. Setiap kategori akan berimplikasi angka kredit yang diperoleh. Ketentuan
NPK untuk setiap kategori hasil penilaian adalah sebagai berikut:

Table Bobot Nilai Perolehan Kinerja

5) Pelaporan
Setelah nilai penilaian kinerja kepala sekolah/mdrasah diperoleh, penilai wajib melaporkan
hasil penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah kepada pihak yang berwenang untuk
menijaklanjuti hasil penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah tersebut.hasil penilaian kinerja
kepala sekolah/madrasah dilaporkan kepada Kepala Dinas sebagai masukan untuk
merencanakan kegiatan promosi, periodisasi, dan PKB tahunan. Laporan juga diberikan
kepada tim penilai tingkat kabupaten/kota, sesuai dengan kewenangannya.

BAB III
KESIMPULAN
Melakukan evaluasi hasil supervise yaitu melakukan evaluasi atau penilaian terhadap
hasil belajar,kinerja guru, dan kepala sekolah. Tujuan evaluasi berada pada tataran untuk melihat
hasil supervisi. Sementara itu, manfaat dari diadakan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas,
kekuatan dan kelemhan pelaksanaandan hasil pendidikan. Selanjutnya masukan tersebut pada
gilirannya dipergunakan sebagai bahan dasar tindak lanjut untuk memperbaiki kualitas
pendidikan
Evalusi hasil belajar peserta didik peda jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksnakan berdasarkan Standar Penilain Pendidikan yang berlaku secara nasional.
Evaluasi atau penilaian kinerja guru (PK GURU) dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam
rangka mewujudkan guru yang professional, karena harkat dan martabat suatu profesi
ditentukan oleh kualitas layanan profesi yang bermutu. Sementara evaluasi kinerja kepala
sekolah/madrasah (PK KS/M) merupakan serangkaian proses peilaian untuk menentukan derajat
mutu kinerja terhadap target kegiatan kepala sekolah/madrasah dalam melaksanakan tugas.

DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. 2012. Bahan Ajar Diklat Supervisi Pengawas Sekolah. Jakarta : PSDMP dan
PMP.

Kemendiknas. 2017. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta:
Kemendiknas.

Pemerintah Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19


Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai